tag:blogger.com,1999:blog-64974840445152895832024-03-05T19:34:42.993-08:00Biologi MANZAPODunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-27049583040437252032011-10-15T21:10:00.000-07:002011-10-15T21:11:21.901-07:00Berkenalan Dengan BiologiBERKENALAN DENGAN BIOLOGI<br /><br />Banyak diantara orang yang berpendapat bahwa belajar bologi membosankan karena merupakan pelajaran hafalan. Pendapat itu tentu saja keliru. Buku ini mencoba mengajak kamu dengan bimbingan gurumu untuk memahami bahwa Biologi adalah Ilmu pengetahuan alam yang perlu dipelajari dan diperlakukan sebagaimana mestinya. Lebih dari itu kita perlu menyadari juga kedudukan Biologi sebagai ilmu yang diperlukan bagi profesionalisme di Indonesia yag sifatnya agraris ini.<br /><br />A. Pengertian Biologi dan Metode Belajar Biologi<br />Biologi atau Ilmu Hayat merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari makhluk hidup. Sebagai ilmu pengetahuan alam, biologi lahir dan berkembang melalui pengamatan dan eksperimen.<br />Di SMP kita sudah belajar biologi selama tiga tahun. Sesuai dengan sifat biologi sebagai ilmu pengetahuan alam, sudah barang tentu cara kita mempelajari dengan melalui pengamatan dan melaksanakan eksperimen. Pernahkah kamu melakukan pengamatan berbagai makhluk hidup ataupun kehidupannya ? apabila pernah, buatlah daftar makhluk hidup apa saja yang pernah kamu amati dan tentang apanya yang kamu amati. Gurumu akan memeriksa pekerjaan ini.<br />Biologi sebagai ilmu pengetahuan alam telah lama lahir dan terus berkembang. Perkembangan ini dapat dilihat dari banyaknya obyek yang diamati serta semakin banyaknya hal yang perlu dieksperimenkan. Dari hasil pengamatan yang teliti dan pelaksanaan eksperimen yang semakin mwndalam, telah diperoleh puluhan bahkan ratusan penemuan tentang biologi. Akhirnya seorang ilmuwan tidak sanggup lagi mempelajari secara mendalam seluruh biologi sebagai satu obyek studi untuk dikuasai.<br />Seseorang hanya sanggup mendalami salah satu cabang biologi. Misalnya, seseorang hanya dapat mendalami bentuk luar (morfologi) makhluk hidup, ahli lain hanya mendalami alat – alat dalam (anatomi) makhluk hidup dengan cara membedah, sedang yang lain lebih menyenangi mendalami fungsi alat – alat tubuh (fisiologi atau ilmu faal). Bahkan sekarang, cabang – cabang biologi semakin terspesialisasi kearah yang amat khas seperti studi khusus tentang burung (ornitologi), tentang jasad renik (Mikrobiologi) dan masih banyak lagi. Cobalah kamu tuliskan cabang – cabang biologi selain yang disebutkan diatas.<br />Akhir – akhir ini para ahli telah menggabungkan biologi dengan teknologi, lahirlah bioteknologi, yaitu penggunaan proses biologi untuk penyediaan bahan – bahan dan jasa bagi manusia. Bahan – bahan di sini termasuk bahan kimia, makanan, bahan bakar dan obat – obatan, sedang jasa termasuk diantaranya pengolahan limbah dan pengendalian polusi.<br />Sebagaimana telah disebutkan dimuka bahwa untuk mempelajari biologi perlu melakukan pengamatan dan eksperimen. Observasi (pengamatan) merupakan kegiatan yang menggunakan alat indera untuk memperoleh kesan dari lingkungan disekitar kita. Jadi, pengamatan tidak hanya menggunakan mata.<br />Kalau mengamati hanya dengan mata, namanya melihat dan kesan yang diperoleh adalah : warna, wujud, bentuk, ukuran, mungkin jarak dan kecepatan suatu obyek yang dilihat. Mungkin kita perlu tahu berat benda, suhu, bau, rasanya, kasar – halusnya., bunyi atau suaranya dan sifat lainnya. Kesan – kesan tersebut tidak dapat kita peroleh hanya dengan mata saja. Kita perlu menggunakan alat indera lainnya. <br />Alat indera kita amat terbatas kemampuannya. Kita tidak dapat melihat jasad renik atau melihat benda yang amat jauh jaraknya dengan mata bugil.untuk dapat melihat jasad renik kita menggunakan mikroskop (micro = kecil, scopein = melihat) dan untuk dapat melihat benda yang amat jauh letaknya kita menggunakan teleskop (tele = jauh). Jadi kita memerlukan alat – alat untuk membantu kemampuan pengamatan kita.<br />Disamping kemampuan alat indera kita yang terbatas, kita juga memahami bahwa manusia bersifat subyektif (menurut pandangan atauy perasaan sendiri) dalam mengamati sesuatu. Contoh, seseorang merasa suatu minuman terlalu panas, sedangkan oleh temannya terasa cukup dingin. Oleh sebab itu, untuk dapat menyatakan sesuatu secara obyektif seperti misalnya berat beban digunkan neraca, sedangkan untuk dapat mengukur suhu benda secara obyektif digunakan termo meter.<br /><br />B. Pemecahan Masalah Melalui Metode IPA<br />Eksperimen merupakn kegiatan melalui tata cara tertentu yang biasa dilakukan oleh ilmuwan, untuk menemukan jawaban suatu masalah. Hampir tidak ada dua orang ilmuawan yang menempuhpola cara yang persis sama dalam memecahkan suatu masalah. Namun pasti ada beberapa persamaan yang menjadi indicator (petunjuk) dalam melaksanakan cara atau metode yang ditempuh. Metode yang ditempuh itu adalah metode IPA.<br />Beberapa persamaan yang menjadi indicator dalam metode IPA adalah sebagai Berikut :<br />1. Menyadari Adanya Suatu Masalah <br />Bersama guru, kalian akan berlatih menjadi seorang ilmuwan yang akan melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah yang timbul dari hasil pengamatan. Masalah itu dirumuskan kemudian dicari informasi lebih banyak (mengumpulkan fakta) yang bersangkut paut dengan masalah yang dihadapi.<br />Informasi yang tidak ada sangkut paut dengan masalahnya dikesampingkan, mulailah disusun jawaban sementara atau hipotesis.<br />2. Menguji Hipotesis<br />Untuk menguji apakah hipotesis benar, ilmuwan melakukan eksperimen.<br />a. Perencanaan<br />Sebelum melakukan eksperimen ilmuwan membuat perencanaan dan menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan itu didaftar agar tidak ada yang terlewat, dan tersedia sewaktu diperlukan.<br />b. Pelaksanaan Eksperimen<br />Pelaku eksperimen menyiapkan kondisi yang sama terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tindakan demikian disebut mengontrol variabel. <br />Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan, sedang kelompok kontrol tidak. Contoh perlakuan misalnya pemberian pupuk, pemberian cahaya dan lain sebagainya. Perlakuan yang ditentukan oleh pelaku eksperimen, disebut variable bebas sedang gejala yang timbul atau mengikuti perubahan sebagai akibat perlakuan disebut variable tak bebas.<br />c. Observasi dalam Eksperimen<br />Pelaku eksperimen tersebut mengamati dengan teliti perubahan atau gejala apa yang terjadi dalam percobaan. Pengamatannya terpusat pada gejala yang muntgkin timbul oleh perkecualian perlakuan. <br />Pelaku eksperimen meneliti lebih lanjut dengan meneruskan observasi dan mengumpulkan data lebih banyak.<br />d. Menjawab Masalah <br />Masalah atau pertanyaan yang hendak dijawab melalui eksperimen tersebut diatas dicari dan ditemukan dari analisis data yang diperoleh dalam eksperimen kemudian didiskusikan. Dalam diskusi tersebut dicari hubungan antara perlakuan dalam eksperimen dengan gejala atau hasilnya ; dengan kata lain dicari hubungan antara variable bebabas dan tak bebasnya. Untuk meyakinkan bahwa jawaban itu benar,ilmuwan perlu menguji sekali lagi jawaban itu melalui eksperimen.<br />e. Menguji Jawaban<br />Untuk menguji jawaban meyakinkan dan kebenarannya, perlu pengujian sekali lagi melalui percobaan di laboratorium. Pengujian ini dilakukan dengan kondisi dan perlakuan yang sama seperti semula, terutama dalam hal penentuan variable – variabelnya.<br />Sampai di sini kamu telah dapat memahami arti biologi sebagai IPA dan bagaimana seyogyanya belajar biologi. Biologi bukan sekedar pelajaran hafalan. Dalam bab – bab berikutnya, kamu akan diajak belajar biologi sesuai dengan sifat biologi sebagai ilmu pengetahuan alam.<br /><br />C. Peranan Biologi<br />Kita telah membahas biologi sebagai disiplin ilmu. Dengan belajar biologi, diharapkan kalian dapat memanfaatkan pengetahuan biologi untuk kehidupan sehari – hari. Dengan belajar biologi sebagai IPA, diharapkan kamu dapat memiliki keterampian IPA dan bersikap ilmiah.<br />Seseorang yang memiliki dan mengamalkan pengetahuan biologi akan bersikap dan bertindak berbeda terhadap berbagai persoalan hidup dan kehidupan disbandingkan orang yang tidak memiliki pengetahuan biologi. Inilah peranan pertama dan utama biologi dalam kehidupan, yaitu membentuk manusia yang sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungannya. Ia menyadari kedudukannya sebagai salah satu makhluk di tengah – tengah makhluk lain.<br />Biologi telah menolong manusia di dunia ini dari berbagai malapetaka seperti wabah penyakit dan kelaparan. Dengan biologi para ilmuwan mengetahui bagaimana penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya dan memberantasnya. Pengetahuan biologi telah membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuhnya, menginsyafkan manusia pada pentingnya olah raga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Berbagai obat – obatan anti biotic serta obat anti infeksi, yang telah menyelamatkan jutaan manusia dari kematian ditemukan., juga melalui pengetahuan biologi.<br />Indonesia berdikari dalam mencukupi kebutuhan beras berkat pengetahuan biologi, baik dalam menemukan bibit unggil maupun cara menanam dan memeliharanya. <br />Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam Indonesia dan merupakan anugrah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta yang tak ternilai harganya. Fauna dan flora dapat memberi kepada manusia ketentraman perasaan dan pikiran. Biologi memberi manusia pengetahuan tentang menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan.<br />Dengan pengetahuan biologi, manusia dapat melestarikan penyediaan kebutuhan hidup yang pokok seperti karbihidrat, protein, lemak dan vitamin baik yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Tentu tak dapat diabaikan peranan biologi dalam penyediaan sandang dan papan.<br />Akhirnya kita juga dapat menyatakan peranan biologi sebagai pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu yang lain seperti ilmu pertanian, peternakan, kedokteran, perikanan, kehutanan, kependudukan dan lingkungan hidup (KLH), dan lain sebagainya. Siapa saja yangin menguasai dan mendalami ilmu – ilmu ini harus belajar biologi.<br /><br />D. Kedudukan Biologi dengan Ilmu – Ilmu Lain.<br />Dalam perkembangan lebih lanjut, ternyata biologi tidak berdiri sendiri. Biologi berkembang pesat dengan ditemukannya berbagai alat yang bekerja berdasarkan prinsip fisika, seperti mikroskop, alat – alat listrik, thermometer, alat elektronika, tabung sinar X, calorimeter, dan lain – lain.<br />Prinsip fisika banyak membantu menjelaskan gejala – gejala biologi. Gejala – gejala yang bersifat fisis seperti osmosis, disfusi, adsorbsi, absorbsi, imbibisi, kapilaritas, juga dapat terjadi dalam organisme hidup. Untuk dapat memahami peristiwa-peristiwa ini secara baik diperlukan pengertian fisika khusus, yaitu fisika hayat.<br />Peristiwa pencernaan dengan berbagai enzimnya, dapat dipahami melalui ilmu kimia. Bahan – bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak adalah bahan kimia hayati. Produksi dan fungsi hormone dapat dipahami secara mendalam bila kita memahami ilmu kimia. Peristiwa fotosintesis yang mendasar penyediaan makanan bagi semua makhluk hidup adalah peristiwa kimia.<br />Dengan bantuan fisika dan ilmu kimia, biologi makin berkembang kea rah tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyikap initi persoalan tentang sifat – sifat menurun (hereditas) dan lahirlah ilmu keturunan atau genetika.<br />Di tengah – tengah ilmu – ilmu alam yang lain, biologi dapat merupakan motivator bagi berkembangnya cabang IPA yangf lain, sementara itu biologi sendiri dapat melaju dengan memanfaatkan cabang IPA lainnya. Seperti telah dibicarakan dalam peranan biologi, biologi berkedudukan amat penting kaena merupakan ilmu yang mendasari berbagai ilmu terapan yang lain.<br />Indonesia yang terletak di daerah topis yang kaya akan flora dan fauna, memerlukan ahli – ahli biologi yang dapat mengelola kekayaan ala mini secara lestari. <br />Secara tidak langsung, biologi juga mempunyai kedudukan yang yang penting dalam ilmu sosial - ekonomi, geografi dan bahkan ilmu pertahanan<br /><br /> <br />BIOLOGI SEBAGAI ILMU<br /><br />Akal budi yang dimiliki manusia telah membuat manusia telah memiliki berbagai kelebihan dibandingkan makhluk lain di dunia ini. Dengan akal budinya, manusia dapat belajar dan menemukan serta mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan. Manusia telah berhasil mengangkat peradabannya dari zaman batu ke zaman modern seperti sekarang karena ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkannya.<br />Pada zaman purba manusia mungkin hanya mampu membuat dan menggunakan alat dari batu. Namun, sekarang manusia sudah dapat membuat berbagai peralatan canggih. Dahulu, untuk berkomunikasi jarak jauh, manusia menggunakan kentongan atau bunyi – bunyian lainnya. Bahkan, orang – orang Indian zaman dahulu berkomunikasi jarah jauh menggunakan asap. Namun, dengan ditemukannya telepon, sekarang manusia sudah dapat berkomunikasi jarak jauh dengan cepat dan tepat.<br />Berbagai disiplin ilmu pengetahuan telah berkembang dan memberi sumbangan terhadap perbaikan kualitas hidup manusia. Salah satunya adalah biologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Melalui biologi, manusia belajar mengenali dan memahami dirinya sendiri maupun makhluk hidup yang lain.<br /><br />A. Ciri – Ciri Ilmu <br />Ilmu merupakan umpulan pengetahuan yang sistematis atau teratur mengenai suatu pokok persoalan. Ilmu lahir dari serangkaian aktivitasakal budi manusia yang berupa sekelompok pengetahuan yang tersesun secara sistematis. Suatu pengetahuan disebut ilmu apabila memenuhi syarat – syarat atau ciri – ciri tertentu. Sifat dan cirri suatu ilmu pengetahuan adalah memiliki obyek kajian, metode, bersifat sistematis, universal, obyektif, analitis dan verifikatif.<br /><br />1. Ilmu Pengetahuan Memiliki Obyek Kajian <br />Setiap ilmu biasanya membatasi diri pada segi atau permasalahan tertentu. Matematika memiliki bidang kajian berupa angka – angka, fisika memiliki obyek kajian berupa benda mati, sedangkan biologi memiliki obyek kajian yang berupa makhluk hidup. Makhluk hidup yang dikaji dalam biologi adalah semua mkhluk hidup yang ada atau pernah ada di dunia ini, sedangkan makhluk hidup fiktif, seperti kuda terbang atau naga, tidak termasuk kajian bilogi.<br /><br />2. Ilmu Pengetahuan Memiliki Metode <br />Pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilakukan secara asal – asalan, tetapi menggunakan cara atau metode tertentu. Dalam mempelajari obyeknya, biologi menggunakan metode ilmiah untuk untuk menemukan kebenaran. Metode ini telah baku dan dapat dilakukan oleh siapa pun. Pengetahuan yang dihasilkan dari metod yang baku ini diakui kebenarannya secara ilmiah.<br /><br />3. Ilmu Pengetahuan Bersfat Sistematis<br />Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang sisematis. Sistematis berarti berbagai keterangan maupun data yang menyusun sebuah pengetahuan harus memiliki ketergantungan dan teratur. Dalam pengetahuan tidak boleh terjadi adanya dua hala yang saling bertolak belakang. Sebagai contoh, dalam biologi, pengetahuan tentang sel akan mendukung pengetahuan tentang jaringan, organ, system organ dan individu. Begitu pula sebaliknya, tidak pernah bertolak belakang.<br /><br />4. Ilmu Pengetahuan Bersifat Universal<br />Kenbenaran yang disampaikan dideskripsikan oleh ilmu harus berlaku secara umum. Dalam biologi, hukum – hukum atau kaidah yang ada juga berlaku universal. Misalnya saja, kaidah tentang reproduksi. Reproduksi secara seksual selalu didahului oleh adanya pertemuan antara sperma dan sel telur. Hal tersebut berlaku untuk semua jenis makhluk hidup.<br /><br />5. Ilmu Pengetahuan Bersifat Obyektif<br />Sebuah ilmu harus dinyatakan secara jujur, yaitu menggambarkan keadaan apa adanya, atau mengandung pernyataan data yang sebenarnya sehingga sebuah ilmu harus bebas dari prasangka, kesukaan, atau kepentingan pribadi. Kalau sebuah ilmu tidak bersifat obyektif, ilmu tersebut tidak dapat berkembang apalagi dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.<br /><br />6. Ilmu Pengetahuan bersifat Analitis<br />Kajian dari sebuah ilmu akan terbagi – bagi ke dalam beberapa bagian yang lebih rinci untuk memahamiberbagai hubungan, sifat, dan eranan dari bagian – bagian tersebut. Pembagian ini menyebabkan sebuah ilmu akan terbagi menjadi cabang – cabang ilmu yang kajiannya lebih spesifik. Biologi, misalnya, akan terbagi menjadi banyak cabang ilmu, seperti zoology, botani, genetika dan mikro biologi.<br /><br />7. Ilmu Pengetahuan Bersifat Verifikatif<br />Ilmu dikembangkan manusia untuk menemukan suatu nilai luhur yang disebut kebenaran. Namun, kebenaran yang dihaslkan manusia bersifat tidak mutlak karenanya sering disebut kebenaran ilmiah. Sesuatu yang dianggap benar saat ini bias saja suatu saat nanti ternyata tidak benar setelah ditemukan bukti – bukti baru. Dahulu, teori Generatio Spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati diyakini merupakan suatu kebenaran. Namun, teori terbut dapat dugugurkan oleh Louis Pasteur melalui percobaannya sehingga yang sampai sekarang yang berlaku adalah teori Biogenesis.<br />Apakah biologi memenuhi syarat – syarat di atas untuk dapat disebut sebagai sebuah ilmu pengetahuan ? Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa biologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan.<br /><br />B. Ruang Lingkup Biologi<br />Apa saja yang dipelajari dalam biologi ? Obyek yang menjadi kajian biologi sangat banyak, yaitu semua yang berkaitan dengan makhluk hidup, baik dalam tingkat molekul, sel jaringan, organ, system organ, individu, populasi, ekosistem, maupun tingkat bioma.<br />1. Tingkat Molekul<br />Kajian biologi pada tingkat molekul meliputi kajian mengenai berbagai jenis biomolekul yang neyusun tubuh makhluk hidup, diantaranya adalah protein, karbohidrat lemak asam nukleat, dan vitamin. Di situ dipelajari bagaimana molekul-molekul tersebut dibuat dan apa fungsi atau peranan dari berbagai jenis biomolekul tersebut dalam menunjang kehidupan suatu organisme. Dengan mempelajari biologi pada tingkat molekul, manusia dapat mengkaji lebih mendalam tentang kehidupan ini. Pengkajian biologi pada tahap molekul telah banyak menghasilkan pengetahuan mutakhir yang bermanfaat. Penelitian tentang gen misalnya, telah dapat menguak berbagai macam misteri penyakit sehingga dapat dilakukan pencegahan atau pengobatan berbagai macam peyakit tersebut.<br /><br />2. Tingkat Sel<br />Sejak pertama kali ditemukan ole Robert Hooke, pengkajian tentang sel hingga saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Obyek dan persoalan biologi pada tingkat sel dipelajari dalam abang ilmu sitologi atau biologi sel. Kajian biologi pada tingkat sel meliputi, antara lain morfologi dan jenis – jenis sel, berbagai macam organella penyusun sel (misalnya, inti sel, mitokondaria, reticulum endoplasma, robosom, dan membrane sel) beserta fungsinya, fungsi berbagai macam sel, metabolisme yang terjadi di dalam sel, transportasi zat ke dalam dam keluar sel, serta cara sel bereproduksi atau membelah diri. <br /> <br /><br /><br /><br />3. Tingkat Jaringan <br />Cabang biologi yang mempelajari jaringan disebut histologi. Kajian biologi pada tingakat jaringan meliputi, antara lain, berbagai macam jaringan (misalnya, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan penyokong), fungsi berbagai macam jaringan, komponen – komponen penyusun jaringan, pembentukan dan perkembangan jaringan dari kultur jaringan, serta kelainan pada jaringan.<br /><br />4. Tingkat Organ <br />Cabang biologi yang mempelajari organ disebut organologi. Kajian biologi pada tingkat organ meliputi asal – usul dan perkembangan organ, berbagai jenis organ (misalnya, mata, telinga, jantung, paru – paru, ginjal, dan lambung), fungsi berbagai macam organ komponen penyusun organ, kelainan yang terjadi pada organ, serta transplantasi organ.<br /><br />5. Tingkat Sistem Organ <br />Berbagai kajian biologi pada tingkat system meliputi berbagai macam system (misalnya, system pencernaan, system peredaran darah, system gerak, system reproduksi dan system transportasi), fungsi dari berbagai system dalam mendudukung kehidupan, penyususn system (misalnya, system peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah), cara kerja system, serta kelainan – kelainan atau gangguan yang terjadi pada system.<br /><br /><br />6. Tingkat Individu<br />Seekor harimau, orang utan, burung emprit, atau sebatang padi merupakan individu. Obyek kajian biologi pada tingkat individu meliputi antara lain jenis – jenis organisme, kedudukan secara taksonomis, cara memperoleh makanan, cara bereproduksi, cara bergerak, cara mempertahankan diri, dan cara beradaptasi terhadap lingkungan.<br /><br />7. Tingkat Populasi<br />Populasi merupakan sekelompok makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat dan pada waktu tertentu, misalnya sejumlah burung emprit di sawah atau harimau di cagar alam. Obyek kajian biologi pada tingkat populasi ini meliputi, antara lain perkembangan populasi, angka atau jumlahkelahiran (natalitas), angka atau jumlah kematian (mortalitas), perpindahan atau migrasi, kompetisi atau persaingan antar angota populasi dalam merebutkan pasangan, makanan atau tempat. <br />Tingkat Ekosistem<br />Sawah, sungai, danau, lading, kebun, atau kolam merupakan contoh suatu ekosistem. Di dalam ekosistem terdapat komponen biotik yang berupa makhluk hidup serta komponen abiotik yang berupa benda mati. Di dalam ekosistem terjadi interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik. Kajian biologi pada tingkat ekosistem ini meliputi berbagai jenis ekosistem, komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem, fungsi masing – masing komponen dalam ekosistem, hubungan timbale balik anatara makhluk hidup dan lingkungan, aliran energi, rantai makanan, serta jarring – jarring makan.<br /><br />8. Tingkat Biom<br />Anda tentu pernah mendengar kata gurun, tundra, taiga, padang rumput, atau hutan tropis. Itu semua merupakan contoh dari biom yang ada di bumi ini. Biom memiliki wilayah yang jauh lebih luas dari pada ekosistem. Ciri khas dari biom adalah dipengaruhi oleh adanya iklim tertentu. Obyek kajian biologi pada tingkat biom meliputi berbagai macam biom yang ada di dunia, serta ciri – ciri iklim yang berpengaruh (misalnya, curah hujan, kelembaban, suhu, dan angina).<br /><br />C. Cabang – Cabang Biologi<br />Ibarat sebatang pohon, biologi adalah pohon ilmu yang sangat besar yang memiliki cabang – cabang ilmu dan tiap cabang akan bercabang lagi menjadi anak cabang ilmu yang baru. <br /><br /><br />D. Manfaat dan Bahaya Mempelajari Biologi<br />Apakah manfaat mempelajari biologi ? telah diuraikan di depan bahwa obyek kajian biologi mengenai makhluk hidup sangat luas, mulai dari tingkat molekul sampai tingkat biom. Biologi juga telah berkenbang menjadi berbagai cabang ilmu yang kajiannya lebih mendalam. Dengan mempelajari makhluk hidup, termasuk dirinya sendiri, manusia akan dapat mengambil banyak manfaat, diantaranya adalah :<br />1. Memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas hidupnya.<br />2. Memiliki pengetahuan untuk pemanfaatan sumber daya alam hayati bagi pemenuhan kebutuhan manusia secara optimal<br />3. Memiliki pengetahuan untuk melakukan diversifikasi pemanfaatan sumber daya alam hayati<br />4. Memiliki pengetahuan untuk melakukan konservasi atau pelestarian sumber daya alam hayati agar tidak punah.<br />Kemajuan ilmu pengetahuan kadangkala memiliki sisi negative yang tidak diharapkan. Penemuan dinamit misalnya, oleh penemunya, dinamit ditujukan untuk meledakkan batu yang menghalangi pembuatan jalan atau trowongan. Akan tetapi dalam penggunaannya, seringkali dinamit justru membuat penderitaan manusia karena diledakkan di tempat yang tidak semestinya sehingga dapat membunuh manusia.<br />Demikian juga biologi. Sekarang, kemajuan biologi telah amat pesat. Melalui teknologi rekayasa genetika dapat dibuat berbagai jenis organisme dengan sifat – sifat unggul. Jika teknologi ini disalahgunakan, mungkin saja dihasilkan jenis – jenis organisme unggul tetapi berbahaya. Jika ini terjadi, berarti tujuan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia tidak akan tercapai, tetapi justru menyengsarakan.<br />Untuk mengindari penyimpangan dan penyalahgunaan teknologi, khususnya pada bidang biologi, dewasa ini telah ada rambu – rambu atau etika yang harus diperhatikan oleh para ilmuwan yang tertarik dalam bidang biologi yang disebut bioetika. Dalam bioetika terdapat norma – norma atau kesepakatan – kesepakatan tentang apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang berkaitan dengan penelitian di bidang biologi.<br /><br /><br />Rangkuman <br />1. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang sistematis atau teratur tentang suatu pokok persoalan.<br />2. ilmu lahir dari serangkaian aktivitas akal budi manusia yang berupa pengetahuan yang tersusun secara sistematis.<br />3. Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memenuhi syarat memiliki obyek kajian, memiliki metode obyektif, bersifat verifikatif, universal sistematis, dan analitis.<br />4. Biologi merupakan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup.<br />5. Obyek kajian biologi meliputi permasalahan biologi dari tingkat molekul sampai tingkat biom.<br />6. Sebagai ilmu yang obyek kajiaannya sangat luas, biologi memiliki cabang – cabang ilmu yang lebih spesifik.<br />7. Biologi dikembangkan untuk peningkatan kualitas hidup manusia, serta untuk pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam lingkup optimasi, diversifikasi, dan konsevasi.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-63035237481426397672011-10-15T21:08:00.004-07:002011-10-15T21:10:12.746-07:00KEANEKARAGAMAN HAYATIKEANEKARAGAMAN HAYATI<br /><br />A. Keanekaragaman Jenis<br />Jika pada suatu hari kamu menemukan seekor hewan yang asing bagimu barangkali akn timbul pertanyaan: “Hewan apa itu?”. Kamu tidak bertanya “Pohon apa itu?” atau “orang darimana itu?”. Kalau hal itu benar, kamu sudah memiliki pengetahuan tentang adanya keanekaragaman jenis atau klasifikasi makhluk hidup. Kamu dapat membedakan antara hewan, tumbuhan dan manusia. Bagaimana hal itu dapat kamu lakukan? Tentu ada berbagai cara dan alasan tetapi umumnya seseorang mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasar ciri-ciri yang dapat diamati, dan segera yang dapat dilihat. Tidak hanya cirinya yang diamati, mungkin juga tingkah lakunya, penampilannya, makanannya, atau cara berkembang biaknya, habitatnya, interaksinya dengan makhluk lain, dalam hal ini kita melihat secara keseluruhan dari hewan tersebut.<br />Hal itu juga dapat dilakukan terhadap dunia tumbuhan. Apa yang diamati tentu berbeda dengan pengamatan terhadap hewan. Mungkin yang diamati tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, buahnya, atau rasa buahnya, serangga yang mengunjunginya, burug yang bersarang didalamnya dan sebagainya.<br />Makin maju pengetahuan dan teknologi, makin maju pula cara para ilmuwan dalam mengelompokkan makhluk hidup karena makin teliti dan rinci perbedaan-perbedaan yang dapat diungkap. Para ilmuwan tidak hanya mengelompokkan makhluk hidup berdasar perbedaan dan persamaan faal dan anatominya. Misalnya berdasar reaksi serum terhadap antibodi tertentu (berdasar serologi), berdasar butir-butir amilum kandungannya, berdasar kandungan vitaminnya, berdasar dapat atau tidaknya pembuahan terjadi antar dua jenis yang mirip dan lain sebagainya. Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup yang semua ini menunjukkan suatu keseluruhan penampilan yang didasari sifat kebakaanya serta interaksinya dengan lingkungan. Karena begitu besar dan banyaknya ragam makhluk ini, para ilmuwan mencari cara memudahkan mengenali dan mempelajarinya.<br />Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat tali kekerabatannya. Makin sedikit persamaanya, makin jauh kekerabatannya. Persamaan dan perbedaan itu mungkin terjadi pada tingkat jenis, marga atau suku dan banyak sedikitnya dipengaruhi oleh lingkungannya, habitatnya atau perlakuan manusia terhadap jenis-jenis.<br />Dalam memandang makhluk hidup, kita tidak berhenti sampai pada menyatakan apakah ia hewan atau tumbuhan. Kita cenderung ingin memberikan nama makhluk itu berdasar ciri-ciri yang dimiliki. Tidak puas kita rasanya hanya menyebut itu hewan menyusui atau hewan melata, tetapi merasa perlu hingga dapat mengatakan sesuatu itu secara terperinci. Terhadap tumbuhan juga demikian, tidak puas kalau hanya sampai menyebut itu rumput, itu pohon berbuah. Kita ingin menunjuk secara tepat bahwa yang kita maksud adalah itu rumput teki, itu pohon rambutan. Bahkan kadang-kadang kita perlu menyebut hingga jelas bahwa kelapa yang kita maksud adalah kelapa gading, kelapa hibrida atau kelapa kopyor. Dengan demikian, sampailah kita pada masalah tidak hanya mengelompokkan (klasifikasi). <br />1. Sejarah Klasifikasi<br />Kapankah manusia mulai melibatkan diri dalam kegiatan yang temasuk ruang lingkup taksonomi? Dapat dikatakan bahwa kegiatan dalam bidang taksonomi tentulah telah dimulai bersama-sama dengan lahirnya manusia di bumi ini. Sejak zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuhan penghasil pangan yang penting seperti kita kenal sampai sekarang.<br />Pada masa selanjutnya, manusia mulai mengelompokkan makhluk hidup atas dunia hewan (Kingdom Animalia) dan dunia tumbuhan (Kingdom Plantae). Dunia hewan dibagi lagi atas: Hewan ysng hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Serta dunia tumbuhan terbagi lagi atas: pohon, semak-semak dan herba.<br />Aristoteles (Filosof Yunani, 284-322), mengelompokkan semua makhluk hidup yang dikenal lebih kurang seribu macam. Beliau dikenal sebagai “bapak zooogi” (zoo=hewan, logos+ilmu), karena beliaulah yang merintis pengklasifikasian hewan dengan membedakan ciri-cirinya. <br />Theophratus (Filsuf Yunani, murid Aristoteles 327-237 SM) memulai karyanya yang berjudul “Historia Plantarum”, telah memperkenalkan sekitar 480 jenis tumbuhan. Beliau mengklasifikasikan tumbuhan didasarkan atas bentuk yang dapat dilihat dengan mata biasa.<br />John Ray, (Inggris, 1627-1705), merupakan tokoh pertama yang memiliki konsep modern tentang spesies, dan mencoba melanjutkan klasifikasinya ke arah grup-grup yang lebih kecil.<br />Carolus Linnaeus, (1707-1778), adalah perintis pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Cara pemberian nama ilmiah ini lebih dikenal dengan nama Nomenklatur binomial atau sistem binomial, yaitu penamaan dengan menggunakan dua kata dari bahasa latin atau dilatinkan. Kata yang depan merupakan nama marga (genus) yang ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata yang di belakang merupakan keterangan jenis (spesies) yang ditulis dengan huruf kecil. Dasar Linnaeus mengadakan klasifikasi adalah kesamaan struktur. Linnaeus mendaftarkan dan mendiskripsikan tumbuhan dalam “spesies Plantarum” (1753), sedangkan hewan didiskripsikan dalam sistem natural (1758). Spesies didefinisikan sebagai populasi dari individu yang sama, seperti dalam struktur dan fungsi karakteristik, tolong menoong dalam pembawaan keturunan dan mempunyai moyang sama. <br />2. Dasar-Dasar Klasifikasi<br />Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Jadi berbagai jenis makhluk hidup akan dikelompokkan dalam satu kelompok jika memiliki kesamaan dan atau sifat. Kelompok yang warganya hanya menunjukkan sedikit persamaan ciri dan sifat, jumlah warganya lebih besar daripada kelompok yang warganya mempunyai lebih banyak persamaan ciri dan sifat antara satu dengan lainnya. Contoh: makhluk yang berkaki empat (satu ciri) akan lebih besar warganya dibanding dengan makhluk yang berciri berkaki empat dan pemakan rumput (dua ciri). Akan lebih besar lagi perbedaanya bila dibandingkan dengan makhluk yang berkaki empat, pemakan rumput dan memamah biak (tiga ciri). Kalau dirumuskan: jumlah warga takson berbanding terbalik dengan banyaknya persamaan ciri. Satu ciri > dua ciri > tiga ciri... > n ciri.<br />Dalam tatanama makhluk hidup talah disepakati oleh ilmuwan penggunaan sederet takson yang disusun dari yang beranggota besar (sedikit persamaan ciri) ke yang beranggotakan kecil (banyak persamaan ciri). Untuk setiap kategori atau tingkat takson diberi nama tertentu. Yang umum digunakan di Indonesia berturut-turut adalah:<br />Dunia dalam buku lain mungkin disebut : Regnum <br />Divisi/Filum dalam buku lain mungkin disebut : Divisio/filum<br />Kelas dalam buku lain mungkin disebut : Classis<br />Bangsa dalam buku lain mungkin disebut : Ordo<br />Suku dalam buku lain mungkin disebut : Familia<br />Marga dalam buku lain mungkin disebut : Genus<br />Jenis/Spesies dalam buku lain mungkin disebut : Species<br />Urut-urutan tersebut sudah sesuai dengan persetujuan internasional, dan Indonesia mengikuti pemakaiannya. Yang perlu bagimu untuk memahaminya adalah batasan konsep tiap tingkat takson, apa yang dimaksud dengan jenis, marga, suku, dan seterusnya. Untuk tingkat SMU, cukup untuk keperluan praktek sehari-hari kita bahas 4 takson terakhir saja.<br />Jenis atau spesies merupakan satu takson yang memiliki sifat-sifat yang sama, baik morfologi, anatomi maupun sosiologi. Makhluk hidup sejenis memiliki jumlah kromosom yang sama, apakah itu yang berkulit putih maupun berwarna; manusia, hewan atau tumbuhan sejenis biasanya hidup dalam habitat atau areal distribusi sama. Jika antara makhluk-makhluk sejenis itu menampakkan perbedaan ciri, perbedaan penampilannya terletak pada tatanan gen dalam kromosom. <br />Marga atau genus merupakan takson yang mencakup sejumlah jenis yang menunjukkan persamaan dalam struktur alat reproduksinya. Suku atau familia adalah takson yang meliputi sejumlah marga dengan jenis-jenis yang dianggap berasal nenek moyang yang sama.<br />Berdasarkan uraian di atas, kamu dengan mudah dapat memahami bahwa definisi ketiga takson tersebut jelas dan masih ada peluang untuk memberi interpretasi lain. Memang demikianlah halnya, karena penafsiran seorang ilmuwan dapat berbeda dengan penafsiran ilmuwan lainnya. Karena itu, kalian tidak usah bingung bila menjumpai sistem klasifikasi yang berbeda dengan sistem klasifikasi yang dikemukakan dalam buku ini. Selain daripada itu, sepanjang pertumbuhan dan perkembangan ilmu dari masa ke masa selalu dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga sistem klasifikasi dapat berubah-ubah. Disamping faktor subjektifitas, tingkat pengetahuan orang dan tujuan mengadakan klasifikasi, juga ikut mempengaruhi hasil klasifikasi. Sehingga hasil pengklasifikasian itu berbeda-beda.<br />Dunia atau Kingdom atau disebut juga Regnum merupakan kelompok terbesar organisme yang dikenal oleh ahli biologi. Berapa duniakah seharusnya makhluk hidup itu dikelompokkan? Dulu para ahli biologi sepakat menggolongkan makhluk hidup menjadi dua dunia saja yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan.<br />Ternyata cara ini menimbulkan masalah ketika harus mengelompokkan jamur, bakteri dan organisme bersel satu yang tidak cocok untuk dimasukkan ke salah satu kelompok tersebut. Para ilmuwan biologi sekarang cenderung menerima pengelompokan makhluk hidup menjadi 4 dunia, tentu tidak semua menyetujui cara ini, empat dunia makhluk hidup itu terdiri dari dunia Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia.<br />a. Dunia Monera<br />Yang termasuk dunia monera adalah bakteri dan ganggang biru. Organisme ini terdiri atas satu sel, tetapi berbeda dari organisme satu sel lainnya karena inti selnya masih berbentuk prokariotik. <br />b. Dunia Fungi<br />Umumnya fungi terbentuk dari benang-benang hifa, bukan dari sel-sel tunggal. Inti-inti sel tersebar dalam sitoplasma dalam hifa ini. Yang termasuk dunia fungi adalah semua jamur Mycota dan Eumycota. <br />c. Dunia Plantae<br />Makhluk yang temasuk dunia tumbuhan terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel-selnya memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Banyak selnya yang mengandung kloroplas yang berisi klorofil terletak pada daun dan batang. Tumbuhan membuat makanannya dengan cara fotosintesis. Termasuk di dalamnya : Algae, Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. <br />d. Dunia Animalia.<br />Hewan termasuk organisme multiseluler, selnya tidak berdinding dan tidak berkloroplas. Umumnya hewan menelan dan mencerna makanannya di dalam alat pencernaan.<br />Tata nama<br />Telah banyak cara ditempuh untuk menggolongkan dan memberi nama makhluk hidup. Dalam prasejarah, manusia telah mengelompokkan tumbuhan penghasil bahan pangan dan yang bukan penghasil pangan. Mereka juga mengenal tumbuhan penghasil obat-obatan, hewan yang dianggap suci, dan sebagainya. Nama adalah sesuatu yang mutlak perlu untuk mengetahui apa yang dimaksud. Tak terbayang oleh kita bagaimana kita harus berkomunikasi tanpa menyebut suatu nama. Pengetahuan berdasar pengalaman memang telah banyak, tetapi belum ditata sehingga belum berfungsi sebagai alat komunikasi secara ilmiah. Nama-nama yang diberikan bersifat lokal akan kurang berarti dalam komunikasi ilmu yang bersifat internasional.<br />3. Sistem Klasifikasi<br />Sistem klasifikasi makhluk hidup yang dikenal sampai sekarang dapat dibedakan dalam 3 macam, yaitu sistem artifisial, sistem alam, dan sistem filogenetik.<br /><br /><br />a. Sistem Artifisial<br />Sistem artifisial sebagai dasar klasifikasi menggunakan sifat-sifat morfologi terutama alat reproduksi, berdasar habitat atau perawakan, berupa pohon, perdu, semak, gulma atau liana. <br />b. Sistem Alam<br />Sistem alam menghendaki terbentuknya takson-takson yang alami, dalam arti setiap unit atau takson yang terbentuk mencakup anggota-anggotanya yang sewajarnya bila mereka itu dikumpulkan menjadi suatu kelompok yang dikehendaki alam. Dasar yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat-sifat morfologi. Contoh mengelompokkan kuda, gajah, sapi, buaya dalam kelompok hewan berkakai empat. Padi, gandum, jewawut karena berbutir. <br />c. Sistem Filogenetik<br />Sistem filogenetik merupakan sisitenm klasifikasi yang baru muncul setelah lahirnya teori evolusi. Sisitem ini mencerminkan urutan perkembangn serta jauh-dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminka persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya. Sisitem ini menjelaskan mengapa organisme semuanya memiliki kesamaan tatanan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk dan fungsinya.<br />Evolusi tidak menciptakan organisme baru dari udara kosong, melainkan didahului oleh perubahan tatanan gen organisme yang telah ada, ini berarti adanya hubungan kesinambungan yang mendasari.<br />d. Tata nama Biner<br />Berbagai sistem taksonomi yang telah ada belum memebri kepuasan bagi para ilmuwan. Akhirnya para ilmuwan berusaha untuk “menerbitkan” cara-cara pemberian nama untuk terciptanya suatu sistem tatanama yang mantap, sederhana, mudah dipahami, dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia. Dari usaha tersebut lahirlah sistem tatanama yang terkenal dan disebut sistem dwitatanama atau binomial nomenklatur (tatanama biner). Berikut ini akan dibahas ketentuan-ketentuan untuk memeberi nama takson tingakt jenis, marga dan suku, tidak untuk dihafalkan tetapi sekedar dikenal.<br />1. Nama Jenis<br />a) Nama jenis baik untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata mufrad (tunggal) dan yang sudah dilatinkan. Misalnya badak jawa nama spesiesnya jadi Rhinoceros sondaicus. Karet nama spesiesnya Hevea brasikensis.<br />b) Kata yang di depan (1) merupakan nama marga, sedangkan kata yang kedua (2) menunjukkan jenisnya.<br />c) Nama marga dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama jenis ditulis dengan huruf kecil walaupun nama tersebut diambil dari nama orang atau tempat/daerah. Contoh nama tumbuhan: Cinchona ledgeriana, nama hewan;Elephas indicus. <br />Yang merupakan nama jenis adalah seluruhnya (1+2) ; 1 adalah nama marga yang membawahi jenis itu, 2 adalah penunjuk jenis. Hanya huruf pertama C dan E pada contoh diatas ditulis dengan huruf besar sedang penunjuk jenis dengan huruf kecil, sekalipun ledgeriana berasal dari nama orang “Ledger” dan indicus berasal dari nama wilayah “India”. <br />2. Nama Marga<br />Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata berbentuk mufrad yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan sebaginya. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung-terungan), marga hewan: Felis (kucing).<br />3. Nama Suku<br />Pemberian nama suku diambil dari nama marga makhluk yang bersangkutan ditambah akhiran acceae bila makhluk itu tumbuhan dan idae bila makhluk itu hewan. Contoh nama suku pada tumbuhan: suku Solanaceae dari Solanum + aceae (terung-terungan); contoh nama suku pada hewan: Felidae dari kata Felis + idae (suku kucing).<br />Penerapan sistem tata nama biner jenis tumbuhan dilakukan secara mantap. Jika nama jenis tumbuhan terdiri lebih dari dua kata, maka kata kedua dan berikutnya harus disatukan atau menggunakan tanda penghubung. Contoh nama jenis tumbuhan dari tiga kata: Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu) harus ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.<br />Nama jenis hewan yang terdiri atas tiga kata seperti: Felis maniculata domestica (kucing jinak). Nama ini bukan dimaksudkan sebagai nama jenis, tetapi nama anak jenis(subspecies), jadi tidak menyalahi aturan. Pada tumbuhan kamu mungkin akan menemukan nama seperti: Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).<br />4. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup<br />Makhluk hidup yang ada di bumi ini sangat beraneka ragam, baik ukuran, bentuk, struktur tubuh maupun cara hidupnya. Untuk memudahkan kita dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup tersebut, para ahl biologi kemudian membuat klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat yang dimiliki oleh makhluk-makhluk hidup tersebut. <br />Klasifikasi memiliki peran yang sangat penting bagi biologi karena terlalu banyak perbedaan jenis makhluk hidup untuk dipisah-pisahkan dan dibandingkan. Adapun tujuan dari klasifikasi makhluk hidup antar lain:<br />a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki<br />b. Mengetahuai ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain<br />c. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup<br />d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama<br />Selain memiliki tujuan, klasifikasi makhluk hidup juga memiliki manfaat bagi manusia, antara lain sebagai berikut:<br />a. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Sebagai contoh, untuk mempelajari sistem peredaran darah pada mamalia, kita cukup mengamati jantung salah satu anggota mamalia, misalnya mencit atau marmot. Coba anda bayangkan betapa repotnya jika kita harus mengamati jantung seluruh anggota mamalia.<br />b. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk hidup. Makhluk-makhluk hidup yang hubungan kekerabatannya dekat memiliki banyak persamaan ciri-ciri, baik ciri morfologi maupun ciri fisiologinya. <br />c. Klasifikasi memudahkan komunikasi. Sistem klasifikasi makhluk hidup bersifat universal sehingga siapapun, di mana pun, dan kapanpun selalu menggunakan aturan yang sama. Dengan demikian, tidak ada kendala komunikasi bagi mereka yang berbeda bahasa.<br /><br /><br />5. Proses Klasifikasi<br />Para biologiwan yang mengklasifikasi dunia kehidupan hingga saat ini masih mengunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (Sistem Alam), diterbitkan pada tahun 1758, sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.<br />Klasifikasi yang baik dan benar memerlukan tahap-tahap tertentu yang harus dilakukan. Ada tiga tahapan untuk mengklasifikasi makhluk hidup, yaitu pencandraan, pengelompokan, dan pemberian nama.<br />a. Pencandraan (Identifikasi)<br />Suatu jenis makhluk hidup yang baru ditemukan harus dicandra terlebih dahulu. Mencandra adalah mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi. Pencandraan harus dilakukan dengan cermat dan teliti mulai dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu ciri-ciri morfologi, hingga cri-ciri anatomi dan fisiologinya. Bahkan jika perlu ciri-ciri biokimiawinya. Yang termasuk ciri-ciri morfologi, antara lain jumlah benang sari, jumlah mahkota dan kelopak, habitus, bentuk paruh, jumlah kaki, dan bentuk tubuh. Yang termasuk ciri anatomi dan fisiologi, misalnya sistem pencernaan, sistem peredaran darah, produksi susu, dan ada tidaknya tulang belakang. Adapun yang termasuk ciri-ciri biokimiawi, misalnya kandungan asam nukleat, kandungan hemoglobin, dan kandungan klorofil. <br />b. Pengelompokan<br />Setelah diketahui ciri-cirinya (telah teridentifikasi), suatu makhluk hidup dapat dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri serupa. Makhluk-mkhluk hidup dengan ciri-ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson (jamak = taksa). Takson merupakan kelompok atau unit yang terrbentuk sebagai hasil klasifikasi makhluk hidup. Menurut kesepakatan internasional ada tujuh tingkat takson yang disusun mulai dari tingkat tinggi hingga tingkat rendah. Makin rendah tingkat takson, makin sedikit anggota takson tersebut, tetapi persamaan ciri-ciri yang dimiliki anggotanya makin banyak. Demikian pula sebaliknya. Kita ambil contoh kerbau, sapi, belalang, capung, siput, merpati, ular, buaya, kucing, harimau, udang, dan kelinci saat kita bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompk B.<br />• Kelompok A terdiri atas hewan-hewan bertulang belakang, antara lain sapi, kerbau, merpati, ular, buaya, kucing, harimau dan kelinci.<br />• Kelompok B terdiri atas hewan-hewan tidak bertulang belakang, antara lain belalang, capung, siput dan udang.<br />Kelompok A dapat kita bagi lagi menjadi :<br />• Kelompok A1 terdiri atas hewan hewan menyusui, yaitu kerbau, sapi, kucing, harimau dan kelinci.<br />• Kelompok A2 terdiri atas hewan-hewan melata, yaitu buaya dan ular.<br />Kelompok A1 dapat kita bagi lagi menjadi :<br />• Kelompok A11 terdiri atas hewan-hewan pemakan daging, yaitu harimau dan kucing<br />• Kelompok A12 teridri atas hewan-hewan pemakan tumbuhan, yaitu sapi, kerbau, dan kelinci.<br />Demikian seterusnya hingga diperoleh kelompok yang hanya terdiri atas satu jenis.<br />c. Pemberian nama Takson<br />Kelompok-kelompok makhluk hidup yang telah terbentuk pada tahap kedua (tahap pengelompokan) di atas harus diberi nama. Pemberian nama tersebut berfungsi, antara lain untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup, untuk membedakan satu kelompok makhluk hidup dengan kelompok makhluk hidup lainnya, serta menunjukkan tingkatan takson. Contoh pemberian nama takson adalah sebagai berikut:<br />• Kelompok A di atas diberi nama vertebrata karena semua anggotanya memiliki tulang belakang (vertebrae).<br />• Kelompok A1 diberi nama mamalia karena semua anggotanya mempunyai kelenjar susu (mammae) untuk menyusui anaknya.<br />• Kelompok A11 diberi nama carnivora karena semua anggotanya adalah pemakan daging. <br />B. Tingkatan Takson dalam Klasifikasi<br />Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar. Kelompok besar tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya kelompok kecil itu dibagi menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil lagi sehingga terbentuk kelompok-kelompok kecil yang mempunyai anggota hanya satu jenis makhluk hidup. Tiap tingkatan kelompok dalam sistem klasifikasi inilah yang disebut takson. Taksa telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah kingdom, filum/divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Makin tinggi tingkatan takson, makin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, makin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut.<br />1. Kingdom (Dunia atau Kerajaan)<br />Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi untuk makhluk hidup. Kebanyakan ahli biologi sependapat bahwa makhluk hidup di muka bumi ini dikelompokan menjadi lima kingdom. Sistem klasifikasi lima kingdom ini diusulkan oleh Robert Whittaker pada tahun 1969 dan masih digunakan hingga saat ini. Kelima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.<br />a. Kingdom Monera<br />Kingdom Monera meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang belum memiliki membran inti (prokariota)., bersel satu, (uniseluler), dan berukuran mikroskopis. Organisme yang termasuk kingdom Monera adalah semua bakteri dan ganggang hijau biru (sianobakteri), contohnya Bacillus subtilis, Excherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp. <br />b. Kingdom Protista<br />Sebagian besar anggota kingdom Protista terdiri atas organisme bersel satu yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Umumnya, anggota kingdom ini memiliki ciri-ciri seperti hewan dan tumbuhan. Euglena, Amoeba, Paramaecium, dan jamur lendir merupakan beberapa contoh kingdom Protista.<br />c. Kingdom Fungi (Jamur)<br />Anggota kingdom Fungi adalah organisme eukariota yang memiliki dinding sel dari kitin. Fungi tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Anggota kingdom ini ada yang merupakan parasit pada organisme lain dan ada pula yang bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Sebagain besar Fungi merupakan saprotrof (menyerap makanan dari lingkungannya). Beberapa contoh anggota kingdom Fungi adalah Mucor, Aspergillus, Agaricus, Saccharomyces, dan jamur tiram (Pleurotus). <br />d. Kingdom Plantae (Tumbuhan Hijau)<br />Kingdom Plantae terdiri atas semua organisme eukariota yang bersel banyak (multiseluler) dan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa. Anggota kingdom ini memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis dan merupakan organisme autotrof. Tumbuhan hijau memiliki daur pergilingan keturunan dalam hidupnya. Tumbuhan hijau dibagi menjadi tumbuhan berspora (lumut dan paku) serta tumbuhan berbiji. Anggota kingdom ini, antara lain Marchantia (lumut hati), Equisetum (paku ekor kuda), padi, mawar, dan kembang sepatu.<br />e. Kingdom Animalia (Hewan)<br />Anggota kingdom Animalia terdiri atas organisme eukariota yang bersel banyak dan sudah memiliki organ-organ tubuh khusus. Hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, hewan merupakan organisme heterotrof. Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Contoh anggota kingdom Animalia adalah cacing, semut, ikan, ular, burung, dan gajah. <br />2. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)<br />Masing-masing kingdom makhluk hidup dibagi menjadi beberapa filum/divisi. Nama filum hanya digunakan untuk dunia hewan, sedangkan dunia tumbuhan menggunakan nama divisio. Filum atu divisio terdiri atas organisme-organisme yang memilki satu atau dua persamaan ciri. Misalnya, filum Arthropoda memiliki kutikula yang keras dan kaki yang berbuku-buku. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas. Sebaliknya nama divisio umumnya memilki akhiran yang khas, antar lain phyta dan mycota, contohnya Spermatophyta (divisio tumbuhan berbiji) dan Basidiomycota (divisio jamur berbasidium). <br />3. Kelas<br />Setiap filum atau divisio memiliki beberapa kelompok takson yang lebih rendah yang disebut kelas. Kita ambil contoh divisio Spermatophyta yang memiliki dua kelas, yaitu monocotyledonae (tumbuhan berkeping biji satu) dan Dycotyledonae (tumbuhan berkeping biji dua). Contoh kelas pada hewan antara lain Mammalia (kelas hewan menyusui), Aves (kelas burung), dan Reptilia (kelas hewan melata). <br />4. Ordo (Bangsa)<br />Setipa kelas, baik tumbuhan maupun hewan, terdiri atas beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan nama ordo umumnya diberi akhiran ales, contohnya beberapa ordo dari Dicotyledonae, yaitu Malvales (bangsa kapas-kapasan), Rosales (bangsa mawar-mawaran), dan Graminales/Poales (bangsa rumput-rumputan).<br />5. Famili (Suku atau Keluarga)<br />Famili atau suatu kelompok organisme yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Famili merupakan tingkat takso di bawah ordo. Nama famili untuk tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan nama famili untuk hewan biasanya diberi akhiran idea, contohnya Malvaceae (keluarga kapas), Solanaceae (keluarga kentang), Felidae (keluarga kucing), Canidae (keluarga anjing), dan Bovidae (keluarga banteng).<br />6. Genus (Marga)<br />Genus adalah nama takson yang lebih rendah daripada familia. Beberapa genus membentuk satu familia. Nama genus membentuk satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam kata tersebut ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dengan huruf lainnya. Misalnya diberi garis bawah. Contoh genus adalah Solanum (marga terung dan kentang), Annona (marga sirsak dan srikaya), serta Felis (marga kucing dan macan).<br />7. Spesies (Jenis)<br />Spesies atau jenis merupakan tingkatan takson yang paling rendah yang menjadi unit dasar klasifikasi. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya untuk menghasilkan keturunan yang subur (fertil).<br />Banyak makhluk hidup yang mempunyai nama lokal. Setiap daerah, bahkan setiap negara, memiliki nama lokal yang berbeda untuk spesies atau jenis makhluk hidup yang sama. Agar biologiwan di seluruh dunia dapat berkomunikasi dengan mudah, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang unik yang dikenal di seluruh dunia. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan internasional digunakanlah metode binomial nomenclature untuk memberi nama setiap makhluk hidup. Dengan metode tersebut suatu jenis tumbuhan atau hewan memiliki nama yang tidak digunakan oleh jenis tumbuhan atau hewan lain.<br />Metode binomial nomencleture atau tata nama ganda, merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan nama spesies). Aturan pemberian nama suatu jenis makhluk hidup adalah sebagai berikut:<br />a. Nama suatu spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis. <br />b. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.<br />c. Nama spesies menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan. Misalnya Babyrousa (babirusa).<br />d. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya. Misalnya, jika dalam suatu teks hurufnya normal (tegak), nama spesies harus dicetak italic (miring). Demikian pula sebaliknya. Nama spesies juga dapat ditulis dengan cara diberi garis bawah pada setiap katanya.<br />e. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya kembang sepatu ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.<br />f. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies, melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah tingkat spesies. Contohnya, kucing rumah yang jinak (Felis maniculata domestica).<br />g. Nama spesies juga mencantumkan inisial nama spesies tersebut, misalnya jagung (Zea mays L.). Huruf L tersebut merupakan inisial dari Linnaeus.<br />Beberapa taksa sering kali sangat besar, begitu besar sehingga agak kurang berarti. Jika hal itu terjadi, cara mengatasinya adalah taksa tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu subfilum dan subkelas. <br />C. Klasifikasi Tumbuhan<br />Regnum plantarum atau dunia plantae (tumbuhan) dalam klasifikasinya dikelompokkan dalam sejumlah divisio, setiap divisio dikelompokkan dalam sejumlah kelas, tiap kelas dalam sejumlah bangsa, demikian seterusnya hingga pada takson terakhir yaitu jenis atau spesies.<br />Dunia tumbuhan diperkirakan telah meliputi sekitar 300.000 jenis. Berarti haru sdiciptatakan 300.000 nama jenis, ditambah nama marga, suku, bangsa, dan seterusnya. Beberapa buku ada yang membagi divisio menjadi bebrapa sub divisio sebelum menjadi kelas dan lain sebagainya.<br />Seperti telah diuraikan di atas, amat mungkin terjadi perbedaan-perbedaan pendapat di antara para ilmuwan botani dalam mengklasifikasikan tumbuhan.<br />a. Alga<br />Pada garis besarnya, klasifikasi alga adalah sebagai berikut:<br />1) Rhodophyta (ganggang merah)<br />2) Phaeophyta (ganggang perang)<br />3) Chlorophyta (ganggang hijau)<br />Ciri-cirinya antara lain: Fotosintetik, ada yang uniseluler, berkoloni, berupa filamen atau lembaran. Contohnya antara lain Chlamydomonas, Diatomea, Volvox, dan Spirogyra. <br />b. Bryophyta (Lumut)<br />Bryophyta terdiri atas Hepaticae dan Musci. Hepaticae ciri-cirinya adalah tumbuhan hijau yang sudah kompleks, sudah berdaun sederhana, berbatang sederhana, belum berakar yang benar (rizoid). Belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan kelas Musci sudah jelas ada batang dan daun, tetapi akar masih rizoid. Contoh kelas Hepaticae adalah Lumut hati, dan Marchantia, sedangkan kelas Musci adalah Lumut daun.<br />c. Pteridophyta<br />Tumbuhan ini sudah jelas kelihatan batang, daun dan akar yang benar, dan sudah ada sistem pembuluh. Pteridophyta terdiri atas :<br />1. Kelas Equisetinae (paku ekor kuda), ciri-cirinya adalah memiliki rhizoma (batang bawah tanah) contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).<br />2. Kelas Lycopodinae (paku kawat), ciri-cirinya adalah batangnya seperti kawat yang dikelilingi daun yang lembut. <br />3. Kelas Filicinae (paku benar), ciri-cirinya adalah berbatang dan berdaun dengan tulang-tulang daun yang jelas. Namun masih melalui spora untuk melalui perkembangbiakan. Contohnya adalah Suplir, Simbar menjangan (tanduk rusa), paku perak, paku sarang, semanggi, dan Azolla (paku air). <br />d. Spermatophyta<br />Tumbuhan berbunga dan menghasilkan biji sebagai alat berkembang biak. Spermatophyta terdiri atas 2 sub divisio:<br />1. Sub divisio Gymnospermae, ciri-cirinya adalah berbiji terbuka (tidak tertutup dalam buah). Gymnospemae terdiri atas beberapa kelas. Kelas Cycadinae (ciri-cirinya adalah berbatang dan berdaun seperti kelapa, berumah dua); Kelas Coniferae (ciri-cirinya adalah bunganya berbentuk kerucut/ Cone, contohnya damar); kelas Gnetiae (ciri-cirinya adalah mempunyai banyak cabang, contohnya Melinjo). <br />2. Sub divisio Angiospermae, ciri-cirinya berbiji tertutup terdri atas dua kelas. Kelas Dicotylae (berkeping dua; ciri-cirinya berbiji tertutup, berakar tunggang, cabangnya banyak, daun pada batang atau tersebar, dan bagian bunga berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya) dan kelas Monocotylae (berkeping satu; ciri-cirinya berakar serabut, ruas-ruas batangnya nyata, tulagn daunnya sejajar atau melengkung, bagian bunganya 3 atau kelipatannya, biji berkeping tunggal).<br />D. Klasifikasi Hewan<br />Tata cara mengelompokkan dan memberi nama hewan, pada dasarnya sama saja dengan pengelompokan dan pemberian nama tumbuhan. Dasar pengelompokan adalah karakteristik yang dimiliki suatu hewan, apakah itu bentuk luarnya (morfologi), anatomi, fisiologi, dan lain-lainnya yang merupakan karakteristik bagi suatu hewan. Tata nama tetap menggunakan binomial nomenklatur atau tata nama biner. Karakter hewan yang digunakan untuk mengelompokkan pada tingkat Filum adalah sebagai berikut:<br />1. Uniseluler atau multiseluler<br />2. Diploblastik atau triploblastik<br />3. Usus berbentuk saluran terdapat dalam tabung<br />4. Rongga pencernaan ada atau tidak<br />5. Metamerik atau nonmetamerik<br />6. Asimetri, simetri bilateral atau simetri radial<br />7. Anggota tubuh berbuku-buku atau tidak<br />8. Mempunyai kerangka luar atau dalam<br />9. Notokordata ada, atau tidak ada<br />10. Bentuk dan letak sistem organ, misalnya sistem organ syaraf, syaraf pusat ada atau tak ada, bertangga tali, ventral, dorsal atau lainnya. <br />E. Ikhtisar Klasifikasi Hewan<br />Regnum mamalia atau dunia hewan terdiri atas 8 filum:<br />a. Filum Coelenterata, contoh Hidar, Ubur-ubur, binatang karang.<br />b. Filum Platyhelminthes (cacing pipih), contoh cacing getar, cacaing hati.<br />c. Filum Nemathelminthes (cacaing gilig), tubuhnya simetris bilateral.Contohnya adalah cacaing kremi, cacing tambang.<br />d. Filum Annelida, tubuhnya berbuku-buku, triproblastik. Contohnya cacing tanah, lintah.<br />e. Filum Mollusca, tubuhnya lunak, umumnya berkerangka luar. Contohnya bekicot dan keong.<br />f. Filum Arthropoda, tubuhnya berkerangka luar, kaki berbuku-buku contohnya udang, kepiting. <br />g. Filum Echinodermata, merupakan hewan berkulit berduri. Contohnya bintang laut, landak laut.<br />h. Filum Chordata, merupakan hewa bernotokordata dan hewan bertulang belakang. Filum chordata terbagai atas 2 sub filum yaitu sub filum protochordata dan sub filum vertebrata. Sub vilum vertebrata terbagi menjadi 5 kelas: kelas Pisces contohnya ikan; kelas amphibia contohnya katak; kelas reptilia contohnya buaya, penyu; kelas aves burung contohnya burung unta, bangau; kelas mamalia yang merupakan hewan menyusui. <br />F. Tingkat Keanekaragaman Hayati <br />Keanekaragaman hayati yang ada di muka bumi ini dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis (spesies), dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Adanya keanekaragaman pada tingkat gen menyebabkan terjadinya variasi individu-individu dalam satu spesies, baik dalam hal bentuk, sifat, warna, ataupun hal lainnya. Sementara itu, keanekaragaman tingkat spesies akan menimbulkan keanekaragaman di tingkat takson yang lebih tinggi, misalnya di tingkat genus. Di tingkat terdapat bermacam-macam spesies yang hampir saja serupa. Banyaknya variasi dan beranekaragamnya spesies akan menyusun ekosistem yang berbeda pula.<br />1. Keanekaragaman Tingkat Gen<br />Gen merupakan faktor pembawa dan pengendali sifat-sifat makhluk hidup yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom itu sendiri terdapat di dalam inti sel.<br />Pada dasarnya, gen-gen yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup mengandung perangkat yang sama, tetapi berbeda susunannya. Oleh karena itu susunan gennya berbeda, setiap makhluk hidup memilki sifat, fisiologi, anatomi, dan morfologinya yang berbeda pula.<br />Setiap makhluk hidup memiliki gen yang sangat banyak dengan susunan yang beragam sehingga apabila terjadi perkawinan dua makhluk hidup, akan terjadi percampuran gen dan terbentuk susunan gen yang baru. Hal tersebut menyebabkan keanekaragaman gen menjadi makin tinggi. Makin banyak jenis gen yang terdapat dalam satu spesies, makin banyak variasi dalam spesies tersebut. <br />2. Keanekaragaman Tingkat Spesies<br />Anggota suatu spesies dapat melakukan perkawinan dengan segala anggota spesies tersebut dan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Subur atau fertil artinya dapat melakukan perkawinan lagi dan menghasilkan keturunan. Jadi, walaupun spesies itu nyaris sama, seperti kelinci dan terwelu, mereka tidak dapt melakukan perkawinan karena mereka merupakan spesies yang berbeda. Perkawinan antar spesies dapat saja terjadi, misalnya perkawinan antara kuda dan keledai. Namun, perkawinan tersebut tidak terjadi secara alami karena memerlukan campur tangan manusia. Meskipun kuda dan kedelai mampu berkembang biak bersama dan menghasilkan keturunan (yaitu bagal), keturunannya tersebut steril dan tidak mampu berkembang biak.<br />Contoh lain perkawinan perkawinan antar spesies adalah perkawinan antara Ilma (sejenis unta dari Amerika Selatan) jantan dan unta berpunuk tunggal betina. Hasil perkawinan itu adalah seekor “cama” (camel/unta dan Ilama). <br />Di bumi ini terdapat begitu banyak spesies makhluk hidup yang jumlahnya makin bertambah dengan ditemukannya spesies baru. Semua spesies tersebut memiliki ciri-ciri khusus tersendiri. Hal itu menimbulkan keanekaragaman di tingkat spesies. Keanekaragaman spesies dapat dilihat atau diamati pada tingkat takson yang lebih tinggi daripada spesies dalam sistem klasifikasi.<br />3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem<br />Setiap spesies makhluk hidup memiliki tampilan atau ciri-ciri morfologi yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh gen-gen yang dimiliki makhluk hidup tersebut dan lingkungan tempat hidupnya.<br />Semua makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan di sekitar makhluk hidup tersusun atas komponen fisik dan komponen kimia. Komponen fisik lingkungan, antar lain iklim, cuaca, air tanah, udara, angin, cahaya, suhu, dan kelembapan. Adapun komponen kimia lingkungan misalnya keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Komponen fisik dan komponen kimia lingkungan itu disebut komponen abiotik. Sedangkan makhluk hidup yang tinggal di suatu lingkungan disebut komponen biotik. Interaksi antara komponen biotik dan abiotik membentuk ekosistem.<br />Suatu ekosistem sangat dipengaruhi oleh komponen biotik dan abiotiknya. Demikian juga dengan interaksi antarorganisme di dalam ekosistem. Komponen penyusun suatu ekosistem sangat beraneka ragam sehingga interaksi antarkomponennya beranekaragam pula. Komponen ekosistem yang beraneka ragam dan interaksi antarkomponen ekosistem yang juga beranekaragam akan membentuk keanekaragaman ekosistem.<br />Keanekaragaman ekosistem dapat diamati pada tingkatan organisasi kehidupan yang lebih besar, misalnya biom (biome). Biom merupakan komunitas ekologi yang utama atau formasi makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, yang menghuni wilayah yang luas. Biom biasanya diidentifikasikan atas dasar vegetasinya yang khas, misalnya tundra, hutan hujan tropis, dan hutan gugur. Biom sering kali disebut sebagai ekosistem dalam skala besar.<br />H. Peranan Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan Manusia<br />Selama hidupnya, suatu jenis makhluk hidup selalu memerlukan makhluk hidup yang lain. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari makhluk hidup yang lain. Demikian pula manusia. Manusia selalu membutuhkan manusia lain, hewan, tumbuhan bahkan mikroorganisme. Tanpa mereka itu, manusia tidak dapat hidup. Sesungguhnya, banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari keanekaragaman hayati, tetapi baru sedikit sekali yang kita ketahui dan kita manfaatkan. Beberapa manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia antara lain sebagai sumber bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, bahan obat-obatan, dan sebagai sumber keindahan.<br />1. Sumber Bahan Pangan<br />Berbagai jenis hewan dan tumbuhan dapat digunakan manusia sebagai sumber bahan pangan, diantaranya adalah sebagai makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dan lauk pauk.<br />a. Bahan yang berfungsi sebagai makanan pokok meliputi padi, jagung, gandum, sagu, singkong, ubi dan talas.<br />b. Bahan yang berfungsi sebagai sayuran antara lain bayam, kangkung, sawi, kubis, kacang panjang.<br />c. Bahan yang berfungsi sebagai buah-buahan misalnya apel, jambu, duku.<br />d. Bahan yang berfungsi sebagai lauk pauk contohnya ikan, ayam, sapi. <br />2. Sumber Bahan Sandang<br />Beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan sandang antara lain kapas, biri-biri, ulat sutera. <br />3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga<br />Bambu, jati, sengon, gaharu, eboni, merbau, kruing, dan bangkirae adalah beberapa contoh tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga. <br />4. Sumber Bahan Obat-Obatan<br />Banyak jenis tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan, seperti mengkudu, jahe, temulawak, dan lainnya. Walaupun rupanya buruk, mengkudu berkhasiat sebagai obat. Selain tumbuhan, hewan juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya cacing tanah untuk obat tifus.<br /><br />5. Sumber Plasma Nutfah<br />Plasma nutfah (germ plasm) merupakan substansi yang terdapat dalam setiap kelompok makhluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menciptakan jenis unggul baru. Untuk memudahkan pengertian, plasma nutfah terkadang juga diartikan sebagai gen. Banyak jenis makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan memiliki sifat-sifat unggul, misalnya tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan air asin. Hal ini berarti mereka memiliki plasma nutfah atau gen unggul. <br />6. Sumber Keindahan<br />Beberapa jenis tumbuhan dan hewan merupakan sumber keindahan, baik bentuk, warna ataupun suaranya, yang dapat dijadikan sebagai hewan atau tanaman hiasan, seperti ikan mas koki, ikan lou han, ikan arwana, burung kutilang, burung kenari, anggrek bulan, mawar, dan bougenvil.<br />I. Peranan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati<br />Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, ia dapat mengalami berbagai perubahan terutama dalam hal jumlahnya, dapat bertambah ataupun berkurang. Dalam kenyataannya, jumlah keanekaragaman hayati cenderung berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas manusia, bencan alam, atau seleksi alam. Sesuatu hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah keanekaragaman hayati dikatakan merugikan keanekaragaman hayati. Faktor terbesar yang menyebabkan berkurangnya jumlah keanekaragaman hayati adalah aktivitas manusia. Namun, perlu diingat bahwa aktivitas manusia juga dapat meningkatkan atau menguntungkan keanekaragaman hayati. <br />1. Aktivitas Manusia yang Merugikan Keanekaragaman Hayati<br />Beberapa aktivitas manusia yang merugikan atau menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati seperti penebangan hutan, pengurukan lahan basah, pencemaran lingkungan, pertambangan, seleksi. <br />2. Aktivitas Manusia yang Menguntungkan Keanekaragaman Hayati<br />Aktivitas manusia juga dapat meningkatkan atau menguntungkan keanekaragaman hayati, beberapa di antaranya adalah penghijauan, penangkaran, perkawinan silang, dan perlindungan alam.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-23758744033788033722011-10-15T21:08:00.003-07:002011-10-15T21:08:50.025-07:00EKOLOGIPembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.<br />Faktor Biotik<br />Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. <br />A. Individu<br />Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi<br />Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.<br />1. Adaptasi morfologi<br />Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. <br />a. Gigi-gigi khusus<br />Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar 6.5. <br />b. Moncong<br />Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga. <br />c. Paruh<br />Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. <br />d. Daun<br />Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. <br />e. Akar<br />Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas. <br /><br />2. Adaptasi fsiologi<br />Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut. <br />a. Kelenjar bau<br />Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.<br />b. Kantong tinta<br />Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita. <br />c. Mimikri pada kadal<br />Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya. <br />3. Adaptasi tingkah laku<br />Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :<br />a. Pura-pura tidur atau mati<br />Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.<br />b. Migrasi<br />Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut. <br />B. Populasi<br />Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang. <br />Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :<br />700 - 500 = 200batang<br />1990-1980 10 tahun<br /><br />= 20 batang/tahun<br />Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi. <br />Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.<br />Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.<br />C. Komunitas<br />Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.<br />Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.<br />D. Ekosistem<br />Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). <br />Faktor Abiotik<br />Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.<br />a. Suhu<br />Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.<br />b. Sinar matahari<br />Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.<br />c. Air<br />Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.<br />d. Tanah<br />Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. <br />e. Ketinggian<br />Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.<br />f. Angin<br />Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.<br />g. Garis lintang<br />Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />INTERAKSI ANTAR KOMPONEN<br />Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.<br />A. Interaksi antar organisme<br />Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.<br />Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.<br />a. Netral<br />Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.<br />b. Predasi<br />Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.<br />c. Parasitisme<br />Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.<br />contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. <br /><br />d. Komensalisme<br />Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.<br />e. Mutualisme<br />Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.<br />B. Interaksi Antarpopulasi<br />Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.<br />Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.<br />Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.<br />C. Interaksi Antar Komunitas<br />Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.<br />Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat<br /><br />D. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik<br />Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. <br />Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.<br />PERKEMBANGAN EKOSISTEM<br />Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. <br />Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut.<br />Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis.<br />RANTAI MAKANAN<br />Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia. <br />Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. <br />Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. <br />1. Rantai Pemangsa<br />Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.<br />2. Rantai Parasit<br />Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.<br />3. Rantai Saprofit<br />Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.<br />4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik<br />Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan. <br />Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan. <br />Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat. <br />5. Piramida Ekologi<br />Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi. <br />a. Piramida jumlah<br />Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik. <br /><br />b. Piramida biomassa<br />Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.<br />Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. <br />Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem. <br />c. Piramida energi<br />Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. <br />Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut. <br />1. 1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik<br />2. selanjutnya. <br />2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan <br /> dikeluarkan sebagai sampah. <br />3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari <br /> tubuh organisms, sedangkan sisanya digunakan sebagai <br /> sumber energi.<br /><br />Populasi<br />Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya <br />Sifat polutan adalah:<br />1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat <br /> lingkungan tidak merusak lagi<br /><br />2. merusak dalam jangka waktu lama. <br /> Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi <br /> dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh <br /> sampai tingkat yang merusak.<br /> <br />Macam-macam Pencemaran<br />Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. <br />a. Menurut tempat terjadinya<br />Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah. <br />1. Pencemaran udara<br />Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.<br />a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, <br /> bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. <br />b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak <br /> berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak <br /> sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam <br /> udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-<br /> ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di <br /> bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. <br /> Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah<br /> kaca. <br />c. Partikel SO2 dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair <br /> membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat <br /> mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, <br /> virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan. <br />d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-<br /> hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta <br /> oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini <br /> membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang <br /> disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada <br /> manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, <br /> perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih. <br />Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian. <br />Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara. <br />2. Pencemaran air<br />Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut. <br />a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan <br /> sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan <br /> industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat bersifat racun.<br />b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air <br /> berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air. <br />c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian <br /> terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral <br /> yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming <br /> alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis <br /> karena sinar matahari terhalang. <br />Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. <br />Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. <br /><br />3. Pencemaran tanah<br />Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini : <br />a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, <br /> pecahan kaca, dan kaleng <br />b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit <br /> diuraikan) <br />c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.<br /><br />4. Polusi suara<br />Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran. <br /><br /><br /><br /><br />b. Menurut macam bahan pencemar<br />Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut. <br />1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), <br /> pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak. <br />2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba <br /> coli, dan Salmonella thyposa. <br />3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.<br />c. Menurut tingkat pencemaran<br />Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut : <br />1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada<br /> panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada <br /> ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang <br /> menyebabkan mata pedih. <br />2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan <br /> menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) <br /> di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi <br /> cacat.<br />3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya <br /> sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam <br /> lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir. <br />2. Parameter Pencemaran <br />Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut : <br />a. Parameter kimia<br /> Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam <br /> berat. <br /><br />b. Parameter biokimia<br /> Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu <br /> jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan <br /> menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya <br /> selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan <br /> untuk mengukur banyaknya pencemar organik. <br />Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm. <br />c. Parameter fisik<br />Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas. <br />d. Parameter biologi<br />Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton<br /><br />Perubahan Lingkungan<br />Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya. <br />1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia<br />Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. <br />Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut. Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif. <br />Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. <br />Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.<br /><br />2.Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam <br />Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-5504293595391997322011-10-15T21:08:00.001-07:002011-10-15T21:08:21.344-07:00EKOSISTEMEKOSISTEM<br /><br />Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup, dikenal sebagai komponen biotik dan abiotik, yang sudah dibicarakan dalam bab ekologi.<br />Kelompok organisme hidup dalam komponen biotik keseluruhannya merupakan komunitas dalam ekosistem itu. Komponen biotik dapat dibedakan menjadi organisme autotrofik dan heterotrofik. Organisme autrotofik mensintesis sendiri makanannya dari molekul anorganik sederhana, dan dengan pengecualian bakteri kemosintetik, melakukan kegiatan itu dengan fotosintesis, menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Organisme heterotrofik memerlukan sumber makanan organik, dengan perkecualian beberapa bakteri, menyandarkan pada bahan kimia sebagai sumber energi yang diambil dari makanan organik yang dikonsumsi. Dari sini dapat diketahui heterotrof hidupnya tergantung pada keberadaan autotrof, dan pemahaman tentang interaksi mereka adalah penting untuk dapat memahami ekosistem. <br />Komponen abiotik suatu ekosistem pada dasarnya terbagi atas tanah/air, dan iklim. Tanah dan air mengandung campuran zat makanan anorganik dan organik. Bantuan yang menjadi bagian dan bahan dasar terbentuknya tanah memberi saham pada sifat tanah. Iklim, termasuk variabel-variabelnya seperti cahaya, suhu, air merupakan faktor penting sebagai penentu tipe-tipe organisme yang dapat tumbuh hidup dalam ekosistem tertentu. Dalam ekosistem akuatik (perairan), salinitas merupakan variabel utama lainnya.<br />Energi memasuki komponen biotik suatu ekosistem melalui produsen. Kecepatan penyimpanan energi oleh produsen dalam bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan disebut produksi primer, sedang produksi sebagian hasil organisme heterotrofik disebut produksi sekunder.<br />A. Komponen dalam Ekosistem<br />1. Arus Energi dan Daur Zat Hara<br />Semua organisme dalam ekosistem diikat oleh hubungan energi dan zat hara (makanan) mereka, dan perbedaan antara energi dan zat hara ini perlu secara jelas kita pahami.<br />Berdasar fisika yang telah kita pahami, kita masih ingat, energi merupakan kapasitas atau kemampuan melakukan kerja. Seperti halnya suatu mesin, dan ini adalah suatu sistem, untuk dapat bekerja (hidup) memerlukan energi atau tenaga. <br />Ahli ekologi memandang ekosistem sebagai mesin yang tetap bekerja (hidup) oleh adanya masukan energi dan materi (zat hara). Unsur hara asal-usulnya diambil dari komponen abiotik ekosistem, yang akhirnya kembali lagi ke dalam ekosistem baik sebagai bahan buangan atau bangkai organisme. Dengan demikian, daur ulang senantiasa terjadi dalam ekosistem. Kedua komponen hidup dan tidak hidup terlibat di dalamnya dan ini merupakan daur biogeokimia.<br />Energi yang memutar roda pendauran ini dipasok oleh matahari yang merupakan sumber energi yang hakiki. Dalam komponen biotik, organisme fotosintetik menggunakannya secara langsung dan meneruskannya langsung ke organisme lain. Hasilnya adalah arus energi dan daur materi (zat hara) dalam ekosistem. Perlu diingat di sini, dalam komponen abiotik seperti faktor-faktor musim yaitu suhu, gerakan atmosfer, penguapan dan curah hujan juga diatur oleh pemasukan energi matahari.<br />Energi dapat berada dalam berbagai bentuk seperti energi mekanik, energi kimia, panas dan listrik dan semuanya saling dapat diubah. Perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain disebut transformasi energi, yang dalam fisika akan dipelajari dalam termodinamika.<br />Organisme hidup merupakan pengubah energi, dan setiap terjadi perubahan energi, ada sebagian energi yang hilang dalam bentuk panas. Akhirnya semua energi yang masuk ke dalam komponen biotik suatu ekosistem yang digunakan untuk melakukan kerja akan hilang sebagai panas. Dapat kamu bayangkan karena panas (sebagai energi) dapat melakukan kerja dalam berbagai tingkat dalam ekosistem, energi harus terus-menerus dipasok walaupun ada pendauran, karena energi hasil pendauran selalu lebih kecil daripada energi yang diperlukan dalam proses pengadaan panas yang digunakan untuk melakukan kerja. Dalam kenyatannya, organisme hidup tidak menggunakan panas sebagai sumber energi untuk melakukan kerja, tetapi menggunakan cahaya atau energi kimia. Kajian tentang arus energi serta daur materi (zat hara) dalam ekosistem disebut energitika. Untuk lebih memahami energitika ini perlu dipelajari pengertian satuan energi dan matahari sebagai sumber energi.<br />a. Satuan Energi<br />Dalam Standar Internasional (SI), satuan energi dinyatakan dalam joule (J). Satuan tradisional masih banyak digunakan. Satuan energi dinyatakan dalam kalori (kal). Untuk jelasnya, kita ungkap pelajaran fisika yang mejelaskan tetang SI ini.<br />Sekedar untuk memperoleh gambaran hubungan antara satuan energi internasional dan konvensional dapat diberikan persamaannya sebagai berikut:<br />1 J = 0,239 kal, untuk mudahnya 0,24 kal.<br /> 1 kal = 4,186 J, untuk mudahnya 4,2 J.<br /> Kamu sekalian dapat mengubah nilai J ini ke dalam kalori dengan<br /> ketentuan yang sudah diberikan di atas.<br />b. Matahari sebagai Sumber Energi<br />Matahari merupakan sumber hakiki energi untuk kehidupan ekosistem. Matahari memancarkan foton (energi solar) ke dalam ruang angkasa dalam bentuk geombang elektromagnetik dan hanya sebagian kecil sampai di bumi kita.<br />2. Rantai makanan dan taraf Trofi<br />Di dalam suatu ekosistem, molekul-molekul organik yang mengandung energi yang dihasilkan oleh organisme autotrotofik, merupakan sumber makanan (zat hara dan energi) bagi organisme heterotrofik; contoh jelas adalah tumbuhan dimakan oleh hewan. Hewan ini pada gilirannya dimakan oleh hewan lain, dan dengan jalan ini energi dipindahkan melewati rentetan organisme yang makan hewan sebelumnya dan dimakan hewan berikutnya sebagai penyedia energi dan zat hara. Urutan demikian merupakan rantai makanan. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut taraf trofi (tromos, memakan). Taraf trofi pertama diduduki oleh organisme autrotof yang disebut produsen. Organisme taraf trofi kedua biasanya disebut konsumen primer, yang menduduki taraf trofi ketiga disebut konsumen sekunder (kedua) dan seterusnya. Dalam suatu ekosistem tidak selamanya memiliki jumlah taraf trofi yang sama, biasanya dapat mencapai hingga lima taraf trofi dan jarang hingga mencapai enam taraf trofi.<br />a. Produsen primer<br />Produsen primer merupakan organisme autotrofik, dan sebagian besar merupakan tumbuhan hijau. Beberapa diantaranya organisme prokariotik, misalnya ganggang biru dan sedikit bakteri juga fotosintetik tetapi sahamnya amat sedikit sebagai produsen. Organisme fotosintetik mengubah energi matahari (cahaya) menjadi energi kimia yang terkandung dalam molekul-molekul organik yang membentuk jaringan mereka. Sedikit saham juga diberikan oleh bakteri kemosintetik yang memperoleh energinya dari senyawa anorganik.<br />Produsen utama ekosistem air adalah Alga, sering dalam bentuk uniseluler yang membentuk fitoflankton yang menyelimuti permukaan laut dan danau. Di daratan, produsen primer yang utama adalah tumbuhan-tumbuhan yang sudah lebih maju seperti Angiospermac, Gymnospermae yang membentuk hutan dan padang rumput. <br />b. Konsumen<br />Konsumen tingkat pertama (primer) memakan produsen dan disebut herbivor. Di darat, herbivor meliputi insekta, reptil, burung dan mamalia. Dua mamalia yang herbivor terutama adalah rodentia (hewan pengerat, penggerek) dan ungulata (hewan berkuku genap/ganjil seperti sapi, kuda dan lain sebagainya). Dalam ekosistem perairan, herbivor terdiri dari udang-udangan kecil dan moluska. Sebagian besar organisme ini seperti kutu air, kopepoda, larva kepiting, remis, kerang-kerangan merupakan pemakan bubuk sampah dan menyaring produsen renik dari air. Bersama dengan protozoa mereka merupakan bagian terbesar dari zoonplankton yang memakan fitoplankton. Kehidupan dalam laut dan danau hampir seluruhnya bergantung kepada kedua plankton ini karena keduanya selalu terdapat pada awal semua rantai makanan. Konsumen tingkat pertama juga meliputi parasit (fungsi, animalia atau tumbuhan).<br />Konsumen tingkat kedua memakan herbivor dan disebut karnivor. Konsumen tingkat tiga memakan karnivor dan juga merupakan karnivor. Konsumen tingkat dua dan tingkat tiga dapat merupakan predator dalam arti memburu mangsanya, menangkap dan membunuh kemudian memakannya; pemakan bangkai memakan hewan yang sudah mati; parasit dalam hal ini lebih kecil dari tuan rumahnya. Pembicaraan tentang rantai makanan parasit ditiadakan, dan akan dibicarakan dalam piramida jumlah. Dalam rantai makanan khas parasit, parasit menjadi lebih kecil pada taraf trofi berikutnya.<br />Rantai makanan khas predator memperlihatkan predator menjadi lebih besar pada taraf trofi berikutnya:<br />1) Tumbuhan (nektar) : lebah , laba-laba , clurut burung hantu.<br />2) Cairan mawar : kutu daun , kepik , laba-laba , burung pemakan serangga , elang.<br /><br />c. Perombak dan Detritivor (rantai makanan detritus)<br />Ada dua tipe dasar rantai makanan, rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus. Contoh-contoh yang sudah disebut semuanya termasuk rantia makanan perumput karena taraf trofi yang pertama diduduki oleh tumbuhan hijau, kedua oleh hewan perumput (herbivor) dan taraf berikutnya oleh karnivor. Bila tumbuhan dan hewan mati, tubuhnya masih mengandung energi dan bahan mentah, begitu pun produk buangan seperti urin, tinja yang dibuang selama hidupnya. Bahan-bahan organik ini dirombak oleh jasad renik (mikro organisme), yaitu fungsi dan bakteri yang hidup saprofitik terhadap sisa-sisa tersebut. Mereka disebut perombak dan mengeluarkan enzim pencerna pada bangkai atau bahan buangan, kemudian menyerap hasil cernaannya ini. Kecepatan penguraian (perombakan) amat bervariasi. Bahan-bahan organik dari urin, tinja, dan bangkai dapat dilahap dalam jangka waktu mingguan, sedang batang pohon, dahan ranting ada yang terbilang tahunan baru habis terurai. Penguarian kayu (dan materi tumbuhan lainnya) merupakan kegiatan fungsi yang mengeluarkan enzim selulosa membuat kayu menjadi lunak dan memungkinkan organisme renik lainnya dapat menembus ke dalam dan mencerna bahan tumbuhan itu.<br />Fragmen (hancuran, remukan, bagian-bagian lembut) dari bahan-bahan yang sudah terurai disebut detritus, dan banyak binatang-binatang kecil lainnya memakan detritus ini, memberi saham yang besar dalam proses penguaraian; mereka disebut detrivtor (pemakan detritus). Karena kegiatan bersama antara perombak (fungsi dan bakteri) dan detrivitor (hewan) mengarah pada terurainya materi, mereka secara kolektif berperan sebagai perombak, walaupun istilah perombak sebenarnya berhubungan dengan organisme saprofitik.<br />Detrivitor darat yang khas adalah: cacing tanah, kutu kayu, luwing (lengkibang) dan binatang renik seperti nematoda, rayap, macam-macam larva serangga (belatung). Detrivitor pantai: cacing palolo, siput pantai, mentimun laut (tripang).<br />Detrivitor dapat pula dimakan oleh hewan yang lebih besar, membentuk tipe rantai makanan lain yang diawali dengan detritus. <br />Jadi:<br /> Detritus , detrivitor , karnivor<br /> Contoh rantai makanan detritus seperti di bawah ini:<br />Sampah dedaunan , cacing tanah , burung jalak putih , elang<br />Bangkai hewan , belatung , kodok (katak) , ular tanah.<br />Tipe rantai makanan di atas disebut rantai makanan detritus.<br />3. Jaring-jaring makanan<br />Dalam pembicaraan rantai makanan di atas, dilukiskan setiap organisme seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu macam organisme lainnya saja. Hal yang terjadi sebenarnya dalam suatu ekosistem tidaklah demikian, tetapi lebih kompleks, karena tiap organisme mungkin memakan lebih dari satu macam organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai makanan yang lain. Ini terutama terjadi pada karnivor taraf trofi tinggi. Hewan pemakan tumbuhan dan hewan disebut omnivor. Manusia juga termasuk omnivor. Dalam alam, kenyataan menunjukkan kepada kita rantai-rantai makanan itu saling berhubungan satu sama lain sedemikian sehingga membentuk jaring-jaring makanan.<br />4. Piramida ekologi<br />Untuk mempelajari secara jelas hubungan antara organisme dalam ekosistem secara kuantitatif adalah menyatakannya dalam bentuk diagram piramida ekologi.<br />a. Piramida Jumlah<br />Organisme yang terdapat dalam areal tertentu dihitung dan dikelompokkan berdasar taraf trofinya. Dalam perhitungan biasanya akan terdapat penurunan jumlah hewan dari taraf trofi kedua ke arah taraf berikutnya. Tumbuhan dalam taraf trofi pertama biasanya juga melebihi jumlahnya daripada hewan di taraf trofi kedua. Hal ini akan menghasilkan piramida jumlah.<br />Untuk keperluan pengilustrasian piramida, jumlah organisme dalam taraf trofi dapat diwujudkan dalam bentuk segi empat yang luasnya atau panjangnya sebanding dengan jumlah organisme yang terdapat dalam areal tertentu. Karnivor pada taraf trofi paling atas disebut karnivor puncak.<br />Leptomonas adalah protozoa parasit; ribuan leptomonas dapat hidup dalam seekor kutu. Ilustrasi piramida makanan dalam bentuk piramida jumlah dapat menimbulkan kesan yang kurang tepat dan kadang-kadang sulit karena perbandingan taraf-taraf trofi terlalu besar adanya. Karena itu, gambaran hubungan organisme dalam ekosistem diilustrasikan dalam bentuk piramida berat atau biomass. <br />b. Piramida Biomas<br />Kerugian menggunakan piramida jumlah untuk menjelaskan hubungan organisme dalam suatu ekosistem dapat diatasi dengan penggunaan piramida berat (biomass). Dalam piramida berat ini, massa (berat) organisme ditaksir untuk tiap taraf trofi. Penaksiran ini dilakukan dengan menimbang individu-individu yang mewakili pun juga mencatat jumlahnya, dan tentu ini lebih memerlukan banyak waktu dan peralatan. Idealnya, massa itu dari organisme yang sudah kering dan dibandingkan dengan massa basah. Massa organisme diperoleh dari tiap taraf trofi per satuan luas areal atau volum. Bentuk piramida massa itu menunjukkan bahwa biomass menurun pada tiap taraf trofi.<br />Ternyata penggunaan piramida biomass ini juga tidak memuaskan karena bentuk piramida dapat berubah-ubah tergantung perubahan iklim. Karena itu ilmuwan mencari dan menemukan cara lain untuk memahami hubungan antara organisme dalam tiap taraf trofi. <br />c. Piramida Energi<br />Paling ideal dan mendasar untuk menunjukkan hubungan antar organisme pada tiap taraf trofi adalah dengan piramida energi. Cara ini memiliki beberapa keuntungan:<br />1) Memperhitungkan kecepatan produksi; berbeda dengan piramida jumlah dan biomas yang menyatakan keadaan organisme hanya pada sesaat waktu saja. Tiap batang segiempat pada piramida energi, menyatakan jumah energi tiap satuan luas atau volum yang masuk ke taraf trofi dalam waktu yang terukur (misalnya per jam, per hari, per tahun). <br />2) Berat dua spesies yang sama tidak harus berarti memiliki energi yang sama, karena itu perbandingan berdasar biomas dapat keliru. <br />3) Disamping dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem, pentingnya kedudukan populasi dalam suatu ekosistem dapat dibandingkan dan piramida terbalik tidak terdapat. Jadi dapat dibandingkan arus energi (keluaran energi) dari konsumen I biomass berlainan dapat dibandingkan.<br />4) Masukan energi matahari dapat ditambahkan sebagai segiempat tambahan pada dasar piramid energi.<br /> Catatan: walau piramid energi merupakan yang paling berguna di antara ketiga piramid ekologi, namun paling rumit untuk memperoleh datanya karena memerlukan pengukuran lebih banyak dan teliti, terutama data yang diperlukan untuk menentukan nilai energi sesuatu organisme dengan massa tertentu. Karena itu dalam praktik piramid biomass diubah menjadi piramid energi berdasar eksperimen sebelumnya.<br />B. Produktivitas Ekosistem<br />Pelajaran produktivitas menyangkut studi tetang arus energi dalam ekosistem. Energi masuk ke dalam komponen biotik ekosistem melalui produsen, energi ini disimpan dalam bentuk zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan dan disebut produksi primer. Ini merupakan parameter (besaran yang diukur untuk dijadikan patokan) untuk menghitung seluruh arus energi yang melalui komponen biotik dalam ekosistem, dan dari sini dapat diukur jumlah kehidupan yang dapat didukung suatu ekosistem.<br />Dalam pembicaraan tentang matahari sebagai sumber energi disebutkan, sinar matahari yang ditangkap tumbuhan itu berbeda-beda banyaknya, tergantung pada ketinggian dari permukaan laut (dpl), juga tergantung pada penutupan oleh tumbuhan sesuatu daerah.<br />Sebagian kecil energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan memproduksi molekul-molekul organik dan disimpan sebagai energi kimia. Kecepatan menyimpan energi kimia oleh tumbuhan ini disebut produksi primer kotor (PPK). Lebih kurang 20% dari PPK ini digunakan oleh tumbuhan sendiri untuk respirasi dan fotorespirasi. Sisanya baru disimpan oleh tumbuhan dikenal sebagai produksi primer bersih (PPB).<br />Bila herbivor dan karnivor mengkonsumsi organisme lainnya, makanan (materi dan energi) dipindahkan dari taraf trofi yang satu ke berikutnya. Sebagian dari makanan ada yang tidak tercerna dan segera terbuang dalam proses pencernaan. Untuk hewan yang mempunyai saluran pencernaan makanan, ini dalam bentuk feses (tinja). Semua bahan buangan ini disebut egesta. Egesta masih mengandung energi seperti halnya produk buangan organik (ekskreta) seperti urea. Tidak semua egesta, ekskreta merupakan produk metabolisme hewan sendiri. Hewan sebagaimana juga tumbuhan, juga kehilangan energi sebagai akibat respirasi. Energi yang tersisa dalam heterotrof setelah tergabung melalui pencernaan, ekskresi dan respirasi, dapat digunakan untuk produksi yaitu tumbuh, perbaikan dan reproduksi. Produksi oleh heterotrof ini disebut produksi sekunder, apapun taraf trofinya. Persamaan berikut ini merangkum nasib energi yang dikonsumsi oleh hewan.<br />1. Makanan yang Dikonsumsi = tumbuh + respirasi + egesta + ekskreta.<br />2. Produktivitas Primer Bersih (PPB) = kecepatan tumbuhan membuat energi kimia (PPK) – kecepatan tumbuhan menggunakan energi kimia. <br />Energi yang terbuang pada tiap taraf trofi dalam rantai makanan dan panjang rantai makanan itu akhirnya terbatasi oleh banyaknya energi yang hilang.<br />Perbandingan energi hilang dalam perpindahan energi dari energi matahari ke produksi pertama adalah tinggi. Perpindahan berikutnya paling sedikit sepuluh kali lebih efisien daripada transfer awal itu. Efisien rata-rata perpindahan energi dari tumbuhan ke herbivor ada lebih kurang 10%, dan dari hewan ke hewan lain lebih kurang 20%. Pada umumnya, herbivor kurang efisien dalam penggunaan makanan dibanding dengan karnivor karena bahan tumbuhan mengandung sebagian besar bahan selulose dan kadang-kadang bahan kayu (yang mengandung selulose dan lignin) yang kurang atau tidak tercerna dan karenanya bukan sebagai sumber energi untuk sebagian besar herbivor.<br />Energi yang hilang dalam proses respirasi tidak dapat dipindahkan ke organisme lain. Tetapi energi yang terbuang dalam rantai makanan dalam bentuk ekskreta dan engesta tidak hilang dalam ekosistem karena masih dapat dipindahkan ke detrivitor dan perombak. Sama halnya, tiap organisme yang mati, daun yang gugur, ranting dan dahan, dan lain sebagainya akan mengawali rantai makanan detritus perombak. Perbandingan PBB yang mengalir langsung ke detritus dan bakteri berbeda satu dengan sistem lainnya. Dalam ekosistem hutan sebagian besar dari produksi primer masuk ke rantai makanan detritus daripada ke rantai makanan perumputan, sehingga menghasilkan sampah dan humus pada dasar hutan, ke tengah-tengah konsumen walau mereka tak jelas tampak. Sedangkan dalam ekosistem lautan atau ekosistem penggembalaan ternak, lebih dari separuh PBB masuk ke dalam rantai makanan perumputan. <br />C. Daur Biogeokimia<br />Daur biogeokimia merupakan daur yang terlibat unsur senyawa kimia mengalami perpindahan lewat organisme hidup dan beredar kembali ke lingkungan fisik. Ada baiknya hal ini dipandang sebagai hubungan antara komponen biotik dan abiotik suatu ekosistem. Lima faktor yang akan dibicarakan di sini dianggap penting bagi kehidupan adalah: karbon, oksigen, nitrogen, pospor dan belerang (sulfur).<br />1. Daur Nitrogen (N)<br />Atmosfer kita mengandung 79% nitrogen berdasar volume, namun nitrogen relatif amat jarang dalam bentuk senyawa karena N ini lambat dan susah bereaksi. Nitrogen merupakan bahan penting bagi pembentukan asam amino dan seterusnya protein, dan ini membatasi pasokan makanan yang dapat diperoleh dalam suatu ekosistem lebih dari makanan tumbuhan lainnya. Satu-satunya cara sehingga nitrogen ini dapat diperoleh oleh organisme hidup adalah melalui fiksasi nitrogen suatu kemampuan yang terbatas dimiliki oleh organisme prokariotic tertentu, walaupun sekarang sedang dipikirkan melalui rekayasa genetik bagi tumbuhan hijau agar dapat melakukan kerja itu juga. <br />Fiksasi nitrogen merupakan kegiatan yang memakan banyak energi karena dua atom nitrogen (dalam gas N2) harus dipisahkan dulu sebelum difiksasi (digabung). Fiksasi ini terjadi melalui kerja enzim nitrogenesa, menggunakan energi dari metabolisme organisme. Proses yang tanpa enzim, memerlukan energi yang besar seperti dalam industri kimia (pupuk buatan) atau proses oleh kilat dalam atmosfer.<br />Nitrogen penting bagi keseluruhan tanah, berarti penting untuk memproduksi bahan pangan. Tiap tahun Indonesia membutuhkan pupuk-pupuk yang mengandung nitrogen seperti Amonium nitrat, NPK dan Urea. Kita masih belum begitu peduli akan akibat negatif terhadap penggunaan pupuk-pupuk tersebut. Dari pengalaman bangsa lain kita sebetulnya dapat belajar seperti mengalirnya rembesan pupuk-pupuk nitrogen ke sungai, danau yang menyebabkan terganggunya keseimbangan garam ekosistem air yang menyebabkan hilangnya kehidupan air dari ekosistem tersebut.<br />Pembusukan dan proses nitrifikasi oleh bakteri merupakan proses dalam daur N ini. Sebagian besar tumbuhan bergantung pada pasok nitrat dari tanah. Hewan sebaliknya bergantung langsung atau tidak langsung kepada tumbuhan untuk pasok N.<br />Urutan proses dari protein menjadi nitrat merupakan proses aksidasi, proses yang memerlukan oksigen dan melibatkan bakteri aerob. Protein diurai menjadi amonia melalui asam amino bila organisme mati. Kotoran dan ekskreta juga sama, terurai. Bakteri komosintetik kemudian mengoksidasi amonia menjadi nitrat, proses ini disebut nitrifikasi.<br />Nitrifikasi dapat dibalikkan prosesnya oleh bakteri denitrifikasi yang kegiatannya dapat mengurangi kesuburan tanah, yang terjadi pada keadaan tanpa oksigen (anaerob). <br />2. Daur sulfur (Belerang)<br />Sulfur banyak terdapat di kerak bumi dan dapat diambil tumbuhan dalam bentuk sulfat. Merupakan bahan penting bagi pembentukan semua protein.<br />Seperti halnya dengan nitrogen, hewan bergantung kepada tumbuhan untuk memperoleh sulfur. Selain daun sulfur yang terdapat dalam atmosfer, gas oksid sulfur (SO2) terus menerus bertambah sebagai sisa pembakaran bahan bakar fosil (BBM) dan dari melelehnya belerang dari tambang-tambang belerang/ gunung berapi. Gas ini merupakan polutan (penyebab polusi) dan bila larut oleh air hujan, menjadilah asam. Banyak bukti menunjukkan hujan asam telah merusak keadaan ekologi. <br />3. Daur Posfor<br />Posfor merupakan unsur yang penting pembentuk asam nukleat, protein, ATP (adenosin tri posfat) dan senyawa organik vital lainnya. Merupakan unsur yang jarang terdapat, dan seperti nitrogen dan kalium sering merupakan faktor pembatas dalam produktivitas ekosistem.<br />Daurnya tidak begitu rumit karena posfor tidak ada dalam bentuk gas dalam alam. Sebagian besar posfor yang mengalir ke laut menjadi terikat pada endapan di dasar laut. <br />D. Suksesi<br />Komunitas merupakan kelompok berbagai populasi yang berinteraksi satu sama lain di suatu areal tertentu dan merupakan bagian hidup dari suatu ekosistem. Komunitas berfungsi sebagai satuan yang dinamis dengan taraf trofi, arus energi dan daur makanan (materi) di dalamnya.<br />Susunan suatu komunitas selalu dibangun dalam kurun waktu cukup lama. Contoh yang dapat dijadikan model bagaimana komunitas lahir dan berkembang adalah invasi (serbuan suatu organisme dari luar wilayah) dan kolonisasi (tumbuhnya organisme) batuan yang gundul, misalnya pada lahan bekas lahar panas gunung berapi. Contoh munculnya anak krakatau yang semula tanah berbatu gundul, sekarang (setelah 150 tahun) sudah menjadi hutan.<br />Semula pohon atau perdu bahkan rumputpun tak dapat tumbuh pada batuan yang merupakan bekuan lahar panas itu karena kurangnya lapisan tanah. Alga dan lumut kerak menyerbu dan tumbuh pada batuan tersebut melalui berbagai cara pesebaran dari luar dan membangun komunitas perintis (pionir). Timbunan organisme yang sudah mati dan terurai bercampur dengan batuan yang erosi oleh cuaca, membangun akumulasi tanah yang cukup tebal untuk tempat yang dapat menampung invasi dan kolonisasi berbagai tumbuhan yang lebih besar seperti lumut dan paku-pakuan. Akhirnya tumbuh-tumbuhan ini akan diikuti dn digantikan oleh tumbuhan yang lebih besar lebih menuntut makanan yang lebih banyak seperti tumbuhan berbiji termasuk rumput-rumputan, perdu dan pepohonan. <br /><br />E. Tipe-tipe Ekosistem<br />Untuk mengenali tipe-tipe ekosistem pada umumnya kita menggunakan ciri-ciri komunitas yang menonjol. Khusus untuk ekosistem daratan yang kita gunakan adalah komunitas vegetasinya. Karena wujud vegetasi merupakan penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya.<br />Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu ekosistem bahari (laut), ekosistem darat alami, ekosistem suksesi dan ekosistem buatan.<br />1. Kelompok Ekosistem Bahari<br />Termasuk dalam kelompok ekosistem ini adalah ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai dangkal (litoral) dan daerah pasang surut.<br />a. Ekosistem laut dalam<br />Belum banyak yang kita ketahui tentang kehidupan di laut dalam, terutama untuk kawasan perairan Indonesia. Secara umum dapat dikatakan keanekaragaman jenis di sini tidaklah setinggi ekosistem lainnya.<br />b. Ekosistem Pantai Pasir Dangkal<br />Komunitas dalam ekosistem ini terletak di pantai yang tergenang air laut kecuali ketika air surut rendah. Terdapat di wilayah pesisir terbuka dan jauh dari pengaruh sungai besar tetapi dapat pula terletak di antara dua dinding batu terjal. Ekosistem macam ini terdapat antara lain di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Komunitas pada habitat ini didominasi beberapa macam rumput dan ganggang.<br />Ekosistem terumbu karang terbentuk pada perairan jernih, tidak terdapat di pantai utara Jawa yang keruh. Banyak terdapat di pantai selatan Jawa, Bali, pulau-pulau sebelah barat Sumatra, Nusa Tenggara dan Maluku. Terumbu karang terbentuk sebagai hasil kegiatan berbagai jenis organisme terutama Coelonterata serta biota lain seperti cacing, siput dan kerang serta ganggang berkapur. Terumbu karang juga merupakan habitat berbagia jenis ikan yang bernilai ekonomi.<br />Ekosistem Pantai Batu dapat berupa batuan kadas yang berasal dari proses konglomerasi (berkumpul menyatu) batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur atau terbentuk dari bongkah-bongkah batu granit yang besar-besar. Biasanya terdapat di wilayah pesisir yang berbukit dan berdinding batu di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku. Vegetasinya didominasi Eucheuma dan Sargassum. <br />Ekosistem Pantai Lumpur terdapat di muara sungai dan sekitarnya dan bila sungai itu besar dapat membentang luas menjorok ke laut. Pantai seperti ini banyak terdapat di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya. Di sini berkembang komunitas pionir Avicennia (Api-api) atau Sonneratia (Bakau) dan biasanya berkembang pula komunitas rumput laut Enhalus acoroides. Tipe ekosistem estuarlina (muara sungai) ini merupakan tempat asuhan berbagai jenis biota laut dalam melengkapi perjalanan daur hidupnya. Pada saat-saat tertentu habitat ini manjadi tempat berkumpulya berbagai biota pantai dalam bentuk ikan kecil-kecil seperti ikan impun dan sejenisnya. Pantai lumpur juga menjadi habitat ikan gelodok. <br />1) Ekosistem Air Tawar<br />Tempat-tempat yang termasuk ekosistem air tawar ialah danau, kolam, sungai, dan rawa. Faktor-faktor pembatas pada ekosistem air tawar adalah:<br />• Suhu/ temperatur, variasi perubahan suhu sangat kecil, tetapi sangat berpengaruh karena menimbulkan pola sirkulasi dan stratifikasi yang dapat mempengaruhi kehidupan organisme. <br />• Penembusan (penetrasi) cahaya, dibatasi oleh bahan-bahan yang terlarut dalam air.<br />• Arus air, dapat mempengaruhi distribusi oksigen, garam mineral, dan mikroorganisme.<br />• Konsentrasi gas-gas pernafasan, gas-gas yang terlarut dalam air (O2, CO2, dan gas-gas lainnya) yang sangat bermanfaat bagi organisme air. <br />• Mineral/garam-garam, sangat diperlukan bagi keahidupan organisme air.<br />Pembagaian daerah perairan pada ekosistem danau atau kolam adalah sebagai berikut:<br />• Zona litoral, merupakan bagian perairan dangkal, cahaya matahari sampai ke dasar sehingga terdapat tumbuhan berakar.<br />• Zona Limnetik, merupakan bagian perairan terbuka, cahaya matahari sampai ke dasar (sekitar 1%). Pada zona ini terdapat plankton, nekton dan neuston. Zona ini tidak ada pada kolam yang kecil.<br />• Zona profundal, merupakan daerah yang gelap, di bawah penetrasi cahaya efektif sehingga organisme yang ada berupa organisme saprotof. Zona ini hanya terdapat di danau yang dalam. <br />Organisme air tawar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.<br />a. Berdasarkan kebiasaan hidup<br />• Benthos, adalah organisme yang hidup dan menempel di dasar perairan, contohnya kepiting dan cacing.<br />• Nekton, adalah organisme yang berenang bebas dalam air, contohnya ikan.<br />• Plankton, adalah organisme yang terapung, melayang-layang dalam air, contohnya udang tingkat rendah dan alga.<br />• Perifiton, adalah organisme yang menempel, mengkaitkan tubuhnya pada batang/ tumbuhan air, contohnya siput air.<br />b. Berdasarkan kedudukan dalam rantai makanan<br />• Autotrof (produsen), yaitu organisme yang berklorfil, contohnya tumbuhan hijau.<br />• Fagotrof (konsumen) seperti herbivora, predator, dan parasit.<br />• Saprotof, adalah organisme yang memanfaatkan sisa-sisa organisme, contoh bakteri dan cendawan. <br />2) Ekosistem air asin (lautan)<br />Ekosistem air laut mempunyai karakteristik sebagai berikut:<br />• Sangat luas, kurang lebih 70 % dari luas permukaan bumi<br />• Kedalamannya bervariasi<br />• Arus air dengan sirkulasi terus-menerus yang diakibatkan oleh angin<br />• Suhu bervariasi karena perbedaan letak geografis<br />• Tekanan air bervariasi, karena dipengaruhi kedalaman<br />• Terjadi gelombang pasang/ surut karena gravitasi bulan dan matahari<br />• Kadar garam (salinitas) tinggi<br />Komunitas pada ekosistem laut dipengaruhi faktor-faktor fisik, seperti gelombang, kedalaman, dan suhu.<br />Pembagian zona ekosistem laut, didasarkan pada penembusan cahaya matahari.<br />Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut disebut zona litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman kurang lebih 200 meter dari daerah pasang surut disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah ini ialah produsen, plankton, konsumen, dan pengurai. <br />Zona oseanik merupakan daerah laut terbuka. Berdasarkan kedalamannya, dibedakan menjadi zona batial (200-400 m), zon abisal (400-10.000 m), dan zona hadal (10.000-dasar). Komunitas pada zona oseanik ialah alga bersel atau Sonnetaria (Bakau) dan biasanya berkembang pula komunitas rumput laut Enhatus acoroides.<br />2. Kelompok ekosistem darat alami<br />Indonesia memiliki tiga bentuk vegetasi utama untuk mengenali ekosistem darat alami ini, yaitu vegetasi pamah (dataran rendah), vegetasi pegunungan dan vegetasi monsun. Tidak semua akan dibicarakan di sini.<br />a. Vegetasi pamah<br />Vegetasi ini merupakan bagian terbesar hutan dan mencakup kawasan yang paling luas di Indonesia terletak pada ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut, terdiri atas vegetasi rawa, dan vegetasi darat. Diantaranya adalah sebagai beikut: <br />• Hutan Bakau. Jumlah jenis hutan bakau hanya sekitar 95, dengan komposisi yang berbeda-beda untuk tiap habitat, bergantung pada kombinasi faktor-faktor habitat yang mempengaruhinya. <br />• Hutan Rawa Air Tawar. Terdapat dalam kawasan yang luas, terletak di belakang hutan bakau. Variasi hutan rawa terdapat di delta yang merupakan tipe khusus yang secara teratur dibanjiri oleh air tawar sebagai akibat gerakan pasang surut. <br />• Hutan Tepi Sungai. Terdapat di sepanjang tepi sungai besar, merupakan vegetasi rawa musiman yang sangat berbeda. Tanahnya subur, dalam dan gembur. <br />• Hutan Sagu. Terdapat di Irian Jaya dan Maluku, berkisar dari hutan sagu murni hingga ke hutan sagu campuran dan berkembang di daerah yang aliran air tawarnya teratur. <br />• Hutan Rawa Gambut. Ditandai oleh floranya yang terbatas. Pohon-pohonnya tinggi tetapi kurus dan tidak lebat karena tumbuh pada tanah yang terdiri atas timbunan gambut yang sangat asam. <br />Faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem darat adalah sebagai berikut:<br />1. Kelembaban udara, sangat berpengaruh karena selalu terjadi proses transpirasi dan evaporasi. <br />2. Suhu, bervariasi dan menentukan keadaan organisme.<br />3. Sirkulasi udara, sangat mempengaruhi kadar O2 dan CO2.<br />4. Keadaan tanah, menentukan gerak organisme karen berguna sebagai media hidup atau sumber unsur hara bagi tumbuhan. <br />3. Kelompok ekosistem suksesi<br />Ekosistem suksesi ini merupakan ekosistem yang berkembang setelah terjadinya perusakan terhadap ekosistem alami. Dapat terjadi karena peristiwa alami maupun karena kegiatan manusia, atau bila ekosistem buatan tidak dirawat lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi setempat.<br />Ada dua macam ekosistem suksesi, ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder.<br />Ekosistem suksesi Primer berkembang pada substrat baru seperti permukaan tanah terbuka yang ditinggalkan tanah longsor atau pemapasan tanah untuk pembangunan, pembuatan jalan, timbunan abu atau lahar yang dimuntahkan gunung api. Berbagai tipe ekosistem dengan umur yang berbeda dari pantai hingga puncak gunung, dapat diamati pada bekas letusan gunung krakatau, dan gunung Batur.<br />Ekosistem suksesi Sekunder berkembang setelah ekosistem alami rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru, yang diakibatkan khususnya oleh kegiatan manusia, seperti penebangan habis hutan dan pembakaran. Praktek perladangan berpindah-pindah atau berotasi yang meninggalkan lahan garapan untuk diberakan setelah dua-tiga kali panen juga menjadikan ekosistem suksesi sekunder yang komposisi jenisnya akan beraneka ragam bergantung pada kondisi lingkungan setempat, biasanya didominasi oleh rerumputan dan pohon cepat tumbuh seperti mengkubang (Macaranga), meniran (Callicarpa), buyung-buyung (Veronica), dan geronggang (Cratoxylum). <br />Bila pembakaran terjadi berulang-ulang dan tenggang waktu antar pembakaran pendek, maka ekosistem suksesi yang terbentuk adalah ekosistem padang alang-alang yang akan tetap bertahan bila pembakaran terus berulang, tetapi akan berkembang menjadi belukar bila pembakaran berhenti. <br />4. Kelompok ekosistem buatan<br />a. Danau, Sejak tahun 1960-an, banyak bendungan baru didirikan dan membentuk ekosistem baru dengan substrat dasar yang umumnya berasal dari kebun dan lahan pertanian dengan sifat geologi berbeda-beda. Komunitas biotik yang terbentuk pada umumnya masih dalam fase suksesi dengan umur yang berbeda-beda. Banyak macam ikan diintroduksikan dan berbagai tumbuhan pendatang tumbuh dan menjadi dominan disitu seperti enceng gondok, kiambang yang sering menutupi sebagian permukaan danau. <br />b. Hutan tanaman, banyak terdapat di jawa, sedang diluar jawa dalam taraf permulaan. Jenis pohon yang ditanami : jati, pinus, mahoni, puspa, rasamala, manglit, ampupu, damar. <br />c. Agroekosistem, keanekaragaman agroekosistem berkaitan erat dengan faktor iklim, tanah, topografi, dan budaya. Berbagai tipe agroekosistem yang dikembangkan di Indonesia adalah:<br />• Sawah tadah hujan<br />• Sawah irigasi<br />• Sawah surjan (daerah sering banjir)<br />• Sawah rawa<br />• Sawah pasang surut<br />• Kolam<br />• Tambak<br />• Kebun <br />• Pekarangan<br />• Perkebunan (teh, karaet, kelapa, kelapa sawit)<br />• LadangDunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-71167835675309550632011-10-15T21:06:00.000-07:002011-10-15T21:07:04.638-07:00CYANOPHYTA, JAMUR, PAKUGANGGANG ( CYANOBACTERIA )<br /><br />Adalah nama ilmiah untuk ganggang biru. Dinamakan demikian karena jenis yang pertama kali dikenali berwarna biru kehijauan. Dahulu,ganggang biru dimasukkan dalam kelompok tumbuh-tumbuhan karena memiliki cirri-ciri seperti tumbuh-tumbuhan, yaitu memiliki klorofil dan pigmen lain sehingga dapat melakukan fotosintesis. Namun, karena selnya prokariota, ganggang ini dimasukkan kedalam kingdom MONERA bersama bakteri. Ganggang biru, yang merupakan prokariota terbesar, memiliki morfologi beraneka ragam serta daerah penyebaran paling luas. Ganggang ini dapat ditemukan di perairan baik air laut ataupun air tawar, di sawah,sungai,danau,air menggenang dan selokan. Ganggang biru juga dapat tumbuh pada tempat yang miskin nutrisi, misalnya dipasir laut, di batu karang dan di sumber air panas, sebagai organisme perintis. Jenis-jenis tertentu dari ganggang ini dapat hidup bersimbiosis dengan tumbuhan lain. <br /><br />CIRI-CIRI GANGANG BIRU <br /><br /> Seperti halnya bakter, ganging biru merupakan mikroorganisme prokariota karena sel-selnya belum memiliki membrane inti sehingga bahan intinyaterdapat di dalam sitoplasma. Ganging ini ada yang bersel satu (Uniseluler) dan ada pula yang bersel banyak. Selain tu, ganggang biru ada yang berbentuk benang (Filamen) dan ada pula yang hidup ber kolono. Ukuran selnya berfariasi mulai dari 0,5 hingga 60µm. <br /> Seperti halnya tumbhan, ganggang biru mampu melakukan fotosinteis karena memliki klorofil dan karotenoid yang mengandung pigmen FIKOBILIN. Pigmen filokibin merupakan gabungan dari pigmen fikosianin ( berwarna biru) dan pigmen fikoeritrin ( berwarna merah). Pigmen fikosianin umumnya lebih dominant sehingga ganggang ini berwarna biru. Hal yang membedakan ganggang biru dengan tumbuhan adalah klorofi pada ganggang biru tidak terdapat di dalam kloroplas, tetapi terdapat di dalam membrane tilakoit. Kendati disebut gaggang biru, tiak semua anggota cyanobacteria berwarna biru ada yang berwarna kehitaman, kehijauan, biru kehijuan, kekuningan, kecoklatan dan kemerahan. Jenis ganggang biru yang berwarna kecokelatan dan kemerahan dijumpai diair laut. Laut Merah mendapat warna merah dari ganggang biru Oscillatoria yang banyak terdapat didalamnya. Demikian pula halnya dengan burung Flamingo Afrika., yang mendapatkan bulu merah muda dari makanannya, yaitu ganggang biru Spirullina.<br /> Ganggang biru lebih mirip ganggang daripada bakteri fotosintetik karena memiliki klorofil yang berbeda dengan klorofil pada bakteri fotosintetik. Selain itu, pada saat berfotosintesis ganggang biru berbentuk karbohidrat dan melepaskan oksigen. Hal tersebut tidak dijumpai pada bakteri foto sintetik. Kendati demikian, ganggang biru memiliki dinding sel yang menyerupai Gram negative. Ganggang biru umumnya juga mampu mengikat nitrogen seperti bakteri.<br /><br />2. Struktur Ganggang Biru<br /><br />Sebagaimana sel pada umumnya, sel ganggang biru tersusun oleh bagian-bagian sel yang memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian sel ganggang biru, diantaranya adalah bahan inti sitoplasma, inklusi sel, tilakoid, membrane sel, dionding sel dan kapsul.<br />a. Bahan Inti<br />Inti sel ganggang biru belum memiliki membrane, jadi hanya mengumpul dan menempati bagian tertentu pada sitoplasma. Inti sel berfungsi untuk mengatur semua proses yang terjadi didalam sel.<br />b. Sitoplasma <br />Sitoplasma merupakan system koloid yang mengandung semua bahan organic dan anorgnik yang diperlukan untuk kehidupan sel.<br />c. Inklusi Sel<br />Inklusi sel merupakan tempat cadangan makanan dalam bentuk glikogen atau granula fosfat.<br />d. Tilakoid<br />Tilakoid merupakan bagian yang mengandung klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.<br />e. Membran Sel<br />Membrane sel ganggang biru tersusun dari bahan lipopolisakarida, berfunfgsi sebagai keluar masuknya zat didalam sel.<br />f. Dinding Sel<br />Seperti halnya, bakteri, pada dinding sel ganggang biru terdapat bahan peptidoglikan. Fungsinya, agar sel memiliki bentuk yang tetap.<br />g. Kapsul<br />Sebagian besar ganggang biru memiliki semacam selubung berlendir yang dimaksud kapsul. Kapsul merupakan bahan polisakarida atau lender yang berfungsi untuk pertahanan dan memudahkan pergerakan. Ganggang yang hidup didarat memiliki kapsul yang berpigmen. Beberapa warna pigmen pada kapsul tersebut, antara lain kuning, emas, cokelat, merah, hijau, biru, ungu dan biru gelap. Warna kapsul tersebut berfariasi untuk tiap jenisnya. <br />Stuktur sel ganggang biru terdiri atas bahan inti, sitoplasma, inklusi sel, pilakoid, membrane sel, dinding sel, dan kapsul <br /><br /><br />REPRODUKSI GANGGANG BIRU <br /><br /> Sebagaimana organisme tingkat rendah lainnya, ganggang biru juga memiliki beberapa cara reproduksi, yaitu pembelahan biner, pembelahan majemuk, fragmentasi, dan pembentukan akimet. <br />a. Pembelahan Biner <br />Pembelahan biner menghasilkan dua sel anakan.<br />b. Pembelahan Majemuk<br />Pada peristiwa ini pembelahan sel menghasilkan sel-sel berukuran kecil di dalam sel yang sedang membelah.<br />c. Fragmentasi <br />Fragmentasi terjadi pada ganggang biru yang berbentuk benang <br /> ( filament ). Pada peristiwa fragmentasi,filament akan terputus menjadi beberapa potongan pendek ( fragemen ) yang disebut HORMOGONIUM ( jamak; hormogonia ). Selanjutnya hormogonia tersebut berregenerasi menjadi organisme lengkap. Karena membentuk hormogonia, ganggang biru berbentuk benang disubut juga ganggang biru hormogonal. <br /><br />d. Pembentukan Akinet <br />Akinet disebut juga spora istirahat yang berfungsi sama dengan endospora bekteri. Akinet memiliki dindingtebal dan kuat sehingga tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekerigan, panas, dingin, ataupun kurang makanan.pada kondisi yang cocok, akinet akan each dan tumbuh menjadi individu baru. <br /><br />MACAM-MACAM GANGGANG BIRU <br /> Ganggang biru dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan bentuk morfologinya yaitu ; unuseluler, pleurokapsul,berbentuk benang dengan heterosista, berbentuk benang tanpa heterosista, dan berbentuk benag bercabang.<br /><br />a. Uniseluler <br />Ganggang biru uniseluler terdiri dari sel tunggal atau membentuk agregat yang disatukan oleh lender, contohnya Gloeocapsa dan Chroococctus. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lender tadi. Dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni. <br />b. Pleurokapsul <br />Ganggang biru ini memiliki bentuk yang sama dengan bentuk uniseluler, tetapi perbanyakan selnya dengan cara membelah secara mejemuk membentuk sel-sel kecil yang disebut baeosit, contohnya pleurocapsa <br />c. Bentuk Benang (Filamen ) <br />Heterosista adalah satu sel khusus yang mengalami pembesaran dan berdinding tebal, biasanya terdapat di tengah-tengah atau ujung filament ganggang biru. Heterosista dan akinet merupakan cirri khas ganggang biru. Cintoh ganggang biru dari kelompok ini adalah Anabaena dan Nostoc <br />d. Berbenuk Benang tanpa Heterosista <br />Ganggang biru dari kelompok ini memiliki filamenyang hanya terdiri dari sel-sel vegetatif tanpa membentuk heterosista, contohnya Oscillatoria dan Spirullina.<br />e. Berbentuk Benang Bercabang<br />Tidak semua ganggang biru berbentuk filamen atau benang lurus, ada diantaranya yang berbentuk benang filamen bercabang. Fischerella adalah salah satu contohnya.<br /><br />Berdasarkan bentuk morfologinya ganggang biru dibagi menjadi 5 kelompok yaitu Uniseluler, Pleurokapsul, Bentuk Benang dengan Heterosista, Bentuk Benang tanpa Heterosista, dan Bentuk Benang Bercabang.<br /><br />PERANAN GANGGANG BIRU BAGI MANUSIA<br /><br />Sebagaimana bakteri, ganggang biru juga berperan dalam kehiduan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peranan ganggang biru bagi kehidupan manusia bias menguntungkan atau merugikan.<br />a. Peran yang Menguntungkan<br />Ganggang biru ada yang hidup di lapisan Topsoil tanah. Ganggang biru tersebut bias mengurangi erosi dengan cara mengikat partikel-partikel tanah. Pada saat kondisi lembap, partikel-partikel tanah menempel pada filament ganggang biru yang lengket. Selain itu, ketika filament pada kondisi lembap, filament tersebut menyerap air dan membesar sepuluh kli lipat dari ukuran aslinya. Hal tersebut membantu menyimpan kelembapan pada lapisan Topsoil tanah tempat akar tanaman dan organisme lain tumbuh.<br />Ganggang biru juga termasuk salah satu dari sedikit kelompok organisme yang mampu merubah nitrogen bebas menjadibentuk organic, seperti nitrit (NO2), nitrat (NO3), atau ammonia (NH3). Nitrit, nitrat, dan ammonia merupakan bentuk terikat dari nitrogen yang dibutuhkan tumbuhan untuk pertumbuhannya. Oleh tumbuhan, nitrogen diubah menjadi protein dan asam nukeat. Pada ganggang biru berbentuk filament, fiksasi (pengikatan) nitrogen terjadi didalam heterosista. Heterosista mengandung anzim netrogenase yang penting untuk proses fiksasi nitrogen. Lingkungan didalam sel heterosista merupakan lingkungan anaerob. Karena kemampuannya mengikat nitrogen ini, ganggang biru potensial digunakan sebagai pupuk hayati (biofertillizer . Contoh ganggang biru yang dapat mngikat nitrogen bebas adalah Noctoc dan Anabaena.<br />Beberap jenis ganggang biru dapat bersimbiosis dengn lumut hati, lumut kerak,paku, pakis haji, protozoa berflagela, dan ganggang sejat. Kadang kala simbiosis itu, merupakan indoimbion pada sel-sel eukariota. Contohnya, ganggang biru Anabaeta bersimbiosis dengan paku air (Azolla). Dan simbiosis tersebutmengikat nitrogen agar dapat digunakan oleh tanaman paku air. Simbiosis antara Anabaena dan tanman paku air tersebut banyak digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian, misalnya sawah. <br /> Ganggang biru juga dapat bersimbiosis dengan fingi (kapang) membentuk lumut kerak(lichens/liken). Lumut kerak disebut juga tumbuhan perintis karena dapat tumbuh pada tempat-temat organisme lain tidak dapat tumbuh, misalnya di atas batu-batuan. Setelah batu-batuan tersebut lapuk. Akan terbentuk lapisan tanah sehingga organisme lain dapat hidup di tempat itu. Ganggang biru, misalnya Spirullina, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan karena memiliki kandungan gizi yang tiggi, terutama rotein, sehingga potensial dikembangkan sebagai sumber protein yang dikenal dengan protein sel tunggal ( PST) . di beberapa Negara tropis, Spirullinamerupakan bahan makanan yang penting, dan di makan secara teratur olehbangsa astek. Di amerika serikat, spirullina dikenal sebagai makanan kesehatan yang dijual di took-toko dalam bentuk tablet atau bubuk kering. <br /><br /> PERANAN YANG MERIGIKAN <br />Selain menguntungkan, ganggang biru juga memiliki pengaruh yang berbahaya bagi manusia atau hewan. Ganggang biru dapat menimbulkan ganggian apa bila mereka “meledak” (Blooming ) dalam jumah besar kemudian mati di badan air tawar yang digunakan untuk minum dan tempat rekreasi. Beberapa jenis ganggang biru bertanggung jawab terhadap bau tanah dan warna pada air tawar, termasuk air minum, karena mereka menghasilkan senyawa yang disebut geosmins. Beberapa anggota ganggang biru lainnya seperti Microcystis, Anabaena,Oschillatoria, apa bila meledak akan menghasilkan toksin yang dapat meracuni hewah dan menusia yang meminum air yang terkontaminasi ganggang biru tersebut. Jenis LYNGBIA MAJUSCULA , Schizothix calcilola, Oscillatoria nogroviridis, yang terdapat di laut tropis dan subtropics, dapatmenywbabkan iritasi kulit yang dikenal sebagai “gatal perenang” selain itu, karena kemampuannya tumbuh pada tempat-tempat yang keras, seperti batu-batuan ganggang biru dapat menyebabkan pelapukan pada bangunan bersejarah seperti candid an arca. <br /><br />Apakah Racun Ganggang Biru Itu?<br /><br />Racun ganggang biru adalah racun yang dihasilkan oleh ganggang biru. Racun tersebut terdapat di perairan,baik air tawar maupun air laut. Hal itu terjadi pada saat terjadi ledakan populasi ganggang biru yang membentuk buih di permukaan air. Ledakan populasi ganggang biru terjadi di perairan yang kaya akan nutrisi, misalnya fosfat dari deterjen dan dari pupuk fosfat. Racun tersebut dikeluarkan ke air pada saat sel-sel ganggang biru mati.<br /> Racun ganggang biru dibedakan menjadi beberapa kategori.Beberapa jenis racun ganggang biru diketahui menyerang hati (hepatotoksin)atau sistem saraf (neurotoksin). Sementara itu,racun ganggang biru lainya menyebabkan iritasi pada kulit. Jikatetelan, baik melalui air yang diminum ataupun melalui daging ikan yang dimakan, racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal dan iritasi pada mata serta kulit,seperti alergi. Pemasakan air yang terkontaminasi racun ganggang biru tidak akan menghilangkan racun tersebut. Keberadaan racun ganggang biru di suatu perairan dapat diketahui dari rasa, bau, atau penampakan airnya.<br /> Keracunan yang paling banyak dilaporkan disebabkan oleh mikrosistin. Mikrosistin adalah racun yang dihasilkan Microcystis aeruginosa. Racun tersebut menyebabkan perbesaran dan penyumbatan pada hati yang diikuti dengan nekrosis serta perdarahan selain itu, mikrosistin juga menghasilkan neurotoksin. Mikrosistin dapat bertahan di perairan dingin atau erairan hangat serta toleran terhadap perubahan sifat-sifat kimia air, semisal pH, terutama karena struktur kimianya. Sejauh ini, para ahli telah menemukan sekitar 50jenis mikrosistin. <br /> Dalam kehidupan manusia, ganggang biru dapat menguntungkan dan merugikan. Peranan ganggang biru yang menguntungkan, antara lain dapat mengurangi erosi, menyuburkan tanah dan tumbuhan dengan cara mengikat nitrogen bebas, sebagai organisme perintis, dan sebagai sumber makanan. Adapun peranan yang merugikan antara lain menyebabkan bau tanah dan warna pada air tawar, memcemari perairan, dan melapukkan candi atau arca. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />JAMUR <br /><br /> Roti tawar yng disimpan lama akan berubah warna menjadi kebiru-biruan. Jika diamati, warna baru tapi berupa kumpulan benang-benang halus yang semakin lama semakin tebal dan warnanya berubah menjadi kehitam-hitaman. Apa sebenarnya benang-benang tersebut? <br /><br />Sebenarnya benang-benang halus tersebut adalah fungi yang biasa disebut JAMUR. <br />1. Ciri-ciri Jamur <br />a. Hidup di tempat lembab dan sedikit asam <br />b. Bersifat heterotrof (sporofit dan parasit) <br />c. Sruktur tubuh Jamur <br />1. Bentuk tubuh berfariasi ( bulat,bulat telur, danmemanjang) <br />2. Uniselluler<br />3. Bersifat eukariotik<br />4. Miselium( anyaman hifa) merupakan tempat pembentukan spora berfungsi sebagai alat reproduksi dan mendapatkan makanan<br />5. Dinding sel dari kitin <br />2. Reproduksi Jamur <br />a. Secara Generasi <br />1. Isogami, yaitu peleburan dua gamet yang sama bentuknya. <br />2. Anisogami, yaitu peleburan dua gamet yang sama bentuknya tetapi berbeda ukuran. <br />3. Oogami, yaitu peleburan dua gamet yang berbada bentuk dan ukuran.<br />4. Gemetangiogami, yaitu peleburan isi dua gametangium yang berbeda jenisnya dan menghasilkan spora. <br />5. Somatogami, yaitu peleburan dua hifa yang tidak berdeferensiasi. <br />6. Spermatisasi, yaitu peleburan antara spermatenium dengan gemetangium.<br />b. Secara Vegetasi <br />1. Fragmentasi, yaitu dengan pemotongan bagian-bagian hifa.<br />2. spora <br />ZYGOMICOTINA ( JAMUR GANGGANG ) <br />1. Merupakan jamur darat. <br />2. Bersifat saprofit ( sisa makanan ) dan parsit ( menempel )<br />3. Hifa tumbuh di tempat lembab dan menghasilkan sporanglum ( otak spora) <br />4. Hifa tidak bersekat atau tidak senositik <br />5. Perkembangbiakan aseksual, sporangium tumbuh pada permukaan atas hifa, membentuk spora, spora pecah mengeluarkan miselium membentuk individu baru. <br />6. Dinding sel tersusun atas kitin <br />7. Perkembangbiakan seksuat, zigot tumbuh menjadi sporangoium yang disebut zigosporangium<br />Contoh : <br />a. Rizopus sp <br />Memikili rozoit dan stolon, berguna dalam proses pembuatan tempe <br />b. Micor sp <br />Ditemukan pada kotoran ternak, roti, tanah, buah, dan sayuran yang telah busuk <br />c. Pilobolus <br />Terdapat pada kotoran hewan yang telah terkomposisi ( kotoran yang sudah tercampur zat-zat yang lain) <br />d. Beauveria bassiana <br />Parasit pada insekta sehingga digunakan untuk membasmi hama secara alami. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />ASCOMYCOTINA ( JAMUR BERASKUS) <br />1. Hifa bersekat dan berinti banyak <br />2. Bersifat saprofit dan parsit.<br />3. Spora tidak berflagela dan dibentuk dalam askus <br />4. Perkembangbiakan generatif dengan askus<br />CONTOH : <br />a. Saccharomyces cerevisiae dan sccaromyces ovale, digunakan dalam pembuatan tapai, kue, roti,dan anggur.<br />b. Erysiphe sp, merupakan parasit pada tanaman dengan memunculkan tuung seperti bedak pitih di permukaan daun.<br />c. Penicillium vermiculltum, penghasil anti biotic pinisilin <br />d. Neurospora crassa, dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah <br />e. Ascobolus scatigenus <br />f. Trichoderma reaksi, menghasilkan selulosa sebagai SCP atau PST <br />g. Aspergilus wentii, untuk membuat kecap. <br /><br />BASIDIOMYCOTINA <br />1. Kelompok jamur yang sangat tinggi tingkatnya <br />2. Heterotrof ( saprofit dan parasit) <br />3. Hifa bersekat mempunyai satu inti <br />4. Memliki badan buah yang disebut basidiokarp<br />5. Reproduksi seksual dengan spora generatif yaitu basidospora <br />6. Reproduksi aseksual dengan membentuk spora vegetatif yaitu konidia <br />CONTOH : <br />A. Volvariela volvacea ( jamur merang ) merupakan sumber protein <br />B. Auricularia polytrica ( jamur kuping ) enak dimakan <br />C. Amanita muscaia, Hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun lalat muscarin.<br />D. Amanita phalloides, menghasilkan racun lalat phallin <br />E. Amanita caesaria, Agaricus cmpestris, Phleurotus, enak dimakan <br />F. Ganoderma lucidum, sebagai obat beberapa penyakit <br />G. Lenfinus edodes, enak dimakan dan obat bagi penderita kenker <br /><br /><br />DEUTEROMYCOTINA <br />1. Hidup saprovit dan parasit<br />2. Hifa bersekat dinding sel dari zat kitin <br />3. Belum diketahui pembiakan generatifnya sehingga disebut jamur tidak sempurna <br />4. Reproduksi vegetatif dengan blastopora, arthrospora dam konidia <br />Contoh : <br />a. Moniliasitopila, untuk pembuatan oncom <br />b. Aspergillus oryzae, membuatalkohol dan asam sitrat <br />c. Aspergillus wentii, membuat kecap <br />d. Aspergillus niger, menghilangkan oksigen pada sari buah <br />e. Aspergillus flavus, menghasilka racun alvatoksin yang menyebabkan kematian pada manusia dan ternak <br />f. Aspergillus fimigatus, menyebabkan penyakit paru-paru krosin pada unggas <br />g. Erpidermophyton Floocosum, menyebabkan penyakit kaki atlit <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TUMBUHAN PAKU <br /> Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana. Tumbuhan ini sudah memiliki akar, batang dan daun sejati, sehingga tumbuhan paku termasuk golongan tumbuhan Cormophyta. <br />Ciri-ciri tumbuhan paku sebagai berikut ; <br />1. Habitat didarat tetapi ada yang telah beradaptasi hidup di lingkungan berair <br />2. Memiliki berkas pengangkut xylem dan floem, yang bertipe konsentris <br />3. stuktur tubuhnya terdiri dari sebagai berikut ; <br />a. Akar, dengan system perekaran serabut dimana pada ujungnya dilindungi kalipra<br />b. Batang , umumnya tidak tampak karena di dalam tanah berupa rimpang, sedikit tegak, atau menjalar <br />c. Daun, dibedakan berdasarkan sebagai berikut ; <br />1. Bentuk,ukuran, dan susunannya, daun dibedakan menjadi 2 yaitu ; Mikrifil ( berukuran kecil, berbentuk rambut/sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang daun) dan Makrofil ( Beukuran besar, bertangkai, bertulang daun, dan bercabang0<br />2. Fungsinya, daun dibedkan menjadi 2yaitu ; Tropofit ( hanya untuk asimilasi atau fotosintesis) dan Sporofit ( untuk fotosinteis dan dapat menghasilkan spora) <br /> Tumbuhan paku dapat menghasilkan spora. Spora ini terdapat dalam kotak spora yang disebut sporangium. Sporangium berkumpul dalam wadah yang disebut sorus yang terdapat di permukaan bawah daun sering kali sorus muda dilindungi suatu selaput yang disebut indusium. <br />Berdasarkan jenisnya spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedekan menjadi berikut: <br />1. Paku homospor/isosfor, tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang bentuk dan ukurannya sama. Contohnya paku kawat (Lycopodium) <br />2. Paku heterospor/anisospor, tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang bentukdan ukurannya, dimana spora kecil (mikropospora) sebagai spora jantan dan spora besar (makrospora) sebagai spora betina. Contohnya paku rane (selaginella) dan semanggi (marsilea) <br />3. Paku peralihan antara paku homospor dan heterospor, pada paku ini spora yang dihasilkanmempunyai bentuk dan ukuran yang sama, tetapi sebagian berkelamin jantan dan sebagian lagi berkelamin betina. Contohnya paku ekor kuda(Equisetum)<br /><br />Perkembangbiakan tumbuhan paku terjadi secara seksual dan aseksual. Secara seksualmelalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh gametangium ( alat kelamin). Sedangkan secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas) <br />Tumbuhan paku mengalami ergiliran keturunan (metageneses), yaitu sebagai berikut : <br />1. Generasi sporofit/tumbuhan yang menghasilkan spora yang merupakan generasi diploid, yaitu tumbuhan paku itu sendiri <br />2. Generasi gametofit/ tumbyhan penghasil gamet yang merupakan generasi haploid, yaitu protalium, protalium membentuk anterediumsebagai alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma dan arkegonuimsebagai alat kelamin betina yang menghasilkan ovum<br /> Tumbuhan paku dibadakan menjadi empat devisi, yaitu sebagai berikut ; <br />1. Psilophyta ( Paku telanjang ) <br />Merupakan tumbuhan paku yang paling sederhana, Generasi sporofitnya hanya mempunyai ranting dikotom dan memiliki akar dan daun. Habitat paku ini tersebar luas di daerah tropic dan subtropik, contohnya Psilotum. <br />2. Lycophyta ( Paku kawat ) <br />Merupakan bersifat homosfor homospor/heterospor, berdaun kecil, tersusun spiral, spora gonium terletak pada ketiak daun <br /><br /><br /><br /><br /><br />3. Sphenophyta ( Paku ekor kuda) <br />Biasany berdaun kecil, memiliki batang bercabang, dan berakar serta bersifat homosfor. Generasi sporofit berbentuk perisai yang tersusun dengan bentuk strobilus pada ujung batang/cabang-cabangnya.<br />4. Pterophyra ( Pku sejati ) <br />Disebut paku sejati karena kormusnya sudah dapat dibedakan entara akar, batang, dan daun dengan fungsi tang sesuai dengan struktu.<br />Manfaat tumbuhan paku bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut; <br />1. sebagai tanaman hias, misalnya ; paku tanduk rusa, suplir, paku sarang burung, dan paku rane. <br />2. Sebagai sayuran, misalnya : semanggi dan Pteridium akuilium. <br />3. sebagai bahan obat-obatan, misalnya ; Lycopodium clavatum, dan Aspidium.<br />4. Sebagai bahan pupuk hijau misalnya ; paku air yang bersimbiosis dengan alga biru, dimana alga tersebut mampu mengikat nitrogenbebasdi udara. <br />5. Sebagai bahan karangan bunga misalnya; Paku kawat <br />6. Sebagai tiang misalnya ; paku tiang <br />7. Sebagai pelindung tanaman di persemaian misalnya ; Gleichenia linearis.<br />Tumbuhan biji <br /> Merupakan golongan tumbuhan dengan tingktperkembangan filogenetik tertinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ; <br />1. Mempunyai pigmen hijau yang sangat penting untuk fotosintesis <br />2. Struktur perkambangbiakannya khusus yaitu biji yang dihasilkan oleh bunga ataupun rumjung. <br />3. Memiliki jaringan pembuluh yang rumit yang merupaka saluran untuk mengangkut air, mineral, makanan, dan bahan-bahan lainnya <br />4. Embrio bekutub dua ( bipolar ), kutup yang satu tumbuh membentuk batang dan daun, kutub yang satu lagi tumbuh membentuk akar. Dalam daur hidupnya, tumbuhan biji juga memperlihatkan adanya pergiliran keturunan ( metagenesis ). Generasi psorofitnya bersifat dominant dan masa hidupnya panjang, sedangkan generasi gametofitnya bergantung sepenuhnya pada sporotif dan masa hidupnya lebih pendek dari pada sporotif. <br /><br />DIKOTIL : Cirinya :<br />Sistem akar tunggang, Batang bercabang dan dapat bertambah besar, Susunan tulang daun menyirip / menjari, Jumlah bagian bunga umumnya 4,5 atau kelipatannya, Biji berbelah /2 keping<br /><br /> MONOKOTIL : Cirinya :<br />Sistem akar serabut, Batang tidak bercabang dan tidak bertambah besar, Daun sejajar atau melengkung, Bagian bunga umumnya 3 atau kelipatannya, Biji tidak berbelah / 1keepingDunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-44269995435188113312011-10-15T21:05:00.002-07:002011-10-15T21:06:20.500-07:00JAMURJAMUR (FUNGI)<br /><br />Begitu banyak aspek kehidupan manusia yang baerhubungan dengan jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe yang sehari-sehari kita makan merupakan salah satu contoh hasil kerja jamur. Demian pula tapai.Tapai yang manis itu tidak mungkin tercipta tanpa peran jamur.<br />Sesungguhnya, apakah yang dimaksud dengan jamur? Termasuk hewan atau tumbuhankah jamur itu? Seperti apakah bentuk jamur itu? Dalam bab ini, Anda akan mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan tersebut.<br /><br />A. Ciri-ciri Jamur <br />Jamur dimasukkan dalam kelompok organisme eukaroita karena sel-selnya sudah memiliki membran sel inti.Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimar karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga,laba-laba.dan artropoda <br />Lainnya. Kitn berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel-sel jamur.Hal tersebut sangat berbeda dengan sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa.<br />Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multi seluler),contohnya jamur merah, (volvariella volcaceae),tetapi ada juga yang merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) contohnya yeast atau ragi(saccharomyces).Tubuh jamur yang berselbanyk tersusn atas benang-benang yang disebut hifa. Hifa pada jamur,yaitu hifa bersekat (bersepta)dan hifa tidak bersekat . pada hifa yang bersekat, ditiap sekat terdapat satu inti sel,sedangkan pada hifa yang tidak bersekat, inti sel tersebar didalam sitoplasma (senositik ).Sekumpulan hifa akan membentuk anyaman yang disebut miselium<br />Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrof dan memperoleh zat-zat makanan (nutrisi) dengan cara menyerap serat-serat sederhana dari lingkungan substratnya. Nmaun sebelum itu, makanan yang masih berupa senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu diluar sel jamur dengan cara menghasilkan enzim-enzim hidrolitik ekstraseluler.<br />Jamur ada yang hidup sebagai perasit, ada yang hidup sebagai saprofit,dan ada pula yang hidup simbiosis mutualisme dengan organisme lain,. Sebagai parasit, jamur mengambil bahan makanan langsung dari inangnya.Jamur parasit memiliki haustorium <br />(jamak haustoria),yaitu hifa yang khusus untuk menyerap makanan dari inangnya.Sebagai saprofit,jamur mengambil bahan makanan dari issa-issa mahluk ihdup yang telah mati.Pada jamur yang bersimbiosis denganorganisme lain,jamur menyerap makanan dari inangnya,sedangkan inangnya memperoleh mineral dari tanah melalui bantuan jamur.<br />Umumnya, jamur dapat berkembang biak atau berproduksi secara seksual dan saeksual. Meskipun begitu,perkembang biakann sacara seksual lebih berperan karena lebih sering dilakukan.Karena itulah,dalam siklus hidup jamur fase haploid sangat dominan,sedangkan fase diploidnya sangat singkat.<br /><br />B. Klasifikasi jamur<br />Kingdom fungi atau jamur dibagi menjadi bebrapa divisi/vilum.Ada ahli yang membagi jamur menjadi enam filum, yaitu Mixomycota ,Oomycota, Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan deuteromycota. Ahli lain membagi fungi menjadi empat filum saja karena Mixomycota dan Oomycota telah dimasukkan kedalam kingdom priotista.<br />1. Zygomycota<br />Ciri jamur dari kelompok ini adalah hifanya tidak memiliki sekat(septa) sehingga disebut hifa senositik. Kelompok jamur ini diberi nama Zygomycotina karena selama masa reproduksi seksual membentuk spora seksual khusus, yang disebut zigospora.Contoh jamur yang termasuk divisi Zygomycota adalah Rhizopus stolonifer, yaitu jamur yang digunakkan membuat tempe.Jika Anda mengamati jamur R.stolonifer dengan menggunakkan mikroskop, anda dapat melihat struktur tubuhnya dengan jelas.Struktur tubuh R.stolonifer terdiri atas hifa dan sporangium.<br />Hifa adalah benang-benang penyusun tubuh jamur. Ada tiga jenis hifa, yaitu stolon(hifa yang menjalar dipermukaan subtract),rizoid(hifa yang menembus kedalam subtract dan berfungsi sebagi akar), dan sporangiosfor(hifa yang menjulang keatas dan membentuk sporangium).Sporangium adalah struktur atau organ pembentuk spora, disebut juga kotak spora.Didalam sporangium dihasilkan sporangiospora atau sering disebut spora saja.<br />Sebagai anggota Zygomycota,R.sotolonifer dapat berkembangbiak secara aseksual atau secara seksual.Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk spora didalam sporangium yang terletak diujung-diujung hifa.Sporangium ditunjang oleh sporangiofor.Sporangium stonifer yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam.Jika telah matang,sporangium akan akan pecah dan menghasiklkan banyak spora.Selanjutnya,spora-spora aknan keluar dan menyebar dengan abntuan angina.Jika spora itu jatuh pada tempat yang cocok,ia akan tumbuh membentuk hifa baru.<br />Jamur Zygomycotina disebut juga “Jamur kojungsi”.dinamakan demikian kerana perkembangbiakan secara seksual jamur ini dilakukan dengan cara kojungsi.Proses kojungsi terjadi diujung-ujung hifa yang berlainan jenis,yaitu hifa(+) atau “hifa jantan” atau hifa(-)atau hifa betina” Hifa-hifa tersebut bersifat haploid(n). Kedua hifa tersebut akan mengalami pembengkakan pemanjangan pada ujungnya.Hifa yang membengkak disebut gametangium (jamak;gametangia), yaitu stuktur atau organ pembentuk gamet.Selanjutnya, kedua gametangium bersatu dan membentuk zigospora yang yang bersifat diploid(2n).Zigospora adalah spora berdinding tebal dan sedang fase istirahat. Krena berdinding tebal ,Zigospora tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.Zigospora dapat dorman selama beberapa bulan dan akan berkcambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru jika kondisi lingkungan membaik.Pada saat pertumbuhan hifa,terjadi peristiwa meiosis sehingga hifa bersifat haploid. Selanjutnya ,hifa-hifa tersebut membentuk sporangifor. Diujung sporangiofor terdapat sporangium yang berisi spora. Setelah dihasilkan spora ,akan terjadi proses reproduksi Aseksual. Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa pada siklus hidup R. stolonifer, fase haploid lebih panjang daripada fase diploid<br />Anggota Zygomycotina umumnya hidup sebagai saprofit, baik ditanah ataupun disisa-sisa oganisme,misalnya dikayu lapuk. Beberapa jenis Zygomycotia merupakan perasit pada tumbuhan dan serangga.Selain R. stolonifer,contoh lain dari Zygomycota adalah R.oryzae dan mucor .Jamur R. oryzae digunkkan dalam fermentasi sake,yaitu minuman khas jepang, sedangkan mucor adalah jamur yang sering tumbuh diroti. Beberapa jenis mucor merupakan jamur pathogen.<br /><br />Entomophetra culicis,Jamur untuk pengendalian hayati <br />Pengendalian hayati (biological control) adalah suatu usha pemberantasan hama dan penyakit dengan melibatkan musuh-musuh alaminya.Salah satu contohnya adalah pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakkan jamur Enthopthera culicis. Enthopera culicis adalah suatu jamur dari divisi Zgomycota. Adapun nyamuk A.aegypti merupakan vector bagi mikrooganisme penyebab penyakit demam brdarah (dengue fever). Nnymuk sulit ini sangat sulit diberantas.<br />Jamur E.culicis merupakan paraist yang dapat hidup didalam rongga tubuh nyamu, jamur tersebut akan mengerogoti memeran tubuh nyamuk bagian dalam sehingga dapat menyebabkan kemtian nyamuk.<br /><br />2. Ascomycota<br />Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom fungi.Jumlah anggota mencapai dari 60.000 spesies. Ciri utama dari divisi ascomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut akospora. Akospora terbentuk kedalam kaksus, yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti Zgomycota,Ascomycota memiliki hifa bersekat.Anggota ascomycota cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau ragi (S.cerevase);ada pula yang bersel banyak, contohnya penicillium; dan ada pula yang membentuk tubuh buah, seperti Netrica dan peziza. Pada umumnya anggota Ascomycotina adalah jamur bersel banyak. <br />Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota bersel banyak, reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal;konidium) saja. Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh tegak, yang disebut konidofor. Warna dari konidia bermacam-macam,Ada yang hitam , merah, biru, dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yang telah masak, apbila jantuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. <br />Sementara itu,reproduksi aseksual pada ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding). Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru.Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora.<br />Akospora dalah spora seksual yang terbentuk didalam aksus.Aksus terdapat didalam badan buah yang disebut askokarp.<br />Bagaimana proses terbentuknya askospora? Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa(+) dan hifa(-). Hifa(+) membentuk alat kelamin jantan (anteredium) dan hifa(-) membentuk alat kelamin betina(askogonium).Kedua jenis alat kelamin tersebut bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan sitoplasma ) tanpa disertai penyatuan inti.Jadi,dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua inti Askogonium yang telah meiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua).Hifa dikariotika itu bercabang-cabang membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Semetara itu,ujung hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus.Didalam aksus akan terjadi perleburandua inti(diploid/2n).Selanjutnya,inti askus membelah dua kali.pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan empat sel. Pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan akspora didalam aksus tersebut.<br />Tubuh buah(askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan merupakan dasar klasivikasi dari ascomycota.bentuk-bentuk badan buah tersebut,antara lain kleistotesium,peritesium,apotesium,dan aksus telanjang.<br />Beberapa jenis jamur Ascomycota merupakan jamur yang menguntungkan manusia, diantaranya adalah Neuspora crassa, Trichoderma reesei,S.cereviase,Aspergillus, Penicillium, dan Phafia rhodozyma.<br />1. Neuspora crassa, dahulu bernama Monilia sitophila, merupakan jamur yang digunakkan untuk membuat oncom. Oncom adalah bahan makanan khas jawa barat yang terbuat dari bumgkil kacang tanah (ampas kacang tanah setelah diambil minyaknya) yang difermentasikan .<br />2. Tricoderma reseei, merupakan jamur penghasilenzim selulase.Enzim selulase yang dihasilkan oleh T.reseei cukup banyak sehingga dapat diisolasi dan dimurnikan.<br />3. Penicillium,Merupakan penghasil antobiotik. Penicillium notatum dan P.chrysogenum menghasilkan antibiotic penisilin. Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa keju.<br />4. Saccharoyces cereviase atau disebut juga ragi/hamir/yeastdimanfaatkan untuk membuat tapai, Jamur tersebut mampu mengubah karbohidrat menjadi akohol,juga digunakkan membuat roti.<br />5. Aspergillus juga merupakan jamur yang menguntungkan manusia,misalnya A.niger digunakkan untuk pembuatan asam nitrat,dan A.wentii serta A.oryzae digunakkan untuk membuat kecap.<br />6. Phaffia rhodozyma merupakan jamur penghasil pigmen merah.<br /><br />Neurospora, Jamur Untuk Penelitian Gentika<br />Neurospora adalah jamur anggota divisi Ascomycota yang banyak digunkkan oleh para ahli genetika, diantaranya,adalah George Beadle dan Edward Tatum. Beadle dan tatum menggunakan Neurospora untuk mengetahui pengaruh sinar X terhadap gen mahluk hidup.Alasan mereka menggunakan Neurospora adalah sebagai berikut:<br />a. Didalam laboratorium, Neurospora dapat ditumbuhkan pada medium’minimal’yang hanya mengandung sukrosa,garam-garam anorganik,dan factor pertumbuhan biotin;<br />b. Memiliki daur hidup yang pendek,dan organisme ini relative sederhana secara biokimia;<br />c. Nukleus diploidnya mengandung tujuh pasang kromosom dengan posisi gen-gen yang mudah dipetakan;<br />d. Dalam daur hidupnya, fase haploid berlangsung lebih lama sehingga gen resesif dapat segera dideteksi;<br />e. Asospora terbentuk dalam suatu rangkaian linier didalam askus dan dapat dipotong utuk mengisolasi keturunan yang reproduksi.<br />Selain menguntungkan beberapa jenisjamur Ascomycota juga dapat menimbulkan kerugian pada manusia,misalnya A.flavus,Candida albicans,Bblastomyces dermatitidis,dan Secale cornutum.<br />1. Aspergillus flafus menghasilkan aflaktoksin yang dapat menyebabkan kanker atau bersifat karsinogen.<br />2. Candida calbicans merupakan khamir penyebab penyakit keputihan pada wanita.<br />3. Blastomyces dermatitidis dapat menyebabkan penyakit blastomikosis.<br />4. Secale cornutum merupakan parasit pada gandum.<br />3. Basidiomycota<br />Cirri utama dari jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut basidiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian yang disebut basidium. Divisi ini memiliki angota lebuh dari 25.000 species. Basidiomyta merupakan kelompok jamur yang perkembanganya paling tinggi diantara kelompok jamur lainnya. Ciri lainnaya adalah mampu membentuk tubuh buah yang makrokopis sehingga sangat mudah dilihat.Jamur-jamur anggota Basidiomycota dapat dijumpai pada tanh, pohon yang lapuk atau jerami dimusim hujan. Bentuk dan warnanya juga bermacam-macam. Beberapa jenis sudah dbudayakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan.<br />Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan cara kojungsi untuk membentuk basidiospora. Reproduksi secara aseksual sangat jarang terjadi. Jika ada, umumnya dengan cara membentuk konidia.<br />Proses pembentukan basisidiospora adalah sebagai berikut. Basisidiospora merupakan spora yang haploid.Spora ini tumbuh membentuk hifa-hifa yang besekat.Tiap sekat berinti satu.Hifa ini ada yang bersifat satu “jantan”(+) dan “betina” (-).Jika ujung dua hifa yang bebeda bertemu,akan terjadi percanpuran percampuran plasma sel(plasmogami). Inti sel dari hifa (+) akan diberikan kesel hifa (-) sehingga terbentuk sel hifa dengan dua inti (hifa dikariotik). Sel hifa dengan dua inti ini akan berkembang membentk miselium yang dikariotik juga. Miselium0miselium yang berinti dua ini secara khas tubuh menjadi buah (basidiokarp) yang bentuknya seperti payung, atau bentuk lainnya. Basidiokarp menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium. Didalam mimenium terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu.Inti ini,kemudian mengalami pembelahan meiosis unutk membentuk empat spora haploid yang disebut basidiospora. Jadi,basidiospora ini bersifat haploid dan terdapat diujung basidium.Didalam setiap basidium terdapat empat basidiospora.<br />Bebarapa jamur dari divisi Basidiomycota dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan karena memiliki kandungan gizi yang tinggi,atau sebagai obat-obatan.Beberapa jenis Basidiomycota telah dibudayakan secara intensif, misalnya jamur merang (Volvariella Volvaceace), jamur tiram(Pleurotus sp.), jamur kuping(Auricularia politricha), jamur Agaricus, jamur Botulis edulis, jamur shitake,dan jamur ling zhi(Ganoderma lucidium). Sementara itu, jamur Basidiomycota yang merugikan manusia, antar lain Amanita phalloides dan A.muscaria yang menghasilkan racun yang bebahaya,serta filobasidiella neoformans yang dapat menimbulkan penyakit infeksi paru-paru pada manusia.<br /><br /><br /> Lumut Kerak<br />Jamur ascomycota dan basidiomycota dapat brsimbiosis mutualisme dengan ganggang,terutama ganggang biru,membentuk struktur yang disebut lumut kerak Atau liken(lichens).Dalam simbiosis tersebut, ganggang biru bertugas menyerap cahaya matahari untuk membuat makanan melalui fotosintesis.Hal tersebut dapat dilakukan karena ganggang biru memiliki pigmen klorofil. Adapun jamur. Melalui hifa-hifany,bertugas menyerap dan menyimpan air serta ion-ion mineral. Meskipun ganggan biru dan jamur dapat hidup sendiri-sendiri, bentuk lumut kerak lebih menguntungkan bagi mereka karena dalam bentuk tersebut mereka dapat hidup disubstrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup atau tumbuh,misalnya subtrt batu.Berikut gambar penampang melintang lumut kerak.<br />Beberapa contoh lumut kerak adalah grafis,melekat pada batang pohon;parmelia,melekat pada batuan;dan usnea(lumut janggut)melekat pada puncuk pohon didaerah pengnungan.Usnea biasanya dimanfaatkan sebagai bahan obat yradisonl karena mengandung asam usnin.Asam usnin merupakan bahan antibiotic.Sejak zaman dahulu,Uanea telah digunakkan untuk pengobatan,terutama diyunani dan china,dan diseluruh dunia,kecuali disebagaian wilayah austrlia.<br />Lumut kerak memiliki nilai penting dalam ekologi.Selain sebagai organisme perintis yang mampu hidup diatas batu,lumut kerak juga dapat menjadi indicator pencemaran udara. Lumut kerak tidak dapat tumbuh ditampat-tempat yang udaranya telah tercemar. Hal itu disebabkan lumut kerak sangat sensitifterhdap beberapa bahan pencemar(polutan)berbahaya, terutama sulfur dioksida. Jadi, untuk mengetahui suatu daerah tercemar udaranya atau tidak,dapat dilihat dari pertumbuhan lumt kerak didaerah tersebut.<br />4. Deuteromycota<br />Ada sekitar 25.000 spesies jamur yang dimasukkan dalam divisi deuteromycota. Jamur Deuteromycota sering disebut juga fungi imperfecti Karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.<br />Jika anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan secara reproduksi seksualnya, ia dimasukkan kedalam divisi yang berbeda.sebagai contoh adalah jamur oncom(monilia sitophila). Dahulu, jamur tersebut termasuk dalam divisi Deuteromycota.Namun setelah diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora,sekarang jamur tersebut termasuk divisi Ascomycota,dengannama Neurospora crassa. Contoh lainnya adalah Aspergillus dan penicillium.Beberapa anggota aspergillus dan penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota,sementara anggota lainnya termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain dari Deuteromycota adalah hifanya bersekat.<br />Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan perasit yang dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia,hewan,ataupun tumbuhan.Contoh anggota Deuteromycota yang merugikan, antara lain Chladosporium penyebab penyakit kulit, Trichophyton dan Epudermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku,serta Microsporium penyebab penyakit rambut dan kuku.<br /><br />Rangkuman<br />1) Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler,dengan dinding sel tersusun dari kitin,tidak memiliki klorofil,dan memiliki keturunan diploid yang sinkat.<br />2) Jamur memiliki makanan dengan cara menyerap senyawa sederhana dari lingknganya.<br />3) Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benamg-benang yang disebut hifa.Sekumpulan hifa membentuk miselium.<br />4) Ada dua jenis hifa,yaitu hifa bersekat dan hifa tidak bersekat(senositik).<br />5) Berdasarkan ciri-ciri spora seksual dan struktur tubuh buahnya, jamur dibagi menjadi empat divisi,yaitu Zgomycota,Ascomycota,Basidiomycota, dan Deuteromycota.<br />6) Zygomycotamerupakan kelompok jamur yang membentuk spora seksual yang disebut Zigpspora. Zgomycota memiliki hifa yang tidak bersekat.<br />7) Ascomycota membentuk spora generative(askospora) didalam aksus. Tiap aksus berisi delapan askospora.Hifa Ascomycota memiliki sekat.<br />8) Basidiomycota memiliki hifa bersekat. Tubuh buahnya besar dan membentuk spora generative(basidiospora) didalam basidium.Tiap basidium berisi empat basidiospora.<br />9) Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora generativef dan belum belum memiliki cara reproduksi seksual. Hifanya meiliki sekat.<br />10) Jamur dapat digunakkan sebagai bahan pangan, bahan obat-obatan,dan asam organic.Namun,jamur juga dapat menyebabkan pembusukan makanan serta menimbulkan penyakit pada manusia,hewan,dan tumbuhan.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-56349250687040591232011-10-15T21:05:00.001-07:002011-10-15T21:05:36.467-07:00PENCEMARAN LINGKUNGANKeseimbangan Lingkungan dan Pencemaran<br /><br />A. LINGKUNGAN<br /><br />Sebelum kita membicarakan apa yang dimaksud dengan lingkungan, coba kamu mengingat kembali tentang arti ekosistem. Andaikan kamu berada di suatu ekosistem, disekitar kamu akan ditemukan benda hidup dan benda tak hidup yang disebut faktor biotik dan faktor abiotik. Jika pada ekosistem yang telah kamu pelajari tidak melibatkan manusia, pada lingkungan, manusia berperan sebagai bagian dari komponen biotik, dan peran manusia ini besar sekali pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan. Kekayaan alam Indonesia berupa hutan hujan tropis, sabana, hutan bakau, sungai, danau-danau, dan laut sudah dipengaruhi oleh kebudayaan manusia. Kita sudah sering mendengar kerusakan hutan, pencemaran sungai, laut, tanah, dan udara disebabkan oleh perilaku manusia yang memanfaatkan kekayaan alam dan kurang menyadari akan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkannya. Karena ulah manusia kualitas lingkungan dapat menjadi menurun dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia dimasa datang.<br />Manusia memanfaatkan kekayaan alam seperti bahan mentah dari tumbuhan dan hutan biasanya menghasilkan sampah yang sangat banyak. Coba kamu pergi ke pasar, berapa banyak sampah yang dihasilkan setiap hari. Sampah demikian dapat juga berasal dari rumah-rumah. Selain sampah organik dari tumbuhan ikut dibuang juga plastik, logam, dan bahan lain. Jika pembuangan ini tidak pada tempatnya, tetapi dibuang ke sungai misalnya, akan menyebabkan polusi. Demikian juga buangan dari industri ikut andil sebagai penyebab polusi air, tanah, dan udara.<br />Dari pembicaraan di atas kita sadar bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab atau tidak menyadari akan akibatnya. Karena itu, dalam penggunaan lingkungan untuk kesejahteraan manusia perlu ada tata cara atau etika bagaimana menggunakan lingkungan tersebut agar tidak rusak dan menimbulkan bencana.<br />Lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar kita yang terdiri atas factor biotic dan abiotik yang dipengaruhi oleh budaya manusia. Lingkungan hidup adalah kesatuan dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. <br /><br />B. PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA<br />A. Perubahan Lingkungan<br /> 1. Faktor Alam <br /> Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain gunung meletus, gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.<br /> 2. Faktor Manusia<br /> Kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah, baik limbah rumah tangga, pertanian, pasar, rumah sakit, maupun pabrik atau industri yang akan merusak lingkungan.<br /> Manusia memanfaatkan lingkungan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk memperoleh bahan makanan, pakaian, perumahan, dan obat-obatan. Akan tetapi dalam pemanfaatannya, manusia sering kali menyebabkan lingkungan tersebut terganggu atau rusak.<br /><br />B. Keseimbangan Lingkungan<br /> 1. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan<br /> Sistem lingkungan memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu, sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamanya.<br /> Daya dukung lingkungan dapat diilustrasikan sebagai berikut. Ada sebidang tanah yang hanya ditumbuhi oleh rerumputan. Sebidang tanah itu dapat menghidupi 1.000 ekor kelinci. Rumput, kelinci, mikroorganisme, dan benda-benda abiotik yang ada di padang rumput itu saling berinteraksi dan akan membentuk ekosistem yang seimbang.<br />2. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan <br /> Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya, terutama terhadap lingkungan buatan. Misalnya, agar padang rumput dapat menampung lebih dari 1.000 ekor kelinci tanpa terjadi kompetisi, tanah diberi pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk pada ekosistem pertanian, pemberantasan hama penyakit, pemilihan bibit, dan pengairan, merupakan beberapa contoh usaha manusia untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Namun harus selalu diingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan terbatas. Daya dukung lingkungan tidak mungkin terus-menerus ditingkatkan tanpa batas.<br /> Perkembanganan untuk memicu industrialisasi. Untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah besar melalui industri. Akibatnya adalah sebagai berikut.<br />a. Sumber daya alam yang diambil dari lingkngan semakin besar, baik<br /> macam maupun jumlahnya<br />b. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan<br />c. Populasi manusia juga mengeluarkan limbah, yaitu limbah rumah<br /> tangga dan limbah manusia yang mencemari lingkungan<br />d. Muncul bahan-bahan sintetik, misalnya insektisida dan obat-obatan<br /> yang dapat meracuni lingkungan<br /><br />C. PENCEMARAN LINGKUNGAN<br /> Pencemaran atau polusi dapat timbul kegiatan manusia atau oleh alam (misalnya gunung meletus). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia<br /> Pelaku pencemaran tidak dipandang dalam tingkat individu, melainkan dalam tingkat populasi. Pencemaran air yang dilakukan oleh seorang yang membuang sehelai kertas kesungai, mungkin tidak berarti apa-apa. Akan tetapi, jika penduduk kota yang berjumlah 3 juta jiwa masing-masing membuang sehelai kertas ke sungai, maka ada 3 juta helai kertas di sungai.<br /><br /><br />1. Penyebaran Bahan Pencemar<br /> Bahan pencemar (populasi) tidak diam di suatu tempat, tetapi dapat menyebar bahkan dapat melampaui batas Negara dan benua. Jika kita membuang insektisida ke sungai, insektisida tersebut akan terbawa aliran sungai hingga ke bendungan, danau, atau laut. Di perairan tersebut, insektisida masuk ke dalam sel alga. Kemudian, alga dimakan ikan kecil dan ikan kecil dimakan ikan besar. Jadi, tubuh ikan besar mengandung insektisida. Jika ikan ini dikonsumsi manusia, cepat atau lambat akan membahayakan kesehatan manusia.<br /> Populasi dapat tersebar mengikuti jaring-jaring makanan atau daur biogeokimia. Dampaknya dapat dirasakan segera atau muncul setelah waktu lama di tempat itu atau di tempat lain yang terlewati pencemar.<br /><br />2. Jenis Pencemaran Lingkungan<br /> Pencemaran lingkungan umumnya dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara (kebisingan).<br /> a. Pencemaran Udara<br /> Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran , debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), dan sebagainya. <br />1. CO2 <br />Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara Karbondioksida itu berasal dari pabrik, mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.<br />2. SO dan SO2 <br />Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga di hasilkan oleh bahan bakar fosil (minyak, Batubara). Gas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan uap air di atmosfer, yang menyebabkan air hujan menjadi asam.<br />3. CFC <br />Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas klorofuorokarbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada lemari es, dan semprot rambut (hair spray). CFC menyebabkan lubang ozon di atmosfer.<br />4. Co2 (Karbon Monoksida)<br />Proses pembakaran di mesin yang tidak sempurna , akan menghasilkan gas CO (Karbon Monoksida). Jika mesin mobil di hidupkan dalam garasi tertutup, orang di garasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk kedalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kematian.<br />5. Asap Rokok <br />Pencemaran udara lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan beracun yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, dan mempengaruhi janin dalam kandungan. Wanita dan anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh asap rokok daripada laki-laki. Jadi, kemungkinan terkena kanker pada wanita dan anak-anak lebih tinggi.<br />Perokok dapat di bedakan menjadi 2, yaitu dan perokok aktif dan pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok.<br />Menurut penelitian, perokok pasif memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan perokok aktif. Jadi, merokok didalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat “mengganggu kesehatan” orang lain. Untuk itu, perokok diimbau tidak merokok didalam kendaraan umum, ruangan bioskop, ruangan tamu, dan sebagainya.<br />Pencemaran udara ditimbulkan oleh asap buangan, misalnya karbondi oksida, karbon monoksida, belerang oksida, gas CFC, dan asap rokok. <br /><br />b. Pencemaran Air<br /> Pencemaran air dapat terjadi pada sumur, sumber mata air, sungai,<br /> bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, dan serangga air. Dampak lain adalah banjir akibat got tersumbat sampah, diikuti dengan menjalarnya wabah muntaber.<br /> 1) Limbah Pertanian<br /> Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati tapi kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.<br />2) Limbah rumah tangga<br /> Limbah rumah tangga dapat berupa berbagai bahan organik (misalnya sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik seperti plastik, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Bahkan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.<br />3) Limbah Industri<br /> Limbah industri bisa berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas.<br />4) Penangkapan Ikan menggunakan racun<br /> Ada orang yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan, melainkan juga biota air lainnya.<br /><br />Pengukuran Pencemaran<br /> Pencemaran air dapat ditentukan dengan pengukuran secara kimia dan secara biologi. <br /><br />1. Pengukuran pencemaran air secara kimia<br /> Pengukuran pencemaran air secara kimia adalah menentukan banyaknya bahan pencemar atau tingkat pencemar secara kuantitatif dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran BOD, pH air, dan kadar CO2.<br /><br />a. Pengukuran BOD<br />Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan mikroba untuk mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis atau Biological Oxygen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut pada air cuplikan (sample) setelah air disimpan selama 5 hari pada suhu 20º C. Oleh karenanya, BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. <br />Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh 3 hal, yakni: <br />(1) Proses oksidasi (pembongkaran bahan-bahan organik)<br />(2) Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri anaerob dari dasar perairan<br />(3) Proses pernapasan organisme yang hidup didalam air, terutama pada malam hari<br /><br />b. Pengkuran pH air <br />Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat alkalis) menjadi tidak cocok untuk kehidupan dari 5 ke 4. Dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. <br /><br />c. Pengukuran kadar CO2<br />Gas CO2 juga dapat larut kedalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup didalam air.<br />Pencemaran air dapat diketahui dengan mengukur BOD, pH, dan agar CO2, semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin kecil. pH rendah merupakan indikasi pencemaran oleh bahan organik.<br />2. Pengukuran pencemaran air secara biologi<br /> Pengukuran pencemaran air secara biologi adalah menentukan tingkat pencemaran secara kualitatif dengan menggunakan petunjuk makhluk hidup (indikator biologis) pengukuran secara biologi hanya dapat menentukan seberapa besar tingkat pencemarannya, tapi tidak dapat menentukan berapa kadar bahan pencemarnnya.<br /> Pengukuran pencemaran air secara biologi dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup. Planaria dapat dijadikan indikator bahwa sungai belum tercemar. Tubifeq dapat dijadikan indikator bahwa sungai tercemar parah oleh bahan organik.<br /><br />c. Pencemaran Tanah<br /> Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya<br /><br />d. Pencemaran Suara(Kebisingan)<br /> Pencemaran suara disebabkan oleh bunyi diatas 50 desibel (disingkat dB, ukuran tingkat kebisingan). Suara bising dapat ditimbulkan oleh suara mesin industri, mobil, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang serta bunyi-bunyi ras lainnya.<br /><br />D. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN <br /> Pencemaran lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Misalnya, beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah, dan adanya bahan pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi.<br /><br />1. Punahnya Spesies<br /> Polutan dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adapatasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui, hewan akan mati.<br /><br /><br />2. Ledakan Hama<br /> Penggunakan insektisida dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.<br /><br />3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan<br /> Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi didalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi buah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia terganggu.<br /><br />4. Kesuburan Tanah Berkurang <br /> Penggunakan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunakan pupuk yang terus menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya, hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem penanaman berseling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian dilahan yang sama.<br /><br />5. Keracunan Dan Penyakit<br /> Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan Suasana saraf, menyebabkan cacat pada keturunanya bahkan meninggal dunia. <br /><br />6. Pemekatan Hayati<br /> Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat merusak ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut dimakan oleh udang kecil. Udang kecil dimakan oleh ikan. Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahkan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.<br /> Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggris di kenal sebagi Biomagnification).<br /><br />7. Terbentuk Lubang Ozon<br /> Terbentuknya lubang ozon merupkan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.<br /><br />8. Efek Rumah Kaca<br /> Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.<br /><br />E. INTERAKSI PERTANIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP<br /> LINGKUNGAN <br /> Dalam pertanian dikenal istilah intersifikasi pertanian, yaitu mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal (hasil yang seharusnya, bukan hasil yang maksimal).<br /><br />1. Pencucian Tanah<br /> Saat petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya, sawah dialiri air hingga tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhirnya masuk kesungai jadi, disawah terjadi pencucian unsur hara yang selanjutnya dibuang ke sungai. Akibatnya kesuburan sawah semakin berkurang.<br /><br /><br /><br />2. Adanya Larutan Nitrit dan Penyuburan Air<br /> Pemupukan dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada tanaman, agar tanaman dapat memberikan hasil yang cukup. Pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun).<br /><br />3. Pencemaran Pestisida<br /> Kamu telah mengetahui dampak negatif dari penggunaan pestisida (misal insektisida). Untuk mengurangi dampak tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :<br />a. Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur agar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk. Peralatan pertanian di cuci di tempat khusus dan limbahnya dibuang secara khusus pula (misalnya dibuatkan lubang yang jauh dari pemukiman).<br />b. Tidak membuang sisa pestisida di sembarang tempat. Sisa pestisida dibuang ditempat khusus yang tidak mencemari sungai atau sumur penduduk.<br />c. Tidak menggunakan pestisida melebihi takaran (overdosis).<br />d. Mengurangi penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (misal ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologi (misal menggunakan serangga predator).<br /><br />4. Tingkat Kestabilan ekosistem Rendah<br /> Intensifikasi pertanian cenderung dilakukan dengan pertanian monokultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.<br /> Dampak dari intensifikasi pertanian :<br />a. Pencurian tanah : kesuburan tanah berkurang<br />b. Adanya larutan nitrit dan penyuburan air, tanah menjadi asam, terjadi penyuburan sungai yang mematikan hewan-hewan<br />c. Pencemaran oleh pestisida : mematikan hewan-hewan<br />d. Tingkat kestabilan ekosistem rendah : menyebabkan lingkungan pertanian menjadi tidak mantap.<br /><br /><br /><br />F. Pengelolaan Lingkungan secara terpadu<br /> Dewasa ini kesadaran dan kepedulian lingkngan terus berkembang. Upaya pencegahan pencemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah , pihak-pihak terkait, misalnya pihak industri, maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian lingkungan dan penenggulangan pencemaran, yaitu secara administratif (adanya peraturan dan undag-undang dari pemerintah), secara teknologis (adanya peralatan pengolah limbah, pembakar sampah), dan secara edukatif atau pendidikan (melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di sekolah-sekolah).<br /><br /> 1. Penanggulangan secara Admnistratif<br /> Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan mencegah terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.<br /> Sebelum membangun pabrik atau melakukan proyek, pihak pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).<br /><br /> 2. Penanggulangan secara Teknologis<br /> Setiap industri diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unti pengolah limbah cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang kelingkungan.<br /><br />3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan<br /> Penanggulangan secara edukatif diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan.<br /> Pengendalian pencemaran lingkungan secara :<br />1. Administratif : a. membuat undang-undang, peraturan, dan b. program<br /> Pemerintah.<br />2. Teknologis, misal peralatan pengolahan limbah dan sampah.<br />3. Edukatf : (a) penyuluh masyarakat dan (b) menggalakkan kegiatan reduce, reuse, reycle, repair.<br /><br /><br />D. Pengolahan Limbah<br /> Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan bertambahnya aktivitas manusia dalam menunjang keidupannya. Hal ini berakibat jumlah limbah (sampah) yang dihasilkannya juga semakin meningkat.<br /><br /> 1. Pengertian Limbah<br /> Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Di tinjau dari sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :<br />a. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai ), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.<br />b. Limbah yang tidak akan sangat lambat mengalami perubahan secara alami<br /> ( nondegradable waste = tidak dapat teruarai), misalnya plastik, kaca, <br /> kaleng, dan sampah sejenisnya).<br /><br />2. Permasalahan Limbah<br /> Pada saat ini, belum semua limbah penduduk perkotaan terlayani oleh fasilitas umum pengelolaan sampah masih banyak sampah yang dibakar atau dibuang di badan air atau di lahan kosong.<br /><br />3. Daur Ulang Dan Pemanfaatan Ulang Limbah<br /> Limbah dapat di kurangi dengan cara mendaur ulang limbah (recycle) dan pemanfaatan ulang limbah (reduce). Daur ulang adalah penggunakan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi pokok lain.<br />a. Tujuan daur ulang dan pemanfaatan ulang <br /> Daur ulang dan pemanfaatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :<br />1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran<br />2. Mengurang penggunaan bahan atau sumber daya alam<br />3. mendapatkan penghasilan karena dapat di jual ke masyarakat<br />b. Langkah daur ulang atau pemanfaatan ulang<br /> Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut<br />1. Pemisahan<br />Limbah yang akan di daur ulang atau di manfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus di buang ke tempat pembuangan.<br />2. Penyimpanan <br />Limbah yang sudah di pisahkan tapi di samping dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas atau botol bekas<br />3. Pengiriman atau penjualan <br />Barang-barang yang sudah terkumpul dapt di jual kepabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat juga di jual atau di berikan ke pemulung.<br />c. Limbah yang dapat di daur ulang atau di manfaatkan ulang <br /> Jenis material limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah sebagai berikut.<br />1) Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, misalnya kertas<br /> Koran dan kardus.<br />2) Pecah belah. Botol kecap, botol sirup, gelas, piring, atau kaca yang telah pecah dapat di daur ulang untuk membuat botol, gelas, atau piring yg baru.<br />3) Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat didaur ulang untuk di buat kaleng pengemas.<br />4) Baja. Baja sisa konstruksi bangunan dapat di daur ulang sebagai bahan baku pembuatan baja baru.<br />5) Plastik. Limbah plastik dapat didaur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus atau pengepak untuk keperluan, misalnya tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampoo.<br />6) Sampah Organik. Sampah organik mudah terurai, sehingga sisa makanan dan daun-daunan dapat didaur ulang menjadi kompos. Kompos dapat di manfaatkan sendiri atau dijual untuk pupuk tanaman.<br /><br />d. Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang <br /> Sebagian limbah dapat di manfaatkan kebali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sebagai berikut.<br />1. Ampas tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak.<br />2. Eceng gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas .<br /><br />4. Membuat produk daur ulang<br /> Akhir-akhir ini, kegiatan membuat produk daur ulang marak dilakukan, selain tidak memerlukan biaya tinggi daur ulang mudah untuk dipelajari. Berikut akan dibahas beberapa produk daur ulang.<br /><br />a. Kertas daur ulang<br />Kertas daur ulang bertujuan mengurangi limbah kertas dan memprosesnya menjadi kreasi daur ulang yang bernilai seni. <br /><br /> b. Pupuk kompos<br /> Cara pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut.<br />a. Pisahkan sampah organik (daun, ranting) dari sampah anorganik (plastik).<br />b. Masukkan sampah dedaunan dan ranting itu ke dalam bak penampungan.<br />c. Tutup bak atau tempat penampungan itu agar proses dekomposisi berlangsung optimal dan terhindar dari terpaan sinar matahari dan guyuran hujan. Sampah yang diproses menjadi kompos harus dalam keadaan basah, tetapi tidak sampai berair. Bak sampah ditutup sehingga sampah tidak cepat kering karena penguapan, atau terlalu basah karena hujan.<br />d. Tumpukan sampah harus di bolak-balik setidaknya seminggu sekali agar pengoplosan berlangsung merata. Dalam waktu dua hingga tiga bulan, kumpulkan sampah itu akan terurai menjadi kompos. <br /><br />b. Pembuatan Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing<br />Cara pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing adalah sebagai berikut.<br />1. Sampah dedaunan dan ranting diletakkan di kotak-kotak plastik dan<br /> diletakkan di rak susun.<br />2. Pada bagian bawah kotak-kotak itu diberi beberapa lubang untuk jalan keluar air rembesan.<br />3. Pada rak paling bawah ditempatkan tumpukan sampah paling lama, kemudian diatasnya diletakkan sampah yang lebih baru, dan diatasnya lagi sampah terbaru.<br />4. Pada kotak paling bawah itulah diberi sedikit tanah dan cacing tanah.<br />5. Penyiraman air dilakukan pada kotak di rak paling atas dengan jumlah yang cukup, tidak berlebihan.<br />6. Selanjutnya, kotak ketiga diangkat dan dipindahkan, karena pupuk kompos telah terbentuk dan siap pakai.<br />7. Proses pembuatan kompos dengan bantuan cacing itu berlangsung sekitar satu hingga dua bulan.<br />8. Rak harus selalu dalam keadaan tertutup. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tutup plastik warna hitam atau warna gelap. Penutupan dilakukan untuk menghindari sinar matahari dan siraman air hujan agar proses dekomposisi berlangsung sempurna dan cepat.<br /> <br />5. Mengurangi Limbah alam Kehidupan Sehari-hari<br /> Apabila di sekitar rumah kalian banyak terdapat sampah atau limbah, kalian dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut.<br /> a. Reuse<br /> Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa penholahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.<br /><br /> b. Recycle<br /> Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.<br /><br /> c. Reduce <br /> Mengurangi ( reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.<br /> d. Replace<br /> Menggantikan dengan bahan yang bias dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.<br />e. Refill<br /> Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.<br />f. Repair<br /> Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak<br /> menambah produksi limbah.<br /><br />c. Peranan Manusia Dalam Perubahan Hidup Lingkungan<br /> Beberapa kota di Indonesia dilanda banjir dan tanah longsor dalam beberapa tahun ini. Telah jatuh puluhan jiwa, ribuan penduduk perlu diungsikan, dan tak terhitung lagi berapa banyaknya kerugian materi akibat bencana tersebut. Apakah penyebab semua itu?<br /> Telah diketahui bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan makhluk hidup serta perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraanya. Manusia merupakan bagian dari lingkungan, oleh karena itu manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah lingkungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi akibat perbuatan manusia.<br /><br /> Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh dinamika penduduk, pemanfaatan?pengelolaan lingkungan yang kurang bijaksana, kemajuan IPTEK, dan lain-lainya. Tindakan-tindakan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan antara lain sebagai berikut.<br /><br />a. Perusakan hutan<br /> Hutan merupakan tempat dimana terdapat banyak sumber daya alam yang mendukung kehidupan manusia secara terus menerus. Namun, manusia dalam mengambil dan memanfaatkan (eksploitasi) sumber daya hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa memperhatikan pemulihan dan pelestarian hutan. Akibatnya, hutan banyak yang musnah dan rusak sehingga terjadi erosi, banjir, tanah longsor, dan kekurangan sumber air.<br />b. Pembangunan Perumahan<br />Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat, memberikan dampak kebutuhan perumahan yang meningkat. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dilakukan besar-besaran, terutama di daerah yang banyak penduduknya tanpa konsep lingkungan yang baik dan tidak memperhatikan daya dukung lngkungan. Hal ini berakibat berkurangnya daerah peresapan air, jumlah pohon dan lahan pertanian sehingga dapat menyebabkan berkurangnya produksi pangan, masalah banjir dan kualitas hidup berkurang.<br />c. Urbanisasi<br />Pembangunan ekonomi yang tidak merata dipedesaan dan kota besar membuat banyak penduduk pindah dari desa ke kota, mengakibatkan menurunya kualitas kota, terbentuknya daerah kumuh, masalah sampah, pencemaran limbah domestik dan penurunan kesejahteraan.<br />d. Intensifikasi Pertanian<br />Intensifikasi pangan bertujuan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberikan dampak yang merugikan, misalnya polusi / pencemaran air dan lahan karena penggunaan pupuk organik secara berlebihan dan erosi plasma nutfah.<br /> Kepulan asap hitam kendaraan bermotor selalu terjadi di sepanjang jalan, disertai suhu udara yang panas dan kebisingan suara. Ketidaknyaman ini kita rasakan jika kita berada dalam perjalanan sehari-hari, baik di dalam kota maupun dari kota ke kota lain.<br /> Untuk melangsungkan kehidupanya, manusia selalu memanfaatkan lingkungannya dengan berbagai macam kegiatan. Dalam melakukan kegiatanya manusia kurang memperhatikan dampak yang akan terjadi, dampak tersebut dapat merugikan manusia sendiri.<br /> Kegiatan manusia yang merusak lingkungan antara lain sebagai berikut.<br />a. Pembuangan limbah<br />Limbah merupakan sisa/hasil sampingan dari kegiatan produksi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembuangan limbah yang tidak diolah ke lingkungan akn meyebabkan polusi. Limbah berdasarkan asamya, terdiri atas :<br />1. Limbah industri <br />Merupakan limbah yang berasal dari berbagai macam industri, seperti industri makanan, pupuk, tekstil, dan kilang minyak. Limbah dapat berupa zat padat (sampah, plastik, kaleng, botol), zat cair (air buangan panas, bahan kimia cair, bahan pewarna dan logam berat yang terlarut dalam cairan, minyak), dan gas (CO, CO2, SO2, NO2, NH3).<br />b. Kegiatan Pertanian<br />Kegiatan pertanian dapat merupakan kegiatan yang merugikan manusia apabila tidak memperhatikan pengelolaan yang benar. Penggunaan pestisida yang berlebih atau secara terus menerus akan menyababkan polusi makanan yang dapat membahayakan manusia serta membunuh beberapa jenis hewan yang tidak mengganggu (non target organism) sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Pemupukan dengan pupuk sintetis yang berlebihan juga mnyebabkan kerusakan lahan dan polusi / pencemaran lngkungan.<br />c. Eksploitasi Hutan <br />Hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, mempunyai nilai ekonomi, sebagai habitat berbagai jenis hewan dan menjaga kseimbangan air tanah pada musim hujan dan kemarau. Eksploitasi hutan yag tidak bertanggung jawab secara terus-menerus berarti mengurangi habitat dan mengganggu kehidupan hewan yang ada di dalamnya sehingga banyak spesies yang musnah atau hewan keluar dari hutan dan mengganggu pemukiman penduduk di sekitarnya. Selain itu, juga dapat menyebabkan banjir serta tanah longsor saat musim hujan karena tidak ada tumbuhan hutan sebagai penahan air, sedangkan bila musim kemarau akan terjadi kelangkaan sumber air. Berbagai spesies tumbuhan yang banyak tersimpan di hutan juga ikut musnah sehingga jumlah spesies tumbuhan dan plasma nutfah berkurang dengan cepat sebelum kita ketahui manfaatnya. Padahal banyak sekali penemuan baru tentang manfaat tumbuhan dalam pengobatan, terutama dari tumbuhan hutan yang langka.<br />Dampak negatif akibat kegiatan manusia, antara lain polusi / pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan hujan asam.<br /><br />Pengertian polusi menurut Environmental Pollution Panel tahun 1965, dari President’s Science Advisory Committee, Amerika Serikat adalah perubahan yang kurang menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia secara keseluruhan atau sebagian, melalui pengaruh langsung atau tidak langsung, dai perubahan dalam pola energi, tingkat radiasi, susunan kimia-fisika, dan limbah dari organisme.<br />Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa polusi sebagai akibat dari aktifitas manusia. Polusi disebabkan oleh zat yang mempengaruhi sesuatu yang di anggap mempunyai nilai bagi nanusia, dalam konsentrasi yang memungkinkan terjadinya gangguan. Zat yang menyebabkan polusi tersebut disebut polutan. Zat dikatakan sebagai polutan apabila<br />a. Kadarnya melebihi batas normal,<br />b. Berada pada waktu yang tidak tepat, dan<br />c. Berada pada tempat yang tidak semestinya.<br /> Polusi mengakibatkan perubahan ekosistem, sehingga menjadi masalah bagi semua orang. Berdasarkan habitatnya, polusi dibedakan menjadi polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan polusi suara.<br /><br />a. Polusi Udara<br /> Polusi udara disebabkan oleh debu, partikel-partikel, asap pembakaran, asap rokok, gas-gas, seperti CO, CO2, NO2, CFC (Chloro Fluoro Carbon). Akibat dari polusi udara yang membahayakan bagi alam dan manusia adalah sebagai berikut.<br />1) Pemanasan Global atau Efek Rumah Kaca (Green House Effect)<br /> Pemanasan global disebabkan oleh peningkatan kadar CO2 di atmosfer. Peningkatan kadar CO2 terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) yang meningkat dan menurunnya luas hutan sehingga keseimbangan sehingga keseimbangan siklus karbon (fotosintesis dan respirasi) terganggu. Kadar CO2 yang meningkat di atmosfer bergabung dengan gas metan, nitrogen oksida, dan uap air akan menahan panas matahari yang seharusnya dipantulkan kembali oleh bumi. Terjebaknya panas matahari dalam bentuk gelombang pendek di atmosfer tersebut mengakibatkan temperatur atmosfer bumi meningkat kurang lebih 3,5ºC. Naiknya temperatur bumi ini akan melelehkan es di kutub sehingga permukaan air laut meningkat dan luas daratan menyusut. Dampak pemanasan global terhadap organisme ialah terganggunya kehidupan serta mengakibatkan punahnya spesies-spesies tertentu.<br /> Pemanasan global sering disebut juga efek rumah kaca karena adanya kesamaan proses antara di bumi dengan pemanasan yang terjadi dalam rumah kaca. Suhu yang lebih hangat dan tanaman hidup dengan dijebaknya panas matahari agar suhu menjadi hangat dan tanaman hidup dengan baik. Rumah kaca merupakan miniatur proses pemanasan global.<br />2) Hujan Asam<br /> Pembakaran batu bara dan minyak bumi yang banyak digunakan dalam industri menghasilkan gas SO2. Pembakaran hutan akan menghasilkan nitrogen oksida. Di atmosfer, gas SO2 akan bereaksi dengan uap air dan hidrogen peroksida membentuk asam sulfat (H2SO4). Nitrogen oksida juga bereaksi dengan substansi lain di atmosfer membentuk asam nitrat (HNO3). Asam sulfat dan asam nitrat yang terbentuk di atmosfer bersama air hujan turun sebagai hujan asam. Hujan asam ini akan menggangga kehidupan organisme karena mengubah pH air dan tanah.<br />3) Rusaknya Lapisan Ozon<br /> Ozon merupakan molekul oksigen yang sangat reaktif, terdiri dari 3 atom oksigen (O3). Ozon yang berada di lapisan stratosfer berfungsi untuk menahan radiasi sinar ultra violet. Lapisan ozon dapat rusak (berlubang) karena terdegradasi oleh gas CFC (Cholo Fluoro Carbon). CFC banyak digunakan dalam kehidupan manusia sebagai agen pendingin pada lemari es, AC, dan alat-alat spray. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar ultra violet (UV) yang masuk ke bumi bertambah banyak sehingga dapat mengakibatkan kanker kulit, mutasi, dan menurunnya produktivitas primer tanaman.<br /><br />b. Polusi air<br /> Banyak limbah industri dan rumah tangga ang dibuang ke sungai, misalya sampah organik, air detergen, dan pestisida. Limbah tersebut akan menyebabkan banjir, bau tak sedap, menurunnya kadar oksigen air yang membahayakan kehidupan organisme air. Selain itu, zat-zat kimia, logam berat (Cu, Hg, dan Pb) serta air panas juga dapat mengganggu kehidupan organisme air secara langsung.<br /> Penggunaan pupuk berlebihan mengakbatkan sisa pupuk yang tidak terserap mengalir ke perairaan sehingga menyuburkan tanaman air (eutofikasi). Keadaan itu menyebabkan cahaya matahari tidak dapat menembus air sehingga tumbuhan yang berada di bawahnya tidak dapat berfotosintesis dan produksi oksigen dalam air menurun. Berkurangnya oksigen dalam air menyebabkan organisme air tidak dapat hidup.<br /> Polusi air laut disebabkan oleh tumpahan minyak, pembuangan limbah limbah ke laut, dan akumulasi limbah dari sungai tercemar yang bermuara ke laut.<br /> Indikator pencemaran air dapat dilihat secara fisik, khemis dan biologis. Indikator fisik pencemaran air meliputi bau, warna, rasa, dan suhu. Sedang indikator khemis adalah berupa pH (potensial hidrogen = derajat kesamaan), COD (Chemical Oxygen Demand) dan DO (Disoved oxygen). Indikator biologi dapat dilihat dari makhluk hidup pencemar dari kelompok bakteri Escherecia colli, Protozoa dan ganggang.<br /><br />c. Polusi Tanah<br /> Sampah plastik tidak dapat hancur dengan cepat dalam tanah (membutuhkan jutaan tahun untuk menghancurkannya) sehingga mengganggu porositas tanah. Zat-zat kimia dari penggunaan pestisida (insektisida, herbisida) dan pupuk organik secara berlebih di daerah pertanian dapat mengganggu kehidupan organisme tanah.<br /><br /><br />d. Polusi Suara<br /> Polusi suara diakibatkan oleh adanya berbagai macam suara dalam berbagai kekuatan suara (dalam desibel), misalnya suara keributan di pasar, kendaraan bermotor, kereta api, pesawat, dan petir. Apabila kita terus menerus mendengarkan suara yang keras dapat menimbulkan gangguan pada sistem pendengaran kemudian diteruskan dengan gangguan psikologis, stress, naiknya tekanan darah, dan gangguan lainnya<br /> <br /> Banjir, tanah longsor, dan kelangkaan air bersih yang terjadi di beberapa daerah membuat manusia mau tak mau menyadari kerusakan lingkungan. Berikut ini adalah upaya manusia untuk menanggulangi kerusakan lingkungan.<br />a. Reboisasi dan Penghijauan<br />Penghutanan kembali pada daerah hutan gundul dan penghijauan di berbagai tempat dapat menanggulangi banjir, polusi udara, tanah longsor, dan mendukung sumber air.<br />b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan<br /> Untuk menanggulangi berbagai polusi maka pembangunan pabrik, kantor, perumahan,dan pertokoan / pasar harus mempertimbangkan pembuangan limbah, sanitasi, kesehatan lingkungan dan hal-hal lain yang mengakibatkan terganggunya kehidupan organisme. Sebelum membangun proyek harus dibuat dahulu AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).<br /><br />c. Penggunaan Pupuk Organik<br /> Untuk mengurangi pencemaran tanah dan air, serta mengembalikan kesuburan tanah, sebaiknya digunakan pupuk organik, misalnya pupuk kandang dan pupuk hijau serta mengurangi penggunaan pupuk buatan secara bertahap. Hasil pertanian dengan pupuk organik terbukti lebih aman dan sekarang lebih diminati konsumen.<br /> <br /> Selain upaya-upaya secara fisik yang sejak awal telah mempertimbangkan keseimbangan dan kelestarian maka untuk mencegah kerusakan lingkungan perlu upaya-upaya yang berkaitan dengan mental dan moral manusia serta penegakan hukum. Upaya untuk penegakan hukum sudah mulai kelihatan dengan disahkan dan dilaksanakannya UU Lingkungan Hidup serta UU Perlindungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam. Sedangkan, dari sisa moral manusia harus selalu disosialisasikan pada seluruh lapisan masyarakat mengenai etika lingkungan. Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan manusia untuk menjadikan manusia hidup selaras dan seimbang dengan lingkungan. Etika keseimbangan dan keselarasan antara lain sebagai berikut.<br />1) Manusia bukanlah dari segala sumber nilai dan bukan penguasa alam.<br />2) Lingkungan diciptakan untuk semua kehidupan sehingga manusia harus menjadi bagian lingkungan yang benar dan jujur.<br />3) Manusia harus menjadi penjaga dan pemelihara lingkungan maka manusia harus bekerja sama dengan alam.<br />4) Sumber daya alam yang tersedia bagi manusia terbatas.<br />5) Hubungan manusia dengan lingkungan bersifat sirkuler sehingga harus dijaga untuk tetap saling menguntungkan.<br />6) Manusia harus menjaga kelestarian keanekaragaman fisik dan biologis serta budaya agar kualitas kehidupannya terjamin.<br /><br />D. Etika Lingkungan<br /> Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada kesadaran dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun ada etika yang tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai kode etik.<br /> Etika lingkungan, pada dasarnya adalah pebuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkungan bersumber pada pandangan seseorang tentang lingkungan.<br /> Prinsip-prinsip etika lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tidak merugikan, tidak campur tangan, kesetiaan, dan keadilan <br />1. Prinsip tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak merugikan, tidak menghancurkan populasi spesies ataupun komunitas biotik.<br />2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi hambatan kepada kebebasan setiap organism, yaitu kebebasan mencari makan, tempat tinggal, dan berkembang biak.<br />3. Prinsip kesetiaan (the rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan manusia.<br />4. Prinsip keadilan (the rule of restitutive justice), yakni mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.<br /><br />Beberapa contoh tindakan-tindakan yang sesuai dengan etika licngkungan adalah sebagai berikut:<br /><br />1. Membuang sampah (misal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah, bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada tempatnya.<br />2. Menggunakan air secukupnya, jika tidak sedang di gunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes setiap semalam, dapat di tampung air sebanyak 5 – 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainya.<br />3. Hemat energi, mematikan lampu listrik jika tidak digunakan, jika kamu memasak air, kecilkan api kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya memboroskan bahan bakar.<br />4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.<br />5. Tidak memetik daun, bunga ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.<br />6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.<br />7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.<br />8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-25297028773938798702011-10-15T21:03:00.002-07:002011-10-15T21:04:20.033-07:00PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM (SDA)A. PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM<br />Adalah segala kekayaan yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk keperluan hidup manusia. Beberapa SDA seperti udara dan tumbuhan yang dapat dimakan bisa atau dapat langsung kita peroleh, tapi pada umumnya sumber daya seperti bahan bakar miyak (BBM), besi, air tanah,ikan tidak langsung dapat kita peroleh. Barang-barang kebutuhan ini baru menjadi sumber daya setelah manusia manusia menggunakan sains dan teknologi untuk mengolahnya menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan.<br /><br />B. MENGAPA SDA HARUS DILESTARIKAN<br />Karena semua kebutuhan manusia dipasok atau berasal dari lingkunagnnya yang berupa SDA. Berbagai macam tumbuhan sebagai pemasok karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, jagung, sagu dan sebagainya. Sebagai sumber protein seperti kacang-kacangan. Sebagai pemasok vitamin, lemak dan sebagainya yang sangat penting dibutuhkan oleh tubuh kita.<br /><br />Di samping itu semua, manfaat yang tidak kalah pentingnya, dunia tumbuhan merupakan pemasok oksigen bagi kehidupan manusia dan hewan yang sangat vital. Tumbuhan memberi kesegaran udara dan penyejuk perasaan sehingga suasana hati menjadi tentram.<br /><br />Dari dunia hewan, kita dapat memperoleh berbagai manfaat. Daging dan susunya merupakan sumber protein hewani, kulitnya memrupakan bahan mentah untuk pakaian-pakaian dan perhiasan.<br />Tidak kalah pentingnya manfaat yang diberikan jasad renik kepada manusia. Jasad renik dan Detritivor merupakan agen ekosistem yang memungkinkan daur materi dapat terlaksana, tanpa jasa mereka manusia akan hidup sengsara di muka bumi ini karena tertumbuk sampah dan kotoran yang mereka ciptakan sendiri.<br />Selain itu, penggunaan organisme dalam berbagai kepentingan seperti pengolahan limbah, pengendalian polusi, dan pembuatan bahan makanan baru, penghasil obat-obatan atau zat kimia dan beberapa hormon.<br /><br />C. SDA DIBEDAKAN MENJADI TIGA MACAM<br />1. SDA yang tidak dapat diperbaharui (abiotik)<br />Yaitu SDA yang jumlahnya terbatas dan tidak dapat dibudidayakan sehingga suatu saat nanti dapat habis. Hal ini karena proses terbentuknya memerlukan waktu yang sangat lama.<br />Ex : <br />a. hasil tambang seperti batu bara, minyak bumi.<br />b. bahan galian seperti mineral<br />c. dll.<br /><br />2. SDA yang dapat diperbaharui (biotik)<br />Yaitu SDA yang jika habis dapat diusahakan kembali.<br />Ex :<br />a. hewan<br />b. kesuburan tanah<br />c. air<br />d. tumbuhan<br />e. dll<br /><br />3. SDA yang habis/kekal<br />Yaitu SDA yang tidak pernah aka nada habisnya<br />Ex :<br />a. Air laut.<br />b. Udara<br />c. Cahaya matahari.<br /><br /><br /><br />D. PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM<br />Sumber daya laut, dimanfaatkan untuk : <br />a. Tempat pembudidayaan ikan, rumput laut, kerang mutiara, terumbu karang, dll.<br />b. Sarana transportasi antar pulau.<br />c. Tempat rekreasi.<br />d. Habitat satwa laut.<br />e. Dll.<br />Sumber daya hutan, dimanfaatkan untuk :<br />a. Daerah resapan air tanah.<br />b. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan.<br />c. Menghasilkan kayu untuk keperluan industri, kerajinan, peralatan rumah tangga.<br />d. Tempat rekreasi.<br /><br />Sumber daya gunung, dimanfaatkan untuk :<br />a. Penghasil bahan mineral.<br />b. Tempat pertanian, perkebunan dan peternakan.<br />c. Tempat rekreasi.<br /><br /><br />Sumber daya sungai, dimanfaatkan untuk :<br />a. Sarana transportasi antar pulau atau daerah.<br />b. Tempat budidaya ikan.<br />c. Sumber irigasi pertanian.<br />d. Penghasil ikan.<br /><br />Sumber daya hewan, dimanfaatkan untuk :<br />Daging dapat dibuat kornet, sosis. Ayam, kambing, kelinci dapat dijadikan sate dan makanan lain.<br />Telur berasal dari ayam, bebek, burung puyuh.<br />Susu berasal dari sapi, kambing, domba dan dapat dibuat keju serta minuman fermentasi seperti yoghurt.<br />Kulit berasal dri sapi, kambing, domba, kelinci, ular untuk bahan kerajinan, sandang, sepatu, tas, sabuk dll.<br /><br />Sumber daya tumbuhan :<br />Seperti kayu, daun, akar, getah dll. <br />Dibuat dari pohon Jati, Mahoni, Cendana, Kayu Besi, Karet, dll.<br />Dimanfaatkan untuk furniture, perlengkapan sekolah, perlengkapan bangunan, perlengkapan automotif, dll.<br />Dimanfaatkan untuk bahan pangan (melalui cara bioteknologi) <br /><br /><br /><br /><br />Hasil tambang<br /><br />Minyak bumi<br />a. Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang<br />b. Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor<br />c. Kerosin untuk bahan baku lampu minyak<br />d. Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel<br />e. LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas<br />f. Vaselin ialah saleb untuk bahan obat<br />g. Paraffin untuk bahan pembuat lilin, dan<br />h. Aspal untuk bahan pembuat jalan.<br /><br />Batu Bara<br />Dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga<br /><br />Biji Besi<br />Dimanfaatkan untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain.<br /><br />Tembaga<br />Merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.<br /><br />Bauksit<br />Sebagai bahan dasar pembuatan aluminium<br /><br />Emas dan perak<br />Untuk perhiasan<br /><br />Marmer<br />Untuk bahan bangunan rumah tangga dan gedung<br /><br />Belerang<br />Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api<br /><br />Yodium<br />Untuk obat peramu garam dapur beryodium<br /><br />Nikel<br />Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat<br /><br />Gas Alam<br />Untuk bahan bakar kompor gas<br /><br />Mangan<br />Untuk pembuatan besi baja<br /><br />Grafit<br />Bermanfaat untuk membuat pensil<br /><br /><br />E. YANG PERLU KITA WASPADAI<br /><br />KEPUNAHAN/HAMPIR LANGKA PADA MAKHLUK HIDUP<br /><br />1. Tumbuhan<br />a. Bunga Rafflesia arnoldi/bunga patma yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan.<br />b. Bunga Amorphophallus titanium/bunga bangkai yang banyak terdapat di Bengkulu, Sumatera Selatan.<br />c. Pohon Bintaro yang terdapat di Jakarta.<br />d. Kayu Cendana yang terdapat di NTB, Sulawesi.<br />e. Pohon Jamblang/duwet yang terdapat di Pulau Jawa.<br />f. Pohon Kesemek yang terdapat di Jakarta.<br />g. Pohon Menteng yang terdapat di Jakarta.<br />h. Pohon Kecapi yang terdapat di Jakarta.<br />i. Dll.<br /><br />2. Hewan<br />a. Burung Cendrawasih terdapat di Irian Jaya/Papua.<br />b. Burung Maleo terdapat di Irian Jaya/Papua.<br />c. Burung Jalak Bali terdapat di Bali.<br />d. Badak bercula satu terdapat di Banten.<br />e. Harimau Sumatera terdapat di hutan Sumatera.<br />f. Komodo terdapat di Pulau Komodo, NTT.<br />g. Panda terdapat didataran Cina.<br />h. Gorilla terdapat di Afrika.<br />i. Orang Utan terdapat di Kalimantan.<br />j. Banteng terdapat di Jawa.<br />k. Anoa/sapi hutan terdapat di Sulawesi.<br />l. Tapir terdapat di Sumatera dan Kalimantan.<br />m. Trenggiling terdapat di Jawa.<br />n. Dll.<br /> <br /><br />F. PENYEBAB KEPUNAHAN<br />1. Faktor alam seperti :<br />a. populasai yang rendah<br />b. gempa bumi<br />c. banjir<br />d. tanah longsor<br />e. kebakaran hutan<br />f. gunung meletus <br />g. dll.<br /><br />2. Faktor manusia seperti :<br />a. pemburuan liar<br />b. perusakan hutan<br />c. keracunan perairan<br />d. lenyapnya habitat dari sumber makanan<br />e. penebangan liar<br />f. dll.<br /><br /><br />G. CARA MENCEGAH KEPUNAHAN HEWAN DAN TUMBUHAN LANGKA<br /><br />1. Dilakukan konservasi SDA, seperti : <br />a. Suaka Marga Satwa<br />b. Cagar Alam<br />c. Taman Nasional<br />2. Memperbanyak tumbuhan langka dengan cara campur tangan manusia (reproduksi vegetative : cangkok, merunduk, okulasi, kopulasi dll). <br />3. Memperbanyak hewan dan tumbuhan langka dengan cara bioteknologi, seperti cloning, mutasi gen, rekayasa genetika, dll.<br />4. Menggalakkan reboisasi<br />5. Menggalakkan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan PROKASIH (Program Kali Bersih) pada kota-kota besar dan padat industry.<br />6. Ditetapkannya Undang-Undang (UU) Lingkungan Hidup.<br />7. Pengolahan hutan dan laut secara bijakasana.<br />8. Dll.<br /><br /><br />H. PARTISIPASI YANG DAPAT KITA DILAKUKAN<br /><br />1. Memelihara, merawat tumbuhan dan hewan serta menyayanginya.<br />2. Menanam pohon dilingkungan tempat tinggal.<br />3. Menghindari menggunakan pakaian berbahan dasar dari bulu hewan.<br />4. Menjaga dan memelihara tempat-tempat konservasi SDA.<br />5. Menghindari pembelian (jual-beli) satwa dan tumbuhan langka.<br />6. Ikut serta mengembangbiakan hewan dan tumbuhan langka.<br />7. Dll.<br /><br /><br />I. DAMPAK NEGATIF PENGAMBILAN SDA TANPA PELESTARIAN<br /><br />Pengambilan hasil laut dan sungai<br />Penangkapan ikan secara besar-besaran dan dengan menggunakan bahan peledak/racun akan merusak semua habitat laut dan sungai.<br /><br />Pengambilan hasil hutan<br />Penebangan pohon secara liar dan illegal akan membawa dampak hilangnya habitat hutan serta daerah resapan air tanah.<br /><br />Pengambilan tanah galian<br />Pengerukan tanah atau pasir yang baik yang akan digunakan untuk industri atau bahan bangunan tanpa memperdulikan keseimbangan lingkungan akan mempercepat terjadinya erosi tanah dan tanah longsor.<br /><br /><br />J. DAMPAK NEGATIF LAINNYA ADALAH :<br />a. Rusaknya lingkungan hidup atau terganggunya keseimbangan lingkungan hidup.<br />b. Hilangnya SDA bagi generasi mendatang.<br />c. Hilangnya atau punahnya berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan.<br />d. Timbulnya bencana alam.<br />e. Dll.<br /><br /><br /><br />K. KEBIASAAN YANG BAIK DALAM MENGGUNAKAN SDA SECARA BIJAKSANA<br /><br />1. Program sistem tebang pilih yaitu dengan menebang kayu di hutan dengan cara memilih kayu yang sudah tua dan menanamnya kembali.<br /><br />2. Menangkap ikan secara normal dan umum. Artinya tanpa menggunakanbahan peledak atau racun untuk mendaptkan hsil yang lebih banyak. Sehingga dengan demikian bila ada yang masih kecil tertangkap dapat dikembalikan lagi.<br /><br />3. Menggali hasil tambang dengan memperhatikan buangan limbahnya. Dengan demikian lingkungan akan terjada keseimbangannya dan menghindari pencemaran lingkungan.<br /><br />4. Industri berwawasan lingkungan. Membangun kawasan industri jauh dari pemukiman penduduk serta memperhatikan lingkungan hidup atau berwawasan lingkungan. <br />5. Melakukan studi amdal. Sebelum mendirikan pabrik, pusat pertokoan atau gedung perkantoran dan rumah sakit harus memperhatikan AMDAL, sehingga menjadi layak dan tidak mengganggu lingkungan hidup di sekitarnya.<br /><br />6. Selalu memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam segala kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.<br /><br /><br />L. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAUR ULANG<br /><br />1. Teknologi sederhana untuk daur ulang<br />a) Mengolah sampah untuk bahan campuran pupuk<br />Hanya terbuat dari bahan organic seperti daun, kertas, kotoran hewan.<br />Semuanya dihancurkan atau dikeringkan dan disimpan beberapa hari ( minimal seminggu). Jadilah pupuk organic.<br /><br />b) Merangkai botol plastik bekas/pembungkus plastik menjadi mainan/ kerajinan/ handycraft.<br /><br />c) Membuat mainan anak dari botol bekas yang dirangkai.<br />Membuat tas, perlengkapan sekolah dari pembungkus plastik bekas yang dirangkai.<br /><br />2. Membuat produk bernilai ekonomis<br />a. Kayu, kaleng dan plastik dapat dibuat mainan, perlengkapan sekolah, perlengkapan rumah tangga atau handycraft.<br />b. Karton dan kardus bekas, kayu dan cat dapat dibuat wayang-wayangan.<br />c. Kain perca/potongan kain bekas dapat dibuat boneka kecil atau tas serta dompet.<br />d. Dll.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-69153122037605686392011-10-15T21:03:00.001-07:002011-10-15T21:03:30.256-07:00SELSEL<br />Istilah sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella atau cellula yang berarti ruang kecil. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1165 untuk memberi nama rongga-rongga kecil yang dilihatnya pada irisan gabus tutup botol. Ketika itu, Hooke mengamati irisan gabus tutup botol dengan menggunakan mikroskop. Gambar 1.1 disamping menunjukkan gambar mikroskop yang digunakan serta gambar sel-sel gabus yang diamatinya. <br />Sel umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil. Satuan ukuran sel adalah micrometer (µm) atau sering disebut mikrontik. Satu µm sama dengan 10-6 m. Kisaran ukuran diameter sel adalah sekitar 5-500 µm. sel prokariota umumnya berdiameter 10-100 µm. Karena umumnya berukuran sangat kecil, sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Mengapa dikatakan umumnya berukuran sangat kecil ? Dikatakan demikian karena tidak semua sel berukuran sangat kecil, ada sel yang berukuran relative besar (10-100 x ukuran biasa) sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, contohnya sel telur hewan-hewan pengeram, seperti ikan, amfibi, reptil, dan burung. Bahkan, telur burung onta merupakan sel terbesar di dunia dengan diameter 15 cm.<br />Sedemikian kecilnya ukuran sel sehingga untuk dapat melihatnya kita harus menggunakan mikroskop Karena ukuran terkecil yang dapat dilihat mata manusia adalah 0,1 mm. Mikroskop adalah alat yang mengandung kombinasi beberapa lensa untuk memperbesar bayangan objek. Mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron.<br /><br />1. Mikroskop Cahaya <br />Disebut mikroskop cahaya karena mikroskop ini menggunakan cahaya untuk memantulkan bayangan objek. Mikroskop cahaya mampu memperbesar bayangan objek hingga 1000-2000 kali dari ukuran aslinya. Kemampuan mikroskop cahaya dibatasi oleh sifat berkas cahaya.<br /><br />2. Mikroskop Elektron<br />Tidak seperti mikroskop cahaya, untuk memantulkan bayangan objek, mikroskop electron menggunakan pancaran / penyinaran electron ( seperti pada pesawat televisi ) yang diatur oleh lensa elektromagnetik. Namun, mikroskop electron tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan sel-sel hidup. Ada dua jenis mikroskop electron, yaitu mikroskop electron transmisi (transmission electron microscope / TEM) dan mikroskop electron scanning (scanning electron microscope / SEM). <br />a. Transmission Electron Microscope / TEM<br />Mikroskop electron transmisi memiliki kemampuan perbesaran yang tinggi, yaitu hingga 300.000 kali. Dengan perbesaran fotografi dan teknik proyeksi, perbesaran dapat diingkatkan menjadi 1.000.000 kali dan dapat dilihat secara terinci dengan baik. <br />b. Scanning Elektron Mikroskop / SEM<br />Pada mikroskop ini, penyinaran electron dibiaskan / dipantulkan dari permukaan objek sehingga memberi gambaran tiga dimensi yang nyata. Mikroskop electron scanning dapat mempebesar gambaran objek hingga 100.000 kali. Luas bidang pandang mesin lebih besar dariu pada mikroskop cahaya dan bayangan yang terbentuk hanya berwarna hitam putih. <br /><br />3. Bagian-bagian Penyusun Sel<br />Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai satuan struktur dan fungsional dari makhluk hidup, sel dilengkapi dengan bagian-bagian sel atau organel (jamak: organella). Organella sel yang penting untuk diketahui, antara lain membrane sel, sitoplasma, inti sel, dinding sel, mitokondria, reticulum endoplasma, badan Golgi, risosom, platida, vakuola, dan badan mikro. Semua organel tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung bagi kehidupan sel. <br />a. Membran Sel<br />Seluruh permukaan sel dilapisi oleh satuan lapisan ultratipis yang dinamakan membran sel. Membran sel disebut juga membran plasma atau plasmalema ( plasma = cairan; lemma = selaput). Semua sel memiliki membran sel. Pada sel hewan, membrane sel merupakan komponen sel yang terletak paling luar. Membran sel memiliki fungsi yang penting, yaitu mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan kedalam sel. Hal itu disebabkan membran sel bersikap selektif permeable, yaitu mampu menyeleksi zat-zat yang akan masuk kedalam sel. <br />Membran sel memiliki rangka dasar yang tersusun atas dua lapis senyawalemak (lipid bilayer). Lemak atau lipid yang menyusun membrane adalah jenis fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri atas bagian kepala lopar yang bersifat hidrofilik (mengikat / suka air), dan bagian ekor nonpolar yang bersifat hidrofobik ( menolak air). Bagian ekor selalu terletak pada bagian dalam membran sel, sedangkan bagian kepala terletak luar membran sel. Satu unit fosfolipid ini berpasangan dengan unit fosfolipid lainnya dengan posisi saling berlawanan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid. <br />Selain lipid, membran sel juga terdiri atas protein. Protein dapat disebut penunjang rangka dasar membrane sel, ibarat tiang-tiang rumah. Ada dua macam protein penyusun membrane, yaitu protein integral atau intrisik yang letaknya menembus kedua lapisan lipid dan protein periferal atau ekstrisik yang letaknya menempel di permukaan lapisan lipid. Protein intregal berfungsi menyatukan kedua lapisan lemak. Protein dan lipid ada yang berikatan dengan polisakarida (karbohidrat) membentuk glikoprotein dan glikolipid serta ada yang tidak berikatan. Berikut menunjukkan struktur membran sel (model mosaik cairan atau fluid mosaic model) menurut Jonathan Singer dan Garth Nicolson. <br /><br />b. Sitoplasma<br />Sitoplasma atau plasma sel merupakan cairan bersifat kolid, jernih, dan homogen yang dikelilingi oleh membran plasma. Didalam sitoplasma terdapat berbagai senyawa kimia yang berguna bagi aktivitas sel. Berbagai senyawa kimia tersebut terdiri atas senyawa organic dan senyawa anorganik sekitar 85-95 % bahan penyusun sitoplasma adalah air. Didalam matriks sitoplasma terdapat bermacam-macam organel sel dan badan inklusio.<br />Organella sel tersebut, antara lain mitokondria, inti sel, reticulum endoplasma, dan risobom. Banyak diantara organelle tersebut memiliki yang komposisinya sama dengan membran sel. Sementara itu, badan inklusio merupakan kumpulan benda mati, seperti butiran lipid, glikogen, pigmen, dan hormon.badan inklusio ini tidak selalu terdapat didalam setiap sel.<br />Sitoplasma sering dibagi menjadi tiga zona konsentris, yaitu sentrosom, endoplasma, ektoplasma.<br />1. Sentrosom<br />Sentrosom merupakan zona dibagian tengah sel, yaitu didekat inti sel.dizona ini tidak ada organel lain selain sentriol.<br />2. Endoplasma <br />Endoplasma merupakan matriks sitoplasma yang berbentuk cairan yang terletak disekeliling sentrosom.Di dalam endoplasma inilah organel sel dan badan inklusio berada. Pada sel-sel hidup, zona ini merupakan tempat aliran sitoplasma sehingga beberapa organel bergerak memutar didalam sel.<br />3. Ektoplasma<br />Ektoplasma merupakan matriks sitoplasma yang berbentuk jeli dan terletak di bawah membrane plasma.zona ini tidak berisi organel sel.<br />Pada kondisi tertuntu, sitoplasma dapat mengalami perubahan dari bentuk cairan (pase sol) ke bentuk jeli (fase gel) dengan cepat, contohnya pada pembentukan kaki semu atau (pseudopodia) pada Amoeba. <br /><br />c. Inti Sel (Nukleus)<br />Nukleus merupakan organel sel yang sangat penting karena berperan dalam pengaturan/pengendalian semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam nucleus yang ada dalam suatu sel dirusak, sel tersebut tidak rapat melanjutkan perkenmbangannya dan lama-kelamaan akan mati. Sebagai contoh, jika nukleus bersel satu, amoeba misalnya, dikeluarkan atau diambil, amoeba itu dapat hidup selama beberapa hari, tetapi tidak dapat makan dan membelah diri sehingga pada akhirnya amoeba tersebut mati.<br />Di dalam sel-sel eukariota, nucleus organel terbesar. Begitu besarnya hingga dapat mudah terlihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Nucleus memiliki bentuk yang bervariasi, antara lain bulat, oval, lonjong, gepeng. Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas sel. Pada beberapa jenis sel, penimbunan bahan-bahan di dalam sitoplasma mengakibatkan nukleus menjadi gepeng, misalnya karena penimbunan sekresi dalam sel kelenjar mukosa atau penimbunan lemak dalam sel-sel lemak. Namun jika timbunan bahan tersebut dikeluarkan dari dalam sel, nucleus menjadi bulat kembali. <br />Sebagian besar sel hanya memiliki satu nucleus, dengan beberapa pengecualian, antara lain sel-sel tabung pembuluh floem dan sel-sel darah merah mamalia tidak memiliki inti, paramecium sebagian besar jamur Basidiomycetes memiliki dua nucleus, serta sel-sel tulang dan sel-sel otot (otot lurik dan otot jantung) memiliki banyak nucleus. <br />Nucleus tersusun atas tiga komponen utama yaitu membrane nucleus plasma inti, dan anak inti. <br /><br />1. Membran Nucleus<br />Membrane nucleus atau selaput inti atau korioteka (karyon = inti/nucleus;theca = selaput) membatasi daerah nucleus dengan sitoplasma. Membrane itu terdiri atas dua lapisan yang dipisahkan oleh celah atau ruang sempit yang disebut ruang perinuklear atau sisterna perinuklear. <br />Membran nucleus tiga kali lebih tebal dibandingkan membrane sel. Dengan menggunakan mikroskop, membrane nucleus terlihat memiliki banyak pori (jamak: porus). Masing-masing pori berdiameter 80-110 nanometer (nm)dan menutupi lebih kurang sepertiga permukaan membran nucleus. Satu nm sama dengan 109 m. melalui pori-pori itulah, berbagai zat atau bahan keluar masuk dari dan kedalam nucleus. Pada permukaan membrane nucleus banyak melekat ribosom dan sering kali berhubungan dengan reticulum endoplasma (RE), baik RE kasar maupen RE halus.<br /><br />2. Cairan Inti (Nukleoplasma)<br />Nukleoplasma merupakan cairan yang terdapat didalam nucleus. Cairan ini lebih kental daripada sitoplasma. Nukleoplasma juga disebut kariolimfa. Di dalam nukleoplasma terdapat enzim, protein, nukleotida, ion, dan kromatin (Chroma = berwarna; tin = benang). Kromatin merupakan istilah bahan nucleus yang ber isi DNA (deoxyribonucleic acid/asam deoksiribonukleat). Dibawah mikroskop kromatik terlihat seperti benang-benang kusut. Selama pembelahan nucleus, kromatin berubah menjadi kromosom. <br /><br />3. Anak Inti (Nukleolus) <br />Nukleolus memiliki keunggulan yang bervariasi pada setiap sel. Didalam nukleolus terjadi sintesis berbagai macam molekul RNA (Ribonucleic Acid/Asam Rebonukleat) yang akan digunakan dalam pembentukan ribosom. Ribosom merupakan organel sel yang berfungsi menyintesis protein oleh karena itu, pada sel-sel yang aktif melakukan sintesis protein, misalnya sel-sel embrio dan sel-sel kelenjar, nucleolus terlihat besar. <br />Jumlah nucleolus juga bervariasi. Pada kebanyakan sel hanya terdapan 1-4 nukleolus. Nukleolus memiliki beberapa tempat di dalam nucleus, misalnya didekat membrane nucleus atau ditengah nucleus. Nucleolus menghilang selama tahap awal pembelahan nucleus, tetapi muncul kembali pada tahap telofase setelah kromosom berubah kembali menjadi kromatin.<br /><br />d. Mitokondria <br />Istilah moyokondria (tunggal:mitokondrion) berasal dari bahasa Yunani, yaitu mitos = benang dan chondrion = butiran kecil.Melalui mikroskop cahaya, mitokondria terlihat separti butiran-butiran kecil, batang, atau filamen dengan ukuran yang sangat beragam. Mitokondria terdapat di semua jenis sel dengan jumplah yang bervariasi, bergantung pada jenis selnya. Pada sel-sel yang memiliki aktifitas tinggi, sel ati dan sel otot misalnya, jumlah mitokondria mencapai lebih dari 1.000.<br />Dengan mikroskop elekton terlihat bahwa mitokondria memiliki membrane ganda. Membran luar membatasi mitokondria dengan sitoplasma, sedangkan membrane dalam membentuk lipatan-lipatn yang disebut Krista. Krista tersebut berfungsi memprluas permukaan membran dalam untuk reaksi respirasi pada sel-sel tumbuhan, Krista umumnya berbentuk tubulus dan seperti vilus, sedangkan Krista pada sel hewan berbentuk seperti lembaran/lempengan. Ruang diantara, krista-krista berisi cairan yang disebut matiks, yang memiliki kepekatan lebih tinggi dibandingakan sitoplasma. Seperti halnya membran sel membra mitokondria mengandung protein dan fosfolipid. Beberapa proteinnya merupakan protein ekstrinsik, tetapi sebagian besar merupakan protein intrinsik. Mitokondria memiliki ribosom-ribosom sendiri untuk membentuk protein mitokondria. Bahkan, mitokondria memiliki DNA sehingga sifatnya ditentukan oleh DNA-nya sendiri tanpa tergantung DNA inti sel. Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai tempat respirisi sel untuk menghasilkan energi karena didalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi respirasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mitokondria adalah pembangkit energi (dinamo) bagi sel. Energi dihasilkan dalam bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh aktivitas sel. Karena fungsinya itu, mitokondria cenderung berkumpul didalam sel-sel yang aktif, misalnya sel saraf, sel otot dan sel-sel sekretoris.<br /><br /><br /><br />e. Retikulum Endoplasma <br />Reticulum endoplasma (RE) merupakan organel sel yang berbentuk anyaman membran yang rumit seperti jala (latin, rete = jala). Dimanakan reticulum endoplasma karena organel tersebut pertama kali dilihat didaerah endoplasma (sitoplasma bagian dalam). Reticulum endoplasma berbentuk dari membrane luar nucleus, yang merupakan tempat melekatnya RE. Organel yang terdapat didalam sel hewan dan sel tumbuhan ini menghubungkan membran nucleus dan membran sel. Secara umum, RE berfungsi menghasilkan, mengedarkan, menyimpan produk-produk sel. <br />Reticulum endoplasma dapat berbentuk kantong pipih (Sisterna), pipa (tubulus), gelembung (vesikula), atau lembaran. Selain itu, ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE granuler), dan RE halus (RE agranuler). <br />1. Reticulum Endoplasma Kasar<br />Pada permukaan membran luar RE kasar terdapat sejumlah ribosom. Adanya ribosom memberikan penampakan kasar (bergranuler) pada RE sehingga disebut RE kasar. Reticulum endoplasma kasar berperan dalam sintesis protein karena adanya ribosom. Hasil dari sintesis protein tersebut disimpan dan disalurkan ke dalam sitoplasma melalui RE. <br />2. Retikulum Endoplasma Halus<br />Sesuai dengan namanya, RE halus (agranuler) tidak memiliki ribosom pada permukaan membran luarnya sehingga tampak halus. Reticulum endoplasma halus berperan dalam sintesis dan transportasi glikogen, lemak (kolesterol), dan steroid. <br />Pada sel otot, RE disebut reticulum sarkoplasma dan berfungsi sebagai medium untuk konduksi implus dan transport ion kalsium yang diperlukan dalam kontraksi otot.<br /><br />f. Ribosom<br />Ribosom merupakan organel terkecil (berdiameter 20 nm) yang terdapat didalam sitoplasma. Sedemikian kecilnya sehingga ribosom hanya terlihat dengfan bantuan mikroskop electron. Masing-masing ribosom memiliki dua subunit, satu subunit lebih besar daripada subunit lainnya. Kedua subunit tersebut akan bersatu dalam proses sintesis protein, tetapi segera terpecah setelah sintesis protein selesai. Ribosom tersusun atas satu atau tiga RNA (asam ribonukleat) dan satu atau tiga protein.<br />Ribosom tidak selalu melekat pada permukaan merman RE, tetapi juga terdapat secara bebas didalam matriks sitoplasma. Ribosom berperan dalam sintesis protein. Ribosom yang melekat pada RE berperan dalam sintesis protein untuk fi sekresikan keluar sel, sedangkan ribosom bebas menghasilkan protein truktural dan enzim yang dilakukan untuk metabolisme itu sendiri. Ribosom bebas terdapat didalam semua sel, kecuali sel darah merah ( eritrosit) matang. Ribosom bebas ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak pada sel-sel yang sering membelah, misalnya sel-sel embrional atau sel-sel kanker, dan pada sel-sel yang menyintesis protein, misalnya sel-sel hati. Baik ribosom bebas maupun ribosom yang menempel pada RE, keduanya terdapat dalam rangkaian yang disebut poliribosom atau polisom.<br />Ribosom terdapat didalam sel prokariota dan sel eukariota. Ribosom prokariota berukuran lebih kecil daripada ribosom eukariota. Pada sel eukariota, ribosom juga terdapat didalam mitokondria dan kloroplas, tetapi ukurannya lebih kecil daripada ukuran ribosom sitoplasma dan mirip dengan ribosom sel prokariota.<br /><br />g. Badan Golgi <br />Badan Golgi atau disebut juga aparatus Golgi merupakan organel sel yang terdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membrane (gambar 1.11). badan Golgi pertama kali ditemukan pad atahun 1898 oleh seorang ahli histologi Italia bernama Camillo Diktiosom. Didalam sel, badan Golgi terletak didekat nucleus atau RE.<br />Menyimpan hasil sekresi sel merupakan fungsi utama dari badan Golgi. Badan Golgi juga menyimpan protein dan lemak yang disintesis didalam RE, dengan cara menggabungkan vesikula yang lepas dari Re ( halus atau kasar) kantong pipih badan Golgi. Hasil sekresi sel disimpan didalam vesikula-vesikula yang akan bergerak menuju membrane sel untuk mengeluarkan hasil sekresi sel. Sebagai contoh, beberapa enzim pencernaan dari getah pancreas berasal dari badan Golgi didalam sel-sel pancreas. Pada sel-sel tumbuhan, badan Golgi ( diktiosom) menyintesis selulosa, yaitu bahan pembentuk dinding sel. Badan Golgi juga membentuk lender ( mucus) dengan cara menggabungkan gula dengan partikel protein. Vesikula-vesikula berisi protein pada badan Golgi dapat disimpan dalam sitoplasma sebagai lisosom. <br /><br />h. Lisosom <br />Lisosom merupakan organel kecil yang dibungkus/dibatasi membrane dan berisi enzim-enzim hidrolitik. Ukuran lisosom lebih besar daripada ribosom, tetapi lebih kecil daripada mitokondria dengan diameter 0,25-0,75 µm. lisosom berasal dari RE atau badan Golgi. <br />Istilah lisosom berasal dari bahasa Yunani, lysis = hilang/larut dan soma = badan. Nama tersebut berdasarkan isi lisosom yang berupa enzim-enzim hidrolitik. Contoh enzim hidrolitik yang terdapat didalam lisosom, antara lain fosfatase, ribonuklease, dioksiribonuklease, lipase, protease, dan sulfatase. Membrane yang membungkus lisosom berfungsi mencegah enzim-enzim tersebut merembes masuk ke sitoplasma dan menghancurkan organel-organel lainnya.<br />Lisosom terdapat pada hampir semua hewan, kecuali sel darah merah mamalia. Lisosom tidak dijumpai pada sel-sel tumbuhan. Lisosom terdapat dalam jumlah yang sangat banyak pada sel-sel fagosit, contohnya sel-sel darah putih. Sel darah putih merupakan sel yang berfungsi sebagai sel pemakan bakteri, jaringan yang mati, dan sisa pecahan sel. Bahan-bahan hasil fagositosis (makanan padat masuk dengan cara di telan) dan pinositosis (makanan yang berupa cairan masuk dengan cara ditelan) dicerna oleh enzim-enzim lisosom. Jika suatu sel mati, lisosomnya akan pecah dan melepaskan enzim-enzim yang akan mencerna sisa sel tersebut dengan proses yang disebut autolisis. Karena enzim lisosom dapat mencerna protein, karbohidrat, dan asam nukleat, lisosom dianggap sebagai organ pencernaan intraseluler. Selain itu, karena dapat mencerna bakteri yang difagosit oleh sel, lisosom juga di anggap sebagai alat pertahanan sel. <br /><br />i. Badan Mikro<br />Badan mikro merupakan organel yang memiliki kemiripan dengan lisoso, yaitu sama-sama dikelilingi oleh membran tunggal dan sama-sama berisi enzim-enzim. Perbedaannya adalah badan mikro berukuran lebih kecil daripada liosom dan didalam sel jumlahnya lebih banyak dibandingkan lisosom. Ada dua macam badan mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom.<br />Peroksisom mengandung enzim oksidase,yaitu katalase yang berperan mengatalisis proses perombakan hydrogen peroksida (agen pengoksidasi yang sangat berbahaya bagi metabolisme sel) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). <br />Hidrogen peroksida adalah produk sampingan reaksi-reaksi metabolisme tertentu (termasuk fotorespirasi dalam sel-sel mesofil dan oksidasi asam laktat didalam sel-sel tertentu). Pada hewan, peroksisom terutama terdapat didalam sel-sel hati dan ginjal, sedangkan pada tumbuhan, peroksisom terdapat didalam beberapa tipe sel. Pada tumbuhan, peroksisom mengandung bahan-bahan yang terkristalisasi. Peroksisom diduga berasal dari RE.<br />Glioksisom terdapat didalam sel-sel tumbuhan, terutama sel-sel biji yang sedang berkecambah. Didalam glioksisom terjadi siklus glioksilat.<br /><br />j. Dinding Sel<br />Dinding sel adalah bagian atau struktur terluar sel dan bukan merupakan organel. Keberadaan dinding sel yang kaku merupakan cirri khas dari sel-sel tumbuhan dan tidak dijumpai pada sel-sel hewan. Dinding sel memiliki fungsi melindungi dan menyongkong atau memberi bentuk sel. Dinding sel juga berperan dalam aktivitas sel, antara absorpsi , transportasi, translokasi, dan sekresi. Dinding sel dibentuk oleh sel-sel yang dilindungi atau dibungkusnya pada saat pembelahan sel, yaitu tahap telofase.<br />Sebagian besar penyusun dinding sel adalah senyawa karbohidrat, yaitu selulosa. Selain selulosa, senyawa karbohidrat lainnya yang ikut menyusun dinding sel adalah hemiselulosa, senyawa pektin, senyawa lemak, kutin, suberin, dan lilin. Air juga merupakan dinding sel dan sering kali terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Lignin terdapat pada tumbuhan berkayuyaitu pad adinding sel-sel pembuluh xilem, trakeid, dan jaringan lainnya. Suberin terdapat dalam jaringan gabus batang pohon. Kutin terdapat pada dinding sel batang dan akar. Adapun lilin yang kedap air terdapat pada sel-sel epidermal batang dan daun. Keberadaan suberin dan kutin membuat sel-sel yang berhubungan dengan system pertukaran udara pada tumbuhan tingkat tinggi menjadi kedap air dan tahan terhadap serangan bakteri dan jamur.<br />Karena dinding sel sangat kuat dan kaku, untuk komunikasi atau hubungan antara sitoplasma satu sel dan sel lainnya, perlu adanya jembatan penghubung antar sel yang dinamakan plasmodesmata (tunggal : plasmodesma). Plasmodemata itu berupa celah atau noktah-noktah.<br />Berdasarkan perkembangan dan strukturnya, ada tiga bagian pada dinding sel, yaitu lamella tengah, dinding sel primer, dan dinding sel sekunder. Lamella tengah tersusun atas senyawa pektin yang mungkin berkombinasi dengan kalsium. Pada jaringan berkayu, lamella tengah umu7mnya mengalami lignifikasi. Dinding sel primer adalah dinding sel pertama yang terbentuk selama perkembangan sel. Dinding sel primer mengandung selulosa, hemiselulosa, dan pectin. Dinding sel primer juga dapat mengalami lignifikasi. Dinding sel sekunder terletak di sebelah dalam dinding sel primer. Komponen utama penyusun dinding sel adalah selulosa, atau campuran seulosa dan hemiselulosa.<br /><br />k. Vakuola<br />Istilah vakuola brasal dari bahasa latin vaccus yang berarti kosong. Vakuola itu sendiri merupakan organelbermembran tunggal yang berisi cairan. Vakuola terbentuk dari pelipatan dan penonjolan sebagian dari membrane sel, atau dari perbesaran vasikula yang terputus dari badan Golgi. Pada sel-sel tumbuhan muda biasanya terdapat beberapa permanent besar yang disebut vakuola tengah. Vakuola tengah itu menempati lebih dari 80% volume sel (gambar 1.17).<br />Vakuola pada sel-sel tumbuhan berisi cairan yang disebut getah sel, yaitu suatu cairan yang mengandung garam-garam, gula, asam organic, protein, lemak, tannin, pigmen terutama antosianin, dan bahan-bahan buangan. Bahan buangan yang biasa terdapat didalam vakuola adalah kalsium oksalat yang berasal dari asam oksalat. Karena bersifat asam, jika terdapat dalam konsentrasi tinggi, asam oksalat merupakan racun. Di dalam vakuola sel-sel tumbuhan, asam oksalat mengendap bersama kalsium membentuk kristal kalsium oksalat yang tidak berbahaya. Bahan-bahan yang terdapat didalam vakuola digolongkan sebagai bahan-bahan ergastik, yaitu bahan-bahan hasil metabolisme sel. Getah sel merupakan cairan yang kental, tetapi lebih encer daripada sitoplasma. Membran yang mengelilingi vakuola pada se-sel tumbuhan dinamakan tonoplas. <br />Pada sel-sel hewan juga terdapat vakuola, tetapi biasantya berukuran sangat kecil dan tidak permanen. Vakuola yang berukuran kecil disebut vasikula dan berisi bahan-bahan makanan padat atau cair yang tertelan hewan bersel satu, seperti amoeba dan paramecium, memiliki dua macam vakuola, yaitu vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator. Secara umum dapat dikatakan bahwa vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, menyimpan hasil metabolisme sekunder, dan mengatur tekanan osmosis sel.<br /><br />l. Plastisida <br />Plastida merupakan badan organel dalam sitoplasma yang memiliki struktur dan fungsi khusus. Plastida hanya ditemukan pada sel-sel pada tumbuhan dan beberapa jenis protista. Tumbuhan tingkat tinggi umumnya mengandung banyak plastida dalam tiap selnya, sedangkan sel-sel tumbuhan tinggi rendah tidak mengandung plastida, kalaupun ada hanya 1 atau 2 plastida dalam tiap selnya. <br />Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, ada beberapa macam plastida, yaitu 1) kloroplas, mengadung pigmen klorofil sehingga berwarna hijau; 2) kromoplas, mengandung pigmen karotenoid sehingga berwarna jingga atau kuning keemasan; 3) phaeoplas, mengandung pigmen fukosantin sehingga berwarna coklat 4) rhodoplas, mengandung pigmen fikoeritin sehingga berwarna merah; 5) leukoplas, yang tidak mengandung pigmen sehingga tidak memiliki warna. Leukoplas dapat berisi butiran amilum atau lemak. Jika berisi amilum, disebut amiloplas, sedangkan jika berisi lemak, disebut elaioplas. Elaioplas terdapat pada lumut hati dan tumbuhan monokotil.<br />Dari semua plastida tersebut, kloroplas merupakan plastida yang paling penting secara fisiologis karena berperan dalam fotosintesis. Pada Chlamydomonas, kloroplas berbebtuk mangkuk, tetapi pada tumbuhan tingkat tinggi kloroplas berbentuk cakram bikonveks dengan panjang 4-10 µm, lebar 2-3 µm, dan diameter 4-5 µm. pada tumbuhan darat, kloroplas terdapat dalam jumlah yang melimpah pada jaringan fotosintetik, yaitu jaringan mesofil daun dan jaringan korteks luar batang tumbuhanherbasues. Jaringan mesofil yang memiliki kloroplas dinamakan klorenkim. Didalam satu sel mesofil terdapat lebih dari 50 kloroplas.<br />Kloroplas merupakan organel yang memiliki membran ganda, yaitu membran luar yang halus dan tidak terputus, serta membran dalam yang membentuk percabangan yang disebut lamella (jamak : lamellae). Membran dalam kaya akan fosfolipid dan protein, serta mengandung pigmen-pigmen terutama klorofil yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Di dalam kloroplas terdapat tilakoid, yaitu kantong bulat dan pipih yang mengandung pigmen fotosintetik sehingga merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Bagian-bagian tempat terdapatnya tumpukan tilakolid disebut granum (jamak : grana). Grana dikeliingi oleh stroma, yaitu suatu cairan atau matriks berair yang mengandung DNA, ribosom, tetes lemak, dan butir-butir amilum.<br /><br />m. Sentrosom dan Sentriol<br />Sentrosom dijumpai pada sel-sel hewan, tetapi tidak dijumpai pada sel-sel tumbuhan. Sentrosom terdiri atas dua badan silindris berlubang, yaitu sentriol, yang terdapat dalam sitoplasma, tepatnya disamping kiri dan kanan nukleous. Kedua sentriol tersebut biasanya terletek saling berhadapan dengan sudut tegak lurus. Setiap sentriol tersusun atas 9 x 3 mikrotubulus seperti yang terlihat pada Gambar 1. 19.<br />Sesaat sebelum pembelahan sel, sentriol membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak menuju kutub yang berlawanan pada nekleus. Selanjutnya, di antara dua sentriol terbentuk serat gelendong pembelahan. Pada beberapa sel, sentriol berduplikasi untuk membentuk benda basal silia dan flagella.<br />Apabila diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, antara sel hewan dan sel tumbuhan akan terlihat sama. Namun, pada kenyataannya sel hewan dan sel tumbuhan memiliki beberapa perbedaan mendasar, antara lain dalam hal ada tidaknya di dinding sel, plastida, dan sentriol. Perbedaan tersebut akan tampak lebih jelas apabila diamati dengan menggunakan mikroskop electron. Perbedaan stukrur antara sel hewan dan sel tumbuhan apabila Anda lihat pada gambar 1.20.<br /><br />n. Transportasi Zat Melintasi Membran <br />Dalam kehidupannya, sel-sel melakukan pertukaran gas-gas respirasi, menyerapnutrisi dan vitamin, dan memasukan serta mengeluarkan air. Selain itu, sel-sel itu juga mengeluarkan/membuang produk-produk ekskresi. Beberapa jenis sel juga menyekresi zat-zat, seperti enzim dan hormon. Semua zat dalam proses tersebut masuk dan keluar dari dan kedalam sel dengan cara melintasi membrane sel atau membran plasma. Membran plasma memisahkan sel dari lingkungannya. Membran plasma, selain memudahkan transport zat ke dalam dank e luar sel, juga mencegah hilangnya molekul-molekul penting dari dalam sel, serta mencegah masuknya zt-zat berbahaya ke dalam sel.<br />Hal yang terpenting dari membran sel dalam permeabilitasnya. Adanya permeabilitas ini menyebabkan membran sel memainkan peran kunci dalam menentukan komposisi sitoplasma melalui pengatuan bahan atau zat apa yang dapat masuk atau harus keluar dari dalam sel.<br />Proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sel, atau disebut juga transportasi zat, ada yang berlangsung dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Trasportasi zat seperti ini disebut transportasi pasif. Transportasi pasif tidak membutuhkan energi. Selain dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi, transportasi zat juga berlangsung dengan cara melawan aliran perbedaan konsentrasi. Transportasi yang demikian itu dinamakan transportasi aktif. Dalam transportasi aktif dibutuhkan energi dalam bentuk ATP (adenosine triposphate) untuk melawan aliran perbedaan konsentrasi. Transportasi pasif melalui prises difusi dan osmosis. Sedangkan transportasi aktif meliputi proses transport aktif, endositosis, dan eksotisotis.<br />a. Difusi<br />Jika anda menuangkan sesendok sirup berwarna merah ke dalam segelas air yang bening, dalam waktu beberapa saat sirup tersebut akan menyebar keseluruh bagian air sehingga air di dalam gelas menjadi berwarna merah seperti sirup tersebut. Dalam gelas tersebut telah terbentuk suatu larutan yang homogen. Hal tersebut merupakan salah satu contoh perstiwa difusi. Demikian pula dengan harumnya ruangan setelah disemprot dengan pengharum ruangan. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan difusi?<br />Difusi merupakan penggerak atau perpindahan partikel ataumoekul suatu zat (padat, cair, atau gas) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tenpat yang berkonsentrasi rendah, baik melewati membrane ataupun tidak. Difusi termasuk proses trasportasi yang tidak memerlukan energi atau disebut transortasi pasif. Jika demikian, dari manakah bagian untuk melakukan difusi? Kekuatan yang mendorong terjadinya proses difusi adalah energi yang berasal dari gerak acak partikel atau molekul yang berdifusi.<br />Semua sel dipisahkan dari lingkungannya oleh membrane sel. Transortasi zat ke dalam dan keluar dapat terjadi dengan cara difusi melewati membrane sel. Syarat partikel atau molekul dapat melewati dengan membrane sel denga cara difusi adalah 1) partikel atau molekul tersebut merupakan partikel atau molekul sederhana, 2) berukuran kecil, 3) dapat larut dalam air ataupun lemak. Jika cairan di sekeliling sel (ekstraseluler) berkonsentrasi lebi tinggi dari pada konsentrasi cairan di dalam sel (instrseluler), secara otomatis molekul-molekul dari cairan ekstraseluler akan berdifusi masuk ke dalam sel. Demikian pula sebaliknya. Molekul-molekul atau partikel-partikel yang di bawa masuk ke dalam sel tidak dapat ditimbun.<br />Transportasi zat dengan proses difusi berjalan lambat. Di antara tiga bentuk zat, yaitu padat, cair dan gas, molekul-molekul gaslah yang paling mudah berdifusi.faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan (laju) difusi molekul melewati membrane, antara lain perbedaan konsentrasi; jarak, area, dan struktur tempat terjadinya difusi; ukuran dan tipe yang berdifusi.<br />1) Perbedaan konsentrasi<br /> Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin proses difusi yang terjadi.<br />2) Jarak Tempat Berlangsungnya Difusi<br /> Makin dekat jarak terjadinya difusi, makin cepat proses tempat yang terjadi.<br />3) Area Tempat Terjadinya Difusi<br /> Makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.<br />4) Struktur Tempat Berlangsungnya Difusi<br />Adanya pori-pori pada membrane (sekat) meningkatkan proses difusi. Makin banyak jumlah pori dan makin besar ukuran pori makin meningkatkan proses difusi.<br />5) Ukuran dan Tipe Molekul yang Berdifusi<br />- Molekul-molekul berukuran kecil (misalnya oksigen), berdifu8si lebih cepat dari molekul-molekul berukuran besar (misalnya karbon dioksida).<br />- Molekul-molekul yang berlarut dalam bahan-bahan penyusun membrane berdifusi lebih cepat. Misalnya, molekul-molekul yang larut dalam air berdifusi lebih cepat daripada molekul-molekul yang tidak larut dalam air.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-39241893363383274302011-10-15T21:02:00.000-07:002011-10-15T21:03:10.229-07:00STRUKTUR HEWAN JARINGANSTRUKTUR HEWAN DAN MANUSIA<br /><br />Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi.<br />Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.<br />Lihat sejarah anatomi untuk sejarah anatomi, termasuk anatomi manusia.<br /> Sistem tubuh manusia<br />• Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh<br />• Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus<br />• Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon<br />• Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit<br />• Sistem integumen: kulit, rambut<br />• Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah<br />• Sistem otot: menggerakkan tubuh<br />• Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf<br />• Sistem reproduksi: organ seks<br />• Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru<br />• Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang<br />• Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin<br />Diagram anatomi manusia<br />Organ dalam<br />Nama-nama umum organ dalam (secara alfabetis) :<br />Adrenalin - Appendiks - Duodenum - Esofagus - Ginjal - Hati - Jantung - Kandung empedu - Kandung kemih - Kulit - Kunci paha - Limpa - Mata - Otak - Ovarium - Pankreas - Paratiroid - Paru-paru - Lambung - Pituitari - Prostat - Rahim - Thymus - Tiroid - Usus - Vena - Zakar<br />Anatomi otak<br />Amygdala — Batang otak — Cerebellum — Korteks serebral — Hipotalamus — Sistem limbik — medulla — otak tengah — Kelenjar pituitari — pons<br />Struktur Manusia (Belajar Memahami Diri Kita) <br />Sebelum zaman komputer, pemahaman ataupun pengenalan atas stuktur manusia sangatlah tidak mudah dan hanya dapat dipahami oleh sekelompok orang tertentu saja. Akan tetapi di zaman komputer sekarang, pemahaman maupun pengenalan atas struktur manusia walaupun sudah menjadi jauh lebih mudah belum tentu dapat dimengerti oleh semua orang dan sangat tergantung dari pemahaman dan pengenalan atas teknology dan mekanisme kerja komputer tersebut.<br /> Terlepas dari hal tersebut di atas, mari kita lihat penjelasan struktur manusia dari berbagai masa dan kebudayaan sebagai berikut :<br />Dari sudut pandang agama (monotheis), struktur manusia adalah terdiri dari raga, jiwa dan roh. Di kebudayaan orang barat, manusia terdiri dari body, mind and soul/spirit. Dapat kita bayangkan betapa sulitnya memahami struktur manusia dari kedua sudut pandang tersebut di atas apabila tidak dibekali dengan ilmu pengetahuan yang memadai…<br />Dizaman canggih sekarang dimana kita sudah mengenal listrik sebagai sumber tenaga dan setelah kita mengenal komputer, pemahaman struktur manusia sebagai syarat utama kita untuk mengenal diri kita sendiri menjadi jauh lebih mudah. Filsuf terkenal dari Yunani pernah berkata : “To know thy self is to know thy God” yang terjemahannya kira kira berbunyi demikian : “Barang siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka dialah yang mengenal Tuhan nya”. Bukanlah suatu kebetulan belaka bila pandangan tersebut sama dengan pandangan filsuf lain dari kebudayaan dan agama yang berbeda seperti filsuf Lautze dan filsuf dari agama monotheis (Jahudi, Kristen dan Islam).<br />Kita mengetahui bahwa struktur komputer terdiri dari hardware/perangkat keras, software/perangkat lunak dan listrik/energi dan sangat mirip dengan struktur manusia yang terdiri dari raga (hardware), jiwa (software) dan roh (listrik). Sebuah komputer akan berfungsi dengan baik apabila ada hardware yang baik dan ada software yang baik beserta ada listrik dalam sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan yaitu tritunggal/trinity.<br />Manusia sakit (raga) ibarat hardware komputer rusak, kita bawa ke dokter dan minum obat agar menjadi sembuh. Bila manusia sakit (jiwa) ibarat komputer yang kena virus software, maka kita bawa ke dokter jiwa/pendeta/ustad/dukun/biksu/paranormal dan lain lain. Manusia dikatakan mati ibarat seperti komputer yang terputus aliran listriknya.<br />Sekarang kita sudah mengetahui sekelumit mengenai struktur manusia, bagaimana pula dengan struktur binatang dan tumbuh tumbuhan sesama ciptaan Tuhan? Jawabannya mudah, struktur binatang dan tumbuh tumbuhan ibarat komputer yang dijalankan tanpa software. Jadi seperti apakah komputer yang dijalankan tanpa software tersebut? Komputer yang di jalankan tanpa software antara lain : televisi, kalkulator, radio, mobil tenaga listrik dan lain lain. Oleh karena itu, manusia dikatakan lebih unggul dari binatang dan tumbuh tumbuhan karena di dalam diri manusia terdapat tritunggal, sedangkan binatang dan tumbuh tumbuhan hanya memiliki raga dan roh saja. Binatang dan tumbuh tumbuhan tidak memiliki salah satu unsur dari struktur tritunggal yaitu tidak memiliki jiwa…<br />Dengan demikian, bagaimana pula padanan agama dalam konteks di atas? Agama sebagaimana yang kita pahami secara terbatas adalah sebuah pedoman hidup, pedoman moral, dan aturan tentang mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Dengan demikian padanannya dalam hal ini adalah perangkat lunak/software utama yaitu operating system (O/S) dengan berbagai nama dan versinya.<br />Apabila demikian adanya, apakah manusia sejajar dengan komputer dan binatang/tumbuhan sejajarkan dengan tv, radio dan lain? Jawapannya adalah tidak! (Lantas apa yang membuat mereka berbeda dalam hal struktur?)<br />Perbedaan manusia dengan komputer dalam hal struktur adalah manusia memiliki inteligensia/kecerdasan dalam bentuk IQ, EQ dan SQ atau Cipta, Rasa dan Karsa sehingga membuat derajat manusia menjadi lebih tinggi dari ciptaan yang lain. Sebagai contoh dari perbedaan adanya kecerdasan : Sarang burung ataupun sarang tawon, dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah bentuk dan bahannya. Sedangkan rumah manusia, tidak pernah tidak berubah dari masa ke masa…<br />Walaupun komputer tidak sama derajatnya dengan manusia, akan tetapi dalam hal struktur, sampai sejauh ini adalah yang paling mendekati struktur manusia. Oleh karena itu, untuk menegenal dan memahami seorang manusia, kita perlu terlebih dahulu mengenal dan memahami karyanya (contoh: komputer) yang merupakan hasil dari Cipta, Rasa dan Karsa manusia tersebut.<br />Sama halnya apabila kita ingin lebih mengenal Tuhan kita, maka cara yang lebih mudah adalah dengan memulai mengenali diri kita sendiri yang tidak lain dan tidak bukan adalah hasil dari Cipta, Rasa dan Karsa Nya.<br /><br /><br /><br /><br /><br />STRUKTUR HEWAN<br /> <br />Tubuh hewan multiseluller pada umumnya sudah memiliki organisasi tubuh, yang terdiri atas jaringan, organ, sistem organ.<br />Jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Organ merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu membentuk suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok berbagai organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk sebuah fungsi yang kompleks untuk kehidupan makhluk hidup.<br /> Sel - jaringan - organ - sistem organ - organisme.<br /> A. Jaringan <br />Jaringan pembentuk organ manusia atau vertebrata terdiri dari 4 kelompok, yaitu :<br />1. Jaringan Epithelium<br />Merupakan jaringan penutupi atau melapisi permukaan tubuh organisme, baik lapisan luar atau lapisan dalam (endotelium).<br />Fungsi :<br />- absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus<br />- sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada kelenjar buntu<br />- transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula ginjal<br />- ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat<br />- proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit<br />- sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera <br />Berdasarkan fungsinya epitelium dibedakan menjadi 3, yaitu epitelium proteksi, epitelium kelenjar dan epitelium sensori.<br />Kelenjar ada 2 macam, yauti :<br />a. kelenjar eksokrin : kelenjar yang hasil sekresinya dialirkan melalui saluran. Misal kelenjar keringat dan kelenjar minyak.<br />b. kelenjar endokrin : kelenjar yang hasil sekresinya tidak dialirkan melalui saluran tetapi langsung ke dalam darah. Misal kelenjar hipofisis, adrenal dan hormon<br /><br />Bedasarkan bentuk dan susunan sel, epitelium dibedakan :<br />- Epitelium pipih selapis : terdiri atas satu lapis sel berbetuk pipih. Pada peritoneum, pembuluh darah, pembeluh limphe, alveolus, kapsula glomereus.<br />- Epitelium pipih berlapis banyak : terdiri atas banyak lapis sel dan lapisan terluarnya berbentuk pipih. Pada epidermis, rongga mulut, oesofagus, vagina dan rongga hidung.<br />- Epitelium kubus selapis : terdiri atas satu lapis sel berbentuk kubus. Pada nefron, ovarium, lensa mata.<br />- Epitelium kubus berlapis banyak : terdiri banyak lapis sel dan lapisan terluar selnya berbentuk kubus. Pada saluran kelenjar minyak dan keringat.<br />- Epitelium silindris selapis : terdiri atas satu lapis sel berbentuk silindris. Pada lambung, usus, rahim.<br />- Epitelium silindris berlapis banyak : terdiri atas banyak lapis sel dan lapisan terluar selnya berbentuk silindris. Pada uretra, faring, laring, saluran kelenjar susu, saluran kelenjar ludah.<br />- Epitelium silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia) : terdiri atas banyak lapis namun tidak terlihat dengan jelas dan lapisan terluar selnya berbentuk silindris bersilia. Pada bronkus, trakea, rongga hidung.<br />- Epitelium transisional : epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat dapat digolongkan berdasarkan bentuknya, bila jaringannya mengembung bentuknya berubah. Pada kandung kemih, uretra. <br /> <br />2. Jaringan Pengikat (ikat)<br />a. Jaringan lemak (serabut longgar)<br />Bentuk longgar, tersusun dari sel lemak, berbentuk poligonal/bulat, dinding sel tipis, sel kaya rongga sel yang berisi tetes minyak.Terdapat di bawah lapisan bawah kulit, sekitrar ginjal, bantalan/lapisan sendi, sumsum tulang panjang.Fungsi untuk menyimpan lemak, cadangan makanan, bantalan, proteksi dan isolasi terhadap panas. <br />b. Jaringan pengikat longgar (gembur)<br />Susunan sel panjang, matriks mengandung serabut kolagen dan elastis.Fungsi membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.<br />c. Jaringan pengikat serabut padat (liat)<br />Disebut jaringa ikat serabut putih karena terbuat dari kolagen yang berwarna putih, bersifat fleksibel tapi tidak elastis.Terdapat pada fasia, ligamen, selaput urat dan tendon.Fungsi menghubungkan berbagai organ tubuh, misal tulang dengan tulang, otot pada tulang (tendon). <br />d. Jaringan tulang<br /> Jaringan tulang sejati (osteon)<br />Terdiri atas sel tulang (osteosit) yang tersimpan dalam matriks yang terdiri atas zat perekat kolagen dan endapan kalsium karbonat (CaCo3) dan kalsium fosphat (Ca3(PO4)2). Proses meningkatnya kadar kapur sehingga tulang menjadi keras disebut kalsifikasi/ osifikasi. Sel pembentuk jaringan tulang disebut osteoblast. <br />Setiap satuan sel tulang mengelilingi pembuluh darah, limpha dan syaraf membentuk sistem havers. <br /><br /> Berdasarkan susunan matriks jaringan tulang dibedakan :<br />- jaringan tulang spon (karang), bila matriknya berongga<br />- jaringan tulang keras (kompak), bila matriksnya rapat atau keras<br /> Fungsi tulang :<br />- penyusun rangka<br />- tempat melekatnya otot<br />- melindungi bagian tubuh yang lemah<br />- sebagai alat gerak pasif<br />- tempat pembentukan sel darah merah<br />- Jaringan tulang rawan (kartilago)<br /> Terdiri atas sel tulang rawan dan matriks mengandung zat kondrin, bersifat elastis. Pada anak-anak kartilago berasal dari jaringan embrional (mesenkim), sedang pada orang dewasa berasal dari dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung konfroblast (pembentuk sel tulang rawan).<br /> Ada 3 macam kartilago :<br />- Tulang rawan hialin (cartilago hialin), matriksnya bening atau transparan, jernih, mengkilap, kebiruan.Terdapat di permukaan sendi, trakea, bronkia. <br />- Tulang rawan fibrosa (berserabut) atau cartilago fibrosa, matriksnya berwarna gelap dan keruh.Terdapat pada cakram antar ruas tulang belakang, perlekatan ligamen tertentu pada tulang dan persendian tulang pinggang.<br />- Tulang rawan elastis (cartilago elastin), matriksnya berwarna keruh kekuningan. Terdapat pada daun telinga, epiglotis, pembuluih eustachius, laring.<br /> <br />e. Jaringan darah<br /> Darah beredar dari jantung dalam pembuluh darah nadi, vena dan kapiler ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.Darah tersusun atas plasma darah (cairan darah) yang mengandung senyawa organik, senyawa anorganik, serum , air dan sel-sel darah yang terdiri atas :<br />- Erytrosit (sel darah merah)<br />- Leucosit (sel darah putih)<br />- Trombosit (keping darah)<br /><br /><br /> Fungsi darah :<br />- mengangkut sari makanan, hormon, gas per-nafasan dan sisa metabolisme<br />- mencegah infeksi kuman penyakit<br />- menutup luka<br />- menjaga stabilitas suhu tubuh <br />f. Jaringan limphe (getah bening)<br /> Adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah. Limphe merupakan cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak dan garam. Komponen selulernya berupa limphosit dan granulosit.<br /> Fungsi mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah. <br /><br />3. Jaringan Otot<br />Merupakan jaringan yang tersusun atas sel otot yang bertugas menggerakan berbagai bagian tubuh, karena memiliki kemampuan berkonteraksi. Kemampuan kontraksi disebabkan adanya protein otot yang disebut aktomiosin pada setiap miofibril. <br />Macam-macam otot :<br />a. Otot polos<br />- sel polos tidak bergarin-garis<br />- inti sel berjumlah satu dan terletak di tengah<br />- kerjanya tidak dipengaruhi kesadaran (otak)<br />- reaksi terhadap rangsang lambat<br />- bentuk sel seperti kumparan<br />- kerja teratur, lambat dan tahan lama<br />- fungsi menggerakan alat-alat dalam<br />b. Otot lurik/ rangka/ seran lintang<br />- sel berserabut dan bergaris-garis<br />- inti sel berjumlah banyak dan terletak di tepi<br />- kerjanya dipengaruhi kesadaran<br />- reaksi terhadap rangasang cepat<br />- bentuk sel silindris<br />- kerja tidak teratur, cepat dan tidak tahan lama<br />- fungsi menggerakan rangka<br />c. Otot jantung<br />- sel berserabut, bercabang dan bergaris-garis<br />- inti sel berjumlah satu dan terletak di tengah<br />- kerja tidak dipengaruhi kehendak kesadaran<br />- reaksi terhadap rangsang lambat<br />- bentuk sel silindris bercabang-cabang<br />- kerja teratur dan tahan lama<br />- fungsi kontraksi otot jantung<br />Berdasar syaraf yang mempengaruhinya, otot lurik termasuk otot sadar sehingga disebut otot volunter, sedang otot polos dan otot jantung termasuk otot tak sadar sehingga disebut otot involunter. Pada otot jantung hubungan antara cabang yang satu dengan yang lain di sebut sinsitium. <br /><br />4. Jaringan Syaraf<br />Jaringan berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh. Jaringan ini dibentuk oleh sel-sel syaraf yang disebut neuron.<br />Neuron dibedakan atas : <br />- dendrit : penjuluran keluar dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.<br />- badan sel : bagian sel syaraf yang mengandung inti dengan nukleolus di tangahnya. Badan sel syaraf terletak di pusat syaraf dan ganglion (kumpulan badan sel syaraf). Ganglion terletak di tempat-tempat tertentu seperti di kiri kanan sumsum tulang belakang.<br />- neurit (akson) : penjuluran panjang dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain. <br /><br />Neurit memiliki selubung, yaitu :<br />- selubung mielin : selubung terdalam yang langsung membungkus neurit dan terdiri atas fosfolipid. Selubung ini berfungsi sebagai isolator dan juga berperan sebagai nutritif terhadap neurit.<br />- selubung neurilema (schwan) : terdiri dari sel schwan yang menghasilkan mielin. Neurilema berfungsi dalam regenerasi neurit dan dendrit yang rusak.<br />- Antara neuron satu dengan neuron yang lain saling berhubungan. Tempat hubungannya disebut sinapsis. <br /><br /> <br />B. Organ<br />Organ terbentuk dari beberapa jaringan yang saling bekerjasama melaksanakan fungsi tertentu, misal organ usus terdiri dari 4 jaringan, yaitu :<br />- jaringan epitelium : tempat penyerapan sari makanan dan menghasilkan lendir.<br />- jaringan otot : menghasilkan gerakan peristaltik (meremas)<br />- jaringan ikat (pembuluh darah) : mengangkut sari makanan.<br />- jaringan syaraf : mengkoordinasi kerja jaringan epitel, jaringan otot dan jaringan ikat.<br /><br />Berdasarkan letaknya organ dibedakan menjadi :<br />- organ luar : tangan, kaki, hidung, mulut, telinga dll<br />- organ dalam : jantung, paru-paru, ginjal, pankreas, hati <br /> <br />C. Sistem Organ<br />Sistem organ tersusun dari beberapa organ yang bekerja sama untuk melaksanakan fungsi tubuh tertentu.<br />- sistem sirkulasi (peredaran darah) : tersusun atas organ jantung, pembuluh darah, darah.<br />- Sistem respirasi (pernafasan) : tersusun atas organ hidung, tenggorokan, paru-paru.<br />- Sistem pencernaan : tersusun atas organ mulut, faring, ternggorokan, lambung, usus, pankreas, hati.<br />- Sistem ekskresi (pengeluran) : tersusun atas organ ginjal, ureter, kantong kemih, uretra.<br />- Sistem koordinasi (syaraf) : tersusun atas organ otak, syaraf, simpul syaraf.<br />- Sistem otot (gerak) : tersusun atas organ tulang, otot, syaraf.<br />- Sistem reproduksi (perkembangiakan) : tersusun atas organ kelamin jantan, kelamin betina.<br />- Sistem endokrin : tersusun atas kelenjar buntu (tidak mempunyai saluran), pituari, tiroid, paratiroid, pankreas, adrenal, kelenjar kelamin, <br />- Sistem rangka : tersusun atas tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk dan dada, tulang bahu, tulang pinggul, tulang anggota bagian atas dan bawah.<br />Anatomi (berasal dari bahasa Yunani - νατομία anatomia, dari - νατέμνειν anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.<br /> Anatomi hewan<br />Anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja.<br /> Anatomi manusia<br />Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.<br />Anatomi topografi harus dipelajari dengan pembedahan dan pemeriksaan berulang kali pada tubuh manusia yang telah meninggal (kadaver) Anatomi bukan sekedar ilmu biasa, namun harus benar-benar mempunyai keakuratan yang tinggi karena dapat digunakan dalam situasi yang darurat. Patologi anatomi adalah ilmu mengenai organ yang memiliki kelainan dan dalam keadaan sakit. Ilmu ini diterapkan untuk berbagai tujuan seperti bedah dan ginekologi.<br /><br />Anatomi<br />Sistem utama<br />Sistem sirkulasi • Sistem pencernaan • Sistem endokrin • Sistem ekskresi • Sistem imun • Sistem integumen • Sistem limfatik • Sistem otot • Sistem saraf • Sistem reproduksi • Sistem pernafasan • Sistem skeletal<br />Organ<br />Anus • Diafragma • Faring • Ginjal • Hati • Hidung • Jantung • Kelenjar adrenal • Kelenjar prostat • Kelenjar tiroid • Kulit • Lambung • Laring • Lidah • Limpa • Mata • Otot • Ovarium • Pankreas • Paru-paru • Payudara • Penis • Plasenta • Rahim • Rektum • Telinga • Testis • Umbai cacing • Usus besar • Usus halus • Vagina • Vulva • Vesikula seminalis<br />Tulang<br />Tulang selangka (clavicula) • Tulang paha (femur) • Tulang lengan atas (humerus) • Tulang rahang (mandibula) • Tulang lutut (patella) • Tulang pengumpil (radius) • Tengkorak (cranium) • Tulang kering (tibia) • Tulang hasta (ulna) • Tulang rusuk (costae) • Tulang punggung (vertebra) • Tulang pinggul (pelvis) • Tulang dada (sternum)<br />Jaringan<br />Jaringan penyambung • Jaringan otot • Jaringan epitel • Jaringan saraf • Kelenjar<br />Kelenjar<br />Kelenjar payudara • Kelenjar liur • Kelenjar tiroid • Kelenjar paratiroid • Kelenjar adrenal • Kelenjar pituitari • Kelenjar pineal<br />Bagian tubuh<br />Badan • Bokong • Dada • Gigi • Kemaluan • Kepala • Rambut • Kulit • Leher • Lidah • Mata • Mulut • Bibir • Punggung • Sendi • Telinga • Tungkai • Ubun-ubun • Wajah • Sikut • Tumit • Pergelangan tangan • Pergelangan kaki<br />Rambut<br />Rambut kepala • Rambut kaki • Rambut tangan • Bulu mata • Rambut kemaluan • Rambut ketiak • Jenggot • Kumis • Alis • Rambut badan<br />Istilah lainnya<br />Arteri • Diafragma • Peritoneum • Saraf • Vena<br /><br />Posisi anatomi<br />Semua deskripsi anatomis disesuaikan dengan standar posisi anatomi. hal ini dibuat agar tidak terjadi kesalahpahaman arti dari masing-masing pendapat.<br />Syarat posisi anatomi:<br />• Berdiri dengan tegak, dengan kepala, kedua mata, dan jari kaki menghadap ke depan.<br />• Kedua tangan di sisi tubuh dengan telapak tangan terbuka ke depan.<br />• Kedua kaki merapat dan mengarah ke depan.<br />Bidang anatomi<br />Bidang anatomi adalah bidang yang melalui tubuh dalam posisi anatomi:<br />• Bidang median: bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.<br />• Bidang sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari titik tertentu (tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang median.<br />• Bidang horizontal: bidang yang terletak melintang melalui tubuh (bidang X-Y). Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah (inferior).<br />• Bidang koronal: bidang vertikal yang melalui tubuh, letaknya tegak lurus terhadap bidang median atau sagital. membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan belakang (dorsal).<br /> Istilah untuk perbandingan<br />Arah dan bidang anatomi pada seekor kanguru<br />• Superior(=atas) atau kranial: lebih dekat pada kepala.<br />Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu.<br />• Inferior(=bawah) atau kaudal: lebih dekat pada kaki.<br /> Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.<br />• Anterior(=depan): lebih dekat ke depan.<br /> Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.<br />• Posterior(=belakang): lebih dekat ke belakang.<br /> Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk.<br />• Superfisial: lebih dekat ke/di permukaan.<br /> Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya.<br />• Profunda: lebih jauh dari permukaan.<br /> Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.<br />• Medial(=dalam)): lebih dekat ke bidang median.<br /> Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.<br />• Lateral(=luar): menjauhi bidang median.<br /> Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.<br />• Proksimal(=atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal.<br /> Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.<br />• Distal(=bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal.<br /> Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.<br /><br />JARINGAN SARAF<br />Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.<br /><br />Terdapat 3 macam sel saraf<br />1. Sel Saraf Sensorik<br /> Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang.<br />2. Sel Saraf Motorik<br /> Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.<br />3. Sel Saraf Penghubung<br /> Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.<br />Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.<br />Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.<br />JARINGAN PENGUAT<br />Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang. Yang termasuk jaringan penguat adalah :<br />1. Jaringan Ikat<br />Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks.<br />Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.<br />Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:<br />a. Jaringan ikat longgar <br />Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf.<br />b. Jaringan ikat padat <br />Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia, ligamen dan tendon. <br />Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.<br />Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang.<br />Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.<br />2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)<br />Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.<br /> <br />Ada 3 macam jaringan tulang rawan :<br />a . Kartilago hialin <br />Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang. <br />Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas.<br />b. Kartilago fibrosa <br />Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong. <br />c. Kartilago elastik <br />Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring.<br /><br />3. J aringan Tulang<br />Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.<br />Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :<br />a. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat.<br /> Contoh : tulang pipa.<br />b. Tulang spons, bila matriksnya berongga.<br /> Contoh : tulang pendek.<br /><br />4. Jaringan Darah<br />Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.<br /><br /><br /><br /><br />Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :<br />a. Sel darah<br /> Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut<br /> Oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda<br /> Asing yang masuk ke dalam tubuh. <br />b. Keping-keping darah (trombosit)<br /> Berfungsi dalam proses pembekuan darah<br />c. Plasma darah<br /> Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, <br /> zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.<br /><br />5. Jaringan Limfe/Getah Bening<br />Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. <br />Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.<br /><br />JARINGAN LEMAK<br />Nama lainnya adalah jaringan adiposa, jaringan ini terdapat di seluruh tubuh. Fungsinya untuk menyimpan lemak untuk cadangan makanan, dan mencegah hilangnya panas secara berlebihan.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-5509898313669545312011-10-15T20:52:00.001-07:002011-10-15T20:52:42.316-07:00STRUKTUR TUMBUHANSTRUKTUR TUMBUHAN<br />Tumbuhan tingkat tinggi mempunyai tiga organ pokok,yaitu akar,batang dan daun.bunga dan buah pada tumbuhan bukan merupakan organ pokok,tetapi merupakan organ hasil modifikasi dari organ pokok.organ dan buah sering disebut sebagai organ reproduksi.<br />A. AKAR<br /> Akar adalah struktur tumbuhan yang terletak dibagian paling bawah dari tubuh tanaman. Pada tumbuhan berpembuluh(tracheophyta)terdapat beerapa jenis akar.Akar serabut dijumpai pada tanaman paku dan tanaman monokotil(biji berkeping tunggal).akar tunggang dijumpai pada tanaman dikotil(biji berkeping dua) dan tanaman biji terbuka.Akar tujang dijumpai pada tanaman yang tumbuh dipantai seperti tanaman bakau.<br />Fungsi Akar<br />Untuk menopang tubuh tumbuhan<br />Untuk menyerap air dan garam-garam mineral<br />Untuk menyimpan cadangan makanan<br />1. Susunan Anatomi Akar<br />a. Epidermis(kulit luar)<br />Yaitu lapisan paling luar yang terdiri atas selapis sel,susunannya rapatdan tidak mempunyai ruang antarsel.se epidermis yang mencuat keluar disebut bulu akar .fungsinya untuk mamperluas permukaan akar supaya dapat menyerap air dan garam mineral lebih banyak. Bulu akar terletak diujung akar.<br />b. Korteks (kulit pertama)<br />Yaitu lapisan yang berada disebelah lapisan epidermis.sel penyusunnya berdinding tipis,bentuk agak bulat dan susunanya tidak rapat,sehingga mempunyai banyak ruang antar sel yang memudahkan untuk pertukaran zat.<br />c. Endodermis (kulit dalam)<br />Yaitu lapisan korteks yang paling dalam.selnya tegak lurus dengan silinder pusat dindingnya dilapisi dengan zat gabus.<br />d. Stele (silinder Pusat)<br />Yaitu bagian akar yang paling dalam.lapisan ini berupa sel parenkim yang disebut dengan perisikel(perikambium).sel perisikel yang letanya segaris dengan xilem akan berubah menjadi sebuah jaringan meristem.jaringan iniakan aktif membelahkearah luar membentuk cabang akar.<br />Modifikasi Akar<br /><br />a. Perubahan Akar Primer<br />Akar Primer dapat berubah fungsi sebagai penyimpangan cadangan makanan.bentuk perubahannya antara lain:<br />1. Akar fusiformis(bentuk seperti tombak),contohnya pada lobak<br />2. Akar napiformis(bentuk seperti gasing).contohnya pada gula biet.<br />3. Akar conicalis,contohnya pada wortel.<br />4. Akar tuberosis,contohnya pada umbi.<br /><br />b. Perubahan Akar Cabang<br />Akar cabang ada yang berubah menjadi akar napas(pneumatophore).akar ini berasal dari akar bawah tanah yang kemudian tumbuh dan mincuk kpermukaan air atau tanah sesuai namanya,Akar napas ini berfungsi sebagai alat pernapasan,cobntohnya pada tanaman bakau.<br /><br /><br />BATANG<br />1. Fungsi Batang<br /> Tempat melekatnya percabangan batang,daun dan bunga<br />Tempat pengangkutan air dan garam-garam mineral dari akar ke daun serta zat-zat organik hasil fotosintesis dari daun kebagian lain.<br />Ada tumbuhan tertentu sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.<br />2. Susunan Anatomi Batang<br />a. Epidermis<br />Yaitu lapisan paling luar.umumnya terdiri atas satu lapis sel pipih yang tersusun rapat.dinding sel yang berbatasan dengan korteks lebih tipis sedangkan dinding sel yang berbatasan dengan udara lebih tebal dan ada yangdilapisi dengan lapisan kutikula.epidermis berfungsi sebagai pelindung lapisan yang lebih dalam.<br />b. Korteks<br />Sel korteks pada batang juga tersusun atas beberapa lapis sel. Sel yang tersusun kurang begitu rapat,sehingga banyak terdapat ruang antarsel. Yang diperlukan dalam proses fotosintesis.<br />c. Endodermis<br />Yaitu lapisan paling dalam dari korteks,tersusun atas satu lapis sel yang mengandung zat tepung.endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dan stele.<br /><br /><br /><br />d. Stele(silinder Pusat)<br />Distele terdapat xilem dan floem yang membentuk berkas pengangkutan.<br />1. Xilem<br />Xilem disebut juga pembuluh kayu karena terdapatb lapisan kayu.fungsi dari xilem adalah untuk mungangkut.air dan garam-garam mineral dari akar ke daun.<br />2. Floem<br />Floem disebut juga pembuluh tapis. Pembuluh ini terletak dikulit kayu dan berfungsi untuk mengangkut hasil fotosistesis.dari daun kesluruh bagian tubuh atau ketempat penyimpanan cadangan makanan.<br /><br />Modifikasi Batang<br />a. Modifikasi Batang di Bawah Tanah<br />1. Rhizoma,brfungsi sebagai alat perkermbangbiakan vegetative,Contohnya pada tanaman jahe.<br />2. Tuber(umbi batang),berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan,contohnya pada tanaman kentang.<br />3. Bulbus(umbi lapis),berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan alat perkembangbiakan vegetative,contohnya pada bawang merah.<br />4. Connus,yaitu rhizome yang memendek,berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan alat perkembangbiakan vegetatif.<br /><br /><br /><br />b. Modifikasi Batang Pada Permukaan Tanah<br />1. Runner,tumbuh sebagai tunas aksilaris batang(tunas ketiak batang).<br />2. Stolon,tunas yang tumbuh atau timbul dari bagian dasar batang<br />3. Offset,tunas yang tumbuh dari ketiak daun (tunas aksilaris daun)<br />4. Sucker,cabang yang tumbuh dari bagian dasar batang yang menenbus kepermukaan tanah.<br /><br />c. Modifikasi batang diatas permukaan tanah<br />1. Phylloclader,yaitu batang atau cabang yang terus tumbuh,memiliki ruas dan buku.berfungsi menggantikan daun yang telah gugur.<br />2. Cladode,cabang yang berkembang dari buku batang atau cabang yang berkembang dari aksis daun sisik.berfungsi sebagai pembawa bunga jantan atau betina.<br />3. Bulbis,sebagai alat perkembangbiakan vegetative.<br />4. Tendril(sulur)<br />5. Thom(duri)<br />d. Lentisel<br />Lentisel terdapat pada bagian batang.Lentisel merupakan modifikasi dari jaringan epidermis batang atau kulit batang.melalui lentisel inilah gas-gas dalam pernapasan keluar-masuk batang.<br /><br />B. DAUN<br /><br />1. Fungsi Daun<br />a. Sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis yang paling efektif.<br />b. Sebagai tempat pertukaran gas(bernapas).<br />c. Sebagai tempat penguapan air.<br />d. Sebagai tempat menyimpan zat-zat makanan.<br />e. pada beberapa tumbuhan berfungsi sebagai alat perkembanngbiakan vegetatif.<br />Daun yang lengkap atau sempurna mampunyai tiga bagian,sebagai berikut.<br />1. Helai daun(lamina=folium)<br />2. Tamgkai daun atau petiole,pada bagian pangkalnya terdapat pangkal tangkai daun atau stipula.<br />3. Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat pelepah daun atau vagina,yaitu bagian pangkal tangkai daun yang membungkus batang,contohnya daun pohon pisang dan daun talas.<br /><br />2. Susunan Anatomi Daun<br />a. Epidermis<br />Merupakan lapisan paling luar (paling atas dan paling bawah).Terdiri atas selapis sel.Sel-sel epidermis berbentuk persegi panjang dan tersusun rapat.Pada epidermis atas umumnya dilapisi dengan lapisan lilin atau kutikula.beberapa tempat diepidermis terdapat mulut daun atau stomata.<br />b. Jaringan mesofil <br />Jaringan mesofil merupakan jaringan yang terdapat diantara epidermis atas dan epidermis bawah.Jaringan mesofil terdiri atas jaringan tiang dan jaringan bunga karang.Jaringan tiang disebut juga jaringan pagar atau parenkim palisade. Sel-sel penyusunnya berbentuk bulat memanjang dan tersusun terjajar rapat.Pada jaringan ini banyak terdapat klorofil,sehingga merupakan tempat berlangsung proses fotosintesis yang paling efektif.Jaringan bunga karang disebut juga parenkim spons terletak dekat epidermis bawah .sel-sel penyusunnya tidak teratur dan tersusun tidak begitu rapat sehingga banyak terdapat ruang antarsel..Pada jaringan bunga karang tidak banyak terdapat klorofil.Pada jaringan ini terdapat berkas pembuluh pengangkut yang berupa tulang-tulang daun.Bagian ini disamakan dengan stele pada batang.<br />c. Stomata<br />Stomata atau mulut daun merupakan celah yang terdapat pada daun.Stomata merupakan modifikasi dari jaringan epidermis daun.Pada tumbuhan darat,stomata banyak terdapat pada epidermis bawah,sedang pada tumbuhan air stomata merupakan modifikasi jaringan epidermis atas dan bawah,sehingga stomata terletak pada permukaan atas dan bawah,tetapi lebih banyak terdapat pada epidermis atas.<br />Stomata dibangun oleh dua sel penutup yang dapat membuka dan menutup.melalui celah stomata inilah gas oksigen untuk respirasi masuk kedalam daun,dan gas karbon dioksida serta uap air keluar dari daun,hal yang sebaliknya terjadi pada waktu fotosintesis.<br />C. BUNGA<br />Bunga bukan merupakan organ pokok.Bunga merupakan organ tumbuhan hasil modifikasi dari batang atau kuncup_kuncup daun yang beradaptasi atau mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya.Adapun fungsi bunga adalah sebagai alat reproduksi atau perkembangbiakan.dengan demikian bunga sebagai tempat bertemu atau meleburkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina,sehingga pada bungalah terdapat organ-organ reproduksi tumbuhan.<br />Organ reproduksi jantan pada tumbuhan disebut benangsari dan organ reproduksi betina pada tumbuhan disebut putik.Berdasarkan ada tidaknya benangsari dan putik,bunga dibedakan menjadi dua yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai kedua organ reproduksi tersebut yaitu benangsari dan putik,sedang bunga tidak sempurna hanya mempunyai salah satu organ reproduksi.Bunga tidak sempurna yang hanya mempunyai benangsari saja disebut bunga jantan ,sedang bunga tidak sempurna yang hanya mempunyai putik saja disebut bunga betina.Bunga yang sempurna dan lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :<br />1. Kelopak Bunga(kaliks)<br />Kelopak bunga terdiri atas beberapa daun kelopak(sepal) yang berwarna hijau.Kelopak bunga berfugsi melindungi bunga ketika masih kuncup.<br />2. Tajuk atau Mahkota Bunga(Korola)<br />Mahkota bunga terdiri atas beberapa daun mahkota(petal)yang berwarna merah,kuning,atau warna-warna lain.Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga atau hewan lain yang akan menyerbuk bunga.Kelopak bunga bersama mahkota bunga disebut sebagai perhiasan bunga(periantium).<br />3. Alat Kelamin Jantan(Androesium)<br />Alat kelamin jantan terdiri atas beberapa benangsari(stamen).Masing-masimg benangsari terdiri atas tangkai sari(filamen) dan kepala sari(anthera).Dari kepala sari dihasilkan serbuk sari yang akan menghasilkan sel kelamin jantan.<br />4. Alat Kelamin Betina(Ginoesium)<br />Alat kelamin betina terdiri atas satu atau lebih daun buah(karpela).Daun buah ini membentuk putik(pistillum).Jika putik tersusun hanya dari satu karpela,disebut putik sederhana,sedang jika tersusun dari dua atau lebih karpela disebut putik majemuk.Putik terdiri atas tiga bagian yaitu bakal buah(ovarium),tangkai putik(stylus)dan kepala putik(stigma).Didalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji(ovulum)yang melekat pada bakal buah dengan perantaraan plasenta.Didalam bakal biji inilah akan dihasilkan sel kelamin betina.<br />D. Buah dan Biji<br />Buah dan biji terbentuk setelah terjadi penyerbukan yaitu bertemunya serbuk sari dan putik.kepala putik merupakan tempat melekatnya serbuk sari.Saat serbuk sari yang sudah matang jatuh kekepala putik maka serbuk sari akan lengket.Selanjutnya,sel kelamin jantan yang dihasilkan serbuk sari melalui tangkai putik akan menuju ke ovarium dan bertemu dengan sel kelamin betina sehingga terjadi pembuahan.Penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan akan menghasilkan bji yang mengandung embrio atau lembaga atau calon tumbuhan baru.Biji biasanya dilindungi oleh kulit yang seluruhnya tersimpan didalam buah.<br />Buah dan Biji adalah alat perkembangbiakan tumbuhan yang mempunyai struktur dan bentuk bermacam-macam.berikut ini adalah struktur dan bentuk biji berdasarkan cara penyebarannya.<br />1. Anemokori(Penyebaran Oleh Angin)<br />Buah atau biji yang penyebarannya oleh angin mempunyai bulu atau rambut dan kadang-kadang mempunyai bangunan seperti sayap yang mudah diterbangkan oleh angin,contoh:<br />a. Biji Anggrek yang mempunyai ukuran kecil dan sangat ringan,<br />b. Biji Lalang, Kapok dan Biduri,mempunyai struktur berambut atau berbulu,<br />c. Biji Samara atau Maple,mempunyai struktur seperti sayap.<br /><br />2. Hidrokori(Penyebaran Oleh Air)<br />Biji atau buah yang panyebarannya oleh air memepunyai berat jenis yang kurang dari satu sehingga dapat mengapung dan hanyut terbawa oleh aliran air.Selain itu mempunyai pelindung yang baik bagi calon individu baru sehingga selama berada didalam air tidak mengalami kerusakan.Kulit biji atau buah sebagai pelindung mempunyai tiga lapis yaitu:<br />a. Eksocarp, merupakan lapisan terluar yang tipis,kuat,dan mengkilap,<br />b. Mesocarp,merupakan lapisan yang terletak ditengah dan paling tebal,<br />c. Endocarp,,merupakan lapisan paling dalam,kuat,dan paling keras.<br />Contoh buah atau biji yang demikian adalah buah atau biji kelapa dan nyamplung.<br />3. Zookori(Penyebaran Oleh Hewan)<br />Tumbuhan yang penyebarannya dibantu oleh hewan mempunyai biji dengan struktur kulit biji yang keras dan tidak dapat dicerna oleh usus hewan,contohnya:<br />a. Tumbuhan Tembakau,yang penyebarannya dibantu oleh serangga(Entomokori),<br />b. Tumbuhan Beringin dan Benalu,yang penyebarannya dibantu oleh burung(Ornitokori),<br />c. Tumbuhan jambu biji,yang penyebarannya dibantu oleh kelelawar(Kiropterokori), <br />d. Tumbuhan kopi dan trembesi,yang penyebarannya dibantu oleh hewan mamalia(Mamokori).Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-36829556168395403962011-10-15T20:51:00.001-07:002011-10-15T20:51:37.274-07:00MEKANISME GERAK VERTEBRATAMekanisme Gerak Pada Hewan Vertebrata<br /><br />A. Rangka Pada Hewan Vertebrata<br />Tubuh ayam mempunyai tulang yang terletak di bagian dalam tubuh. Tulang-tulang tersebut dibalut daging dan kulit. Demikian pula pada tubuh ikan, tulang yang dalam sebutan sehari-hari dinamakan duri juga terletak di bagian dalam tubuh. Namun pada udang tidaklah demikian. Lapisan keras justru berada di bagian luar tubuh. Oleh sebab itu di dalam dunia hewan kita mengenal susunan skeleton yang disebut Endoskeleton dan Eksokeleton.<br />Endoskeleton adalah rangka yang terletak di bagian dalam tubuh. Eksokeleton adalah rangka yang terletak di bagian luar tubuh. Hewan-hewan vertebrata memiliki susunan endoskeleton. Sedangkan Invertebrata pada umumnya memiliki susunan eksoskeleton. Bagaimanakah fungsi rangka dalam mendukung gerak pada hewan-hewan ?<br />Secara keseluruhan rangka tubuh (skeleton) berfungsi antara lain :<br />1. Untuk menyokong atau menopang tubuh.<br />2. Untuk memberi bentuk tubuh.<br />3. Untuk melindungi alat-alat atau bagian tubuh yang lunak.<br />4. Melakukan fungsi gerak.<br />5. Sebagai tempat melekat otot.<br />6. Sebagai tempat penimbunan mineral dan<br />7. Sebagai tempat pembentukan sel-sel darah.<br />Manusia dan hewan vertebrata lainnya memiliki rangka dalam yang terdiri dari tulang sejati (tulang keras, dan selanjutnya akan disebut tulang saja) dan tulang rawan (kartilago). Dari kenampakan fisik, secara mudah terlihat bahwa tulang rawan lebih transparan (bening, tembus cahaya) dan lentur dibandingkan dengan tulang. Bila diteliti lebih lanjut secara histologik, antara keduanya terdapat perbedaan sel-sel penyusun jaringan pada kedua macam tulang tersebut. Khusus pada ikan hiu kerangka tubuh seluruhnya terdiri dari tulang rawan, namun sifat fisiknya tampak berbeda dengan tulang rawan pada umumnya, yaitu tidak transparan. Ketidaktransparan ini disebabkan oleh penimbunan garam-garam kalsium sebagai matriks (pengisi ruang antar sel) jaringan tulang rawan.<br />Dalam mendukung fungsi gerak, selain didukung oleh kontraksi dan refleksi otot, antara tulang atau ruas-ruas tulang satu dengan lainnya dihubungkan oleh persendian tulang yang diperlengkapi dengan tendon dan ligamentum. Interaksi dari keseluruhan komponen pendukung gerak ini akan menghasilkan gerak tertentu dari suatu organisme.<br />Rangka tubuh manusia mulai terbentuk lengkap pada akhir bulan kedua waktu perkembangan embrio, dan masih berbentuk kartilago (tulang rawan). Kartilago ini dihasilkan dari sel-sel mesenkrim. Sesudah kartilago terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas, yaitu sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas juga menempati jaringan pengikat di sekelilingnya dan membentuk sel-sel tulang pula.<br />Sel-sel tulang ini dibentuk berturut-turut dari arah dalam ke luar, sehingga pembentukannya konsentris. Setiap satuan sel-sel tulang ini melingkari suatu pembuluh suatu pembuluh darah dan saraf, membentuk suatu system yang disebut system haversi.<br />Disekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein ini terdapat pula senyawa kapur dan fosfor sehingga tulang mengeras. Proses penulangan ini disebut osifikasi.<br />Kartilago terdiri dari sel-sel tulang yang banyak mengeluarkan matriks berupa kondrin. Jaringan tulang rawan pada anak-anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang. Sedangkan pada jaringan tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks.<br />Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat di beberapa tempat misalnya di hidung, antar tulang rusuk dengan dada, disendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang dan di cankra epifise pada tulang pipa. Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan (perikondrium) yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan (kondroblas). Matriks pada tulang rawan umumnya berupa hialin yang homogen dan jernih, matriks yang berserabut lebih banyak mengandung zat kolagen, yaitu semacam zat perekat tulang.<br />Tulang terdiri dari sel-sel tulang yang banyak mengandung matriks dan mengandung senyawa kapur dan fosfat sehingga menyebabkan tulang bersifat keras. Bila matriks tersebut padat dan rapat, membentuk tulang keras atau tulang kompak, misalnya tulang pipa. Bila matriks tersebut berongga, membentuk tulang spon, misalnya pada tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek.<br />Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian tengahnya disebut diafise dan kedua ujungnya disebut epifise yang terdiri dari tulang rawan dan mengandung osteoblas. Pada orang dewasa yang tidak tumbuh meninggi lagi, cakra rpifise sudah menulang semua. Sebaliknya di dalam tulang pipa terdapat sel-sel osteoblas yang berfungsi merombak lagi tulang-tulang, sehingga di dalam tulang pipa terdapat rongga yang disebut rongga sumsum tulang.<br />Terbentuknya sambungan tulang-tulang pada tengkorak dilanjutkan sampai setelah bayi lahir, di beberapa tempat sambungan tulang-tulang tengkorak masih dihubingkan oleh jaringan pengikat. Osifikasi jaringan pengikat tersebut tidak berjalan sama cepatnya. Ubun-ubun besar, baru tertutup tulang sesudah bayi berumur dua belas bulan, sedangkan ubun-ubun di belakang telinga baru tertutup tulang sesudah dua tahun.<br />Tulang mengalami osifikasi secara berangsur. Matriks pada waktu bayi dan kanak-kanak belum mengeras betul. Misalnya tulang bayi sampai umur dua tahun masih dibengkokkan, dan tulang-tulang bayi belum mampu menahan berat tubuhnya sendiri.<br />Rangka manusia dapat dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler (aksis = sumbu, apendiks = tambahan). Skeleton aksial terdiri dari tengkorak, tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang dada (sternum), dan iga (rusuk). Skeleton apendikuler terdiri dari tulang-tulang lengan, telapak tangan, tungkai, te;lapak kaki, pinggul, dan bahu<br />1. Skeleton Aksial<br />Tengkorak manusia tersusun atas banyak tulang. Dua puluh delapan buah tulang dari tulang-tulang tersebut berfungsi untuk melindungi benak (otak), mata, dan telinga (bagian dalam), sedangkan sisanya membentuk tulang wajah dan tulang telinga tengah.<br />Kesatuan susunan tengkorak dengan tegak seolah “terletak” seimbang di atas ruang teratas (pertama) tulang belakang, adalah tulang atlas. Sendi yang menghubungkan tengkorak dengan tulang belakang ini disebut juga sendi atlas, sehingga memungkinkan gerak kepala mengangguk ke depan dank e belakang, menggeleng ke kiri dan ke kanan, serta berputar ke kiri dan ke kanan dengan wajah tetap menghadap ke depan.<br />Tulang belakang seluruhnya ada dua puluh enam ruas yang terdiri dari dua puluh empat ruas tulang dan ditambah dengan tulang kemaluan dan tulang ekor. Sebenarnya pada saat embrio, ruas tulang belakang sebanyak tiga puluh tiga ruas, namun pada perkembangannya sebelum bayi lahir, beberapa ruas mengalami fusi. Tulang kemaluan (sacrum) merupakan fusi dari lima ruas, sedangkan tulang ekor (kogsigea) merupakan fusi dari empat ruas terakhir tulang belakang. Dua puluh empat ruas tulang belakang terbagi menjadi 1) bagian leher (servikal) sebanyak tujuh ruas, 2) bagian punggung (torakal) sebanyak dua belas ruas dan 3) bagian pinggang (lumbal) sebanyak lima ruas<br /><br />2. Skeleton Apendikuler<br />Sambungan skeleton apendikuler dengan skeleton aksial terletak pada bagian bahu dan pinggul. Bagian bahu tersusun dari tulang-tulang selangka (klavikula) dan belikat (scapula). Tulang selangka menghubungkan antara ujung tulang belikat dan tulang dada. Selanjutnya pada tulang belikat bersambung tulang-tulang anggota gerak (tungkai) atas, yang terdiri 1) tulang lengan atas (humerus), 2) dua tulang lengan bawah, yaitu pengumpil (radius) dan hasta (ulna), 3) pergelangan tangan (karpal), sebanyak delapan ruas, 4) telapak tangan (metacarpal), lima ruas dan 5) jari (falangase), empat belas ruas <br />Pinggul terdiri dari enam ruas tulang yang telah mengalami fusi sehingga seolah-olah terlihat sebagai satu tulang. Struktur tulang pinggul antara pria dengan wanita dewasa memiliki sedikit perbedaan (variasi) sehubungan dengan fungsi reproduksi <br />Sambungan (sendi) yang menghubungkan anggota gerak (tungkai) bawah terletak pada cekungan yang disebut asetabulum. Dari persambungan ini kea rah telapak kaki, penyusun tungkai bawah berturut-turut berupa tulang 1) paha (femur), 2) tempurung lutut (patella), 3) kering (tibia), 4) fibula, 5) pergelangan kaki (tarsal) dan tumit, tujuh ruas , 6) telapak kaki (metatarsal0, lima ruas dan 7) jari (falanges), empat belas ruas <br />Pinggul terdiri dari enam ruas tulang yang telah mengalami fusi sehingga seolah-olah terlihat sebagai satu ruas tulang. Struktur tulang pinggul antara pria dengan wanita dewasa memiliki sedikit perbedaan (variasi) sehubungan dengan fungsi reproduksi <br />Sambungan (sendi) yang menghubungkan anggota gerak (tungkai) bawah terletak pada cekungan yang disebut asetabulum. Dari persambungan ini kea rah telapak kaki, penyusun tugkai bawah berturut-turut berupa 1) paha (femur), 2) tempurung lutut (patella), 3) kering (tibia), 4) fibula, 5) pergelangan kaki (tarsal) dan tumit, tujuh ruas, 6) telapak kaki (metatarsal), lima ruas dan 7) jari (falanges) emapat belas ruas.<br />Struktur tulang pinggul manusia berbeda dengan vertebrata yang lain. Struktur yang demikian ini memiungkinkan manusia sebagai mahluk yang berdiri di atas dua tungkai bawah, atau berpostur bipedal, sedangkan pada kebanyakan vertebrata adalah kuardripedal.<br /><br />3. Persendian<br />Sendi merupakan hubungan antara dua tulang. Menurut besar kecilnya gerak yang terjadi antara kedua tulang yang dihubungkan sendi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :<br />1) diartosis, jika gerakan yang terjadi sangat leluasa, misalnya pada sendi yang menghubungkan antara skeleton aksial dengan skeleton apendikuler.<br />2) amfiartrosi, jika gerakan yang terjadi amat terbatas, misalnya hubungan antara tulang iga dengan tulang belakang dan antar ruas tulang belakang dan<br />3) sinartrosis, jika diantara dua tulang yang dihubungkan itu tidak ada gerak, misalnya pada tulang-tulang tengkorak (tempurung kepala).<br />Kebanyakan persendian pada tubuh manusia adalah sendi diartrosis, dan secara umum memiliki struktur yang terdiri dari tulang rawan sendi, kapsul sendi (bursa) dan cekung sendi (sinoval) (gambar 5.5).<br /><br />a. Sendi Diartrosis<br />Hubungan diartrosis berfungsi untuk memudahkan terjadinya gerakan antara kedua tulang. Permukaan kedua ujung tulang mempunyai bentuk yang memudahkan timbulnya jenis-jenis gerakan tertentu.<br />Persendiaan diartrosis meliputi berbagai macam atau bentuk persendiaan yaitu :<br />1) Sendi luncur contohnya terdapat pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang sehingga memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dank e belakang, serta gerak memutar (menggeliat).<br />2) Sendei engsel, jika gerak tulang yang dihubungkan hanya dalam satu arah contoh : lutut, siku, mata kaki, dan ruas-ruas jari.<br />3) Sendi putar, jika gerak yang terjadi merupakan gerakan berputar (rotasi). Contohnya antara tulang lengan atas (humerus) dengan tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna), pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan antara tulang atlas (ruas pertama tulang leher) dengan tengkorak.<br />4) Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana, berporos du atetapi dapat bergerak lebih bebas seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya gerak pada tulang ibu jari, antara metacarpal dan karpal.<br />5) Sendi peluru yang memungkinkan gerak lebih bebas. Pada sendi ini ujung tulang yang satu membentuk kapsula yang bangunnya seperti peluru (bola), sedangkan ujung tulang pertama berada di dalam cekungan ini. Contohnya adalah sendi yang menghubungkan antara tulang paha (femur) dengan tulang pinggul dan sendi yang menghubungkan tulang lengan atas (humerus) dengan tulang belikat (scapula).<br /><br />b. Sendi Sinartrosis<br />Pada hubungan sinartrosis, tidak dimungkinkan adanya gerakan antara dua tulang yang dihubungkan. Kedua ujung tulang dihubungkan melalui suatu jaringan. Hubungan sinartrosis ada dua jenis, yaitu sinkondrosis dan sinifbrosis.<br />1) Apabila kedua ujung tulang dihubungan kartilago disebut sinkrondrosis<br />Dalam hbungan ini kartilago tumbuh di antara kedua permukaan ujung tulang, sering diperkuat oleh suatu selaput. Adanya kartilago ini masih memungkinkan sedikit gerakan lentur, terpilih atau tertekan. Misalnya hubungan antara ruas-ruas tulang belakang, dan antara diafise dan epifise tulang yang masih tumbuh.<br />2) Apabila kedua ujung tulang dihubungkan dengan serabut disebut sinfibrosis.<br />Dalam hubungan ini selaput mempersatukan dengan erat kedua ujung tulang tersebut, sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. Misalnya kedua tulang dahi yang langsung berlekatan, tulang dahi dan tulang ubun-ubun dan semua hubungan antar tulang sendiri diperkuat dengan sambungan bergerigi atau sutura.<br />Dengan adanya hubungan antar tulang-tulang tersebut, maka tubuh dapat dikendalikan gerakan-gerakannya. Untuk sendi-sendi gerak memerlukan pelumasan dan juga ikatan berupa jaringan pengikat, urat otot (tendo) dan selaput sendi.<br />Telapak kaki yang melengkung tersusun dari tulang-tulang tarsal dan meta tarsal yang bergerak dengan gerak geser. Bentuk telapak yang lengkung sangat sesuai untuk kekuatan kaki. <br /><br />B. Otot Sebagai Alat Pendukung Gerak<br />Kemampuan untuk melakukan gerak, walaupun telah ada skeleton yang mendukungnya. Tidak akan berarti bila tidak didukung oleh otot-otot tubuh . yang dimaksud dengan istilah otot dalam sebutan sehari-hari yang lazimadalah daging karena di daerah tertentu (misalnya jawa) istilah otot sering dikacaukan dengan urat atau pembuluh darah. Dalam mendukung gerak, kerja otot paling utama adalah memendek (berkontraksi)dan memanjang (relaksasi). Sehingga dari kerja ini tulang-tulang-tulang yang menjadi perlekatan otot terjadi perubahan posisi yang secara keseluruhan dan menghasilkan gerak tertentu.<br />Sebagai contoh,dalam tubuh manusia, otot merupakan bagian terbesar,lebih kurang hampir setengah darri keseluruhan berat badan.Menurut macamnya diperkirakan lebih dari 600 buah jenis otot yang berbeda-beda dalam tubuh kita.keseluruhan otot mendukung gerak tubuh,baik yang bersifat berpindah dari satu tempat ketempat yang lain (lokomosi),maupun gerak bagian-bagian tubuh tertentu.otot juga memegang peranan penting bagi gerak-gerak alat (organ) dalam tubuh, serperti gerak menelan makanan ,gerak makanan dan sisa makanan dalam alat-alat pencernaan, denyut jantung , dan kembang-kempis paru-paru.<br />Disamping gerak tubuh yang bersifat lokomasi, gerak bagian-bagian tubuh, dan gerak alat-alat dalam tubuh ,yang ketiganya tergolong sebgai garak aktif,otot- otot juga mendukung gerak pasif, yaitu menjaga badan tetep tegak menurut posturnya.Skeleton menentukan bentuk tubuh secara keseluruhan,namun otot-otot membentuk garis-garis kontur (garis-garis bentuk luar), sehingga tubuh menjadi indah dan anggun.<br />1. Macam Gerak<br />a. Kontraktibilitas, merupakan kemempuan otot mengadakan peruban menjadi lebih pendek dari ukuran semula.Jika otot yang melakukan kontraksi ini berlekatan pada sebuah tulang, maka akan terjadi penrikan pada tulang tersebut sehingga akan terjadi perubahan kedudukan tulang; sedangkan jika otot yang berkontraksi merupakan otot ingkar yang membentuk sebuah ruangan , maka ruangan akan menjadilebih sempit. Cobalah kamu pikirkan dengan memberikan contoh selain otot ,apakah organ tubuh memiliki ciri kontrakbilitas? <br />b. Ektenbilitas, merupakan kebalikan dari kontraktibilitas, yaitu otot mengalami pemanjangan dari ukuran semula.<br />c. Elastisitas. merupakan kemampuan otot untuk dapat kembali kepada ukuran semula setelah mengalami kontraksi atau ektensi. Pada saat kembali pada ukuran semula,otot dikatankan dalam relaksasi.<br />Tipe-tipe persendian akan menentukan macam atau arah gerak yang dapat dilakukan. Macam-macam gerakan tubuh kita dapat dibedakan sebagai berikut.<br />a. Fleksi, merupakan gerakan menekuk.Contoh,siku,lutut,dan ruas-ruas jari.<br />b. Ektensi, merupakan gerak meluruskan, jai merupakan kebalikan fleksi.<br />c. Abduksi, merupakan gerakan tungkai yang arahnya menjahui garis tengah (sumbu tubuh),yang merupakan garis imajineryang membagi tubuh menjadi dua bagian simetri dari kepala sama kaki).<br />d. Aduksi, marupakan gerakan yang arahnya kebalikan gerak abduksi.<br />e. Rotasi, merupakan gerak tulang yang melingkari satu sumbu sentral.Rotasi masihdapat dibedakan lagi menjdi pronasi, yaitu gerakan memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang ,dan supinasi, yaitu gerak memutar lengan sehingga telapak tangan meghadap kedepan. Untuk mempelajari macam-macam gerak, <br /> <br />2. Agonistik <br />Bermacam gerak yang dapat dilakukan oleh tubuh dapat terjadi karena kedua ujung otot melekat pada tulang-tulang ,tulang rawan, ligamentum, tendon, kulit, atau kadang-kadang antar sesama otot. Misalnya, otot yang melakat pada tulang, kedua ujungnya biasanya melekat pada dua tulang yang berbeda dan kedua tulang dihubungkan oleh sendi. Menurut perlekatannya, otot dapat dibedakan menjadi:<br />a) Origo, yaitu bagian ujung otot yang melekat pada pada tulang yang didalam macam gerak yang dihasilkan tulang tersebut berada dalam kedudukan yang tetap atau nisbi lebih sedikit berubah kedudukan selama otot melakukan kontraksi.<br />b) Insersio, yaitu bagian ujung yang lain yang melekat pada tulang yang mengalami gerak atau berubah kedudukn selama otot melakukan kontraksi.<br />Disamping kedua ujung otot yang dapat disebut sebagai origo dan insersi tersebut terdapat bagian otot yang disebut beli, yaitu bagian pusat otot. Dalam menghasilkan suatu gerak, suatu otot tidak berkerja sendirian tetapi merupakan pasangan yang masing-masing menghasilkan satu arah gerak. Karena arah gerak yang dihasilakan pasangan otot tersebut berlawanan arah., maka pada prinsipnya setiap gerak terjadi karena mekanis koordinasi antagonistic. Contoh koordinasi antagonis adalah gerakan lengan kita.<br />Daging lengan atas terdiri dari otot bisep (bi= dua,sefalus =kepala)yang terletak dibagian depan lengan dan otot trisep (tri=tiga) dibagian belakang lengan. Disebut bisp karena salah satu ujung otot bercabang dua, sedangkan trisep bercabang tiga. Ujung bisep yang bercabang dua masig-masing berorigo pada scapula dan humerus, dan ujung yang berlawanan berinseri pada radius tulang pengumpil bawah ). Sementara itu trisep berorigo pada scapula dan berentrio pada ulna.<br />Gerak menekuk lengan (fleksi) terjadi karena bisp berkontrasi ,dan trisep berktensi ,sedangkan gerak meluruskan kembali (ektensi) terjadi karena bisep berrelaksasi dan trisep berkontrasi untuk kemudian berlaksasi. Cobalah kamu melakukan gerak fleksi dan ektensi sambil melakukan perabaan (dengan jalan memegang lengan yang sedang melakukan gerak dengan jari-jari tanganmu yang sedang tidak melakukan gerak )pada otot bisepdan trisep. Otot bisep disebut sebagai otot fleksor, karena pada saat berkontrasi terjadi gerak fleksi ,sedangkan otot trisep disebut otot ekstensor, karena pada saat berkontraksi akan terjadi gerak ekstensi. Selain contoh gerak lengan (siku), mekanisme antagonistic juga terdapat pada gerak fleksi dan ekstensi lutut, gerak refleksi dan ekstensi pergelangan tangan, dan juga pada gerak pronasi dan supinasi lengan.<br /><br />3. Jenis-jenis otot <br />Semua gerak tubuhatau bagian tubuh ditentukan oleh tiga jenis otot skelet (otot lurik ),otot polos,dan otot jantung(gambar 5.9).<br />a. Otot Skelet(otot lurik)<br />Asal kata otot skelet adalah sebagai sebutan bahwa otot ini umumnya melekat pada tulang rangka (skeleton).Otot skelet disebut juga otot rangka karena mempunyai hubungan dangan tulang dan berfungsi untuk menggerakkan tulang.Bila otot ini dilihat dibawah mikroskop, maka tampak susunanya berupa serabut-serabut panjang (berkas sel-sel otot ) yang menganduhng banyak inti sel (multinuklei) dan tampak adanya bagian atau garis terang diselingi gelap yang melintang. Oleh karena itu, rangka juga disebut otot seran lintang atau otot lurik. Berdasarkan fungsinya otot rangka disebut juga otot sadar,karena gerak otot ini dikendorkan oleh saraf sadar (lihat bab XI Sistem koordinasi).dengan kata lain,otot ini dapt berkontraksi menurut kehendak kita.<br />Serabut-serabut otot bergabung membentuk kumpulan serabut otot, kemudian saling mengabung lagi menjadi otot yang biasanya disebut daging. Setiap gabungan ini diliputi selaput atau fasia. Selaput kumpulan serabut-serabut otot disebut fasia propria, dan selaput gabungan disebut fasia superfisialis. Umumnya gabungan otot tesebut berbentuk kumparan,yang bagian tengahnya menggembung disebut empalatau vertical,dan kedua ujungnya mengecil disebut tendon. Tendon ini bersifat keras dan liat, ujung yang satu melekat ditempat yang tidak bergerak,disebut origio, dan ujung yang melekat pada tempat yang dugerakkan disebut insersio.<br />Bagian tubuh kita yang bergdaging merupakan jaringan otot skelet. Dalam system gerak, otot skelet sangat penting untuk gerak anggota tubuh kita,yaitu tangan dan kaki. Gerakan-gerakan seperti memejamkan mata, berbicara,bernafas, makan, menulis, dan masih banyak gerakan-gerakan lainnya merupakan gerakan yang disebabkan oleh gerak otot skelet.<br />Gerak otot skelet dapat berlangsung dengan cepat, melalui perintah yang dikoordinasi (diatur) oleh saraf pusat (otak), tetapi otot skelet dengan cepat mengalami kelelahan jika bergerak secara terus-menerus dalam waktu yang lama.kejenuhan kelelahan ini menyebabkan otot tidak mampu lagi melakukan gerak. Apakah kamu pernah mendengar atau melihat seseorang yang menderita kram(kejang otot) pada saat berolahraga ,atau bahkan kamu pernah mengalami sendiri? Kapankah kram itu terjadi, dan apakah disertai dengan rasa sakit? Nah, keram(kejang otot) itulah merupakan peristiwa otot skelet tidak lagi mampu melakukan fungsi gerak.<br />Secara makroskopik dapat dibedakan dua jenis otot skelet. Perbedaan ini dengan mudah dapat kita jumpai jika kita memasak daging. Dua jenis otot skelet tersebut dapat terlihat dari warnanya, yaitu otot merah dan otot putih. Perbedaan warna tersebut disebabkan oleh jumlah pigmen merah mioglobulin yang terkandung dalam sel-sel otot skelet. Mioglobulin merupakan jenis protein yang berfungsi mengikat molekul-molekul oksigen. Jadi fungsinya sama dengan fungsi hemoglobin darah. Keberadaan oksigen sangat diperlukan untuk respirasi sel-sel otot skelet yang akan menghasilkan energi yang diperlukan untuk melakukan gerak.<br /><br />b. Otot polos <br />Sel-sel penyusun jaringan otot polos berbentuk sebagai gelendong dan hanya mempunyai sebuah inti sel yang terletak ditengah-tengah sei.Disebut sebagai otot polos karena pada pengamatan histologik tidak tidak gambaran yang serupa garis-garis melintang seperti pada otak skelet. <br />Otot polos memiliki karakteristik lainnya,yaitu 1) tidak melekat pada tulang 2) aktivitasnya lebih lambat 3)mampu berkontraksi dalam ewaktu yang lama dan tidak mudah mengalami kelelahan,dan 4) geraknya berada dibawah kendali saraf tak sadar(saraf otonom). Dengan kata lain,gerakan otot polos umumnya tidak menurut kehendak kita. Gerakannya tidak cepat tetapi dapat berurutan dan tidak cepat lelah.<br />Otot polos dapat dijumpai sebagai dinding-dinding penyusun organ-organ tubuh bagian dalam ,antara lain lmbung dan usus ,indung telur,paru dan pembuluh darah .<br />c. Otot jantung <br />Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Strukturnya hamper mirip dengan otot skelet,yaitu tampak bergaris-garis melintang tetapi bercabang-cabang.selain struktur yang bercabang ,perbedaan dengan otot skelet adalah kontrksinya dikendali oleh saraf tak sadar.<br />Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan ruangan jantung (serambi dan bilik ) menyempit dan melebar secara berirama menimbulkan denyut jantung ,sehingga darah dipompa kedalam pembuluh-pembuluh darah dan dialirkan keseluruh tubuh. Denyut jantung disebabkan oleh kontraksi otot jantung yang normal ,dan pada orang yang sehat sebanyak 72 kali setiap menit. Untuk berkontraksi ,otot jantung memerlukan persendian oksigen yang cukup, sehingga apabila tidak terdapat oksigen untuk waktu selama 30 detik, kontraksi otot jantung akan berhenti. <br /> <br />C. Mekanisme Gerak Otot<br />Otot skelet terdiri dari berkas-berkas yang sejajar,membentuk bangunan serabut otot yang memanjang. Setiap berkas dipisahkan dengan berkas yang lain oleh jaringan penghubung, kemudian beberapa berkas diikatkan lagi oleh jaringan pengikat yang yang lentur menyelubungi ikatan tersebut (gambar 5.10). Selubung luar ini kemudian bersambungan dengan tendon yang kemudian melekatkan diri pada tulang.<br />Seperti telah kamu ketahui dari urian sebelumnya bahwa geris-garis gelap terang yang tampak pada otot skelat adalah merupakan myofibril yang terdapat dalam sel otot. Miofibril merupakan sumberv kekuatan otot dalam melakukan gerakan berkontraksi, karena miofibril mengandung kurang lebih 80 persen massa serabut. Bergantung kepada ketebalan otot, satiap satu serabut otot biasanya mengandung ratusan sampai ribuan miofibril.Miofibril yang tampak bergaris-garis gelap terang terang itu tersusun oleh satuan –satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Garis yang gelap disebut sebagai zona-Z,sedang yang terang disebut zona-H. Pada saat serbut otot berkontrksi terjadi perubahan panjang pada kedua zone tersebut.<br />Bagian yang gelap (zona-z).sebenarnya merupakan bagian yang bertindih antara molekul-molekul penyusun filamen (serabut) otot. Tumpang-tindih ini terjadi antara dua jenis molekul protein aktin dan myosin,<br />Yang keduanya sangat berperan dalam mekanisme kontraksi. Molekul protein kompleks yang dibentuk oleh gabungan aktin dan miosin adalah aktomiosin. Analisis kimiawi terhadap jaringan otot, jika seluruh kandungan air dikeluarkan dari jaringan, maka akan diperoleh 90 persen aktomiosin dari seluruh bahan penyusun jaringan otot.<br />Secara sederhana kontrksi otot dapat digambarkan bahwa terjadi “geseran(luncuran)filmen”.aktin membentuk filament-filamen yang yang lebih tebal dalam kedudukan sejajar memanjang dalam satu lingkaran,sedangkan myosin membentuk yang lebih tipis dan berkedudukan didalam ruang melingkar yang dibentuk oleh filament aktin (lihat kembali gambar 5.10). Dengan demikian ,dapat diumpamakan seperti pada mesin motor, yaitu sebagai tabung silinder adalah aktin dan sebagai piston adalah myosin. Maka jika ukuran panjang aktomiosin berkurang,daerah atau bagian filament yang tumpang tindih (zona-Z)menjadi lebih banyak dan zona-H menjadi lebih pendek,sehingga otot menjadi lebih gelap. Pemendekan atau kontraksi maksimum otot dapat menyebabkan ukuran otot menjadi 20 persen lebih pendek dari ukuran semula (pada saat relaksasi).<br />Untuk gerakan otot berkontrasi sudah barang tentu dibutuhkan energi. Energi berasal dari pemecahan molekul ATP (Adenosin Trifosfat) menjadi ADP(Adenosin Difosat) yang ada didalam otot.Energi dapat dihasilkan dari pemecahan ATP menjadi ADP.Apabila perintah untuk berkontrasi dating dri kordinasi otak,segera terjadi mekanisme geseran filament dengan energi dari pemecahan ATP tersebut.Untuk penyediaan kembali ATP yang telah digunakan,pasa saat dibutuhkan kontraksi otot yang terus-menerusdalam aktivitas tertentu (berkerja,olah raga),diperoleh dari metabolisme anaerobic.pada metabolisme anaerobic ATP diekstrasi dari molekul glukosa melalui peristiwa (reaksi) glikolis.Jika otot berkontraksi secra terus-menerus,maka glikolisis akan lebih cepat berlangsung.Reaksi glikosis akan akan membebaskan asam piruvat.Selanjutnya asam piruvat akan diubah oleh tubuh mnjadi karbondioksida dan sisa-sisa buangan lain,seperti asam laktat yang kemudian keduanya akan diekskresikan keluar tubuh melalui peredaran darah.karena kegiatan yng terus-menerus,asm laktat belum sempat seluruhnya terangkut oleh peredaran darah sehingga tertimbun dalam otot.penimbunan asam laktat dalam otot menimbulkan rasa kelelahan dan jumlah yang tertimbun tidak lagi dapat ditoleransi oleh jaringan otot, maka otot tidak lagi mampu berkontrasi dan terjadilah kejangotot (keram).<br />Kontraksi otot jjantung pada prinsipnya sama dengan otot skelet, namun perbedaanya adalah otot jantung dikendalikan oleh saraf tak tak sadar sehingga kontraksinya menjadi berirama.Disamping itu,factor kelelahan dalam keadaan normal,seperti pada otot skelet tidak tidak terjadi karena pemeliharaan otot-otot jantung dilakukan oleh pembuluh darah arteri koronaria. Dapat kamu bayangkan apa yang akan terjadi otot jantung mengalami kelelahan.<br /><br />D. Gangguan pada system gerak dapat bersumber pada dua hal, yaitu yang ditimbulkan oleh subsistem rangka dan oleh subsistem otot (muskulatur).<br />1) Gangguan pada skeleton<br />Jenis pada gangguan pada tulang rangka dapat disebabkan oleh gangguan pada tulang, persendian,dan kelainan lain yang disebabkan oleh penyakit.<br />a. Gangguan tulang<br />Gangguan tulang yang paling umum adalah karena tulang mengalami retak atau patah (fraktura).Jika tulang mengalami keretakan atau patah, tanda-tanda umum adalah rasa sakit yang hebat pada daerah fraktura,pembengkakan dan kemungkinan terjadi pendarahan. Fraktura dapat mengalami penyembuhan kembali seperti pada posisi semula, yang disebut reduksi.<br />Fraktura dapat dibedakan menjadi 1) fraktura sederhana, jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ-organ lain disekitarnya(biasanya otot); 2) fraktura kompleks,jika fraktura menyebabkan oto dan kulit terluka ,dan bahkan ujung fraktura dapat mencuat keluar kulit; 3) “Greenstik”,jika fraktura hanya sebagian dan tidak sampai memisahkan tulang menjadi dua bagian;dan 4).”Comminuted”,yaitu tulang retak menjadi beberapa bagian tatapi masih tetap bertahan didalam otot daging (Gambar 5.11).<br />Selain oleh fraktura, gangguan gerak dapat disebabkan oleh pertumbuhan tulan-tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum bayi lahir.<br />b. Gangguan Persendiaan<br />Gangguan persendian dapat dibedakan menjadi 1) dislokasi, terjadi bila sendi bergeser dari kedudukan semula karena ligamentum (jaringan penggantung )sobek atau tertarik; 2) terkulir,atau keseleo, yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba tau tidak biasa dilakukan, sehingga ligamentum menjadi tertarik,tetapi sendi tidak mengalami pergeseran posisi;terkilir menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat pada daerah ini dan mengalami pembemgkakan ; 3) ankilosis, persendian menjadi tidak dapat digerakkan lagi oleh karena seolah-olah kedua tulang ini menyatu;4)arthritis, yaitu peradangan satu atau beberapa sendi disertai dengan rasa sakit dan kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan.<br />Artis dapat dibedakan menjadi:<br />a) Reumatoid, merupakan penyakit kronis yang terjadi pada jaringan penghubung sendi. Rasa nyeri terjadi pada jaringan pengikat dan terjadi ankilosis pada sendi. Sendi menjadi membengkak dan akan terasa sakit dan terjadi kekejangan pada otot-otot pengeraknya. Pada jangka waktu yang lama, rawan yang memisahkan kedua tulang pada sendi akan mengalami kemunduran(degenerasi)dan akan digantikan dengan bahan kapur yang keras mengisi ruag yang tadinya diisi tulang rawan itu.Akibat selanjutnya,sendi tidak dapat digerakkan sehingga lama-kelamaan terjadi kemundura atau pengecilan otot(atropi).<br />b) Osteoartristis,merupakan penyakit kemunduran sendi yang disebabkan tulang rawan menipis dan mengalami denegrasi,sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.Gerakan sendi akan terganggu,dan ini, biasa dialami oleh orang-orng yang berusia diatas 45 tahun.<br />c) “Gout”artristiks,yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme asam urat. Kadar asam urat yang tinggi alam darah diangkut dan ditimbun dalam sendi,yaitu sendi-sendi yang kecil terutama pada jari-jari.Gejalanya adalah jari-jari menjadi besar pada ruas-ruas kecil jari.<br /><br />c. Gangguan pada tulang belakang<br />Kelainan yang terjadi pada tulang belakang disebabkanoleh perubahan kedudukan bagian vertebra yang disebut spina, sehingga akan menyebabkan perbedaan kelengkungan batang tulang belakang. Secara normal batang tulangbelakang melengkung pada bagian punggung (torakal)dan pada bagian pinggul(lumbar). Karena perubahan kedudukan spina pada ruas-ruas tulang belakang terjadilah perubahan kelengkungan tersebut.<br />Macam gangguan yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang adalah 1)scoliosis,melengkung kearh lateral ,sehingga badan dapat melengkung kekana atau kekiri 2)kifosis, perubahan kelengkungan terjadi pada daerah punggung batang tulang belakang sehingga badan penderita menjdi bengkok, 3)lordosis,perubahan kelenkungan terjadi didaerah lumbar,sehingga seolah-olah kedudukan kepala pada postur tegak tertarik ke belakang(gambar 5.12). 4) sublukasi, gangguan terjadi pada vertebra didaerah leher. Penyebabnya dapat berupa kecelakaan atau gerakan tiba-tiba yng melebihi bats.Akibatnya,posisi kepala mengalami kearah kiri atau kearah kanan.<br />d. Gangguan Karena Gangguan Fisiologi<br />1. Rakitis, merupakan penyakit tulang berupa tulang kurang keras oleh karena kekurangan vitamin D. fungsi vitamin D adalah membantu penimbunan zat kapur dalam pembentukan tulang. Pada penderita tampak tulang kaki (tibia dan fibula) yang menyangga tubuh pada postur bipedal menjadi melengkung (sebagai huruf X atau O). Rakitis dapat juga menyebabkan kelainan yang disebut “dada merpati”,yaitu batang tulang belakang memendek.<br />2. Mikrosefalus, kepala kecil (tidak proporsional)yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang-tulang tengkorak yang terhambat karena kekurangan zat kapur dalam pembentukan tulang tengkorak pada waktu bayi.Akibat lebih lanjut biasanya berpengaruh pula pada perkembangan mental.<br />3. Osteoporosis, tulang kurang keras (lunak) oleh karena kekurangan hormon-hormon jantan/laki-laki atau betina/perempuan.Tulang-tulang menjadi mudah patah dan rapuh.<br />4. Kelainan sebagai akibat penyakit lain,separti tuberculosis tulang atau tumor yang mempengaruhitekana fisik dan fisiologik tulang dan peradangan pada jaringan pengikat dan tendon.<br />2) Gangguan pada otot <br />a) Atrofi otot, berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan berkontraksi. Atrofi dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot. Jaringan otot yang mengalami atrofi akan mengalami pengurangan ukuran sampai dengan 25 persen dari ukuran semula.Atrofi dapat pula terjadi karena keadaan (sakit) tertentu seseorang harus istirahat ditempat tidur dalam waktu yang lama.atrofi otot dapat diperkecil (diminasi) dengan cara memberikan stimulasi listrik,pemijatan,atau dengan latihan-latihan khusus.<br />b) Hernia abdominal,terjadi apabila dinding otot abdominal (bagian perut) sobek pada bagian yang lemah.Akibatnya, usus meejadi melorot kebawah masuk kedalam rongga perut Hernia yang terbanyak iylah jenis inguinal hernia yang akan tampak pada daerah lipat paha membesar.<br />c) Hipertrofi otot, merupakan kebalikan atrofi, yaitu otot menjadi besar dan menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena aktivitas otot yang berlebih (bekerja,latihan olahraga). Secara fisiologik hipertrofi tidak banyak menimbulkan gangguan pada gerak, bahkan kekuatan otot bertambah, tetapi dari segi estetik serina dipandang kurang baik untuk orang-orang dlam profesi tertentu. Namun hal ini tidaklah mutlak, karena dalam bidang olahraga bina raga hipertrofi otot malah merupakan nilai yang baik.<br />d) Kelahan otot,karena otot terus-menerus melakukan aktivitas, dan pada puncaknya terjadi kram atau kekejangan, yaitu otot tidak mampu lagi berkontraksi dan menimbulkan kesakitan.<br />e) Kaku leher(Stiff),terjadi karena peradangan otot trapesius leher akibat gerak atau hentakan kesalahan gerak. Leher menjadi sakit dan terasa kaku jika digerakkan.<br />f) Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena toksin bakteri tetanus (Clostridium tetani) yang berbentuk basil kedalam luka.<br />g) Distrofi otot, merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak; diperkirakan merupakan penyakit genetis(bawaan).<br />h) Miastenia grafis,otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan yang kadang-kadang dapat merupakan penyebab kematian. Penyebabnya masih sulit dideteksi, sehingga diduga berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh dan berkaitan pula dengan kelenjar tiroid. Kondisi yang paling berbahaya adalah jika paralisis(kelumpuhan) otot terjadi pada otot-otot yang mendukung system pernapasan.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-78208971558634499902011-10-15T20:49:00.000-07:002011-10-15T20:50:57.935-07:00MEKANISME GERAK TUMBUHANGERAK PADA TUMBUHAN<br />Salah satu ciri organisme adalah mampu menanggapi adanya rangsangan dari lingkungannya. Kemampuan ini disebut iritabilitas (peka terhadap rangsang) . Bentuk tanggapan terhadap rangsangan tersebut bermacam-macam. Rangsangan yang menyebabkan tumbuhan bergerak antara lain:<br />1. cahaya , misalnya batang tanaman bergerak kearah datangnya cahaya <br />2. gaya tarik bumi misalnya gerak tumbuhnya akar searah dengan arah gaya tarik bumi<br />3. sentuhan, misalnya tumbuhan putri malu akan mengatup jika disentuh. Namun, secara umum bentuk tanggapan tersebut yang tampak oleh kita adalah gerak. <br />Gerak pada organisme hidup tidak harus selalu berpindah tempat seluruh tubuh, tetapi meliputi pula pindah sebagian tubuh ataupun perubahan posisi tubuh. Struktur tubuh dan cara hidup tumbuhan berbeda dengan struktur tubuh dan cara hidup hewan dan manusia. Tumbuhan umumnya hidup menetap atau menempel pada mediumnya sedangkan hewan dan manusia hidup bebas. <br />Gerak pada tumbuhan hanya merupakan gerak dari sebagian organ-organnya saja, seperti akar, batang, ranting dan daun tumbuhan tidak mempunyai system syaraf indera. Walaupun tumbuhan tidak memiliki system syaraf, namun mempunyai tubuh yang tersusun atas sel-sel yang saling berdekatan dan berhubungan. Binding sel tumbuhan umumnya mengalami penebalan, tetapi ada bagian tertentu dari sel itu tidak menebal , sehingga seolah-olah ada celah disebut noktah. Melalui celah inilah plasma sel yang satu dengan sel tetangganya yang dihubungkan oleh benang-benang plasma disebut plasmodesma.<br />Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan berdasaarkan bagian apa yang bergerak dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi gerak tersebut. Macan gerak tersebut adalah:<br />1. gerak higroskopis<br />2. gerak endonom <br />3. gerak esionom<br /><br /><br />1.GERAK HIGROSKOPIS<br />yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh tumbuhan<br />Misalnya:<br />• gerak membuka dan menutupnya anulus pada kotak spora.<br />• pecahnya buah tanaman polong.<br />• Membuka dan menutupnya gigi peristom pada sporangium lumut<br />Bila buah polong misalnya buah bunga merak terkena sinar matahari, maka bagian yang terkena sinar matahari akan kehilangan air lebih banyak dari bagian yang tidak terkena sinar. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar air pada kedua sisi buah polong ini. Perbedaan kadar air ini menyebabkan mengembang dan mengerutnya kulit buah tidak seimbang, akibatnya sisi yang ikatanya kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada didalamnya akan melenting.<br /><br />2.GERAK ENDONOM<br />Gerak endonom adalah yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam tubuh tumbuhan sendiri. Ada pakar yang menyebutkannya dengan gerak spontan atau gerak karena kemauan sendiri sehingga sering disebut gerak autonom. Contoh gerak ini antara lain gerak sitoplasma, gerak kloroplas pada sel-sel daun lidah buaya dan selaput umbi bawang merah, serta gerak melilitnya batang kacang panjang, gadung dan umbi.<br />Pada gerak higroskopis kehilangan air yang tidak merata menyebabkan kadar air yang tidak merata pada seluruh bagian organ tubuh. Akibatnya berkerut dan berkembangnya bagian organ tubuh tersebut juga tidak merata. Dampak selanjutnya akan terjadi tank menarik antara bagian yang akan berkerut dan bagian yang akan berkembang. Bagian yang kuat akan menentukan arah gerak bagian tubuh tersebut.<br />Gerak macam ini ditemukan pada :<br />1.Gerak membuka dan menutupnya sel-sel Anulus pada Aporangium tumbuhan Paku<br />Pagi hari saat matahari mulai menampakkan sinarnya, fitoplankton termasuk Euglena yang mendekati arah sumber sinar. Gerak ini disebut fototaktis positif. Pada siang hari yang terik, intensitas cahaya terlalu tinggi sehingga melampaui batas toleransinya, menyebabkan fitoplakton bergerak menjauhi sumber cahaya. Jadi gerak ini merupakan fototaktis negatif. Hal yang sama juga dijumpai pada Chlamydomonas yaitu sejenis alga hijau bersel satu. Pada saat intensitas cahaya rendah atau sedang, alga ini akan bergerak mendekati sumber sinar. Jika intensitas cahaya meningkat hingga melebihi batas toleransinya maka alga ini akan bergerak menjauhinya. Jadi, dalam hal ini terjadi perubahan gerak dari fototaktis positif menjadi fototaktis negatif. Gerak pada fototaktis positif juga dijumpai pada jamur jenis Pilobolus. Spora jamur ini selalu bergerak menuju daerah yang cukup cahaya. Sedangkan pengertian fototaktis sendiri adalah :<br />Geotropi adalah: gerak tumbuh dari tumbuhan akibat gravitasi bumi. Contoh lain dari geotropi adalah : kecambah yang diletakkan diatas air raksa, akan memperlihatkan ujung akar yang membelok masuk kedalam air raksa (kearah pusat bumi), tetapi sejumlah kecambah yang ditempatkan pada roda yang berputar pada sumbu yang mendatar akan tumbuh dengan arah yang tidak menentu.<br />Macam-macam gerak endonom, yaitu:<br />1. Nutasi : <br />Gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari luar.<br />Misalnya:<br />Gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata. <br />2. Higroskopis : <br />Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air pada <br /> tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat kering pada <br /> kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora pecah.<br />Misalnya:<br />Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta). <br />3.GERAK ESIONOM<br />Gerak esionom adalah: gerak tumbuhan yang disebabkan adanya rangsangan dari luar. Rangsangan itu dapat berupa cahaya , gravitasi bumi, sentuhan , senyawa kimia, air dan sebagainya .Gerak esionom dibedakan menjadi tiga yaitu:<br />1. gerak nasti<br />2. gerak tropisme<br />3. gerak taksis<br /><br />1. Gerak Nasti<br />Gerak nasti adalah: gerak sebagian tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan dan gerak ini tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri yaitu yang dipengaruhi oleh sentuhan cahaya, kelembaban, maupun suhu lingkungan. Berdasarkan jenis rangsangnya,gerak nasti dibagi menjadi beberapa macam yaitu :<br />a. Seismonasti<br />Gerak seismonasti adalah: gerak membuka dan menutupnya daun majemuk yang disebabkan adanya getaran atau sentuhan. Mekanisme dari gerak ini disebabkan oleh perubahan turgor pada pulvini, sama seperti pada prinsip gerak tidur. Contoh : Gerak menutup daun putrid malu (Mimosa Pudica) saat disentuh.<br />b. Niktinasti<br />Gerak menutupnya daun pda banyak spesies leguminoceae pada waktu malam hari . gerak ini terjadi kareana timbulnya perubahan turgor suatu jaringan yang memiliki syruktur khusus pada persendian tangkai daun yang disebut pulvinus. Jaringan ini tersusun atas sel-sel khusus (sel motor) yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya dengan demikian akan menubah potensial air pada sel-sel tertentu<br />Bila ion K+ dipompa keluar dari sel-sel motor pada pulvini, maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-sel itu. Hal itu mnyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan pulvini di persendian daun sehinga tangkai daun menuju kebawah dan terjadilah gerak tidur. Contohnya terdapat pada flamboyan, turi, lamtorung, dan sebagainya.<br />c. Termonasti <br />Gerak termonasti adalah: gerak nasti karena adanya pengaruh suhu, misalnya bunga tulip didaerah dingin yang membuka karena pegaruh temperatur . bumga ini akan mengembang kembali bila mendadak mengalami kenaikan temperatur . dan akan menutup kembali bila temperatur menurun<br />d. Fotonasti <br /> Fotonasti adalah: gerak nasti karena pengaruh cahaya. Gerak ini dijumpai pada banyak tumbuhan , seperti gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore dan pagi hari dan menguncup pada malam hari, bunga waru, bunga mentimun dan sebangsanya.<br />Bunga-bunga tanaman tanaman tersebut tidak dapat setiap saat mekar. Mekarnya hanya pada jam-jam tertentu saja , yaitu sekitar pukul 16.00-17.00. Sebenarnya bukan tidak semata-mata cahaya tetap ada faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya bunga tersebut. Seperti suhu maupun kelembaban udara.<br />e. Gerak kompleks<br />Gerak kompleks yaitu gerak nasti yang terjadi karena berbagai faktor rangsang yang bekerja sama.Yang termasuk gerak kompleks misalnya gerak membuka, menutupnya sel penutup pada stoma atau mulut daun. Berbagai faktor yang mengatur membuka menutupnya mulut daun adalah <br />o cahaya (foto)<br />o suhu (termo)<br />o air (hidro) dan <br />o zat kimia atau enzim (kemo).<br />2. Gerak Tropisme<br />Gerak tropi atau tropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan akibat adanya pertumbuhan yang arahnya mendekati atau menjauhi sumber rangsang, kegiatan tersebut karena dipengaruhi rangsang dari luar seperti:<br />o cahaya matahari<br />o gravitasi bumi<br />o kelembaban <br />o air dan<br />o sentuhan<br />Jika arahnya mendekati sumber rangsang disebut tropisme positif. Sedangkan arahnya menjauhi sumber rangsang disebut tropisme negatif. Contoh :gerak batang mendekati matahari. Berdasarkan macam perangsangannya gerak tropisme dibedakan menjadi:<br />a. gerak fototropisme<br />b. gerak geotropi<br />c. gerak tigmotropi<br />d. gerak hidrotropi<br />e. gerak kemotropi<br />f. gerak termotropi<br />g. gerak calvanotropi<br />a. Gerak Fototropisme atau Heliotropisme<br />Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tidak bebas bagian hidup mendekati atau menjauhi rangsangan yang berupa cahaya matahari. Hal ini dapat kita lihat pada tanaman pot yang kita tempatkan dekat jendela yang cahayanya hanya datang dari satu sisi.<br />Gerak Fototropisme atau heliotropisme dapat dibedakan menjadi: Fototropisme atau heliotropisme positif dan Fototropisme atau heliotropisme negatif. Gerak tumbuh ujung batang menuju kearah datangnya cahaya adalah contoh gerak Fototropisme atau heliotropisme positif , sedangkan gerak pertumbuhan akar menjauhi sumber cahaya disebut Fototropisme atau heliotropisme negatif<br />Orang pertama yang melakukan eksperimen untuk mempelajari pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan batang adalah Charles darwin (ahli biologi dari inggris yang amat terkenal dalam mempelajari evolusi).<br /> Darwin malakukan percobaan pada perkecambahan kacang ijo. Perkecambahan dilakukan tiga kali myaitu pada saat biji kacang ijo sudah berkecambah <br />1. ujung batang tidak ditutup atau dibiarkan<br />2. ujung batang ditutup dengan kertas karbon<br />3. seluruh batang ditutup dengan kertas karbon<br />Percobaan lain untuk menyelidiki fototropi ini dengan menggunakan klinostat. Tumbuhan yang ditewmpatkan pada klinostat ini diletakkan mendatar dan diputar secara perlahan- lahan sehingga bagian tumbuhan tersebut mendapatkan cahaya secara merata. Akibatnya batang dan akar tumbuhan itu akan tetap mendatar<br />b. Gerak Geotropi<br />Geotropi adalah gerak tropisme yang menuju ke pusat bumi karena dipengaruhi oleh gravitasi. Gerak ini juga dapat dibedakan menjadi gerak tubuh akar menuju ke bumi (geotropisme positif), kalau gerakan akar menjauhi bumi seperti akar tumbuhan bakau disebut geotropisme negatif. Contoh gerak geotropi yang lain adalah pada saat bunga belum mekar, arah geraknya tegak ke atas, berarti geotropi negatif, sedangkan setelah terjadi pembuahan arah geraknya sejajar dengan gaya gravitasi bumi berarti gaya geotropi positif.<br />c. Tigmotropi atau Haptotropi<br />Tigmotropi adalah gerak membeloknya arah pertumbuhan bagian tubuh tumbuhan karena adanya rangsangan yang berupa sentuhan. Contohnya adalah gerak ujung sulur pada tumbuhan famili Cucurbiaceae seperti belingo, markisa dll.<br />Bila ujung sulur menyentuh ranting atau batanf tumbuhan lain pada sisi kirinya maka sulur akan membelok melilit kearah kiri. Bila tidak tersentuh ujung sulur akan yumbuh lurus. Bila tersentuh pada sisi kananya maka ujung ulur akan melilit memutar ke kanan<br />d. Hidrotropi<br />Gerak hidrotropi adalah: gerak bagian tubuh tumbuhan ke arah lingkungan yang lembab atau karena rangsang air.arah gerak pertumbuhan akar menuju lapisan tanah yang cukup air juga merupakan contoh gerak ini. Contohnya: gerakan akar yang selalu berusaha menjangkau daerah yang cukup air.<br />e. Kemotropi<br />Kemotropi adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh bahan kimia, misalnya, gerak ujung akar menuju lapisan tanah yang kaya unsur hara,gerak buluh serbuk sari yang menuju tempat pembentukan sel telur dan gerak akar napas menuju ketempat yang cukup O2. <br />f. termotropi<br />Termotrop adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh panas atau suhu<br />g. Calvanotropi<br />. Calvanotropi adalah gerak tropi yang disebabkan oleh pengaruh listrik. Sedangkan reotropi adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh aliran air.<br />3. Gerak Taksis<br />Berbeda dengan gerak tropi dan nasti di mana keduanya merupakan gerak tidak bebas, gerak taktis adalah gerak bebas atau pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi sumber rangsang. Jika arahnya mendekati sumber rangsang disebut taktis positif, jika arah geraknya menjauhi sumber rangsang disebut taktis negatif.<br />Taktis hanya dijumpai pada tumbuhan rendah atau bagian tumbuhan tinggi secara keseluruhan tidak pernah dijumpai. Berdasarkan Jenis-jenis rangsangan gerak taktis <br />a. fototaksis<br />b. kemotaksis<br />a. Fototaktis<br />Fototaktis adalah gerak bebas tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Gerak ini dijumpai pada tumbuhan hijau bersel satu dan spora jamur jenis tertentu. Contoh gerak fototaktis terdapat pada Euglena, pada pagi hari saat matahari mulai menampakkan sinarnya, Euglena bergerak mendekati sumber sinar.<br />b. Kemotaktis<br />Kemotaktis adalah gerak bebas tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Gerak ini dijumpai pada berbagai bakteri yang bersifat aerob dan organisme satu sel lainnya misalnya gerak spermatozoid yang tertarik sukrosa atau asam maleat pada arkegonium tumbuhan lumut atau paku dan gerakan bakteri aerob menuju tempat yang banyak O2<br />RANGKUMAN<br />1. Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi gerak higrokopis, gerak endonom (tanpa pengaruh dari luar) dan gerak esionom (karena pengaruh rangsang dari luar)<br />2. Gerak esionom dibedakan menjadi gerak nasti, tropisme dan taksis.<br />3. Nasti adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan sebagai respon terhadap rangsang dan arah gerah tidak ditentukan oleh suatu rangsang.<br />4. Berdasarkan jenis perangsangnya gerak nasti dapat digolongkan menjadi nik tinasti, seismenasti, fotonasti, termonasi dan gerak kompleks.<br />5. Tropisme atau tropi adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan dengan arah gerak yang ditentukan oleh arah oleh arah datangnya rangsang dan tropisme negatif bila manjauhi arah datangnya rangsang.<br />6. Gerak tropisme berdasarkan jenis perangsangnya dapat dibedakan menjadi fototropi, geotropi, tigmotropi, kemotropi dan hidrotopi.<br />7. Gerak takis adalah gerak pindah tempat keseluruhan tubuh tumbuhan atau bagian tubuh tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh rangsang.<br />8. Gerak taksis berdasarkan jenis perangsangnya dapat dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-63474575198365641022011-10-15T20:04:00.001-07:002011-10-15T20:04:20.940-07:00SISTEM KOORDINASIA. Sistem Saraf<br />Sistem koordinasi, terutama pada hewan-hewan tingkat tinggi, dilakukan oleh subsistem saraf dan subsistem hormon.<br />Untuk memahami fungsi koordinasi, terlebih dahulu perlu mengetahui penyusun jaringan saraf, yang pada dasarnya merupakan jaringan komunikasi. Penyusun jaringan ini adalah sel-sel yang mempunyai spesialisasi khusus, yang dibedakan menjadi dua, yaitu sel neuron dan neuroglia.<br />Sel neuron merupakan sel yang mempunyai sifat melanjutkan informasi, baik dari organ penerima rangsang ke pusat susunan saraf dan sebaliknya. Dengan demikian, berarti bahwa sel tersebut merupakan sel yang berfungsi dalam komunikasi, sedang sel-sel neuroglia selain memungkinkan terjadinya kegiatan neuron, juga merupakan kelompok sel yang memberikan nutrisi pada sel neuron serta memberikan bahan yang diperlukan untuk hidupnya.<br />Sel neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu 1) badan sel, yang berwarna kelabu dan mengandung nukleus dan nukleolus, 2) dendrit, suatu bangunan yang berupa lanjutan plasma, dan berfungsi meneruskan impuls saraf (informasi) menuju badan sel, dan 3) akson, yang berfungsi untuk meneruskan impuls saraf dari badan sel ke sel lain.<br />Sel neuron ada yang mempunyai selubung, disebut selubung mielin, yang berfungsi sebagai pelindung atau isolator. Di bagian tertentu, terdapat bagian akson yang tidak terselubung disebut sebagai Nodus Ranvier. Selubung disusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann.<br />Mengenai sistem saraf ini berturut-turut akan diuraikan tentang 1) struktur saraf pusat dan saraf tepi, 2) lengkung refleks dan gerak refleks, 3) saraf otonom, dan 4) bahaya penggunaan obat-obatan dan narkotika terhadap sistem saraf.<br />1. Struktur Saraf Pusat dan Saraf Tepi<br />Sebagai sistem koordinasi yang mempunyai fungsi mengatur dan mengendalikan, maka dikenal adanya pusat pengaturan yang disebut sistem saraf pusat, dan sistem yang menyampaikan informasi ke pusat pengaturan dan dari pusat pusat pengaturan yang disebut sistem saraf tepi.<br />a. Sistem Saraf Pusat<br />Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum. Otak dibedakan menjadi otak besar, otak tengah, otak depan dan otak kecil. Sumsum dibedakan menjadi sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang.<br />Sistem saraf pusat, baik otak maupun sumsum dilindungi oleh suatu selaput yang terdiri atas jaringan pengikat yang disebut meninges. Meninges dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu lapisan paling luar disebut durameter, merupakan selaput yang kuat, lapisan yang ditengah disebut arachnoid, sedang lapisan yang paling dalam, dan juga paling tipis disebut piameter. Di antara piameter dan arachnoid terdapat ruang yang disebut ruang subarachnoid, berisi cairan yang disebut sebagai cairan serebrospinal. Cairan ini juga merupakan pelindung karena sifatnya meredam benturan yang mungkin terjadi, baik pada otak, yaitu antara otak dan tulang kepala, maupun pada sumsum tulang belakang yaitu, antara sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.<br />1) Otak Besar<br />Otak besar atau serebrum terdiri dari bagian belakang (lobus oksipitalis), bagian samping (lobus temporalis) dan bagian depan (lobus frontalis). Lobus oksipitalis mempunyai peranan yang berhubungan dengan penglihatan. Bahkan sebuah pukulan yang diarahkan pada otak bagian belakang ini dapat menimbulkan sensasi adanya kilatan cahaya. Bila bagian ini rusak atau diambil, penderita akan mengalami kebutaan meskipun faal matanya normal.<br />Pusat pendengaran terletak pada serebrum bagian samping (lobus temporalis) di sebelah atas telinga. Serebrum juga dibedakan menjadi bagian depan (lobus frontalis) dan bagian belakang (lobus parientalis) yang disebabkan adanya suatu lekukan atau parit. Serebrum bagian depan ada kaitannya dengan pengendalian gerak otot, sedang serebrum bagian belakang bersifat sensorik karena peka terhadap perubahan yang menyangkut panas, dingin, tekanan dan sentuhan pada alat indera di kulit.<br />Mengingat bahwa serebrum dapat menerima sensasi penginderaan, dan juga ada bagian yang mengendalikan dan mengatur kerja organ-organ tertentu sehingga bersifat motorik, maka serebrum dapat dibedakan menjadi beberapa area (daerah), yaitu: 1) area sensorik, yang ada kaitannya dengan penerimaan rangsang dari organ penerima (reseptor) yang terletak di indera, 2) area motorik, yang berperan untuk merespons rangsang yang sampai ke otak, melalui informasi atau perintah yang dikirim ke pelaksana atau efektor, seperti otot dan kelenjar, dan 3) area asosiasi, yang menghubungkan area motorik dan area sensorik.<br />Area asosiasi merupakan area yang memegang peranan penting dalam proses belajar, seperti berpikir, membuat suatu keputusan atau kesimpulan, menyimpan ingatan dan yang berkaitan dengan belajar bahasa. <br />2) Otak Tengah<br />Otak tengah memegang peranan pada refleks mata, juga yang berkaitan dengan tonus otot dan posisi atau kedudukan tubuh. Tonus otot adalah suatu kontraksi sebagian dari otot secara terus-menerus.<br />3) Otak Depan<br />Otak depan (diensefalon) terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus berfungsi untuk menerima semua rangsangan yang berasal dari reseptor, kecuali bau, dan selanjutnya meneruskan ke area sensorik serebrum. Hipotalamus mempunyai fungsi yang berkaitan dengan pengaturan suhu, pengaturan nutrian, penjagaan agar tetap bangun dan penumbuhan sifat agresip.<br />4) Otak Kecil<br />Otak kecil (serebelum) memegang peranan dalam pengaturan yang terkoordinasi terhadap otot, tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Gerakan yang halus dan luwes juga terkoordinasi oleh serebelum ini. Koordinasi adalah berfungsinya alat-alat yang saling berhubungan secara selaras dan teratur, khususnya tentang pengarturan otak besar terhadap kegiatan kelompok-kelompok otot dalam melaksanakan gerakan. <br />5) Sumsum Lanjutan<br />Peranan sumsum lanjutan atau medula oblongata adalah mengatur denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, melakukan gerak menelan, batuk, bersin dan bersendawa serta muntah. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan sumsum tulang belakang dan otak disebut pons. Pada bagian ini terjadi pengaturan pernapasan.<br />6) Sumsum Tulang Belakang<br />Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan medula oblongata terus ke bawah sampai ke vertebra lumbalis kedua. Di bagian tengah berkas saraf dijumpai adanya saluran yang berisi cairan serebrospinal, seperti yang terdapat di otak. Pada potongan melintang, bentuk sumsum tulang belakang dengan bagian tengah yang berwarna kelabu terlihat seperti huruf H, sedangkan di bagian luarnya berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson, bentuknya seperti tiang. Bangunan yang seperti huruf H atau sayap tersebut dibedakan menjadi sayap vrental yang mengandung badan neuron motorik, yang aksonnya menuju efektor, sedangkan sayap dorsal mengandung badan neuron sensorik. Sumsum tulang belakang memegang peranan pada terjadinya refleks. Ventral artinya mengenai atau mengarah ke perut. Dorsal artinya mengenai atau mengarah ke punggung. <br />b. Sistem Saraf Tepi<br />Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) pada dasarnya terdiri dari lanjutan sel saraf yang berfungsi untuk membawa impuls saraf atau rangsangan saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Dari segi arah impuls, sistem saraf tepi dapat dibedakan menjadi 1) sistem aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan 2) sistem saraf eferen, yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor. <br />Dari segi asal atau kaitannya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi, 1) Saraf otak atau saraf kranial, yang jumlahnya 12 pasang, dan 2) saraf tulang belakang, yang jumlahnya 31 pasang. <br />Saraf yang berasal dari atau yang ada kaitannya dengan sumsum tulang belakang merupakan campuran berbagai saraf, karena yang berasal dari akar dorsal yang bersifat sensorik, kemudian menjadi satu ikatan dengan saraf yang berasal dari bagian ventral yang sifatnya motorik.<br />Telah diketahui bahwa saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Dalam hal ini dibedakan pula adanya 1) neuron sensorik, yang menyusun saraf sensorik, 2) neuron motorik, yang menyusun saraf motorik, dan 3) neuron asosiasi, terdapat di otak dan sumsum tulang belakang, dan menghubungkan neuron sensorik dan motorik.<br />Informasi berita yang disebut sebagai impuls saraf dapat berlangsung karena adanya proses konduksi. Konduksi ini dapat terjadi karena adanya loncatan listrik yang disebabkan karena antara neuron satu dan yang lain terdapat jarak yang disebut sinapsis. Konduksi semacam ini disebut sinapsis listrik. Hal ini dimungkinkan karena plasma sel saraf dalam keadaan istirahat sehingga membran bagian luarnya bermuatan listrik positif. Pada waktu ada impuls maka membran yang tadinya bermuatan positif akan berubah menjadi negatif dan membran yang berikutnya juga akan menjadi negatif sedang yang tadinya negatif kembali menjadi positif. Demikian seterusnya sehingga terjadi konduksi impuls.<br />Selain sinapsis listrik dikenal pula adanya sinapsis kimiawi, yaitu informasi diasmpaikan melalui suatu zat kimia tertentu, yang disebut neuro transmitter. Konduksi impuls hanya berlangsung ke satu arah, dari neuron prasinapsis ke neuron pasca-sinapsis. Selain sinapsis antarneuron, juga dikenal adanya sinapsis antara neuron dan otot (muskulus). Sinapsis semacam ini disebut sinapsis neuro-muskeler, dan yang menghubungkan sel saraf dengan sel kelenjar, disebut sinapsis neuroglanduler (grandula adalah istilah untuk kelenjar).<br />2. Lengkung Refleks dan Gerak Refleks<br />Refleks pada dasarnya merupakan suatu mekanisme respons dalam rangka mengelak dari suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau mencelakakan. Ciri refleks adalah respons yang terjadi berlangsung secara cepat dan tidak disadari oleh yang bersangkutan. Refleks semacam ini digolongkan pada refleks bawaan yang pusatnya pada sumsum tulang belakang. Impuls saraf berasal dari reseptor dibawa oleh saraf aferen, yang bersifat sensorik, menuju ke sistem saraf pusat, yaitu sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang impuls ditransfer oleh neuron asosiasi dari neuron sensorik ke neuron motorik. Dari neuron motorik impuls dialirkan melalui saraf motorik ke efektor.<br />Mari kita coba untuk mengingat bagaimana bila seseorang kakinya tertusuk duri? Gerak spontan yang terjadi adalah yang bersangkutan menarik kakinya. Hal ini jelas merupakan gerak refleks, tetapi sering terjadi adanya kemungkinan bahwa selain yang bersangkutan menarik kakinya juga berteriak mengaduh secara spontan. Demikian pula dengan kedua tangannya yang langsung memegang kaki yang ditarik tersebut. Bila hal ini terjadi, maka refleks semacam ini disebut refleks kompleks sebagai kebalikan refleks tunggal yang hanya mengikut sertakan efektor tunggal. Ada kemungkinan bahwa teriakan mengaduh tersebut tidak terjadi secara spontan, artinya ada waktu tenggang yang agak lama. Bila hal ini terjadi, maka semua gerak tadi adalah refleks, kecuali teriakan mengaduh yang merupakan gerak yang disadari. Ini berarti bahwa selain ada impuls saraf yang menuju ke pusat refleks (sumsum tulang belakang), juga ada impuls saraf yang menuju ke pusat sadar (otak besar).<br />Ada pula respons yang terjadi dengan cepat dan tidak disadari karena sifatnya rutin (sudah dilakukan berkali-kali), yaitu respons yang tadinya dilakukan dengan kesadaran penuh, bila dilakukan berulangkali maka akhirnya akan terjadi respons dengan “tidak disadari”. Misalnya, bila kepada seorang pelajar SMU ditanyakan berpa 7×8, maka secara spontan yang bersangkutan dapat menjawab hasilnya secara benar. Berbeda dengan kalau hal ini ditanyakan kepada seorang anak SD kelas IV, maka ia akan berpikir lama untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut. Orang awam akan menyebut peristiwa ini sebagai refleks, bukan refleks bawaan tetapi refleks yang dipelajari. Tentu saja, istilah ini tidak benar, karena impuls saraf semuanya menuju ke otak besar sebagai pusat kesadaran. Bagaimana dengan gerak spontan pada seseorang yang telah mendalami bela diri, katakanlah seorang yang dijuluki pendekar, apakah tergolong refleks? <br />3. Sistem Saraf Otonom<br />Sistem saraf otonom merupakan sistem yang mengendalikan gerak organ-organ tubuh yang bekerja secara otomatik, seperti denyut jantung, gerak otot polos pada organ-organ dalam, perubahan pupil, dan kontriksi (mengkerut) dan dilatasi (melebarnya) pembuluh darah. Sifat sistem saraf otonom tersebut adalah motorik, dengan demikian digolongkan pada saraf eferen. <br />Meskipun demikian ada perbedaan antara saraf otonom yang eferen ini dengan saraf yang tergolong pada sistem saraf perifer yang eferen. Sasaran saraf perifer yang eferen adalah otot-otot yang bekerja di bawah kehendak, yang dinamakan sebagai saraf eferen somatik, sedang saraf eferen yang tergolong pada sistem saraf otonom sasarannya adalah organ dalam (viseral), yang dinamakan viseral everen.<br />Sistem saraf otonom terdiri dari (1) saraf simpatik, dan (2) saraf parasimpatik. Kedua saraf tersebut bekerja pada efektor yang sama, namun pengaruh kerjanya adalah berlawanan. Karena itu dikatakan keduanya bersaifat antagonistik.<br />Ada anggapan bahwa efek kerja saraf simpatik adalah memacu atau mempercepat kerja organ, sedang saraf para simpatik kerjanya menghambat atau memperlambat. Dalam hal tertentu hal ini memang benar, seperti yang terjadi pada jantung. Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, sedang saraf parasimpatik memperlambat denyut jantung, sehingga jantung kembali berdenyut secara normal. Akan tetapi dalam hal lain, seperti pada alat pencernaan terjadi sebaliknya, proses pencernaan dipercepat oleh saraf para simpatik dan diperlambat oleh saraf simpatik sehingga kembali normal.<br />Dari efek kerja yang berlawanan tersebut, jelas bahwa produknya suatu peristiwa yang menuju pada keadaan yang normal. Bandingkan hal ini dengan efektor yang kerjanya dipacu oleh saraf motorik yang bukan saraf otonom! Efektor tersebut memang akhirnya akan kembali bekerja secara normal, tetapi memerlukan waktu yang lama, lagi pula tergantung pada adanya pacuan tersebut. Bila sudah tidak ada pacauan lagi maka secara perlahan-lahan efek pacuan tersebut akan hilang.<br />Sistem saraf otonom tidak sepenuhnya otonom, dalam arti bahwa kerjanya tidak ada yang mempengaruhi. Saraf otonom dapat dipengaruhi antara lain oleh hipotalamus yang mempunyai hubungan baik dengan saraf parasimpatik maupun saraf simpatik. Bagian posterior dan lateral hipotalamus, bila dirangsang akan mempercepat denyut jantung, menaikkan tekanan darah karena adanya kontriksi pembuluh darah, juga menaikkan kecepatan respirasi, melebarnya pupil dan menghambat kegiatan saluran pencernaan. Bagian depan dan sisi medial hipotalamus mengendalikan saraf parasimpatik. Efeknya berupa kebalikan efek yang disebabkan oleh saraf simpatik. <br />Kerja normal tubuh atau anggota tubuh, secara tidak kita rasakan adalah dalam keadaan terkoordinasi dengan baik. Organ yang berfungsi untuk ini adalah otak kecil (serebelum). Tidak hanya masalah koordinasi antara anggota tubuh saja yang diatur oleh serebelum, tetapi juga posisi tubuh keseluruhan, juga hubungan antara organ tubuh dengan benda-benda yang di luar tubuh. Lokasi atau tempat bagian-bagian tubuh kita pun telah “terpetakan” sehingga dapat dikoordinasi dengan anggota tubuh yang lain. Dengan lain perkataan lokasinya dikenal oleh anggota tubuh yang lain sehingga bisa dijangkau walaupun tidak dengan pertolongan indera. <br />B. Hormon<br />Komponen sistem koordinasi adalah sistem saraf dan sistem endokrin. Kemampuan luar biasa yang secara spontan muncul pada seseorang karena ketakutan, selain disebabkan oleh kerja sistem saraf, juga dipengaruhi oleh kerja sistem hormon. Pada saat orang dalam keadaan ketakutan, timbul perjuangan dalam diri orang tersebut untuk melawan mati-matian atau lari menghindar. Pada saat itu kelenjar adrenalin yang terletak di atas ginjal, yang disebut kelenjar suprarenalis, menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi untuk mempertinggi frekuensi jantung dan memperkuat denyutnya. Selain itu hormon tersebut mempengaruhi terjadinya perubahan kimiawi, yaitu dalam bentuk perubahan glikogen menjadi glukosa. Dengan demikian kebutuhan energi dapat dipenuhi karena glukosa merupakan zat makanan sebagai sumber energi.<br />Berikut akan dijelaskan berturut-turut mengenai 1) kelenjar-kelenjar endokrin, 2) hormon estrogen dan progesteron dalam teknologi Keluarga Berencana (KB), dan 3) hubungan hormon dengan sistem saraf.<br />1. Kelenjar-kelenjar Endokrin<br />Sistem endokrin adalah sistem yang meliputi aktivitas beberapa kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas steruktur tubuh, baik yang berwujud sel, jaringan atau organ. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus, yaitu saluran yang bermuara langsung ke dalam pembuluh darah, dan bukan ke dalam rongga tubuh, oleh sebab itu disebut sebagai kelenjar buntu.<br />Kelenjar endokrin menghasilkan sekrit dalam atau sekrit internal. Sekrit yang diproduksi masuk ke peredaran darah secara langsung dan beredar bersama darah. Kelenjar endokrin menghasilkan sekrit internal, berupa zat organik yang sifatnya khusus dalam jumlah yang kecil tetapi mutlak dibutuhkan oleh tubuh karena mempunyai fungsi regulasi yang integral.<br />a. Macam Kelenjar Endokrin dan Letaknya<br />Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan:<br />1) Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses metebolisme,<br />2) Kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin, <br />3) Kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus yang terdapat di rongga dada.<br />Ditinjau dari aspek macam dan lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi:<br />1) Kelenjar hipofisis, yang terletak pada dasar otak besar;<br />2) Kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai keenjar gondok yang letaknya di daerah leher;<br />3) Kelenjar paratiroid, juga disebut sebagai kelenjar anak gondok yang letaknya di dekat kelenjar gondok;<br />4) kelenjar pankreas, dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans, yang letaknya di dekat ventrikulus (perut besar).<br />5) kelenjar adrenal atau suprarenalis yang terdapat di bagian atas ginjal; dan<br />6) kelenjar gonad atau kelenjar kelamin, yang pada wanita terletak di daerah abdomen (perut), sedang pada pria letaknya di buah zakar dalam kantung buah zakar (skrotum).<br />b. Fungsi kelenjar endokrin<br />1) Kelenjar hipofisis<br />Kelenjar hipofisis mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tulang panjang, sehingga berkaitan dengan pertumbuhan tinggi seseorang. Penyimpangan yang menyangkut kelenjar ini, dikenal dengan adanya menusia raksasa yang sering dipertontonkan dalam sirkus. Hormon ini juga mempunyai aktivitas kelenjar hormon lain, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, kelenjar gonad (kelenjar kelamin), dan juga mempengaruhi sekresi air susu, mempercepat pertumbuhan serta mengatur keseimbangan air.<br />Kelainan kerja hormon ini dapat dibedakan menkjadi dua, yang pertama disebabkan karena hipersekresi atau kerja hormon berlebihan sehingga menghasilkan sekrit yang banyak. Keadaan ini juga disebut hiperfungsi, dan yang kedua adalah sebaliknya yang disebut hiposekresi yang disebabkan karena hipofungsi.<br />Dalam keadaan hiperfungsi, maka akibat yang terjadi adalah pertumbuhan yang luar biasa. Kelainan ini disebut gigantisme, yaitu suatu pertumbuhan raksasa. Gigantisme hanya terjadi pada pertumbuhan remaja, sebab bila terjadi di luar masa pertumbuhan normal, yaitu di atas umur 25 tahun maka kelainan yang terjadi disebut akromegali. Dalam hal ini pertumbuhan hanya terjadi pada ujung-ujung tulang saja. Misalnya dagu memanjang, demikian pula ujung-ujung jari, tetapi pertumbuhannya tidak serasi.<br />Dalam keadaan hipofungsi, maka pertumbuhan terhambat sehingga penderita digolongkan pada manusia kerdil. Dalam hal ini, walaupun pertumbuhan tulang terhambat, tetapi pertumbuhannya tetap serasi.<br />Berikut Hormon yang dihasilkan Kelenjar Hipofisis<br /> 1. Hormon Adenotrop : Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.<br />2. Hormon Treotrop : Mempengaruhi kerja kelenjar anak gondok.<br />3. Hormon Prolaktin (laktogen) : Mempengaruhi kerja kelenjar anak susu.<br />4. Hormon Gonadotrop : Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin<br /><br />2) Kelenjar Tiroid dan Paratiroid<br />Kelenjar-kelenjar ini terletak di daerah leher, dekat dengan tulang rawan yang disebut buah adam. Keistimeaan kelenjar tiroid adalah kaya akan pembuluh darah. Diperkirakan sebanyak empat liter darah mengalir di daerah ini selama satu jam.<br />Kelenjar tiroid menghasilkan tigan macam hormon, yang dua macam serupa, yaitu tiroksin dan triiodotironin. Yang ketiga adalah kalsitonin. Hormon tiroksin mempunyai fungsi yang luas, yaitu mempengaruhi proses metabolisme, proses produksi panas, dan oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali di otak dan limpa. Hormon ini juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, kematangan seks, dan distribusi air dan garam dalam tubuh. Di dalam hati, hormon tiroksin ikut berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa. <br />Hormon kalsitonin berperan dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Bila kadar ion kalsium dalam darah naik, maka kadar kalsitonin naik pula sehingga kalsium di endapkan di tulang.<br />Kelenjar paratiroid terletak di bagian dorsal kelenjar tiroid. Hormon yang dihasilkan disebut parathormon. Bila kadar kalsium dalam darah lebih rendah dari normal, maka kadar parathormon disekresikan. Peristiwa ini menyebabkan larutnya kalsium dalam tulang, kemudian masuk dalam darah dalam bentuk ion kalsium.<br />Hipofungsi atau hiposekresi kelenjar tiroid menyebabkan terjadinya penyimpangan pada anak-anak yang disebut kretinisme, yaitu pertumbuhannya terhambat, baik fisik maupun mentalnya. Bila hal ini terjadi pada orang dewasa, maka terjadi mix-oedem, yaitu suatu kegemukan yang luar biasa (obesitas), dan kecerdasan penderita menurun. Hipersekresi atau hiperfungsi kelenjar tiroid dapat menyebabkan penderita bertanbah aktivitas kerja atau kegiatannya tetapi badan tetap kurus. Kelainan ini disebut kelainan Basedow.<br />Hiperfungsi kelenjar paratiroid akan mengakibatkan jumlah kalsium dalam darah bertambah, sehingga menyebabkan terjadinya pengendapan kalsium di ginjal yang dikenal sebagai batu ginjal. Dalam keadaan hipofungsi kelenjar paratiroid akan terjadi kejang-kejang otot yang disebut tetani. Hal ini akan menyebabkan kematian bila menyerang otot pernafasan. <br />3) Kelenjar Adrenal dan Gonad<br />Kelenjar adrenal terdapat di bagian atas ginjal dan menghasilkan hormon golongan kortikoid. Ini terjadi bila kelenjar mendapat rangsangan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang berasal dari hipofisis. <br />Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal adalah, 1) hormon kortikoid-mineral yang menyerap natrium dari darah dan sekaligus mengatur reabsorbsi air pada ginjal, 2) hormon gluko-kortikoid yang berperan dalam menaikkan kadar glukosa darah, juga pengubahan protein menjadi glikogen di hati dan seterusnya mengubah glikogen menjadi glukosa, dan 3) hormon androgen yang mempunyai fungsi bersama-sama dengan hormon yang berasal dari gonad untuk menentukan sifat kelamin sekunder pria. Ketiga hormon tersebut dihasilkan oleh bagian luar atau korteks kelenjar adrenalin. Di bagian medula atau bagian dalam kelenjar adrenalin, dihasilkan hormon epinefrin atau yang dikenal dengan nama lain, adrenalin.<br />Kelenjar kelamin atau gonad mempunyai sifat endokrinik karena menghasilkan hormon, namun sekaligus bersifat sitogenik karena menghasilkan sel kelamin. Pada wanita hormon yang utama dihasilkan adalah estrogen dan prostogen. Kedua hormon tersebut mempunyai fungsi untuk penebalan dinding uterus dalam kaitannya dengan penyiapan penerimaan telur yang sudah masak dan siap untuk dibuahi. Perbaikan dinding uterus karena proses menstruasi juga dipengaruhi oleh hormon tersebut. Hormon estrogen mempunyai peranan dalam penampakan ciri-ciri wanita, seperti bertambahnya tumpukan lemak di daerah dada, pantat, dan paha, serta suara yang terkesan lembut dan mempunyai nada tinggi.<br />Pada pria hormon yang dihasilkan adalah testosteron yang diproduksi di testis atau buah zakar. Hormon ini berperan dalam menampakkan ciri pria, seperti berjanggut, dan pertumbuhan otot serta perkembangan tali suara sehingga suara menjadi keras dan kasar.<br />Kelainan pada kelenjar adrenal adalah peristiwa yang disebut virilisme, yaitu timbulnya ciri kelamin sekunder pria pada wanita. Ini terjadi pada hipersekresi. Juga penyimpangan Coushing syndrome, yang terjadi karena hiperfungsi atau hipersekresi kelenjar adrenal bagian korteks yang mengakibatkan membulatnya muka menyerupai bulan. Hal ini berkaitan dengan redistribusi lemak. Hipofungsi kelenjar adrenal menyebabkan terjadinya penyakit Addison, sehingga menyebabkan pigmentasi kulit berlebihan. Gangguan pada kelenjar gonad adalah gangguan pada menstruasi dan tumbuhnya tumor. <br />4) Kelenjar Pankreas<br />Hormon yang dihasilkan kelenjar ini adalah hormon insulin, yang memegang peranan dalam menurunkan kadar gula darah. Proses ini sekaligus diikuti penimbunan glikogen di hati.<br />Hiposekresi hormon ini akan menyebabkan kelainan yang disebut kencing manis (diabetes mellitus) yang ditandai dengan naiknya kadar gula darah. Akibatnya sebagian gula akan dibuang melalui urine. Penderita mengalami kekurangan glukosa sehingga lemas, dan banyak minum karena pada penderita pembuangan air kencing banyak. Energi menjadi kurang sehingga penderita merasa selalu lapar, dan akibatnya nafsu makannya bertambah.<br />Kemungkinan dapat terjadi bahwa sebagai pengganti glukosa, protein dan lemak tubuh dirombak menjadi glukosa. Namun pencernaan lemak yang cepat ini mengakibatkan terjadinya senyawa keton yang bersifat racun. Terkumpulnya keton dalam darah menyebabkan asidosis atau keasaman darah meningkat. Keadaan ini bersifat fatal bila penyakit tersebut menjadi kronis. Komplikasi penyakit diabetes adalah gangguan pada jantung, dan ginjal, sehingga bila perawatan tidak memadai dapat mengakibatkan kematian. Dengan pengobatan yang teratur, penderita dapat hidup normal, berumur panjang seerti layaknya bukan penderita diabetes.<br />5. Hormon Estrogen dan Progesteron dalam Teknologi KB<br />Usaha menjarangkan kelahiran yang di negara kita termasuk dalam gerakan Keluarga Berancana (KB), dilakukan dengan bermacam-macam teknik. Dengan kata lain usaha ini sudah diteknologikan. <br />Berikut ini cara-cara yang dikenal untuk menjarangkan kelahiran.<br />a. Cara mekanik<br />Cara ini adalah usaha mencegah bertemunya sperma dengan sel telur, antara lain dengan mencegah masuknya sperma dalam uterus. Cara yang sangat dikenal adalah penggunaan kondom pada pria, dan diafragma pada wanita yang pada prinsipnya untuk menutup lubang leher rahim. Di negara kita penggunaan diafragma ini kurang dikenal dibanding dengan penggunaan IUD (ultra uterine device), seperti spiral. <br />b. Cara sterilisasi<br />Cara ini dilakukan dengan memotong saluran tuba pada wanita, atau mengikatnya dengan harapan pada suatu waktu dapat dilepas sehingga dapat menyalurkan sel telur yang sudah masak ke uterus untuk dibuahi. Upaya ini dikenal sebagai tubektomi. Pada pria juga dilakukan pengikatan atau pemotongan saluran yang menyalurkan sperma dari testis. Saluran tersebut dikenal dengan nama vas diferens.<br />c. Cara kimiawi dan hormon<br />Pada prinsipnya cara ini adalah cara untuk mematikan sperma, sehingga yang digunakan adalah spermatisida. Spermatisida ini dapat dicampur dengan zat yang dikenal dengan nama jeli, karena kekentalannya seperti jeli yang dipakai untuk mengoles roti. Ada pula yang diwujudkan dalam bentuk krim atau busa. <br />Cara lain yang digunakan adalah dengan memanipulasi kerja hormon. Dalam hal ini digunakan hormon sintetik progestin dan estrogen yang diwujudkan dalam bentuk pil. Adanya hormon sintetik ini mengakibatkan terjadinya proses penebalan dinding uterus dan juga penekanan pada hipofisis sehingga sekresi leteinizing hormon (LH) dan follicle stimulating hormon (FSH) berkurang. Hal ini bila terus terjadi, dapat mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi atau pemasakan sel telur, sehingga tidak mungkin terjadi fertilisasi.<br />Bila yang bersangkutan ingin lagi mempunyai anak, maka penggunaan pil tersebut dapat dihentikan. Pemakai pil KB perlu menggunakan kombinasi estrogen dan progestin yang tepat, sebab ternyata hal ini bersifat individual. Efek samping yang terjadi adalah berupa hipertensi.<br />Selain diwujudkan dalam bentuk pil, hormon sintetik tersebut dapat pula diwujudkan dalam bentuk suntikan. Ada pula yang dimasukkan dalam kapsul yang selanjutnya ditempatkan di bawah kulit tangan, yang disebut dengan susuk KB.<br />6. Hubungan Hormon dan Saraf<br />Sistem saraf dan sistem endokrin keduanya tergolong dalam sistem koordinasi. Semua sistem koordinasi berkaitan dengan proses penyampaian informasi. Selain penyaluran informasi pada sinapsis, seperti yang telah diuraikan dalam bentuk sinapsis listrik, (yaitu yang menyangkut penyaluran informasi melalui saraf karena adanya perubahan muatan listrik sewaktu terjadi impuls), ada dua penyaluran informasi melalui zat kimia, yang disebut neurotransmitter.<br />Penyaluran informasi melalui saraf ternyata lebih cepat dibanding dengan penyaluran informasi melalui sistem endokrin, karena hormon yang dihasilkan dan berperan dalam informasi tersebut harus masuk ke peredaran darah. Dengan demikian, sasaran penyaluran informasi melalui saraf adalah pasti, sedang saluran informasi melalui sistem endokrin tidak demikian. Mengapa? Namun demikian, informasi yang dibawa oleh sistem saraf adalah terlalu umum, yaitu semuanya diterjemahkan dalam bentuk muatan positif dan negatif, sedangkan informasi melalui hormon juga tertentu sesuai dengan sifat zat, karena hormon adalah zat kimia. Suatu hubungan yang unik antara kelenjar hormon dan sistem saraf adalah hipofisis yang dikenal sebagai “the master gland” karena mempengaruhi banyak kelenjar endokrin, ternyata sifatnya tidak otonom. Kerjanya dipengaruhi oleh hipotalamus. Sebagai contoh adalah orang yang lari ketakutan dan mempunyai energi yang luar biasa, disebabkan oleh kerja hormon adrenalin, tetapi hormon ini baru bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Perlu diketahui bahwa keputusan untuk lari atau melawan dipengaruhi oleh pertimbangan sadar tentang kekuatan lawan dan sekaligus kekuatan diri sendiri.<br />Hal yang menunjukkan adanya kerjasama sistem endokrin dengan sistem saraf adalah keadaan yang menyebabkan seseorang dalam situasi gawat karena mengalami dehidrasi atau kehilangan air. Keadaan ini dilacak oleh saraf tertentu di hipotalamus, yang selanjutnya meneruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian menghasilkan hormon anti-diuretik, sehingga pembuangan cairan dalam bentuk urine terhenti. <br />C. Indera<br />Reseptor yang bertugas menerima rangsang disebut indera. Dahulu kita menyebut adanya lima indera, (pancaindera), yaitu indera-indera yang terdapat pada kulit (peraba), lidah, hidung, telinga dan mata. Setiap indera terdiri atas alat penerima rangsang dan urat saraf yang membawa dan memberitahukan rangsang tersebut ke pusat saraf. Indera hanya dapat bekerja sempurna apabila: <br />1. Tidak ada gangguan pada alat penerima rangsang.<br />2. Tidak ada gangguan pada urat saraf penghubung dan pusat saraf.<br />3. Tidak ada gangguan pada pusat saraf di otak.<br />Kita memiliki alat menerima rangsang dari luar (eksteroseptor), rangsang dari dalam (interoseptor), dan rangsang yang ada di dalam otot (proprioseptor).<br />1. Kinestesis<br />Kecuali panca indera, ada pula sejumlah “indera” yang terdapat pada otot, urat otot, jaringan ikat sendi, dan sendi. Indera tersebut dinamakan kenestesis. Kinestesis dapat membantu koordinasi sikap tubuh. Dengan adanya indera ini, kita dapat membuka baju dengan mata tertutup, mengikat tali sepatu. <br />2. Peraba<br />Indera peraba dan perasa disebut tangoreseptor dan terdapat pada kulit. Beberapa diantaranya merupakan ujung urat saraf yang bebas dan ada pula yang berkelompok, serta terselubung, yang disebut ujung saraf korpuskel, atau puting peraba. Indera peraba dan perasa tersebut di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kelamin. Rangsang yang dapat diterima, misalnya panas, dingin, kasar, dan halus. Indera peraba dan perasa terdapat pula di dalam alat-alat dalam tubuh, sehingga kita dapat merasa lapar, haus, rasa ingin kencing dan sebagainya.<br /><br /><br />3. Pengecap dan Pembau<br />Rangsang yang diterima lidah berupa rasa kecap, yang diterima hidung berupa bau, dan yang diterima oleh sel-sel kemosereptor, yakni apa yang terdapat di lapisan selaput lendir. Indera pengecap mampu menerima rangsang dari zat yang larut dan indera pembau menerima rangsang dari zat kimia yang menguap.<br />Indera pengecap terutama terdapat pada lidah dalam bentuk puting pengecap. Di samping itu, ada juga sedikit yang terdapat pada langit-langit lunak dan lengkung langit-langit. Bagian lidah yang mampu merasakan asin terdapat di bagian depan, rasa manis di bagian tepi, rasa asam di tepi bagian belakang, dan rasa pahit di bagian tengah belakang. <br />Indera pembau terdapat di hidung, yakni pada lapisan selaput lendir. Indera ini mamapu menerima rangsang berupa bau atau oflaksi oleh sel pembau. Sel pembau ini mempunyai ujung-ujung berupa rambut-rambut halus. Rambut-rambut ini dihubungkan oleh urat saraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat saraf olfaktori menuju pusat pencium bau di otak. Indera pembau membantu indera pengecap menaikkan selera makan. Bila seseorang terkena influenza, ia kurang mampu menerima rangsang bau dan kurang selera makannya. <br />4. Indera Pendengar dan Keseimbangan<br />Indera pendengar dan keseimbangan terdapat pada telinga dalam. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian luar, merupakan penangkap getaran bunyi, dan bagian tengah yang meneruskan ke bagian dalam. <br />Getaran suara yang ditangkap telinga bagian luar menggetarkan gendang telinga (membran timpani). Getaran ini, pada bagian tengah telinga diteruskan oleh tulang-tulang pendengar yang jumlahnya tiga buah, yaitu martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes). Oleh tulang-tulang tersebut, getaran diteruskan ke telinga bagian tengah, yang disebut labirin.<br />Labirin terdiri atas dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin selaput. Di dalam labirin tulang terdapat serambi (vestibulum), saluran tengah lingkaran (kanal semisirkularis) dan rumah siput (koklea). Di dalam koklea inilah terdapat alat pendengaran, yaitu di dalam alat korti.<br />Oleh tulang-tulang pendengar getaran disampaikan pada tingkap oval sehingga cairan limfa di dalam koklea dan selaput tingkat bulat ikut digetarkan. Alat korti mengandung fonoreseptor berupa sel-sel pendengar dan berbentuk selaput dasar yang mengandung rambut saraf pendengar dan selaput atas yang menerima getaran cairan limfa.<br />Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengar diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea tersebut terdapat 24.000 alat korti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima bilangan getar tertentu. Kita hanya dapat mendengar bunyi dari 20 – 20.000 Hertz dan ada orang tertentu mendengar dari 16 – 20.000 Hertz. <br />5. Indera Penglihatan<br />Mata manusia bekerja sebagai sebuah kamera sehingga sinar jatuh pada retina. Urat saraf penglihat masuk satu berkas ke dalam bola mata. Kemudian membelok dan menyebar ke retina. Di retina, yang terletak pada sumbu lensa mata, terdapat cekungan yang paling banyak mengandung ujung saraf mata sehingga merupakan tempat yang paling peka untuk menerima rangsang sinar, yang disebut bintik kuning. Sebaliknya di tempat masuk dan di tempat belokan, berkas saraf tidak memiliki ujung saraf penglihat, yang disebut bintik buta.<br />Pada retina ini terdapat ujung-ujung saraf penerima rangsang sinar (fotoreseptor). Sel-sel fotoreseptor ini ada dua macam, yaitu sel berbentuk batang (basilus) dan sel berbentuk kerucut (konus). Basilus mampu menerima rangsang tidak berwarna dan di retina kita ada sejumlah kurang lebih 125.000.000 rangsang. Konus mampu menerima rangsang sinar yang kuat dan yang berwarna, pada retina terdapat kurang lebih 6,5 juta buah konus.<br />Sel basilus mengandung pigmen atau disebut rodopsin, yaitu senyawa antara vitamin A dengan suatu protein. Bila terkena sinar terang, rodopsin itu terurai dan terbentuk kembali menjadi rodopsin pada keadaan gelap. Pembentukan kembali rodopsin ini memerlukan waktu, yang disebut waktu adaptasi rodopsin. Dalam waktu adaptasi ini kita kurang dapat melihat.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-73714571581422740402011-10-15T20:03:00.001-07:002011-10-15T20:03:56.013-07:00SISTEM PENCERNAAN MAKANANSistem pencernaan makanan merupakan proses pemecahan bahan makanan menjadi molekul molekul yang lebih sederhana sehinga dapat di manfaatkan olehsel sel tubuh.<br /><br />Pada manusia,sistem pencernan makanan berperan dalam membatu penyerapan makanan sesuai dengan kebutuhan masing masina organ tubuh.misalnya untuk proses pertumbuhan dan perbaikan sel sel tubuh yang ruak.<br />Oleh karena itu makanan yang kita konsumsi harus mamanuhi syarat kesehatan dan mengandung zat gizi yang cukup.<br />Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan geligi kita dengan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan kerongkongan.<br /><br /> Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang panjangnya pada orang dewasa kira-kira 25 cm. Pangkalnya adalah dileher, dibelakang tenggorok, kemudian di daerah dada di belakang jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang dan bermuara dalam lambung. <br /><br />Lambung merupakan saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletak di bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian lainnya tertutup oleh hati, usus besar dan limpa.<br /> Makanan yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. <br /><br />Jalan keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. <br /><br />Bagian pertama dari usus halus adalah usus dua belas jari, yang melengkung seperti ladam. Panjangnya kira-kira 30 cm. Di usus halus ini bermuara pipa-pipa penyalur dari hati dan dari kelenjar ludah perut.<br /><br />Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut sebelah kanan. <br /><br />Hati membuat empedu yang terkumpul dalam kantung empedu. Empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding kandung empedu. Pada waktu tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu.<br /><br />Kelenjar ludah perut yang dikenal dengan sebutan Pankreas adalah sebuah alat yang panjang melintang pada dinding belakang perut dan berjalan ke kiri sampai pada limpa. <br />Ujungnya terletak dalam lengkung usus dua belas jari. <br /><br />Pipa keluarnya bermuara di dalam usus dua belas jari bersama dengan pipa empedu (sebagian jaringan kelenjar ludah perut yang tersebar diseluruh alat tersebut, mempunyai bentuk yang lain dan getahnya yaitu insulin dicurahkan langsung kedalam darah, karena itu maka jaringan demikian diberi nama kelenjar buntu. <br /><br />Bubur makanan yang keluar dari lambung dan masuk ke dalam usus halus bercampur dengan empedu dan getah kelenjar ludah perut sehingga pencernaan makanan berlangsung terus. Bubur makanan itu disiapkan untuk diserap zat-zat makanannya oleh dinding usus. <br /><br />Penyerapan ini juga terjadi pada usus halus lainnya, yang terletak berliku-liku dalam rongga perut bagian bawah.<br /><br />Seluruh usus halus panjangnya beberapa meter. Ujungnya bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu, yaitu satu bagian pendek usus besar yang buntu.<br /> <br /> Disebelah kanan dalam rongga perut terdapat usus besar naik, dalam rongga perut sebelah atas terdapat lanjutannya sebagai usus besar melintang dan dalam rongga perut sebelah kiri dijumpai usus besar turun yang berlanjut sebagai usus besar bentuk "S". <br /><br />Usus ini kemudian menjadi poros usus. Di dalam usus besar sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi menjadi kental, karena airnya diserap kembali oleh dinding usus besar. <br /><br />Kemudian sisa makanan tersebut sampai kedalam poros usus yang terletak pada dinding belakang panggul kecil. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang dubur yang nantinya dikeluarkan. <br /><br />Tubuh kita tidAk dapat menyerap makanan dalam bentuk yang kita makan.Makanan tersebut harus di ubah menjadi bentuk yang lebih kecil lagi,bahkan dalam bentuk senyawa senyawa sedrhana.<br /><br /> Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.<br /><br />Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.<br /><br /> Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.<br /><br />SYSTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA<br /><br />A. Mulut <br /><br />Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya AIR. Mulut biasanya terletak dan umumnya merupakan bagian awal dari lengkap yang berakhir di ANUS.<br /><br />Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.<br /><br /> Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.<br /><br />Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. <br /><br />Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.<br /><br />B. Tenggorokan ( Faring)<br /><br />Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.<br /><br />Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang<br /> <br />Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium<br /><br />Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.<br />Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,<br /><br />Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring......<br /><br />C. Kerongkongan (Esofagus)<br /><br />Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada VERTEBRATA yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. <br /><br />Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik....<br /><br />D. Lambung<br /><br />Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.<br /><br />Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :<br /> Lendir <br />Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.Asam klorida (HCl) <br /><br />Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.<br /><br />E. Usus halus (usus kecil)<br /><br />Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. <br /><br />Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). <br /><br />Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.<br />Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar }<br /><br />1. Usus dua belas jari (Duodenum)<br /><br />Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus ksong (jejunum). <br /><br />Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duo denale dan berakhir di liga mentum....<br /><br />Usus dua belas jari merupakan organ yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.<br /><br /> Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu .Nama duodenum berasal dari duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.<br /><br />Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. <br /><br />Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. <br />Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.<br /><br />2. Usus Kosong (jejenum)<br /><br />Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus di antara usus dua belas jari duodenum) dan usus penyerapan (ileum). <br /><br />Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh....<br />Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar burner. <br /><br />Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.<br /><br />Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong".<br /><br />3. Usus Penyerapan (illeum)<br /><br />F. Usus Besar (Kolon)<br /><br />Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.<br /><br />Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.<br /><br /> Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.<br /><br />G. Usus Buntu (sekum)<br /><br />dalam istilah adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.<br /><br />organ ini ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptil Sebagian besar hrbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing....<br /><br />H. Umbai Cacing (Appendix)<br /><br />Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.<br /><br /> Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).<br /><br />Dalam anatomi manusia umbai cacing atau dalamvermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan ceacum. <br /><br />Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio.<br /><br /> Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.<br /> Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.<br /><br />Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik<br /><br />Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.<br /><br />I. Rektum dan anus<br /><br />Rektum regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.<br /><br /> Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.<br /><br /> Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).<br /><br /> Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. <br /><br /> Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama dan pengerasan feses akan terjadi.<br /><br />Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. <br /><br />Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.<br /><br /> Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot dibuang dari tubuh melalui proses buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.<br /><br />J. Pankreas<br /><br /><br />Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin Pankreas terletak pada bagian perut dan berhubungan erat dengan (usus dua belas jari).<br />Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :<br /><br />Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan Pulau pankreas, menghasilkan hormon<br /> <br />Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.<br /><br /> Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. <br /><br />Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung<br /><br />K. Hati<br /><br />Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. <br /><br />Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata untuk hati, hepar.<br /><br />Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). <br /><br />Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. <br /><br />Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.<br />Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.<br /><br />L. Kandung empedu<br /><br />Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:<br /><br />• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak <br /><br />• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.<br /><br />Manusia memerlukan makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Makanan dapat menghasilkan energi sebagai bahan pembentuk tubuh, penambah cairan tubuh dan membantu proses faal lain yang berlangsung dalam tubuh. <br /><br />Hanya saja makanan baru bisa bermanfaat bila zat-zat yang dikandungnya dapat diserap oleh usus. Artinya makanan tersebut harus dicerba terlebih dahulu.<br /><br />Pada tubuh manusia telah terdapat sistem pencernaan makanan (digestive system) yang kompleks. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana sehingga dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh sel jaringan tubuh.<br /><br /> Berbagai jenis enzim turut membantu dalam proses pencernaan ini.<br /> Selanjutnya agar makanan dapat berguna bagi tubuh, maka makanan tersebut harus didistribusikan oleh darah sampai pada sel-sel diseluruh tubuh.<br /><br />System pencernaan pada hewan:<br /><br /><br />Sebagai mana manusia,hewan juga memiliki system pencernaan makanan untuk menunjang kelansungan hidupnya.Sistem pencernaan pad a hewan sangat bervariasi,mulai dari yang sederhana sampi yang rumit.<br /><br />Sistem pencernaan makanan pada invertebrata umumnya masih sederhana di bandingkan sistem pencernaan makanan vertebrata.<br /><br />yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.<br /><br />Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia : <br /><br />1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli rumput. <br />2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lobar. <br /><br />3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan. <br /><br />4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum<br /><br />Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus.<br /> <br />Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.<br />Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. <br /><br />Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.<br /><br />Kapasitas rumen 80%<br />Retikulum 5%<br />Omasum 7-8%<br />Abomasum 7-8%<br /><br />Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan.<br /><br /> Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. <br /><br />Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).<br /><br /> Bolus akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. <br /><br /><br /><br />Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. <br /><br /><br />Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. <br /><br />Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. <br />Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa.<br /><br /> Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. <br /><br />Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. <br /><br />Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. <br /><br />Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. <br />Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. <br /><br />Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.<br /><br /> Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. <br />Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. <br /><br />Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). <br /><br />Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. <br /><br />Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio). <br /><br /> <br />Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar)<br />.<br /> Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. <br /><br />Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.<br /><br />Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. <br /><br />Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi. <br /><br />Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. <br /><br />Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. <br /><br />Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).<br /><br />Bolus akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. <br /><br />Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. <br />Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. <br /><br />Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak.<br /><br /> Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. <br /><br />Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. <br /><br />Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. <br /><br />Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. <br /><br /><br />Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. <br /><br />Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tub<br />uh seringkali dimakan kembali.<br /> Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. <br /><br />Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. <br /><br />Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). <br /><br />Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. <br /><br />Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio). <br /><br /><br /><br /><br />PENYAKIT PADA SISTEM PENCERNAN MAKANAN<br /><br />Diare<br />Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. <br /><br />Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. <br /><br />Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.<br /><br />Konstipasi (Sembelit)<br /><br />Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering.<br /><br /> Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. <br /><br /><br /><br /><br />Tukak Lambung (Ulkus)<br /><br />Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. <br /><br />Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. <br /><br />Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut.<br /><br /> Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. <br />Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). <br /><br />Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. <br /><br />Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung.<br /><br /> Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. <br /><br />Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-89060591799995150872011-10-15T20:02:00.000-07:002011-10-15T20:03:12.565-07:00INDRA PERABABeberapa organ penginderaan khusus yang disebut reseptor berlokasi di kulit. Reseptor merupakan percabangan akhir dendrit dari neuron sensorik. Beberapa reseptor tersusun atas beberapa dendrit dan ada yang mempunyai sel khusus. Tiap reseptor hanya cocok untuk satu tipe rangsang saja. Jika reseptor dirangsang, terjadi implus sepanjang dendrit yang diteruskan ke sistem syaraf pusat. Ada lima macam reseptor yang khusus untuk merespons rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau dingin.<br />Sebagai contoh, reseptor rasa sakit merupakan reseptor dengan dendrit yang gundul, terdapat di seluruh permukaan kulit. Jika rangsang cukup kuat, misalnya rangsang mekanik, temperatur, listrik atau kimiawi, maka reseptor ini akan bereaksi. Sensasi rasa sakit yang timbul merupakan suatu upaya untuk proteksi (melindungi diri). Hal ini merupakan sinyal-sinyal (pertanda) bahwa ada ancaman bagi tubuh yang dapat menyebabkan luka-luka.<br />Distribusi syaraf-syaraf sensorik pada kulit tidak merata dan terletak pada kedalaman yang berbeda. Sebagai contoh, jika kamu menggerakkan ujung pensil di permukaan kulit dengan pelantanpa menekan, maka yang teranbgsang hanya syaraf untuk sentuhan. reseptor sentuhan tertutup oleh permukaan kulit. ujunbg jari, dahi, dan ujung lidah mempunyai banyak reseptor untuk merespons sentuhan.<br />Reseptor untuk merespons tekanan terletak lebih dalam di bawah permukaan kulit dibandingkan dengan reseptor untuk merespons sentuhan. Apabila kamu menekankan pensil di permukaan kulit maka yang kamu rasakan tidak hanya sekedar sentuhan tetapi juga tekanan, karena gerakan menekan tersebut akan memberikan rangsangan baik pada reseptor sentuhan maupun tekanan. Dalam hal ini kamu mungkin berpikir bahwa antara sentuhan dengan tekanan seolah-olah tidak ada perbedaannya. Untuk memperjelas perbedaannya cobalah sekali lagi dengan sekedar menyentuh objek atau benda tertentu dan kemudian bandingkan dengan menggenggam erat-eart benda-benda tersebut. Apakah kamu merasakan perbedaannya?<br />Reseptor untuk rangsang panas dan dingin adalah berbeda. Ini merupakan kemampuan proteksi tubuh yang amat khusus mengingat bahwa kenyataan yang kita hadapi bahwa dingin bukanlah kondisi yang aktif. Dingin merupakan hasil perubahan energi, yaitu energi panas yang semula tinggi menjadi rendah. Apabila kita hanya mempunyai reseptor tunggal untuk merespon dua macam rangsang tersebut, yaitu panas dan dingin, maka tubuh kita tidak akan dapat bereaksi terhadap kedua rangsang ini jika berada di lingkungan yang amat panas atau amat dingin. Untuk memperjelas perbedaan reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit kita.<br />Kulit merupakan reseptor khusus untuk tekanan, sentuhan, panas atau dingin, dan nyeri. Reseptor-reseptor tersebut dibedakan atas:<br />a. Meissner dan Paccini sebagai reseptor terhadap stimulus peraba dan tekanan. Meissner dan paccini banyak terdapat pada bibir, telapak tangan terutama ujung jari, telapak kaki, dan alat kelamin. Reseptor-reseptor tersebut merupakan proprioseptor, artinya dapat menerima rangsang dari luar dan juga interoseptor karena dapat menerima rangsang dari dalam.<br />b. Ujung saraf Rufini sebagai reseptor panas dan ujung saraf Krause sebagai reseptor dingin. Keduanya disebut termoreseptor. Rasa sakit adalah rasa yang timbul karena rangsangan kuat dari salah satu atau beberapa rangsangan pada reseptor.<br />Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikian juga oleh penyakit yang mempengaruhi kulit maka hanya yang paling sering ditemukan saja yang akan dibahas disini.<br />Kulit terdiri dari 2 lapisan: epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya. Terdapat juga apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku.<br /><br />Epidermis<br />Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superficial dari stratum ini secara konstan dilepaskan dan diganti. sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga terdiri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.<br />Dermis<br />Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan: yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.<br />Hipodermis<br />Ini merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adipose di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian jug ajringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.<br />Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin mapun tdak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.<br />Kelenjar Keringat<br />Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relative terdapat catu darah yang kaya dan mensekresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hammpir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, ammonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelnjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau ynag khas.<br />Appendises<br />Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal dari epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak lapisan dermjis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan rambut dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan ekskresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.<br />Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.<br />Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penutup bagian luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja bersifat protektif, tetspi jugs termasuk yang berikut:<br />1. Bertindak sebagi barier terhadap infeksi asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juga dirusak oleh mikroorganisme dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi bakteri dapt juga terhalang oleh keasaman kulit.<br />2. Ketahanan jaringan yang kuat melindungan jaringan di bawahnya.<br />3. Kulit bertindak sebagai insulator (hypoderm) dan membantu suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari panas, glandula mensekresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan; pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan peningkatan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin, pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian menurunkan kehilangan panas.<br />4. Karena mengandung akhiran saraf sensorik, sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.<br />5. Sampai tingkat tertentu, kulit bertindak sebagi organ ekskresi untuk mengeluarkan produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.<br />6. Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.<br />Sidik Jari<br />Sidik jari sudah terbentuk pada bulan ketiga kehidupan intra uterin dan ini mem,punyai aplikasi penting dalam genetika dan kedokteran. Masing-masing individu mempunyai pola sidik jari tersendiri dan fakta ini digunakan sebagai cara identifikasi polisi dan di RS tertentu. Ditemukan bahwa pada sejumlah cacat genetika terdapat sidik jari atau sidik kaki abnormal. Misalnya pada sindroma down (mongolisme), sidik jari yang beransa lebih sering dari biasanya, dan pada sindroma turner terdapat lebih banyak ridge dibandingkan keadaan normal.<br />Kulit Neonatus <br />Kulit pada bayi neonatus ditutupi oleh bahan berminyak, yaitu verniks kaseosa yang memperbesar mantel pelindung normal yang ditemukan pada kulit orang dewasa. Bahan ini dihasilkan oleh hormon sek maternal yang merangsang sekresi dari glandula kulit bayi. Penbgaruh dari hormone ini berlangsung selama beberapa bulan setelah lahir, tetapi glandula kulit bayi sendiri secara relative tetap inaktif hingga pubertas. Verniks harus dibiarkan lepas atau diangkat secara perlahan-lahan. Jika kulit bersih dari verniks, maka bayi dapat dimandikan dengan menggunakan sabun dan dikeringkan dengan lembut. Pengeringan selanjutnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan bedak talcum halus. Beberapa bayi dilahirkan dengan kulit kering. Hal ini tampaknya merupakan keadaan yang diwariskan, dimana terdapat kelebihan lapisan tanduk dan seringkali lebih sedikit dan kelenjar keringat yang kurang aktif dibandingkan kulit normal.<br />Terminologi Pada Kondisi Dermatilogis<br />Banyak bentuk berbeda dari lesi diuaraikan dalam status dermatologis yang mennetukan penyakit spesifik. Hal ini dapat dibagi dalam bentuk yang tidak merusak kulit (lesi primer) dan mereka yang merusak kulit (lesi sekunder).<br />Lesi Primer<br />Makula<br />Hal ini merupakan perubahan dalam warna kulit. Mereka bervariasi dalam ukuran dan bentuk, dan tampak sebagai pewarnaan pada kulit. Macula dibentuk dari:<br />1. Deposit pigmen dalam kulit, misalnya frekles.<br />2. Keluarnya darah kedalam kulit, misalnya petekie.<br />3. Dilatasi permanen dari pembuluh kapiler, misalnya nevi.<br />4. Dilatasi sementara dari pembuluh darah kapiler, misalnya eritema.<br />Papula<br />Terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1-5 mm. Permukaan dapat tajam, bulat atau datar. Mereka terletak superficial dan dibentuk dari proliferasi sel atau eksudasi cairan ke dalam kulit.<br /><br />Ulkus<br />Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan local dari seluruh epidermis dan sebagian atau seluruh korium di bawahnya.<br />PENYAKIT KULIT<br />EKSEMA INFANTIL dan MASA KANAK-KANAK<br />Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar yang khas dengan adanya eeritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama pada berbagai fase resolusi. Keadan ini melibatkan epidermis dan lapisan vaskuler kulit.<br />Inflamasi disebabkan oleh beberapa iritan dalam tubuh yang menimbulkan erupsi. Ini berasal dari kapiler. kasus yang ringan hanya terdapat eritema dan skuama tetapi seringkali terdapat vesikula dan keadaan basah (weeping wells).<br />Tampaknya terdapat faktor herediter yang kuat dan kondisi ini kambuh sepanjang hidup. Keadan ini juga diduga merupakan penyakit alergi. (Suatu alergi didefinisikan sebagai perubahan reaksi jaringan pada individu tetentu pada paparan terhadap bahan yang dalam jumlah yang sama, tdak menimbulkan apa-apa pada yang lain). Mekanisme yang terlibat diduga adalah sebagai berikut:<br />Terdapat pembebasan histamin, suatu bahan yang kuat yang menyebabkan kontraksi otot polos, dilatasi kapiler dan penurunan tekanan darah pembebasan bahan lain, misalnya asetil kolin reaksi antara alergan dan suatu antibodi.<br />Eksema jarang timbul sebelum bulan kehidupan kedua dan ketiga dan sebagian kasus hilang secara spontan pada ulang tahun kedua dan ketiga. Lebih sering tejadi pada bayi yang diberi makanan buatan disbanding pada bayi yang diberi ASI.<br /><br /><br /><br /><br />Gambaran Klinik<br />Lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit kepala, tetapi juga ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai. Pada akhirnya mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat gatal dan sebagian besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok dan ekskoriasi.<br />Nodul<br />Ini serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam. Mereka bervariasi dalam ukuran dan biasanya lebih besar dibandingkan papula. Contoh daro nodul subkutan adalah nodul rematisme akut.<br />Vesikel<br />Vesikel merupakan lepuh kecil yang dibentuk dengan akumulasi cairan dalam epidermis; mereka biasanya diisi dengan cairan serosa dan ditemukan pada anak-anak yang mnederita eksema.<br />Bula atau Pustula<br />Bula merupakan vesikel besar yang mengandung serum, pus atau darah. Mereka ditemukan misalnya pada pemfigus neonatorum.<br />Gelegata<br />Gelegata merupakan elevasi sementara kulit yang disebabkan oleh edema dermis dan dilatasi kapiler sekitarnya. Biasanya berkaitan dengan respon alergi terhadap bahan asing.<br />Lesi Sekunder<br />Skuama<br /><br />Skuama merupakan lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada kulit yang dapat berkembang sebagai akibat perubahan inflamasi. Keadaan ini ditemukan pada psoariasi.<br />Krusta<br />Ini terbentuk dari serum, darah, atau nanah yang mongering pada kulit. Masing-masing dapat dikenala dengan warna berikut: merah kehitaman (krusta darah), kuning kehitaman (krusta nanah), berwarna madu (krusta serum).<br />Fisura<br />Ini merupakan retakan kecil yang meluas melalui epidermis dan memaparkan dermis. Mereka dapat terjadi pada klit kering dan pada inflamasi kronik.<br />Impetigo<br />Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.<br />PSORIASIS<br />Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadan ini merupakan penyakit fungsional yang cenderung diwariskan.<br />Gambaran Klinik<br />Masing-masing lesi terbatas jelas. Berwarna merah salmon dipengaruhi oleh tumpukan sisik keperakan. Terutama mengenai siku-siku, lutut dank lit kepala, tetapi dapat terjadi dimanapun. Kondisi ini dapat dicetuskan oleh infeksi seperti tonsillitis; stress emosi tampaknya juga terdiri sebagai faktor predisposisi.<br />SCABIES<br />Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei. Betina yang hamil bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan dalam orifisium dari glandula skretoris.<br />Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur, pada akhir sarang ini terdapat tempat pinjal. Sarang ditemukan pada lipatan, antara jari-jari, pada genitalia dan pada muka bayi.<br />Kondisi ini ditularkan oleh kontak yang intim dan cenderung mengenai seluruh keluarga.<br />Gambaran Klinik<br />Gatal merupakan tanda utama dan pada pemeriksaan gambaran di atas akan ditemukan. Garukan menyebabkan pendarahan dan infeksi tumpang tindih dengan penyakit ini. Dan dapat menular ke orang lain.<br />AKNE<br />Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada jaringan sekitarnya. Keadan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang menyebabkan parut. Kondisi ini mempengaruhi remaja mda sehingga menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.<br />KELAINAN KONGENITAL<br />Bayi lahir dengan kelainan struktural. Beberapa dapat nyata sejak lahir yang lain timbul segera setelah lahir. baik lapisan epidermal dan dermal dapat terkena.<br />Kelainannya lapisan epidermal termasuk papilomata, lesi makuler berpigmen dan ini dapat berkaitan dengan moles atau nevi berambut yang erpigmen secara luas. Pada dermis ditemukan fibromata, neuromata dan lipomata. Walaupun demikian, nevi vaskuler lebih sering ditemukan dan ini termasuk:<br />1. Spider naevus. Ini merupakan dilatasi dari arteriole kecil dan percabangan kapilernya. seringkali hilang secara spontan dengan diatermi atau fenol; fenol diberikan dengan alat yang runcing.<br />2. Noda port-wine. ini merupakan macula berwarna merah tua atau ungu. Merupakan dilatasi difus dari semua kapiler normal pada jaringan yang terkena. dapaj juga melibatkan organ dibawahnya, seperti mata dan otak. Tidak ada pengobatan untk hal ini, tapi dapat digunakan penutupan secara kosmetik.<br />3. Hemangioma stawberi. Lesi ini sering ditemukan saat lahir. Tampak sebagai nodul seperti karet, merah dengan permukaan yang kasar. Melibatkan unsur kapiler maupun vena. Hemangioma strawberi biasanya hilang sendiri, meninggalkan kulit yang kendor dan jarang sekali diperlukan terapi.<br />Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.<br />Klasifikasi reseptor antara lain:<br /> Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu<br />1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).<br />2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).<br />3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).<br />4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).<br />Berdasarkan sumber rangsangan<br />1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.<br />2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.<br />3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.<br /> <br /> Berdasarkan morfologi<br />1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.<br />2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.<br />Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :<br />Ujung Saraf Bebas<br />Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.<br />Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin. <br />Korpuskulus Peraba (Meissner)<br />Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).<br />Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)<br />Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.<br />Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.<br />Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.<br />Korpuskulus Gelembung (Krause)<br />Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. <br />Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.<br />Korpuskulus Ruffini<br />Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.<br />Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.<br />INDERA PERABA<br />Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. <br />Susunan kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).<br />Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning.<br />Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. <br />Fungsi Kulit<br />Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-87252907762562311932011-10-15T20:01:00.000-07:002011-10-15T20:02:08.205-07:00INDERA PENGECAPSeperti halnya indra yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi pada manusia, ujung saraf pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang. Makanan yang di kunyah bersama air liur memasuki kuncup. <br /> Pengecapan melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan di bawa ke otak, kemudian di interprestasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.<br /> Di bandingkan dengan indera pengecap pada berbagai hewan Vertebrata. Indra pengecap kita kurang berkembang dengan baik. Kita hanya mampu mengecap empat citarasa, yaitu rasa ; (1) masam, (2) asin, (3) manis, dan (4) pahit. Kuncup pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk citarasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis berubah kemudian menjadi rasa pahit.<br /> Beberapa bahan pangan, seperti lada dan cabe tidak mempunyai citarasa yang jelas. Makannan tersebut dapat dikecap karena mengiritasi seluruh permukaan lidah sehingga ada sensasi seperti terbakar.<br /> Lidah merupakan Indera pengecap yang disebut juga kemoreseptor. Indera ini berupa tunas pengecap atau kuncup pengecap yang mampu mengecap empat citarasa, yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Kuncup pengecap untuk masing-masing citarasa terletak pada daerah yang berbeda.<br /> Lidah memiliki tiga macam papil perata yaitu sebagai berikut :<br />a. Papil bentuk benang merupakan papil perata yang tersebar di seluruh permukaan lidah.<br />b. Papil bentuk huruf V merupakan papil pengecap yang tersusun dalam lengkungan yang dilingkari saluran pada daerah dekat pangkal lidah.<br />c. Papil bentuk martil / palu merupakan papil pengecap yang terdapat di tepi lidah.<br />Lidah terbentuk jaringan otot yang terletak di dalam rongga mulut dan melekat pada dasar mulut.pada permukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut Papila Lidah. Di dalam papilla lidah ini terdapat kuncup pengecap. Kuncup pengecap dapat mengecap rasa makanan yang kita makan karena mempunyai kumpulansaraf pengecap. Setiap kuncup pengecap hanya bias mengenali satu rasa yang khas.<br />Indera pengecap mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera pembau. Kedua indera ini bekerja sama dalam meningkatkan selera makan kita. Bila seseorang terkena pilek yang mengakibatkan selaput lender hidungnya bengkak, ia menjadi kurang mampu menerima rangsangan baud an selera makannya pun turut berkurang.<br /><br /> Gangguan Pada Lidah<br />Lidah dapat mengalami gangguan dalam mengecap rasa makannan apabila lidah mengalami peradangan. Gejala yang timbul akibat peradangan adalah adanya lender yang menutupi lidah, menjadi lembek dan pucat, dan adanya bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Peradangan ini dapat terjadi pada seseorang yang terganggu saluran pencernaannya atau infeksi pada gigi.<br />Untuk memelihara kesehatan lidah agar tidak mudah terserang penyakit, kita membiasakan makanan makanan yang bergizi dan yang banyak mengandung vitamin terutama vitamin C seperti sayuran dan buah-buahan. Sebaliknya, kita memakan makanan yang tidak terlalu panas, terlalu asam, terlalu pedas dan terlalu asin.<br />Indera pengecap pada manusia tersusun atas sel-sel reseptor pengecap yang terdapat di lidah. Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot dan terdapat di dalam rongga mulut. Selain di lidah sel-sel reseptor pengecap juga terdapat di langit-langit mulut sel-sel reseptor pengecap bukan merupakan sel saraf, melainkan suatu sel yang terspesialisasi menjadi reseptor dan memiliki mikrovili pada ujungnya. Pada bagian pangkalnya terdapat ujung-ujung sel saraf Gustatori.<br />Di permukaan lidah terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut Papilae ( tunggal : papilla). Ada tiga macam bentuk papillae bentuk jamur, dan papillae bentuk benang datar berparit. Diantara papillae terdapat kumpulan sel-sel reseptor pengecap yang disebut Kuncup Pengecap. Llidah manusia mendeteksi hanya empat rasa utama, yaitu manis asam, asin dan pahit. Hal itu disebabkan sebagian besar kuncup pengecap lebih peka terhadap satu macam rasa dibandingkan rasa lainnya. Kuncup-kuncup pengecap yang medeteksi rasa tertentu berkumpul atau terdapat di bagian tertentu lidah.<br />Di bagian ujung depan lidah terdapat campuran papillae bentuk jamur dan papillae bentuk benang. Papillae bentuk jamur membawa kuncup pengecap yang mendeteksi rasa manis, asin, dan asam, sedangkan papillae bentuk benang tidak membawa kuncup pengecap apapun sehingga tidak berperan dalam mendeteksi rasa. Papillae bentuk benang memberikan tekstur kasar pada permukaan lidah sehingga dapat mencengkram makanan dan menggerakkannya di dalam mulut selama proses pengunyahan. Papillae bentuk datar berparit berbentuk huruf V di bagian belakang (pangkal) lidah.<br />Reseptor pengecap yang terdapat pada lidah juga puting pengecap. Reseptor pengecap tersebut terdapat pada papil-papil lidah yang berjumlah lebih kurang 2.000 buah. Yang dapat di terima oleh reseptor pengecap adalah zat kimia yang larut. Rasa utama yang dapat di kecap adalah rasa manis, asin, pahit dan asam. Sedangkan rasa lain adalah campuran dari rasa-rasa utama tersebut.<br />Reseptor untuk rasa manis, asin, pahit dan asam berbeda-beda yang tersebar dan mengelompok pada bagian-bagian lidah tertentu. Di bagian depan lidah terdapat banyak reseptor pengecap untuk rasa manis, di bagian samping depan terdapat reseptor pengecap untuk rasa asin, di bagian samping belakang untuk rasa asam, dan di bagian pangkal lidah untuk rasa pahit. Oleh karena itu, kalau minum obat yang rasanya pahit baru terasa setelah di telan.<br />Langit-langit dalam rongga mulut juga mengandung reseptor tetapi tidak banyak.<br />Rangsang yang diterima lidah berupa rasa kecap. Indera pengecap mampu menerima rangsang dari zat yang larut. Indera pengecap terutama terdapat pada lidah dalam bentuk putting pengecap. Disamping itu, ada juga sedikit yang terdapat langit-langit lunak dan lengkung langit-langit. Bagian lidah yang mampu merasakan asin terdapat di bagian depan, rasa manis dibagian tepi, rasa asam di tepi bagian belakang, dan rasa pahit di bagian tengah belakang.<br />Lidah mempunyai tiga macam papil. Pertama papil yang berbentuk benang, yang tersebar di seluruh permukaan lidah. Papil ini merupakan papil peraba papil macam kedua di lingkari oleh saluran yang terdapat antara 7-9 buah dan tersusun dalam lengkungan seperti huruf V di dekat pangkal lidah. Papil ini merupakan papil pengecap dan ketiga menyerupai bentuk palu, yang terdapat di bagian tepi lidah. Papil ini juga papil pengecap. Gangguan yang dapat mengurangi kemampuan kecap rasa terdapat pada penyakit saraf, epilepsy (ayan) dan wanita hamil.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />INDERA PENGECAP<br /><br /> Indera pengecap pada umumnya berada di lidah meskipun terdapat beberapa di tempat –tempat lain, seperti pada langit-langit lunak dan epilogis. Struktur reseptif untuk mengecap di sebut Kuncup Pengecap. Kuncup-kuncup ini terdiri atas bundel-bundel sel, yang terbuka pada permukaan lidah atau daerah mulut lain. Sejumlah 10.000 kuncup pengecap atau lebih terletak terutama pada permukaan atas sepanjang pinggir lidah.<br /> Sel-sel kuncup pengecap mempunyai berkas-berkas bulu halus pada lubang-lubang di atas permukaan lidah. Ujung-ujung yang lain dari sel itu berhubungan kepada serabut saraf menuju ke otak.<br /> Hanya zat-zat yang larut dalam air atau lemak yang dapat mempengaruhi kuncup-kuncup pengecap. Zat-zat dalam larutan member rangsangan terhadap sel-sel melalui rambut. Penting untuk di catat bahwa zat tidak dapat di rasakan kecuali kalau zat itu dilarutkan di mulut. Seandainya anda meletakkan sepotong gumpalan gula di atas bibir, anda akan merasakannya baru ketika gula itu mulai melarut. Biasanya air liur di mulut melarutkan makanan secara cukup baik sehingga dapat menimbulkan rangsangan terhadap indera perasa.<br /> Terdapat paling sedikit 4 kualitas perasa yang fundamental-manis, masam, pahit, dan asin. Beberapa ahli menambahkan kualitas yang kelima yaitu rasa alkali. Semua rasa yang lain dihasilkan dari suatu campuran ke empat atau kelima rasa ini dan juga dari kombinasi dari kualitas rasa dengan tipe-tipe rangsangan yang lain.<br /> Rangsangan rasa dasar tidak timbul secara merata di setiap bagian permukaan lidah. Bagian depan lidah khusus sensitive terhadap rasa manis dan asin. Zat pahit dirasakan oleh sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecap, ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecap, antara lain : 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor inosin, 1reseptor manis, 1 reseptor pahit, 1 reseptor glumate, dan 1 reseptor ion hydrogen.<br /> Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit dan umami di sebut sensasi pengecapan utama.<br />1. Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion hydrogen.<br />2. Rasa asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi, karena konsentrasi Na<br />3. Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula, glikol, alcohol, aldehide, keton, amida, asam amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi), dan garam anorganik dari timah dan beilium.<br />4. Rasa pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat pembentuk rasa manis bila terjadi perubahan pada struktur kimianya menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau berracun.<br />5. Rasa umami (Bahasa Jepang), artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif. Rasa ini dominant ditemukan pada L-glutamat (terdapat pada ekstra daging dan keju).<br />Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papilla. Terdapat empat macam papilla lidah :<br />1. Papilla foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,<br />2. Papilla fungiformis, pada bagian anterior<br />3. Papilla sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah<br />Ketiga papilla di atas mengandung kuncup pengecap,<br />4. Papilla filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap.<br />Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatory) yang memanjang ke lubang pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).<br />Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitive terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitive untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitive terhadap rasa asin.<br /> Sensasi rasa ternyata terbatas manis, asam, asin, dan pahit, seperti kita ketahui selama ini. Beberapa tahun lalu, rasa umami yang merupakan sensasi sedap atau lezat seperti rasa gurihnya penyedap rasa telah di terima sebagai rasa kelima.<br />Tak cukup di situ saja karena lidah manusia mungkin dapat membedakan cita rasa ke enam. Reseptor-reseptor indera pengecap yang menyebar di permukaan lidah manusia ternyata dapat merasakan kehadiran kalsium.<br />Kalsium berasal calcium-y. istilah tersebut memang sangat asing. Kira-kira pahit dan sedikit asam,” ujar Michael Tordoff, pakar genetika perilaku dari Pusat Rasa Kimia Monell di Philadelphia, AS. Ia mengatakan timnya menyimpulkannya sebagai rasa kelima setelah melakukan serangkaian penelitian.<br />Menurutnya, manusia secara tidak sadar sebenarnya telah merasakan kalsium dalam air tawar meskipun kandungannya kecil, rasa tersebut dapat di terima lidah. Namun, dalam kandungan banyak justru tidak enak.<br />Fenomena rasa kalsium itu mungkin berhubungan dengan tingkat rasa pahit dan kandungan kalsium pada buah-buahan dan sayur-sayuran . rasa kalsium inilah yang menurut Tordoff menyebabkan seseorang kadang-kadang tidak menyukai sayur-sayuran dan buah-buahan jenis tertentu.<br />Namun, hal tersebut tidak berlaku pada susu produk olahannya. Meskipun kadar kalsiumnya tinggi, masih kalah kuat dengan lemak dan protein sehingga tak begitu terasa.<br />Beberapa jenis hewan memiliki kemampuan pengecapan kalsium sangat baik sehingga mereka dapat mencari dan mengkonsumsi sesuai kebutuhan tubuhnya, “ ujar Tordoff.<br />Misalnya, badak yang sering menjilati tanah atau air laut. Kemampuan mendeteksi kalsium ditentukan gen yang disebut CaSR. Gen tersebut ditemukan pada ginjal, otak dan usus.<br /><br /> Otot lidah terdiri dari 2 kelompok yaitu :<br />1. Otot Intrinsik : melakukan gerak halus<br />2. Otot Ekstrinsik : melakukan gerakan-gerakan kasar pada waktu pengunyah / menelan<br /><br /> Bagian dari lidah<br />- Radiks Lingua, pangkal lidah<br />- Dorsum lingua, punggung lidah<br />- Apeks lingua, ujung lidah<br /><br /> Kelainan-kelainan<br />- Ageusia : hilangnya daya pengecap <br />- Hipogeusia : berkurangnya kepekaan pengecap<br />- Disgeusia : distorsi daya pengecap.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-4880485765953253712011-10-15T20:00:00.002-07:002011-10-15T20:01:28.799-07:00ALAT INDRA PENGLIHATANAlat indra adalah bagian organ yang mampu menerima rangsangan dari luar (reseptor). Alat indra penglihat pada manusia ialah sepasang mata. Di mata terdapat reseptor khusus cahaya yang disebut fotoreseptor. Kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita karena mata mengeluarkan pantulan cahaya dari matahari dan sumber cahaya lainnya, kemudian mengubahnya menjadi rangsang saraf. Rangsang tersebut diubah menjadi gambar yang kita lihat melalui otak yang disebut korteks visual, otak mengetahui apa yang dilihat dengan cara mencari pola dan membandingkannya dengan pola-pola lain yang telah dikenali otak. <br /><br />A. Struktur Mata <br />Mata mamalia, khususnya manusia, berbentuk sferikal (bulat agak lonjong) dengan diameter 2,5 cm dan terletak di dalam rongga mata (orbit) pada tengkorak. Bolamata dilindungi oleh tulang dahi dan tulang pipi. Mata memiliki bagian-bagian luar yaitu alis mata, kelopak mata, kelenjar air mata, dan bulu mata. <br />1) Alis Mata <br />Alis mata merupakan kumpulan rambut kasar yang terletak di atas mata. Alis mata berguna untuk mencegah keringat dan kotoran dari dahi masuk ke dalam mata. <br />2) Kelopak Mata <br />Kelopak mata berguna untuk menutup bola mata dan melindungi bola mata dari debu dan cahaya yang menyilaukan. Kelopak mata akan segera menutup jika ada cahaya yang terlalu terang atau ada benda yang akan masuk ke mata. Tanpa disadari, kita sering menutup dan membuka kelopak mata, yang sering disebut berkedip. Gerakan yang demikian disebut gerakan refleks. Gerakan kelopak mata yang sekaligus membersihkan kornea. <br />3) Kelenjar Air Mata <br />Di dalam kelopak mata terdapat kelenjar air mata yang menyekresi air mata. Air mata merupakan cairan yang mengandung garam Natrium Klorida (NAHCO3). Ar mata menyebar ke seluruh permukaan mata pada saat mata berkedip untuk melumasi, melembabkan dan membersihkan mata dari partikel-partikel debu atau benda-benda asing. Air mata juga mengandung lizozim, yaitu enzim pembunuh bakteri yang melindungi mata.<br /><br />Air mata berguna untuk :<br />a) Membasahi kornea, <br />b) melindungi mata dari kuman, serta<br />c) menjaga mata dan bagian dalam kelopak mata agar tetap sehat dan lembut.<br />4) Bulu Mata<br />Bulu mata dapat diumpamakan sebagai tirai (kisi-kisi). Kegunaan bulu mata adalah sebagai berikut : <br />a. Mengurangi cahaya yang masuk ke mata apabila cahaya itu terlalu terang. <br />b. Mencegah debu dan kotoran agar tidak dapat masuk ke dalam mata. <br />Bola mata terdiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu : sclera, koroid, dan retina. <br />a) Lapisan mata pertama (sclera) <br />Merupakan lapisan terluar yang berwarna putih dan keras, terdapat kornea yang merupakan lapisan depan yang menonjol dan transparan yang membantu mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata. <br />b) Lapisan kedua (Koroid) <br />Merupakan lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsinya sebagai penyedia makanan bagi bagian yang lain dari mata.<br /> Pada Koroid terdapat bagian sebagai berikut : <br />1. Iris (selaput pelangi), yaitu : <br />Bagian yang mengandung pigmen mata, ada yang berwarna biru, hitam, atau coklat. Iris berguna untuk mengendalikan ukuran pupil. Di belakang iris terdapat lensa mata yang berbentuk bikonveks. Lensa mata mempunyai daya akomodasi, yaitu kemampuan pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda. Lensa ini membagi bola mata menjadi 2 ruang. Ruang depan berisi aqueous humour yang berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata dan ruang belakang berisi vitrous humour yang berfungsi menyokong lensa dan menolong atau menjaga bentuk bola mata. <br />2. Pupil <br />Berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Penyempitan pupil karena cahaya sangat terang disebut kontriksi, sedang pelebaran pupil karena cahaya redup disebut dilatasi. <br /><br /><br /><br />c) Lapisan ketiga (Retina/selaput jala) <br />Retina berfungsi mengubah energi gelombang cahaya ke dalam impuls saraf. Pada bagian terdalam retina terdapat beberapa bagian, yaitu : <br />1. Serabut saraf <br />2. Reseptor (Fotoreseptor) <br />a. Sel batang (basillus), peka terhadap cahaya redup, mengandung pigmen yang oeka terhadap cahaya yang disebut rodopsin.<br />b. Sel kerucut (konus), peka terhadap cahaya terang, mengandung pigmen rodopsin. Ada 3 macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap rangsang warna merah, biru, dan hijau. <br />3. Gonglia <br />4. Bintik kuning (fovea centralis/macula lutea), merupakan bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena mengandung sel kerucut. <br />5. Bintik buta (vanava lutea), merupakan bagian retina yang tidak peka cahaya karena tidak mengandung saraf, sel batang, dan sel kerucut. <br />Mata normal (emmetropi) adalah yang dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat di bintik kuning di retina. Proses melihat dapat dijelaskan secara singkat melalui skema berikut : <br />Rangsang cahaya kornea aqueous humour lensa mata vitreous humour retina (fotoreseptor) saraf otak kesan melihat. <br />Sedangkan urutan jalannya cahaya adalah sebagai berikut : <br />Kornea aqueous humour pupil lensa vitreous humour retina. <br />Mata mamalia memiliki struktur yang kompleks, yaitu terdiri atas sejumlah besar sel reseptor cahaya dan warna serta struktur-struktur tambahan, misalnya lensa yang membantu kerja sel-sel reseptor. Mata memiliki beberapa bagian penting, yaitu sclera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, iris, pupil, lensa mata, fovea, bintik buta, ligament suspensor, saraf optik dan otot mata. <br />1) Sklera <br />Merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun dari jaringan ikat yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya, berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata. <br /><br /><br /><br />2) Konjungtiva <br />Merupakan selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan sclera. Konjungtiva menyusun epitel kornea, berfungsi melindungi kornea dari gesekan. <br />3) Kornea <br />Di bagian depan Sklera terdapat lapisan kornea yang transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk ke mata. Kornea berfungsi membelokkan (membiaskan) cahaya untuk membantu pemfokusan (pemusatan) cahaya ke retina. <br />4) Koroid <br />Merupakan suatu lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak di bagian belakang bola mata,di belakang retina. Mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina dengan cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata merupakan fungsi koroid. <br />Koroid berisi banyak kopiler darah yang memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina. Bagian depan koroid membentuk badan siliaris dan iris. <br />5) Badan Siliaris <br />Tersusun atas otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata. Badan silairis melekat pada lensa melalui ligamen suspensor. Kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris mengatur cembung pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan (pemfokusan) cahaya. Badan siliaris memproduksi aqueous humour. <br />6) Retina <br />Terletak dibelakang mata dan tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor (sel-sel yang peka/sensitif terhadap cahaya). Sel-sel fotoreseptor pada retina terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Kedua sel fotoreseptor bersinapsis dengan sel-sel saraf bipolar dan sel-sel saraf bipolar bersinapsis dengan sel-sel saraf ganglion. Serabut-serabut saraf ganglion keluar dari retina untuk membentuk saraf optik yang berpusat di otak, yaitu di korteks visual. Karena memiliki sel-sel fotoreseptor, retina berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya. <br />7) Iris atau Selaput Pelangi<br />Iris merupakan jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa, iris tersusun atas serabut otot sirkuler dan radias. Di tengah-tengah bagian di depan iris terdapat lubang yang dinamakan pupil (anak mata). Bagian iris berfungsi seperti diafragma, yaitu mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur ukuran pupil. <br />Otot-otot di dalam iris dapat berkontraksi dan berelaksasi membuat pupil menjadi lebih besar atau lebih kecil. Pada saat cahaya terang, pupil menjadi lebih kecil. Sedangkan pada saat cahaya redup, pupil membesar sehingga lebih banyak sel-sel fotoreseptor pada retina yang distimulasi. Perubahan ukuran pupil merupakan gerak refleks yang diatur oleh sistem saraf otonom. <br />8) Pupil <br />Adanya lubang di tengah iris memungkinkan cahaya masuk ke mata. Besar kecilnya diatur oleh iris. Pupil terlihat hitam karena semua cahaya yang masuk ke mata diserap oleh pigmen melainkan dalam koroid. <br />9) Lensa Mata <br />Lensa mata merupakan struktur yang transparan, elastik, dan berbentuk bikonveks. Lensa mata berperan dalam mengatur cahaya untuk membentuk bayangan. Adanya lensa mata yang menyebabkan rongga mata terbagi menjadi dua, yaitu ruang di depan lensa mata yang berisi cairan bening (aqueous humour) dan ruang di belakang lensa mata yang berisi bahan transparan seperti jeli (vitreous humour). <br />Aqueous humour berfungsi mempertahankan bentuk yang di depan lensa mata, sedangkan vitreous humour berfungsi mempertahankan bentuk ruang di belakang lensa mata, menyokong lensa mata, serta mempertahankan bentuk bola mata. <br />10) Fovea<br />Merupakan suatu bagian kecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut. Fovea disebut juga pusat mata. Sebagian besar cahaya difokuskan di fovea. Fovea berfungsi memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi. <br />11) Bintik Buta<br />Merupakan suatu bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf optik. Di bagian inilah saraf optik meninggalkan mata. Bintik buta tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya. <br /><br /><br /><br /><br />12) Ligamen Suspensor <br />Merupakan ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa. Kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris akan merenggangkan dan mengendurkan ligament suspensor. Hal ini menyebabkan perubahan bentuk lensa. <br /><br />13) Saraf Optik <br />Sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata disebut saraf optik. Saraf optik membawa rangsang dan retina menuju otak. <br />14) Otot Mata<br />Otot mata berfungsi dalam pergerakan mata. Salah satu contoh otot mata adalah otot rektus yang berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah. <br /><br />B. Fotoreseptor Mata <br />Seperti telah disebutkan di depan, di dalam retina terdapat dua macam sel-sel fotoreseptor, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Keduanya terdapat dalam jumlah sangat banyak. Pada manusia ada sekitar 7 juta sel kerucut dan lebih kurang 125 juta sel batang untuk setiap mata. <br />Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Oleh karena itu, sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan pada malam hari atau di tempat yang gelap dan menghasilkan ketajaman penglihatan yang rendah. Namun sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel batang tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea. Sel-sel batang menunjukkan adanya titik pertemuan, contohnya beberapa sel batang bergabung membentuk hubungan dengan satu sel saraf menuju otak. <br />Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin yaitu bentuk senyawa antara vitamin A dengan protein tertentu (warna merah atau ungu). Karena hanya ada satu jenis rodopsin, hanya ada satu jenis sel batang. Jika terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin terurai menjadi opsin (suatu protein) dan retinal (retinen, suatu derivate vitamin A). Jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin terbentuk kembali. <br />Pada saat intensitas cahaya tinggi, rodopsin “menghilang” karena proses pengurainya lebih cepat daripada proses pembentukannya kembali. Pada keadaan demikian, sel-sel kerucut digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, diperlukan waktu 30 menit bagi rodopsin untuk terbentuk kembali dan dapat digunakan lagi untuk proses melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat melihat pada saat kita berpindah dari tempat terang ke tempat gelap. Kita memerlukan waktu beberapa menit untuk dapat melihat dengan jelas karena karena sel-sel batang membutuhkan waktu untuk menyintesis kembali rodopsin secara efektif. Pada saat kita kembali ke tempat terang (dari tempat gelap), rodopsin terurai kembali dengan cepat. <br />Jika kita berdiri di tempat yang gelap, dan melihat langsung pada obyek tertentu, kemungkinan besar kita tidak dapat melihat dengan jelas. Cobalah melihat obyek yang sama tidak secara langsung, melainkan dari sudut mata. Apa yang terjadi ? Kita akan melihat obyek tersebut lebih jelas daripada kalau obyek tersebut ditatap langsung. Apabila kita melihat langsung pada sesuatu, maka cahaya yang masuk ke mata langsung mengenai fovea. Padahal fovea berisi sel-sel konus bukan sel-sel batang. Daerah di luar favealah yang banyak memiliki sel-sel batang. Inilah yang menyebabkan kita dapat melihat lebih jelas benda di tempat gelap dengan melihat dari sudut mata. <br />Mata manusia berisi lebih sedikit sel-sel batang dibandingkan dengan mata hewan. Inilah yang menyebabkan manusia mempunyai kemampuan melihat yang kurang baik pada waktu malam hari. Kucing, Rusa, dan Burung Hantu dapat melihat dengan cermat pada malam hari karena memiliki banyak sel-sel batang. Burung Hantu bahkan memiliki sel-sel konus sedikit sekali sehingga akan mengalami buta di siang hari. <br />Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut hanya terdapat di fovea. Sel-sel tersebut menghasilkan penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Satu sel kerucut memiliki hubungan satu sel saraf menuju otak. <br />Di dalam sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin yaitu senyawa retinin dan opsin. Iodopsin terdapat dalam tiga bentuk berbeda, masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda dan berhubungan dengan warna biru, hijau, serta merah. Karena ada tiga macam iodopsin, sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna. <br />Berdasarkan jenis iodopsin yang dikandungnya, ada tiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap, bukan warna penampakan sel-sel tersebut. Jika ketiga jenis sel kerucut mendapat stimulasi yang sama, kita akan melihat warna putih. <br />Kerusakan sel kerucut menyebabkan buta warna (merah, biru atau kuning). Misalnya dikromat atau monokromat. Dikromat adalah orang yang hanya mempunyai dua sel kerucut, mereka menderita buta warna sebagian. Dikromat hanya dapat menyerasikan spektrum warna dengan mencampur dua warna saja. Monokromat merupakan orang yang hanya dapat membedakan hitam dan putih serta bayangan kelabu. <br /><br />C. Proses Melihat <br />Sebagian organ indra, mata peka terhadap intensitas dan panjang gelombang cahaya. Prinsip kerjasama dengan prinsip kerja kamera, yaitu : <br />1) Pengaturan jumlah cahaya yang masuk oleh iris. <br />2) Pemusatan (pemfokusan) cahaya oleh lensa mata untuk menghasilkan bayangan yang lebih jelas atau tajam, dan <br />3) Pendeteksian bayangan oleh retina. <br />Bagaimanakah mekanisme proses melihat pada mata ? untuk dapat melihat, diperlukan adanya stimulus yang berupa cahaya. Cahaya yang mengenai suatu objek akan dipantulkan ke segala arah. Beberapa pantulan cahaya dari suatu objek masuk ke mata dan mengalami pembiasan (pembelokan) ke arah pupil oleh konjungtiva, kornea, aqueous humour, dan viteous humour. Selanjutnya, lensa mata akan memipih atau mencembung untuk memfokuskan bayangan pada retina. Pemfokusan itu bertujuan menghasilkan satu titik cahaya pada retina untuk membentuk suatu bayangan obyek yang lebih jelas. Sel-sel fotoreseptor pada retina menerima stimulus cahaya, kemudian mengirimkan rangsangan ke otak. Bayangan yang terbentuk pada retina diperkecil ukurannya dan terbalik. Namun, otak menerjemahkan bayangan tersebut sehingga kita menerima bayangan dalam ukuran dan posisi yang benar. <br />Pemfokusan cahaya ke dalam retina dari obyek pada jarak yang berbeda disebut akomodasi. Pemfokusan meliputi pembelokan atau pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya terjadi pada saat cahaya melewati satu medium menuju medium lain yang berbeda kerapatannya, misalnya dari udara ke kornea. Pembiasan kebanyakan terjadi pada kornea. Namun, pembiasan pada kornea tidak dapat diatur. Pembiasan juga terjadi pada lensa. Pembiasan pada lensa dapat diatur dengan cara mengubah bentuk lensa berdasarkan jumlah pembiasan cahaya untuk pemfokusan yang tajam pada retina. Cahaya yang dipantulkan dari benda dekat memerlukan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan sehingga lensa mata menjadi lebih cembung. Sementara itu, cahaya yang dipantulkan dari benda jauh memerlukan lebih sedikit pembiasan sehingga lensa mata menjadi lebih pipih. Perubahanitu terjadi secara otomatis sebagai gerak reflek yang dinamakan akomodasi. <br />Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah. Perubahan kecembungan tersebut karena kontraksi dan relaksasi otot-otot ligament (badan siliaris) yang melekat pada bola mata. Oleh karena kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah maka fokus penglihatan dapat diubah-ubah. Pada saat otot siliaris berelaksasi tekanan luar humour pada sclera menarik ligament suspensor dan meregangkan lensa menjadi lebih pipih. Pada keadaan demikian, mata terakomodasi (contohnya, difokuskan) untuk obyek-obyek yang jauh (lebih dari 6 meter) untuk memfokuskan obyek yang dekat, otot-otot siliaris berkontraksi sehingga menghilangkan tegangan ligament suspensor. Akibatnya lensa menjadi lebih cembung. Pada mata normal, bayang-bayang obyek akan jatuh pada retina (bintik kuning) yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Kita hanya dapat melihat obyek pada jarak tertentu. Mata memiliki jarak terdekat untuk dapat melihat dengan jelas yang disebut titik dekat (punctum proximum), sedangkan jarak terjauh mata yang disebut titik jauh (punctum remotum). <br /><br />D. Kelainan pada Alat Indra Penglihat <br />Seperti halnya organ tubuh yang lain, mata sebagai alat indra penglihat juga dapat mengalami kelainan ataupun gangguan. Berbagai kelainan yang dapat terjadi pada alat indra penglihat, antara lain myopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatis, katarak, buta warna, rabun senja, glaucoma, dan juling. Kelainan ini terjadi karena sinar yang datang tidak jatuh pada bintik kuning. <br />1) Miopia <br />Miopia atau rabun jauh merupakan kelainan yang disebabkan bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu bulat sehingga bayangan benda atau obyek yang jaraknya jauh akan jatuh atau difokuskan di depan retina. Akibatnya, penderita tidak dapat melihat dengan jelas benda atau obyek yang jaraknya jauh. Hanya bayangan benda dekat yang difokuskan atau jatuh secara tepat ke retina. Untuk dapat melihat secara normal, penderita miopia membutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif) lensa cekung menyebarkan cahaya agar bayangan pada benda berfokus tepat di retina. <br />2) Hipermetropia <br />Hipermetropia atau hiperopia disebut juga rabun dekat merupakan kebalikan dari miopia. Mata hipermetropia tidak dapat melihat benda yang dekat dengan jelas. Hipemetropia terjadi karena bola mata terlalu pendek atau terlalu kecil atau lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Mata hipemetropia hanya mampu memfokuskan bayangan pada yang jauh, tepat pada retina. Akibatnya penderita tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jaraknya dekat. Kelainan hipermetropia dapat diperbaiki dengan kacamata berlensa cembung (positif). Lensa cembung mempersempit berkas cahaya sehingga bayangan benda yang dekat jatuh pada retina. Hipermetropia umumnya diderita oleh orang-orang yang berusia di atas 45 tahun. <br />3) Presbiopia <br />Presbiopia disebut juga mata tua karena terjadi seiring dengan proses penuaan karena faktor usia (di atas 45 tahun), elastisitas lensa makin berkurang sehingga menjadi cukup baku dan daya akomodasinya berkurang. Penderita presbiopia dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap (bifocal) yang terjadi atas lensa negatif (cekung) dan lensa positif (cembung). Lensa cekung untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat atau untuk membaca. <br />4) Astigmatis <br />Astigmatis merupakan kelainan yang terjadi karena kornea mata memiliki kecembungan yang tidak merata. Sehingga berkas cahaya yang masuk ke mata tidak merata pembiasaannya. Akibatnya, bayangan benda jatuh pada tempat yang tidak sama. Penderita astigmatis dapat dibantu dengankaca mata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kaca mata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kacamata yang diasah secara khusus sehingga dapat mengimbangi ketidakmerataan itu. <br />5) Katarak <br />Katarak merupakan kelainan pada mata yang terjadi karena adanya pengapuran pada lensa sehingga elastisitasnya berkurang dan pandangan menjadi tidak jelas (kabur). Pengaburan itu juga menghalangi masuknya cahaya ke mata katarak dapat dihilangkan dengan jalan operasi. <br />6) Buta warna <br />Buta warna dipercayai hubungan dengan defisiensi atau kekurangan sel-sel kerucut pada retina. Ada beberapa macam buta warna. Salah satunya adalah buta warna merah hijau yang tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Buta warna merah hijau disebabkan oleh kekurangan atau tidak memiliki sel-sel kerucut merah dan hijau. <br />Buta warna merupakan kelainan turunan yang terpaut jenis kelamin. Kelainan ini lebih banyak diderita oleh kaum laki-laki daripada kaum perempuan karena gen-gen untuk buta warna merupakan gen resesif yang dibawa oleh kromosom x. <br />7) Rabun senja <br />Rabun senja, buta warna atau buta ayam merupakan kelainan pada mata yang ditandai ketidakmampuan melihat pada saat cahaya redup, terutama pada waktu sore hari (senja). Rabun senja disebabkan karena kekurangan pigmen rodopsin yang berguna untuk penglihatan pada saat cahaya redup. Kekurangan pigmen rodopsin menyebabkan mata menjadi tidak respnsif atau tidak tanggap terhadap jumlah cahaya yang sedikit. Rabun senja merupakan salah satu tanda kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A adalah bagian dari pigmen rodopsin. <br />8) Glaucoma <br />Glaukoma adalah munculnya bulor (lingkaran) hijau pada irus karena tekanan di dalam mata meningkat. Peningkatan tekanan tersebut disebabkan oleh bertambahnya sekresi dan penurunan absorbs aqueous humour. Glaucoma sering menimbulkan rasa nyeri pada mata. Jika glaukom atidak segera ditangani, tekanan pada saraf optik akan menyebabkan rusaknya retina yang berakhir dengan kebutaan. <br />Sebagian besar penurunan absorbs aqueous humour yang menimbulkan glaucoma belum diketahui. Namun, pada beberapa kasus hal itu disebabkan oleh penebalan lensa mata, peradangan, atau faktor-faktor fisik yang menekan atau menyumbat aliran absorpsi. Sebab-sebab lainnya belum diketahui. <br />9) Juling <br />Juling disebabkan karena kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri tidak serasi, dan dapat diatasi dengan absorbs kecil.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-70849155966319205812011-10-15T20:00:00.001-07:002011-10-15T20:00:29.710-07:00SISTEM TRANSPORTASI TUMBUHANSISTEM TRANSPORTASI TUMBUHAN<br />Tanaman atau tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan juga floem. Berikut ini, saya akan memaparkan betapa pentingnya mereka bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal.<br />Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem dan floem hanya dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian sel tertentu (protoplasm). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak.<br />Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.<br />Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman<br /><br /><br /><br /><br /><br />A.Jaringan Pengangkut <br /> Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. <br /><br />1) Xilem <br /> Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.<br />Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.<br />Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala. <br /><br /><br /><br />2) Floem <br /> Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. <br /> Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. <br /><br />B. Organ Pada Tumbuhan <br /> Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga. <br /><br />1. Akar <br /> Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.<br /> Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.<br /> Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.<br /> Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).<br /> Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar. <br /> Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan lignin. <br /> Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.<br /> Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya berselang-seling. <br />2. Batang <br /> Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.<br /> Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. <br />Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:<br />a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,<br />b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.<br /> Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel,<br />mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun. <br />3. Daun <br /> Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,<br />jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).<br /> Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut. <br /> Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air. <br /> Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.<br /> Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun. <br /><br />4. Bunga <br /> Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi<br />dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.<br /> Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang<br />lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari). <br />Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina). <br /><br /><br /><br /><br />Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan <br /><br />1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral<br />Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.<br />Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.<br />Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.<br /><br />a. Pengangkutan Ekstravaskuler<br />Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas. <br /><br />1. Pengangkutan Apoplas<br />Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.<br /><br />2. Pengangkutan Simplas<br />Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.<br /><br />b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)<br /> Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.<br /><br /><br /><br /><br />2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air. <br />a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)<br /> Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.<br />Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:<br />1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.<br />2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi. <br />3) Kelembaban udara<br />4) Kandungan air tanah.<br /> Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata. <br />b. Kapilaritas Batang<br /> Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.<br /> Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan. <br />c. Tekanan Akar<br /> Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele.<br /> Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.<br /> Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun<br />kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil. <br /><br />3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis <br /> Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya. <br /> Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.<br />D. Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkok dan Stek <br /> Untuk pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka.<br /> Mencangkok merupakan salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya.<br />'Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu 'cangkok kerat dan cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman-tanaman yang kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila <br />dilakukan pada musim kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah?<br />1) Tentukan satu jenis tanaman yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman.<br />2) Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan<br />tidak terlalu muda.<br />3) Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman.<br />4) Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berupa lendir hilang.<br />5) Tutup bagian cabang vang telah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis sararrg) r'arrg banyak tersedia di toko bibit tanaman dan buah-buahan.<br />6) Rungkus media c.rngkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi.<br />7) Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab.<br />8) Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut.<br />9) Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari induknva.<br />Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut. <br /> <br /> Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman:<br />1) Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1.<br />2) Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek.<br />3) Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang<br />akan distek.<br />4)Buatlah beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau banyak.<br />5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas)Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-63355405160033695252011-10-15T19:58:00.000-07:002011-10-15T19:59:50.806-07:00SISTEM TRANSPORTASI PADA HEWAN DAN MANUSIAA. Sistem transportasi pada avertebrata <br /><br />System transportasi oada advertebrata, misalnya Hidra, ringga gastrovaskulernya meluas masuk ke tentakel dari pusat tubuh. Pada planaria, makanan didistribusikan oleh rongga pencernaan yang bercabang-cabang dan kemudian bercabang-cabang lagi ke dalam semua bagian tubuh sehingga memberikan daerah permukaan yang luas. Daerah permukaan yang luas ini memungkinkan makanan dapat diabsorpsi lebih mudah. System ekskresi pada planaria juga bertindak sebagai system transportasi yang bercabang-cabang keseluruh bagian tubuh dan mengumpulkan zat-zat buangan yang harus dikeluarkan dari tubuh. <br />Cacing mempunyai system transportasi yang berbeda-beda pula. Cacing mempunyai selom, yaitu rongga tubuh yang berisi cairan tubuh tempat organ-organ dapat bergerak secara bebas satu dengan lainnya. Selom memberikan ruangan untuk pembuluh darah dan tempat bagi jantung untuk bergerak saat memompa darah. System transportasi pada cacing tanah terdiri dari pembuluh darah punggung, pembulih darah perit, dan pembuluh-pembuluh darah samping dengan lima pasang lengkung aorta (pembesaran dari pembuluh darah) yang berfungsi sebagai jantung. Denyutan pembuluih darah punggung dan lima pasang lengkung aorta didalam selom mengalirkan darah walaupun hewan dalam keadaan istirahat. <br />Cacing tanah mempunyai system transportasi darah tertutup yang sederhana, yaitu darah tidak pernah keluar dari pembuluh-pembuluh darah. Dinding pembuluh darah sangat tipis, dan zat-zat dapat berdifusi dengan mudah antara darah dan cairan ekstraseluler. Darah cacing tanah mengandung hemoglobin yang terlarut dalam cairan darah dan berfungsi untuk mentransfor oksigen lebih banyak. Darah cacing tanah berbeda dengan darah vertebrata yang hemoglobinnya terdapat didalam sel-sel darah merah. Dinding kulit cacing tanah sangat tipis dan dapat mengabsorpsi oksigen masuk kedalam darah. Kemudian darah membawa oksigen melalui pembuluh-pembuluh kapiler menuju ke pembuluh darah punggung. Selanjutnya oksigen dan sari makanan dari usus, di edarkan melalui pembuluh-pembulh kapiler keseluruh bagian tubuh. Darah cacing tanah mengalir Karena denyutan 5 pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. <br />Darah didalam pembuluh darah punggung mengalir dari belakang menuju kearah kepala. Dari pembuluh darah punggung ini darah mengalir menuju kepembuluh darah perut melalui lengkung aorta, yang letaknya dibagian depan. Dodalam pembuluh perut, darah mengalir dari depan menuju kebelakang. Aliran darah ini disebabkan karena denyut jantung aorta yang berperan sebagai jantung. <br />System transportasi pada insekta sangat menarik karena banyak insekta yang lebih aktif dari pada avertebrata lain dan pada umumnya insekta mempunyai system transportasi darah terbuka, misalnya pada beleleng. <br />System transportasi pada belalang hanya terdiri dari satu pembuluh yang memanjang dan terletak membujur diatas saluran makanan. Bagian belakang dari pembuluh terdiri dari beberapa gelembung disebut jantung pembuluh. Jantung pembuluh yang paling belakang tertutup. Bagian depan dari pembuluh darah merupakan aorta yang ujungnya terbuka. Jantung pembuluh dapat berdenyut sehingga darah terpompa mangalir menuju ke depan melalui aorta. Kemudian, darah dikeluarkan dari aorta masuk langsung kedalam jaringan-jaringan tubuh dan beredar bebas didalam tubuh tanpa melalui pembuluh-pembuluh. Selama beredar dalam jaringan-jaringan tubuh, darah memberikan sari-sari makanan kepada sel-sel dan mengambil hasil-hasil buangan dari metabolisme. <br />Tiap jantung pembuluh mempunyai lubang-lubang halus. Darah dan jaringan-jaringan tubuh kembali masuk kedalam jantung pembluh melalui luibang-lubang halus tersebut. Selanjutnya jantung pembuluh memompa darah yang masuk tadi kedalam melalui aorta dan dicurahkan kedalam rongga-rongga tubuh lagi untuk mengedarkan sari-sari makanan. System transportasi ini tidak mentranspor oksigen dan karbondioksoda. Oksigen mencapai sel-sel tubuh belalang dengan bantuan system trakea. System peredarah semacam ini dinamakan system transportasi darah terbuka. <br /><br />B. system transportasi pada vertebrata<br />semua vertebrata mempunyai system transportasi darah tertutup. Kontraksi oto-otot jantung yang kuat diperlukan untuk mengalirkan darah melalui kapiler. Darah dari jantung dielirkan ke kapiler-kapiler melalui pembuluh-pembuluh yang disebut arteri dan kembali dari klepiler ke jantung melalui vena. <br />Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel bercabang menjadi dua aorta, tiap aorta membelok kekiri dan kekanan. Pada tiap pangkal, arteri-arteri bercabang sebagai berikut:<br /> arteri karotis yang mengalirkan darah kekepala; <br /> arteri pulmo kutaneus yang bercabang dua; cabang yang menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis dan yang menuju ke kulit disebut arteri kutanea.<br />Sistem tranportasi pada reptile, misalnya kadal.berbeda dengan system transportasi pada katak, kadal mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruangan. Atrium kanan dan kiri di pisahkan oleh sekat yang disebut sekat serambi. Sekat yang membatasi ventrikel (bilik) kanan dan kiri belum sempurna, sehingga dapat terjadi percampuran darah yang berasal dari kedua bilik jantung tersebut. Derajat pemisahan ventrikel ini makin menuju ke kesempurnaan pada reptile bertingkat tinggi. Pada buaya, sekat bilik jantungnya hamper sempurna, dan hanya terdapat kedua hubungan ventrikel pada suatu lubang yang di sebut foramen panizzae. Adanya foramen ini memungkinkan distribusi oksigen kea lat-alat pencernaan dan pemeliharaan keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.<br /><br />Seperti halnya dengan system transportasi pada katak, reptile mempunyai dua aorta yang membelok ke kiri dan ke kanan. Dari kedua aorta ini bercabanglah arteri-arteri yang menuju ke daerah kepala dan tungkai depan dan arteri-arteri yang menuju ke organ-organ lain. System vena pada reptile sama dengan system vena pada katak.<br />System peredaran darah pada burung terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung burung adalah besar dan berbentuk kerucut dan di bungkus oleh suatu selaput yang di sebut pericardium<br /><br />Jantung burung terbagi dalam 4 bagian, yaitu: atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium dan ventrikel dibatasi oleh skat bilik serambi yang mempunyai klep. Atrium kiri dan atrium kanan dibatasi dengan skat serambi, sedangkan skat yang membatasi ventrikel kiri dan kanan disebut skat bilik. Disini sudah ada pemisahan sempurna antara darah arteri dan darah vena. Pada burung, busur aorta di sebelah kiri sudah tidak ada, dan system portanya hanya terdiri dari system porta hepatikus.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />C. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA<br /> Seperti halnya pada vertebrata, siatem transportasi pada manusia juga dilakukan oleh darah dan alat-alat transportasinya.<br /><br />1. DARAH<br />Kita sering mengatakan bahwa darah manusia berwarna merah, padahal warna merah ini tidak tetap. Kadang-kadang warnanya merah tua, dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida. Bila darah didiamkan selama beberapa waktu, maka akan tinggal cairan yang berwarna kekuningan, sedangkan warna merah akan mengendap. Darah manusia terdiri dari 2 komponen, yaitu: sel-sel darah dan cairan darah atau plasma darah. <br /><br />Volume darah didalam tubuh kurang lebih sepertigabelas berat badan pada orang dewasa yang sehat atau kurang lebih 4-5 liter. Bila cairan darah didalam tubuh terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka tubuh sendiri mengatur exspresi melalui keringat dan air kencing sehingga kadar larutan didalam darah dan tekanan osmosis darah akan tetap.<br /><br />Fungsi utama darah adalah:<br /><br />• Sebagai alat pengangkut sari-sari makanan dan oksigen keseluruh bagian tubuh, dan sebaliknya mengangkut hasil-hasil oksidasi yang tak digunakan dari jaringan tubuh ke alat-alat exskresi;<br /><br />• Menjaga agar temperatur tubuh, yaitu dengan memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke bagian lain yang tidak aktif;<br />• Mengedarkan air ke seluruh bagian tubuh;<br /><br />• Mengedarkan getah-getah hormon dari kelenjar buntu;<br /><br /> <br />Selain fungsi utama darah sebagai sarana transportasi, fungsi lain adalah:<br /><br />• Menghindarkan tubuh dari infeksi dengan antibodi.sel darah putih dan sel darah pembeku:<br /><br />• Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan-jaringan tubuh.<br /><br /><br />a. Sel-sel Darah <br /><br />Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Bila darah dipindahkan dari pembuluh darah (vena) ke dalam sebuah tabung reaksi, dan darah dijaga jangan sampai membeku, maka darah tersebut dapat di pisahkan menjadi dua lapisan. Lapisan bawah terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah atau sel darah pembeku (trombosit), Sel-sel darah ini merupakan 45% dari seluruh volume darah. dan sisanya sebanyak 55% berupa cairan darah (plasma darah). yang mengandung larutan berbagai macam zat anorganik dan organik.<br />Dalam fungsi transportasi, sel darah merah memegang peranan penting karena sel darah merah mengandung senyawa jenis protein yang disebut hemoglobin. Sedangkan sel darah putih berperan dalam hal kekebalan tubuh dan keping darah (trombosit) dalam hal penutupan luka. <br /><br /><br />1) Sel Darah Merah <br /><br />Sel-sel darah merah atau eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm3 darah pada orang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta dan pada orang perempuan dewasa mengandung kira-kira 4 juta sel darah merah. Masing-masing sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Bentuk sel darah merah hikonkaf dan berwarna kekuning-kuningan. Warna merah yang dimilikinya, berasal dari hemoglobin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. <br /><br />Fungsi hemoglobin ialah untuk mengangkut oksigen dan menjaga keseimbangan asam dan basa didilam tubuh. Bila seseorang dalam sel-sel darah merahnya kekurangan zat besi maupun hemoglobin,maka hal ini dapat mengakibatkan warna pucat yang disebut kurang darah atau anemia. Orang yang darahnya kurang mengandung oksigen akan berwarna kebiru-biruan,yang disebut sianosis,. Misalnya, bila seorang tercekik atau batuk tidak henti-hentinya maka warna biru akan tampak jelas pada bibirnya.<br /><br />Jumlah sel-sel darah merah didalam tubuh dapat pula menjadi berkurang karena luka yang banyak mengeluarkan darah, ataupun karena adanya kuman-kuman penyakit pemakan sel-sel darah merah, misalnya kuman malaria dan cacing tambang. Hal ini dapat pula disbabkan karena pembuatan sel-selnya terganggu, misalnya karena adanya gangguan pada sel-sel sumsum tulang belakang, bagian epifisis tulang pipa dan tulang-tulang pipih. Sel-sel darah merah dibentuk di dalam susunan tulang pipih, dan pada bayi dibentuk di dalam hati. <br /><br />Sel darah merah yang telah tua dan mati diuraikan dalam limfe dan hati. Hemoglobin yang berwarna kemerahan dirombak dan di jadikan zat warna biru empedu (bilirubin). <br /><br /><br /><br />2) Sel-sel Darah Putih <br /><br />Sel darah putih atau leukosit lebih sedikit jumlahnya di bandingkan dengan jumlah sel darah merah. Pada orang dewasa L/P, setiap mm3 darahnya terdapat kira-kira 6.000-9.000 butir. <br /><br />Jenis sel darah putih bermacam-macam. Umumnya sel-sel darah putih lebih besar dari pada sel darah merah. Sel darah putih berbentuk ameboit, dan berinti sel yang bulat atau cekung. Sel darah putih di buat dalam sumsum tulang merah, limfe, kelenjar limfe, dan jarinngan retikuloendotelium. <br /><br />Tugas utama sel darah putih adalah untuk ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain yang ada di dalam tubuh. Oleh karena itu sel-sel darah putih juga sering disebut fagosit. Kadang-kadang juga berfungsi sebagai alat pengangkut zat lemak, sehingga sel darah putih lebih banyak terdapat dalam pembuluh kil dan pembuluh limfe. <br /><br /><br /><br />Macam –macam sel darah putih <br /><br />Sel darah darh putih terdiri dari agranulosit dan granulosit. Agranulosit terdiri atas monosit dan limfosit, sedangkan granulosit terdiri atas netrofil, basofil, dan eosinofil. <br /><br />a) Monosit, berinti bulat atau bulat panjang dan besar bersifat fagosif dan bisa bergerak cepat. <br /><br />b) Limfosit, ada yang kecil (hanya lebih besar sedikit dari sel darah merah) dan ada yang besar, berinti satu, dan tidak dapat bergerak. Berfungsi untuk kekebalan (imunitas) <br /><br />c) Netrofil, dapat di bagi-bagi lagi menurut keadaan intinya; ada yang berinti seperti batang, beriti bengkok, dan ada pula yang berinti bercabang-cabang, sifatnya adalah fagosit. <br /><br />d) Basofil, berbintik-bintik kebiruan dan bersifat fagosit. <br /><br />e) Eosinofil. mengandung bintik-bintik warna kemerahan yang makin bertambah jumlahnya bila ada infeksi, dan bersifat fagosit.<br /> <br /><br /><br />3) Sel darah pembeku <br /><br />Sel darah pembeku atau trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sel ini kecil-kecil dalam bentuk tidak teratur dan sering disebut sel darah pembeku. Pada umumnya setiap mm3 darah pada orang dewasa mengandung sejumlah 200.000-400.000 butir trombosit<br /><br />Trombosit tidak berinti dan di buat didalam sumsum tulang. Pada penderita penyakit hemofili, darahnya sukar membeku sehingga terus mengalir dari setiap luka. Pembekuan darah itu sendiri merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit. <br /><br />Jaringan dan alat-alat tubuh yang membuat sel-sel darah secara kontinu berbeda pada waktu masih embiro dan sudah dewasa. Pada waktu embiro dan bayi sel-sel darah dibuat di limfe dan hati. Eritoblas adalah tempat pembuatan sel-sel darah merah. Jaringan reticular adalah tempat pembuatan sel-sel darah putih , dan megakariosit adalah tempat pembuat sel-sel darah pembeku. Macam sel darah putih yang lain dibuat di dalam kelenjar limfe<br /><br />b. Cairan darah <br /><br /> Cairan darah (Plasma darah) terdiri dari air dan larutan berbagai macam zat anorganik dan organic yang terlarut dalamnya lebih kuramg sejumlah 7-10%. Karena sifatnya sebagai pelarut bahan-bahan tersebut itulah, maka cairan darah berperan dalam transportasi zat-zat dalam tubuh.<br /><br /> Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain: <br />1) sari makanan dan mineral ynag terlarut dalam darah, misalnya glukosa, asam lemak, gliserin,kolesterol, dan asam amino, (sari makanan) dan garam-garam mineral; <br /><br />2) enzim, hormone dan antibody, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel;<br /><br />3) protein yang terlarut dalam darah, misalnya globulin, albumin dan fibrinogen;<br /><br />4) urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme;<br /><br />5) O2 CO2 dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.<br /><br /><br /><br /> Protein yang larut dalam darah disebut protein darah, terdiri atas albumin globulin dan fibrinogen. Molekul-molekul ini cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Albumin mempunyai pengaruh besar dalam tekanan osmosis darah. Fibrinogen diperlukan dalam proses pengumpulan darah. <br /><br />Bila protein asing yang tidak sesuai masuk kedalam tubuh, maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan atau membinasakanya. Hal ini perlu diperhatikan dalam peristiwa transfusi darah. Transfuse darah di perlukan bila seseorang kekurangan darah dari volume normal darah. Kekurangan darah dapat disebabkan oleh penyakit atau dapat juga karena luka, baik luka kecelakaan maupun luka yang disemgaja(operasi), maka agar fungsi transportasi tidak terganggu, diperlukan penambahan darah atau transfuse darah . meskipun semua darah manusias tampaknya sama, tetapi kandungan proteinnya sangat berlainan. Protein asing itu disebut antigen, yaitu penyebab timbulnya zat penolak yang disebut zar anti atau antibodi.<br /><br />Setiap antibodi dibentuk kusus untuk menghadapi adanya protein asing yang biasanya berbentuk kuman-kuman penyakit. Antibody yang dapat mengumpulkan antigen, disebut prespiyin; yang dapat menguraikan disebut lisin; dan yang dapat menawarkan racun disebut antioksin.<br /><br />Dr. Karl Landsteiner, seorang ahli imunologi dan ilmu penyakit, kelahiran Australia (1868-1943), dan Donath menemukan perbrdaan-perbedaan antigen yang dikandung dalam darah manusia . Atas dasar inilah mereka membagi golongan darah manusia dalam 4 macam, yaitu golongan darah A; B; AB; dan O; <br /><br />• Bila didalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin b, maka rumus darah orang tersebut adalah (A,b.) dan mempunyai golongan darah A.<br /><br />• Bila sel darah seseorang mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin a, maka rumus darah orang tersebut adalah (B,a.) dan mempunyai golongan darah A.<br /><br />• Bila sel darah seseorang mengandung aglutinogen A, dan aglutinogen B, tetapi serum darahnya tidak dapat membuat agglutinin, maka rumus darah orang tersebut (A,B,) dan mempunyai golongan darah A,B.<br /><br />• Bila didlam sel darah seseorang tidak mengandung aglutinogen dan serum darahnya dapat membuat agglutinin a dan b, maka rumus darah orsng tersebut adalah (-,ab ) dan mempunyai golongan darah O.<br /><br /><br />Dalam transfusi darah, yang perlu diperhatikan bagi donor adalah jenis aglutinogennya didalam sel darah merah (eritrosit), sedangkan bagi resipien adalah jenis aglutininnya didalam plasma darah. <br />Orang yang mendapat darah, disebut penerima darah atau resipien, dan sebaliknya orang yang memberi darah disebut pemberi darah atau donor. Sel darah yang di berikan kepada resipien adalah senyawa protein. Bila senyawa ini tidak sesuai, maka senyawa tersebut akan bersifat sebagai antigen. Sel darah akan di gumpalkan atau mengalami aglutinasi. Masing-masing orang memiliki golongan darah tertentu. Ini berarti bahwa sel darah seseorang mengandung zat aglutinogen tertentu, dan plasma darahnya dapat membuat aglutinin tertentu pula.<br /><br />Dari skema pindah tuang darah berikut tampak bahwa darah O dapat memberikan darahnya kesemua golongan darah. Sehingga golongan darah O disebut Donor universal, sebaliknya golongan darah AB disebut resipien universal. Pada umumnya orang Indomesia bergolongan darah B atau O, orang Eropa umumnya mempunyai golongan darah A atau AB. Orang Peru mempunyai golongan darah O dan orang Australia mempunyai golongan darah A dan O.<br /><br />Berdasarkan Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI nomor 1147/YAN MED/RSK/1991 Bab persyaratan Teknis kegiatan pengambilan pengamanan pengolahan penyimpangan serts penyamoaian Darah subbab C. No,5 a dan no 6 disebutkan bahwa <br /><br />1) Penderita yang tidak diketahui golongan darah ABO nya dapat diberikan sel darah pekat golongan O.<br />2) Dalam menyiapkan plasma cair, plasma segar beku, kriopresipitat, dan trombosit pekat yang aman dan siap pakai untuk transfuse tidak perlu dilakukan reaksi silang, tapi harus sesuai golongan darah ABO nya dengan sel darah merah pasien.<br /><br />Pada tahun 1940, Landsteiner menemukan golongan darah A, yang juga dapat diberikan kepada darah kera jenis Macaus rhesus, tetapi 15% lainnya tidak dapat di berikannya dan terjadilah aglutinasi.<br /><br />Selanjutnya Philip Lavine, seorang serologi bangsa Amerika mengemukakan bahwa penyakit kuning pada bayi dapat disebabkan karena sel-sel darah bayi binasa oleh aglutinin yang berasal dari Ibunya. Pertolongan yang dapat diberikan ialah dengan ‘mengganti’ darah bayi seluruhnya. Dalam keadaan darurat, misalnya dalam peperangan, kekurangan darah yang di sebabkan karena luka-luka dapat diganti dengan pemberian plasma darah, bukan sel darah, plasma darah dapat dikringkan dan diencerkan kembali sebelum digunakan. Pada umumnya transfusi darah dilakukan kepada:<br /><br />1) orang yang mengalami kecelakaan atau luka parah;<br />2) orang yang mengalami tubuh terbakar;<br />3) orang yang kehilangan banyak darah, misalnya karena dioperasi;<br />4) orang yang kekurangan darah yang akut;dan<br />5) orang yang mengidap penyakit kronis.<br /><br /><br />2. Alat-alat Peredaran Darah<br /><br />a. Jantung <br /><br /> Jantung merupakan alat pemompa darah yang terletak didalam rongga dada dan diatas diafragma. Dinding jantung terdiri dari tiga lapis, yaitu pericardium sebagai selaput pembungkus jantung, miokardium sebagai otot jantung;dan endokardium sebagai selaput yang membatasi ruangan jantung.<br />Ruangan jantung terdiri dari 4 bagian, yaitu dua serambi ( atrium ) kanan dan kiri dan dua bilik ( ventrikl ) kanan dan kiri. <br />Otot jantung atau miokardium tersusun dari jenis otot kerdiak yang berkerja tidak kehendak kita. Pada sekat antara dua serambi jantung terdapat simpul srsf yang merupakan saraf tak sadar. Otot jantuing bagian bilik (ventrikel) lebih tebal dari pada otot jantung baagian serambi atau atrium. Dan bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari pada bagian kanan.<br />Jantung yang terus-menerus bekerja memompa darah keseluruh bagian tubuh mendapat makanan dan oksigen dari darah yang diangkutoleh nadi tajuk (arteri koronaria). Nadi ini kecil dan dapat tersumbat sehingga kerja jantung dapat terhenti. Peristiwa penyumbatan nadi jantung ini disebut koronariasis.<br />Bila serambi jantung mengembang, maka jantung menghisap darah dari pembuluh balik (vena kava supersior dan vena kava inferior) masuk ke dalam serambi kanan dan dari vena pulmonalis darah masuk ke serambi kiri. Vena pulmonalis mengandung darah yang kaya oksigen. Bila serambi jantung menguncup maka bilik jantung mengembang, darah mengalir dari serambi masuk ke dalam bilik. Bilik jantung merupakan bagian jantung yang berfungsi memompa darah meninggalkan jantung. Dari bilik kiri, darah arterial yang kaya oksigen di pompa ke seluruh bagian tubuh, sedangkan dari bilik kanan, drah yang kaya CO2 dipompa ke paru-paru. Setelah darah terpompa keluar otot bilik mengendor ( relaksasi ) maxsimum, dan tekanan ruangan jantung pada saat itu paling rendah. Peristiwa ini di sebut diastole.<br />Sesudah darah masuk ke dalam bilik, rangsang memulai berkas his terputus sebentar, kurang lebih sepersepuluh detik dan di gunakan oleh otot jantung untuk beristirahat. Kemudian mulailah otot bilik jantung menguncup dan darah di dalam bilik di pompakan ke pembuluh nadi paru-paru maupun aorta sama banyak, sehingga tekanan ruangan cenderung menjadi maksimum. Peristiwa ini di sebut sistole.<br /><br />b. pembuluh darah<br /><br />Sesudah darah keluar jantung, darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh nadi adalah pembuluh yang keluar dari jantung. Dinding ototnya tebal dan elastis, membantu tenaga pemompaan jantung dalam peredaran darah. Katup hanya ada sebuah, yaitu tepat di luar jantung. Umumnya arteri terletak di bagian dalam tubuh, hanya di beberapa tempat arteri terdapat di dekat permukaan tubuh sehingga dapat dirasakan denyutnya.<br />Pembuluh nadi tempat darah keluar jantung ada dua, yang satu menuju keseluruh bagian tubuh di sebut nadi besar (aorta). Aorta ini keluar dari bilik kiri, dimana darahnya mengandung banyak oksigen (darah arteri). Pembuluh nadi yang lain menuju ke paru-paru (arteri pulmanolis). Pembuluh ini keluar dari bilik kanan darahnya banyak mengandung karbondioksida serta uap air dan mengikat oksigen dari udara. Dari paru-paru darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik paru-paru (pulmonalis). Peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung ini di sebut peredaran darah kecil.<br />Arteri akan bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil yang di sebut arteriol. Arteri dan arteriol berdinding otot tebal. Arteriol bercabang-cabang halus menjadi kapiler. Dinding pembuluh kapiler hanya terdiri dari selapis sel dan sedemikian sempitnya sehingga sel-sel darah hanya dapat lewat satu persatu. Di dalam pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran gas. Darah dari kapiler kambali ke jantung melalui venula, kemudian ke pembuluh balik (vena). Umumnya pembuluh balik lebih tipis, tetapi lubang pembuluhnya lebih luas. Sepanjang pembuluh balik terdapat banyak katup-katup untuk mencegah agar darah tidak mengalir kembali. Peredaran darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung, di sebut peredaran darah besar.<br /><br />c. Pembuluh limfe (getah bening)<br /><br />Pembuluh limfe di sebut juga getah bening. Pembuluh limfe di mulai dari berbagai jaringan-jaringan tubuh. Semua cairan limfe yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan di kumpulkan dalam pembuluh limfe dan bersatu menjadi pembuluh limfe kanan (duktus limfatikus dekster). Pembuluh limfe ini bermuara di pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan.<br />Semua pembuluh limfe dari bagian lain dikumpulkan dalam pembuluh limfe dan bersatu menjadi pembuluh limfe dada (duktus torakikus) dan bermuara ke dalam vena di bawah tulang selangka kiri.<br /><br />3. Sistem imunitas (kekebalan)<br /><br />Virus kadang-kadang melewati kulit dan selaput lendir untuk menghindarkan diri dari sel-sel system kekebalan yang ada di dalam darah, dan masuk ke dalam sel tubuh. Kemudian sel-sel tubuh memprodusir interferon. Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di sekitarnya terhadap virus.<br />Respon kebal mempunyai tiga ciri, yaitu kekhususan, pengenalan terhadap benda asing, dan daya ingatan. Peranan system kekebalan adalah untuk mengenali dan membinasakan antigen asing yang masuk kedalam tubuh. Suatu antigen adalah setiap benda atau zat yang dapat memacu tubuh untuk meningkatkan repons kebal terhadapnya. Antigen yang paling umum adalah protein yang mengandung substansi dari organisme yang lain, seperti toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau lapisan protein penutup virus.<br /><br />a. Anatomi system kekebalan <br />Banyak interaksi seluler yang terlibat dalam respons kebal berlangsung di dalam simpul-simpul limfe, di dalam limfe, dan di tempat-tempat utama di mana pathogen masuk ke dalam tubuh. Tempat-tempat utama itu antara lain: lapisan saluran alat pernafasan, alat pencernaan, genetalia, dan saluran alat kencing. <br />Kita ketahui bahwa getah bening mengalir secara lambat masuk ke dalam pembuluh limfe yang berdinding tipis dan mengalir kembali masuk ke dalam darah lewat pembuluh torakikus. Sewaktu-waktu sepanjang pembuluh limfe, getah bening masuk melalui simpul-simpul limfe yang di lapisi oleh sel-sel darah putih (leukosit). Simpul-simpul limfe menyaring benda-benda asing keluar dari limfe. Tonsil dan adenoid adalah simpul-simpul limfe di dalam tenggorokan dan hidung. Limfe bekerja menyerupai filter untuk darah.<br /><br />b. Sel-sel system kekebalan<br /><br />Kelompok utama leukosit yang berperan dalam respons kebal ialah:<br />1. fagosit, yang meliputi netrofil dan makrofag. Netrofil terdapat di dalam darah. Makrofag dapat meninggalkan system peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan dan rongga tubuh;<br />2. limfosit, yaitu sel-sel kecil dengan bentuk berubah-ubah yang mengenali antigen, menghasilkan antibody dan mengontrol respon kebal. Limfosit beredar ke seluruh bagian tubuh, dari aliran darah terus ke limfe dan kembali ke dalam darah. Limfosit mempunyai dua bentuk utama, yaitu T.limfosit dan B.limfosit. keduanya berasal dari sumsum tulang.<br />c. Vaksinasi<br />Vaksinasi terhadap suatu penyakit yang khusus menyebabkan system kekebalan, dapat meningkatkan respon kebal pertama dan menghasilkan sel-sel memori (sel system imun yang mengingat peristiwa imonologik tertentu) yang siap untuk memicu respon kebal kedua pada perlawanan tubuh yang pertama terhadap antigen penyakit .<br /><br />d. Kegagalan system kekebalan<br /><br />Sistem kekebalan adalah sangat vital dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Bila sesuatu berjalan salah dengan system kekebalan tubuh maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, bila kelenjar timus tidak normal kerjanya, maka T.limfosit gagal untuk berkembang.<br />Otomonitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh mengembangkan antibody pada antigennya sendiri. Secara wajar, tubuh “belajar” untuk mengenali proteinnya sendiri dan antigen lainnya selama perkembangan dan tidak dapat memprodusir antibody untuknya. Akan tetapi, kadang-kadang system pengenalan diri pecah. Dalam beberapa contoh, hal ini terjadi karena tubuh di pacu untuk memprodusir antibody dalam merespon antigen asing yang serupa dengan salah satu antigen tubuhnya sendiri. Dalam kasus semacam ini antibody dapat merusak protein tubuh yang serupa maupun antigen asing. Contohnya, antibody yang terbentuk selama demam rematik dapat menyebabkan reaksi otoimunitas yang menguraikan protein tubuh di kemudian hari, terutama di dalam jantung. Arthritis rematik, anemia pernisiosa, penyakit addeson dan sejumlah penyakit lain yang bersifat merusak juga di perkirakan di sebabkan oleh otoimunitas. Jadi, otoimunitas merupakan kegagalan daya diskriminasi endogen-endogen pada system kekebalan sehingga zat yang berasal dari tubuh sendiri di anggap sebagai zat atau benda asing dan terhadapnya di bentuk zat anti ( antibody).<br /><br />C. Kelainan dan gangguan pada system transportasi darah<br /><br />Beberapa kelainan pada system transportasi darah, yang disebabkan oleh factor-faktor keturunan, ataupun sebab-sebab yang belum diketahui.: <br />1. hemofili, adalah suatu penyakit keturunan dimana darah sukar membeku. <br />2. anemia atau penyakit kekurangan darah mungkin disebabkan karena hemoglobinnya kurang mengandung zat besi., atau karena memang kekurangan sel darah merah. <br />3. leukemia atau kangker darah disebabkan karena produksi sel-sel darah putih yang tidak dapat terkendalikan. <br />4. varises adalah pelebaran pembuluh vena, umumnya terdapat di bagian betis. <br />5. hipertensi adalah tekanan darah arteri yang abnormal tinggi.<br />6. hipotensi adalah tekanan darah yang abnormal rendah.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-67413943034173141042011-10-15T19:56:00.000-07:002011-10-15T19:57:42.643-07:00REPRODUKSI PADA TUMBUHANREPRODUKSI PADA TUMBUHAN<br /><br /><br />Seperti telah disebutkan, tumbuhan dapat berkembang biak dengan cara generatf dan vegetatif. Tumbuhan mangga dapat bereproduksi dengan cara generatif ataupun vegetatif, sedangkan tumbuhan pisang bereproduksi hanya dengan cara vegetatif.<br /><br />1. Reproduksi Secara Generatif<br />Dalam reproduksi secara generatif, individu baru yang terbentuk merupakan hasil peleburan atau pertemuan antara sel kelamin (gamet) jantan dan betina. Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), gamet jantan (sperma) dihasilkan oleh alat kelamin jantan penghasil sebuk sari, sedangkan gamet betina (ovum) dihasilkan oleh alat kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), alat kelaim betina dan alat kelamin jantan terdapat di dalam organ reproduksi seksual yang disebut bunga.<br />Bunga umumnya merupakan struktur hermafrodit, maksudnya dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan alat kelamin betina secara bersama-sama, contohnya bunga sepatu, bunga mawar, dan bunga lili. Namun, ada pula bunag yang uniseksual, yaitu memiliki alat kelamin jantan saja atau alat kelamin betina saja.<br /><br />a. Bagian-bagian Bunga<br />Suatu bunga dikatakan lengkap atau disebut juga bunga sempurna jika memiliki bagian-bagian bunga, antara lain kelopak bunga (kaliks), mahkota bunga (korola), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bagian-bagian bunga tersebut tumbuh pada dasar bunga (reseptakulum) yang merupakan pelebaran ujung tangkai bunga. Di bagian terluar bunga terdapat kelopak bunga yang umumnya berukuran kecil dan berwarna hijau. Kelopak bunga tersusun atas lembaran daun-daun kelopak (sepala). Fungsi kelopak bunga adalah membungkus dan melindungi bunga pada saat masih berbentuk kuncup. Di sebelah dalam kelopak terdapat mahkota bunga yang tersusun atas helaian daun-daun mahkota (petala). Petala sering kali berwarna terang dan mencolok untuk menarik perhatian serangga ataupun burung. Kelopak dan mahkota biasa disebut perhiasan bunga. Keduanya tidak menghasilkan gamet.<br />Disebelah dalam mahkota bunga terdapat sederetan benang sari. Tiap benang sari terdiri atas sebuah kepala sari (antera) yang terletak diujung tangkai sari (filamen). Setiap kepala sari memiliki empat kantong sari (mikrospongarium) yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (polen). Dalam setiap kantong sari terdapat sel induk mikrospora yang sangat banyak. Tiap sel induk mikrispora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk empat mikrospora haploid yang saling bergandengan dalam bentuk tetrad. Kemudian, tiap mikrospora membelah lagi secara mistosis membentuk dua inti haploid yang akan berkembang menjadi serbuk sari. Ketika serbuk sari telah masak, kantong sari akan pecah sehingga serbuk sari di dalamnya akan berhamburan keluar.<br />Putik biasanya terdapat di bagian tengah bunga. Sebuah bunga dapat memiliki satu atau beberapa putik yang saling bebas atau bersatu pada dasar bunga. Setiap putik memiliki tiga bagian, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah (ovari). Kepala putik merupakan permukaan tempat melekatnya serbuk sari pada saat penyerbukan, sedangkan tangkai putik merupakan penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovula). Pembentukan sel telur atau ovum (gamet betina) terjadi di dalam bakal buah.<br />Sebuah bakal biji tersusun atas sel-sel parenkim yang disebut nuselus (badan bakal biji) atau megasporangium. Nuselus dikelilingi oleh satu, dua atau tiga selubung atau kulit yang disebut kulit bakal biji (integumen). Integumen tubuh di atas nuselus, tetapi meninggalkan sebuah lubang (mikropil) tempat masuknya buluh serbuk sari nanti. Bakal biji melekat pada diding bakal buah pada suatu bagian yang disebut plasenta melalui sebuah tangkai pendek (funikulus).<br />Di dalam nuselus berkembang sebuah sel induk kantong embrio atau sel induk megaspora yang diploid. Sel induk tersebut kemudian membelah secara meiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Satu dari empat sel megaspora berkembang menjadi kantong embrio atau kantong lembaga, sedangkan tiga sel lainnya mereduksi atau berdegenerasi. Selanjutnya, inti sel (nucleus) megaspora melakukan tiga kali pembelahan mitosis sehingga terbentuk tujuh sel dengan delapan inti sel. Inti-inti sel tersebut kemudian bermigrasi dan dua inti sel bersatu di tengah kantong embrio membentuk inti sel endosperm. Sekarang, kantong embiro yang masak memiliki enam sel haploid dan inti sel endosperm diploid. Tiga inti sel yang berada pada arah berlawanan dengan mikropil dinamakan inti sel antipoda, sedangkan tiga inti sel lainnya berada di dekat mikropil. Di antara tiga inti sel yang ada di dekat mikropil, satu inti sel di tengah merupaka ovum (gamet betina), sedangkan du ainti sel pendampingnya disebut inti sel sinergid. Dalam keadaan demikian, bakal biji siap melakukan pembuahan (fertilisasi) yang didahului oleh penyerbukan.<br /><br />b. Penyerbukan <br />Penyerbukan (polinasi) adalah proses pemindahan serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik sebelum terjadinya pembuahan. Penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan jenis perantaranya dan berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di kepala putik.<br />1) Penyerbukan Berdasarkan Jenis Perantaranya<br />Penyerbukan dapat berlangsung dengan bantuan berbagai jenis perantara, antara lain air, angina, hewan, dan manusia.<br /><br />a) Penyerbukan Dengan Perantara Air (Hidrofili)<br />Penyerbukan dengan perantara air hanya terjadi pada tumbuhan air, baik tumbuhan air tawar maupun tumbuhan air laut. Contoh tumbuhan air yang mengalami penyerbukan dengan perantara air adalah hydrilla verticillata.<br /><br />b) Penyerbukan Dengan Perantara Angin (Anemofili)<br />Tumbuhan rumput-rumputan, misalnya jagung, padi, dan gandum adalah contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angina. Tumbuhan tersebut umumnya memiliki serbuk sari yang ringan, kering, dan sangat banyak. Kepala dari dan kepala putik tersembunyi. Kepala putik berbulu dan berperan sebagai "jarring" penangkap serbuk sari yang lewat. Umumnya bunga rumput-rumputan tidak memiliki kelopak dan mahkota, kalaupun ada keduanya mereduksi. Bunga tersebut tidak menghasilkan madu (nektar). <br />Bunga yang penyerbukannya dengan perantara angina mempunyai ciri-ciri :<br />a) Kepala putik besar<br />b) Tidak mempunyai perhiasan bunga<br />c) Berat jenis serbuk sari sangat ringan <br />Contohnya : pakis haji, tusam, padi ilalang, tebu, gandum dan jagung.<br /><br />c) Penyerbukan Dengan Perantara Hewan (Zoidiofili)<br />Hewan-hewan yang dapat membantu terjadinya penyerbukan pada tumbuhan, antara lain serangga, burung, kelelawar, dan siput.<br />• Penyerbukan dengan Perantara Serangga (Entomofili)<br />Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga memiliki ciri-ciri mahkota berwarna menarik, bunga berbau khas, serbuk sari dan kepala putik lengket, serta memiliki kelenjar madu. Contoh serangga yang dapat membantu penyerbukan, antara lain kupu-kupu (Lepidoptera), lebah (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), dan lalat (Diptera).<br /><br /><br />• Penyerbukan dengan Perantara Burung (Ornitovili)<br />Penyerbukan dengan Perantara Burung terjadi pada tumbuhan yang umumnya memiliki kelenjar madu. Contoh burung yang melakukan penyerbukan adalah burung kolibri.<br />• Penyerbukan dengan Perantara Kelelawar (Kiropterofili)<br />Karena merupakan hewan nocturnal, biasanya kelelawar membantu penyerbukan tumbuhan yang bunganya mekar pada sore atau malam hari.<br />• Penyerbukan dengan Perantara Siput (Malakofili)<br />Penyerbukan ini jarang terjadi, kalaupun terjadi hanya pada tumbuhan yang didatangi siput.<br /><br />d) Penyerbukan Dengan Perantara Manusia (Antropofili)<br />Penyerbukan ini merupakan penyerbukan yang sengaja dilakukan oleh manusia atau disebut juga penyerbukan buatan. Hal ini dilakukan karena suatu tumbuhan tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri atau karena tidak ada perantara lain yang cocok untuk membantu penyerbukannya. Contoh tumbuhan itu ad salak dan vanili.<br /><br />2) Penyerbukan Berdasarkan Asal Serbuk Sari Yang Jatuh Di Kepala Putik<br />Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan menjadi penyerbukan sendiri, penyerbukan tetangga, penyerbukan silang, dan penyerbukan bastar.<br />a) Penyerbukan Sendiri<br />Pada penyerbukan sendiri, serbuk sari yang jatuk di kepala putik berasal dari bunga yang sama. Umumnya penyerbukan ini terjadi pda bunga hermafrodit atau biseksual.<br />b) Penyerbukan Tetangga<br />Penyerbukan tetangga terjadi jika serbuk sari yang mencapai kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan yang sama.<br />c) Penyerbukan Silang<br />Disebut demikian jika serbuk sari dari suatu bunga menyerbuki kepala putik bunga lain yang sejenis.<br />d) Penyerbukan Bastar<br />Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari dari suatu buga menempel pada kepala putik bunga tumbuhan lain yang berbeda varietas.<br /><br /><br />c. Pembuahan <br />Proses penyerbukan biasanya segera diikuti dengan proses pembuahan (fertilisasi). Namun, pada beberapa jenis tumbuhan penyerbukan tidak selalu diikuti dengan pembuahan. Hal itu dapat terjadi, antara lain karena faktor berikut :<br />1) Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda (tumbuhan berumah dua)<br />2) Pada bunga hermafrodit, benag sari dan putik masak tidak dalam waktu yang bersamaan.<br />3) Struktur bunga itu sendiri mencegah terjadinya penyerbukan sendiri, contohnya pada bunga iris (Iris Pseudacorus) dan bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) putik terletak di atas benang sari.<br />4) Adanya mekanisme inkompatibilitas (ketidaksesuaian) sendiri, misalnya buluh serbuk sari gagal tumbuh atau gagal mencapai ovum, ketidaksesuaian antara jaringan tangkai putik dan buluh serbuk sarai, serta tidak tersedianya nutrisi esensial.<br />Pembuahan ad proses peleburan atau bersatunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum) untuk membentuk suatu zigot. Pada tumbuhan Angiospermae, gamet jantan terdapat di dalam serbuk sari, sedangkan gamet betina tersapat di dalam bakal biji. Agar pembuahan dapat terjadi, inti sel (nucleus) gamet jantan dari serbuk sari harus dapat mencapai inti sel gamet betina di dalam bakal biji dan bersatu dengannya. <br />Begitu jauh di atas kepala putik, sebutir serbuk sari akan menggunakan larutan gula yang ada di kepala putik sebagai sumber energi untuk membentuk sebuah buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari tumbuh di dalam tangkai putik, kemudian menuju bakal buah dan masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil. Dua inti yang terdapat pada serbuk sari, yaitu inti vegetatif dan inti generatif, menempati daerah di belakang ujung buluh serbuk sari. Inti vegetatif berfungsi mengatur atau memandu pertumbuhan buluh serbuk sari. Di dalam buluh serbuk sari, inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang dinamakan inti sperma I dan inti sperma II. Ketika mencapai bakal biji, ujung buluh serbuk sari masuk ke kantong embrio yang berisi gamet betina (inti telur) dan inti endosperma melalui mikropil. Di dalam kantong embrio, inti sperma I bersatu dengan inti telur untuk membentuk zigot (yang nantinya tumbuh menjadi embrio tumbuhan atau lembaga), sedangkan inti sperma II bersatu dengan inti endosperma untuk membentuk endosperma (sering kali mengandung suatu makanan cadangan yang akan digunakan oleh embrio tumbuhan di dalam biji. Karena terjadi du akali pembuahan oleh dua inti sperma, pembuahan tersebut dinamakan pembuahan ganda. Pembuahan ganda merupakan ciri khas tumbuhan Angiospermae.<br />Jikapembuahan terjadi hanya satu kali karena sel telur dan sperma hanya memiliki satu inti, pembuahan itu dinamakan pembuahan tunggal. Pembuahan tunggal terjadi pada tumbuhan Gymnospermae, lumut, dan paku.<br />Pada dasarnya, fertilisasi pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) adalah sama. Perbedaannya, pada Gymnospermae hanya terjadi satu kali peleburan (inti sperma dengan ovum) yang disebut pembuahan tunggal. Sedangkan pada Angiospermae terjadi dua kali peleburan (inti sperma I dengan ovum dan inti sperma II dengan kandungan lemabaga sekunder) yang disebut pembuahan ganda.<br /><br />1) Pembuahan tunggal <br />Pembuahan tunggal terjadi pada Gymnospermae. Pembuahan ini diawali oleh menempelnya serbuk sari pada tetes penyerbukan, selanjutnya diserap ke ruang serbuk sari. Sementara itu, di dalam serbuk sari terbentuk dua inti sel, yaitu inti generatif dan inti vegegtatif. Kemudian serbuk sari membentuk buluh serbuk kea rah ruang arkegonium. Di ruang arkegonium inti generatif membelah dua menjadi sel dinding (sel dislokator) dan sel spermatogen. Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid yang bersilia. Sesaat setelah sel vegetatif lenyap, sel spermatozoid melebur dengan ovum membentuk zigot.<br /><br />2) Pembuahan ganda<br />Bunga merupakan alat reproduksi generatif pada Angiospermae. Bunga tersusun dari lapisan-lapisan melingkar yang terletak di atas ujung tangkai yang khusus. Ujung tangkai ini disebut pediselus yang umumnya mengembung membentuk dasar bunga (reseptakulum). Lapisan lingkaran terluar di atas dasar bunga merupakan kelopak bunga (kaliks) yang tersusun atas helaian-helaian yang disebut petal. Gabunga kaliks dan korola membentuk perhiasan bunga, disebut periantum. Kaliks umumnya berwarna hijau, sedangkan korola berwarna-warni bergantung pada jenis tumbuhannya. Lebih kea rah pusat terdapat benang sari (stamen) yang terdiri atas tngakai sari (filament) dan kepala sari (antera). Bagian bunga yang terletak di pusat adalah pitik (pistilum) yang terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan kandungan telur (ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum) dan yang menempel bagian ovarium disebut plasenta.<br />Pada pembuahan ganda, serbuk sari yang menempel pada kepala putik akan mengalami pembengkakan karena mengisap air dari kepala putik. Pembengkakan ini mengakibatkan pecahnya dinding luar (eksin) serbuk sari. Kemudian dinding dalam dalam (intin) membentuk buluh serbuk yang menembus ke dalam jaringan tangkai putik mencapai celah bakal biji (mikrofil). Tumbuhna buluh serbuk ini dirintis oleh inti vegetatif dalam serbuk sari. Selanjutnya, setelah inti vegetatif lenyap, dua inti generatif (inti sperma I dan inti sperma II) memasuki kandung embrio melalui mikrofil. Kemudian terjadi dua kali peleburan, yaitu inti sperma I dengan ovum dan inti sperma II dengan dua inti kutub. Peleburan pertama menghasilkan lembaga (embrio), sedangkan peleburan ke dua menghasilkan keeping biji (endosperm).<br /><br />d. Pembentukan biji dan buah <br />Setelah terjadi pembuahan, sebuah bakal biji akan berkembang menjadi sebuah biji yang mengandung embrio tumbuhan dan makanan cadangan. Dinding terluar (integumrn) bakal biji akan menebal dan mengeras membentuk kulit biji (testa). Pada tersta terdapat suatu luka yang merupakan tempat pelekatan bakal biji pada plasenta di dalam bakal buah. <br />Embrio tumbuhan yang ada di dalam biji memili satu akar dan calon batang kecil dengan dua keeping biji yang disebut kotiledon. Pada tumbuhan dikotil, makanan dibuat di dalam kotiloden. Kotiloden dapat tumbuh sangat besar dengan kandungan makanan cadangannya sehingga menutupi embrio. Pada tumbuhan monokotil, makanan cadangan tersimpan di dalam endosperma yang terletak di luar kotiledon.<br />Seiring dengan tumbuhnya biji, bakal buah juga makin membesar. Selain iti, daun mahkota dan benang sari mongering lalu gugur. Selanjutnya, ovari yang membersar itu disebut buah. Menurut definisi secara biologis, buah ad bakal buah yang dibuahi. Buah ada yang dapat dimakan dan ada yang tida.<br />Di dalam buah terdapat satu atu banyak biji. Dinding buah berkembang dari dinding bakal buah yang disebut perikarp. Di lapisan terluar perikarp terdapat dua luka yang merupakan bekas perlekatan dengan plasenta dan tangkai putik. Dinding buah sering kali lunak dan berdaging, seperti pada anggur, ceri, dan tomat. Dinding buah juga dapat mengeras dan kering, seperti pada kacang tanah dan kenari.<br />Suatu buah dikatan buah sejati jika berasal dari bakal buah, contohnya kacang ercis dan disebut buah semu jika berasal dari jaringan dasar bunga yang menyatu dengan dinding bakal buah, contohnya buah apel.<br /><br />e. Pemencaran atau Penyebaran Tumbuhan <br />Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat kaitannya dengan reproduksi karena yang dipencarkan umumnya ad alat reproduksi tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis tumbuhan dapat tersebar atau terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut mampu memencarkan diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah distribusi.<br />Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air diantara sesame anggota suatu jenis tumbuhan.<br />Berdasarkan luasnya area atau daerah distribusi, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan endemik.<br /><br />1) Tumbuhan Kosmopolit<br />Tumbuhan kosmopolit ad tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana. Contohnya rumput dan lumut.<br /><br />2) Tumbuhan Endemik<br />Tumbuhan endemic ad tumbuhan yang daerah distribusinya sempit atau hanya terdapat di daearh tertentu, contohnya cendana dan Raflesia arnoldi.<br />Usaha pemencaran tumbuhan dapat terjadi karena usaha tumbuhan itu sendiri dan karena bantuan dari luar.<br /><br />1) Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar<br />Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri dengan menggunakan, antara lain stolon atau geragih, rizom atau akar tinggal atau akar rimpang, umbi batang, dan umbi lapis. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak higroskopis terjadi karena adanya perubahan kadar air (menjadi kering) pada kulit buah yang sudah tua, terutama kulit buah yang berbentuk polong-polongan, misalnya petai cina, pacar air, dan kembang merak. Jika sudah tua, kulit buah akan pecah sehingga biji-biji di dalamnya terpelanting keluar. Umumnya pemencaran dengan cara ini meliputi daerah distribusi yang tidak jauh atau luas.<br /><br />2) Pemencaran Tumbuhan Dengan Bantuan Faktor Luar<br />Pemencaran dengan cara ini memungkinkan daerah distribusi yang sangat luas. Ada empat macam cara pemencaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar yaitu, anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.<br /><br />a) Anemokori <br />Anemokori merupakan pemencaran tumbuhan dengan bantuan angina. Dengan bantuan angina, tumbuhan dapat memencar ke tempat-tempat yang sangat jauh dari tumbuhan induknya. Pada prinsipnya, untuk dapat dipencarkan oleh angina, suatu alat perkembangbiakan tumbuhan (buah atau biji) harus oleh angina, misalnya memiliki struktur yang sesuai untuk dapat diterbangkan oleh angina, misalnya <br />• Biji berbentuk parasut pada buah dandelion;<br />• Buah bersayap pada tumbuhan Dipterocarpaceae, pinus, buah acer, dan mahoni;<br />• Biji kecil dan ringan (atau berbentuk serbuk) pada anggrek;<br />• Biji berambut atau berbulu pada kapuk randu atau kapas.<br /><br />b) Hidrokori <br />Hidrokori adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan air. Suatu faktor penting bagi biji atu buah yang dipencarkan oleh air adalah memiliki kemampuan mengapung yang baik dan bersifat impermeable terhadap air untuk mencegah pembusukan. Dua contoh tumbuhan hidrokori, seperti kelapa dan nyamplung (Callophylum sp), memiliki buah yang kulitnya tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar (eksokarp) yang licin, kuat, mengkilat, dan sukar ditembus air; lapisan tengah (mesokarp) yang paling tebal dan berisi rongga udara karena berupa sabut; lapisan dalam (endocarp) yang keras karena berupa tempurung. Di sebelah dalam endocarp juga terdapat rongga udara. Contoh lain tumbuhan hidrokori adalah teratai yang memiliki kulit biji berongga sehingga dapat mengapung.<br /><br />c) Zookori <br />Pemencaran tumbuhan oleh hewan dinamakan zookori. Pemencaran jenis ini dapat terjadi secara endozik ataupun secara ektozoik. Secara endozik, biji atau buah tertelan oleh hewan dan keluar bersama kotoran hewan di tempat yang jauh dari tumbuhan induk. Tumbuhan yang memencar dengan cara endozik biasanya memiliki buah yang berwarna cerah, bertekstur lunak, tidak beracun, dan memiliki biji yang berkulit keras sehingga jika tertelan oleh hewan, biji tersebut tidak tercerna oleh alat-alat pencernaan hewan tersebut.<br />Pada pemencaran tumbuhan yang terjadi secara ektozoik, biji atau buah yang dipencarkan memiliki kait-kait atau alat pelekat untuk melekat pada bulu atau rambut hewan sehingga dapat terbawa ketika hewan tersebut berpindah tempat.<br />Berdasarkan jenis hewan yang memencarkannya, pemencaran tumbuhan oleh hewan dapat dibedakan menjadi entomokori (oleh serangga), misalnya tembakau; ornitokori (oleh burung), misalnya beringin dan benalu; kiropterokori (oleh kelelawar), misalnya jambu biji; mamakori (oleh mamalia), misalnya kopi dan trembesi.<br /><br />d) Antropokori <br />Antropokori adalah pemencaran oleh manusia. Manusia merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap pemencaran tumbuhan. Pemencaran tumbuhan oleh manusia dapat terjadi secara sengaja ataupun secara tidak disengaja. Pemencaran tumbuhan oleh manusia yang dilakukan secara sengaja biasanya terjadi karena suatu tumbuhan mendatangkan keuntungan atau memiliki nilai ekonomi yang tinggi, contohnya kacang tanah yang dibawa dari Amerika Selatan ke Indonesia. Sementara itu, antropokori yang tidak disengaja biasanya terjadi akrena buah atau biji suatu tumbuhan memiliki alat pelekat sehingga dapat melekat pada pakaian atau sepatu yang dikenakan oleh manusia. Contohnya adalah rumput jarum.<br /><br />2. Reproduksi Secara Vegetatif<br />Selain bereproduksi secara generatif, beberapa jenis tumbuhan mampu bereproduksi secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif adalah suatu proses aseksual yang tidak melibatkan gamet-gamet (sel-sel kelamin), penyerbukan, dan pembuahan. Tumbuhan baru yang terbentuk dari reproduksi secara vegetatif biasanya identik secara genetik dengan tumbuhan induknya.<br />Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan tingkat rendah dapat terjadi dengan cara pembelahan sel, pembentukan spora, dan fragmentasi. Adapun pada tumbuhan tingkat tinggi, reproduksi vegetatif dapat terjadi secara alami dan secara buatan.<br />Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu secara alami dan secara buatan :<br /><br />a. Reproduksi Vegetatif Alami<br />1) Pembelahan, misalnya ; ganggang biru, bakteri bersel satu.<br />2) Fragmentasi, misalnya ganggang bersel banyak, ganggang berbentuk koloni.<br />3) Geragih/stolon, misalnya; arbei.<br />Stolon adalah cabang dengan ruas-ruas panjang yang tumbuh merayap di atas tanah, dari buku-bukunya muncul tunas tumbuhan baru.<br />4) Rimpang/rhizome/akar tinggal, misalnya pada tumbuhan suku Zingiberaciae, bunga tasbih (Canna edulis), lengkuas (Alpinia galaga), jahe (Zingiber officinale), garut (Maranta arudinaceae).<br />5) Umbi lapis, misalnya ; bawang merah (Allium cepa) dan bawang daun (Allium fistulosum).<br />6) Umbi batang misalnya; kentang (Solanum tuberosum)<br />7) Umbi akar, misalnya dahlia<br />8) Akar, misalnya ; cemara, sukun.<br />9) Tunas adventif, misalnya cocor bebek (Kalanchoe sp)<br /><br />b. Reproduksi Vegetatif Buatan<br />Antara lain :<br />1) Stek, misalnya : ketela pohon, waru<br />2) Mencangkok, misalnya : mangga, dan jeruk<br />3) Okulasi (menempel), misalnya : jambu air<br />4) Mengeten (menyambung), misalnya : jeruk mawar<br />5) Merunduk, contohnya : alamanda<br /><br />Keuntungan dan kerugian perkembangbiakan tumbuhan vegetatif buatan.<br />Keuntungan :<br /><br />1) Lebih cepat berbuah<br />2) Tumbuhan dapat dikembangbiakkan lebih cepat<br />3) Dapat menghasilkan tanaman baru yang sama sifatnya dengan indukknya<br />4) Dapat mengembangbiakkan dan melestarikan tumbuhan walaupun tidak menghasilkan biji. Contohnya : pisang.<br /><br />Kerugian <br />1) Tanaman yang dicangkok tidak sekuat tanaman dengan biji<br />Tidal memiliki vareasi dalam keturunan, sehingga daya tahan terhadap penyakit rendah.<br /><br />a. Reproduksi Vegetatif secara alami<br />Reproduksi vegetatif secara alami pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan tunas, tunas adventif, rizom, umbi lapis, umbi akar, umbi batang, dan geragih atau stolon.<br /><br /><br />1. Tunas <br />Pada umumnya tunas muncul pada buku atau nodus batang. Contohnya adalah tunas tanaman pisang yang tumbuh pada buku-buku batang yang tertanam di dalam tanah. <br /> <br />2. Tunas Adventif<br />Tunas Adventif disebut juga tunas liar. Tunas liar tidak tumbuh pada buku-buku batang, tetapi paa tepi daun (contohnya, cocor bebek) atau pada akar (contohnya, cemara, sukun, dan kersen)<br /><br />3. Rizom<br />Sebutan lain untuk rizom adalah akar rimpang atau akar tinggal. Walaupun disebut "akar", sesungguhnya rizom adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Seperti batang pada umumnya, rizom memiliki buku-buku (ruas-ruas) dan daun-daun. Daun-daun dan rizom tidak berwarna hijau dan hanya berupa selaput tipis seperti sisik. Dari tiap buku dapat tumbuh tunas yang akan muncul ke permukaan tanah sebagai tumbuhan baru. Rizom terdapat pada tumbuhan dari kelompok Zingiberaceae (misalnya, jahe, kunyit, dan kencur) serta pada tumbuhan bambu.<br /><br />4. Umbi Lapis<br />Umbi lapis atau bulbus sebenarnya adalah batang pendek dengan ruas-ruas yang sangat rapat dan dikelilingi oleh berlapis-lapis daun yang tebal, berdaging, serta lunak. Di dalam daun-daun ersebut tersimpan makanan cadangan. Reproduksi vegetatif terjadi ketika mulai kuncup atau suing atau bulbus lateral di samping bulbus induk. Umbi lapis terdapat pada bawang merah, bawang putih, dan bunga daffodil.<br /><br />5. Umbi Akar<br />Umbi akar merupakan akr yang menggembung berisi makanan cadangan, misalnya pada bunga dahlia. Sesungguhnya, umbi akar tidak dapat membentuk tunas. Meskipun begitu, Umbi akar dahlia memiliki sisa-sisa pangkal batang sebagai tempat tumbuhannya tunas-tunas bar. Tunas-tunas itu selanjutnya dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman dahlia baru.<br /><br />6. Umbi Batang<br />Suatu umbi batang, misalnya kentang, merupakan pembengkakan ujung batang lateral yang tumbuh di dalam tanah. Ujung batang tersebut membengkak karena berisi makanan cadangan. Karena sesungguhnya merupakan batang, pada umbi batang terdapat kuncup-kuncup tunas. Dengan menggunakan makanan cadangan yang ada di dalam umbi, kuncup-kuncup tunas itu dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.<br /><br />7. Geragih Atau Stolon<br />Geragih atau stolon merupakan batang yang tumbuh menjalar di permukaan tanah atau sedikit di bawah permukaan tanah. Pada geragih, ujung batang akan teru tumbuh menjalar. Pada batang tersebut terdapat buku-buku dengan jarak antar buku sangat panjang. Pada tiap buku terdapat kuncup (tunas) yang tidak hanya membentuk batang, tetapi juga akar sehingga akan terbentuk tumbuhan baru. Geragih dapat dijumpai pada tanaman stroberi dan pegagan.<br /><br />b. Reproduksi Vegetatif secara Buatan<br />Reproduksi Vegetatif secara buatan adalah reproduksi yang sengaja dilakukan oleh manusia, terutama untuk kepentingan pertanian dan holtikultura. Ada beberapa cara Reproduksi Vegetatif buatan yang umumnya dilakukan, antara lain menyetek, mencangkok, merunduk, menempel, dan menyambung.<br /><br />1. Menyetek <br />Menyetek adalah mengembangbiakkan atau memperbanyak tumbuhan dengan menggunakan bagian-bagian tumbuhan, seperti batang, daun, dan akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan stek batang umumnya adalah tumbuhan yang berkayu, misalnya singkong, atau ketela pohon, mangga, rambutan, mawar, dan kembang sepatu. Sementara itu, setek daun dapat dilakukan pada tumbuhan yang dapat berkembangbiak dengan tunas adventif pada daun, misalnya cocor bebek dan begonia. Demikian juga setek akar, dapat dilakukan pada tumbuhan yang bereproduksi vegetatif dengan tunas adventif pada akar, contohnya cemara, sukun, dan kesemek.<br /><br />2. Mencangkok <br />Upaya untuk menumbuhkan akar pada ranting atau cabang tumbuhan dinamakan mencangkok. Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah tumbuhan dikotil yang berkayu dan berkambium, contohnya jeruk, jambu, mangga, mawar, bogenvil, dan belimbing. Setelah tumbuh akar, cabang yang dicangkok dapat dipotong dan ditanam dalam tanah. Dibandingkan perbanyakan tumbuhan dengan cara lain, tingkat keberhasilan mencangkok lebih tinggi.<br /><br />3. Merunduk<br />Merunduk adalah membengkokkan batang atau cabang tumbuhan kearah bawah sehingga hingga menyentuh tanah. Kemudian, di bagian batang atau cabang tumbuhan yang menyentuh tanah dibuat goresan dan ditimbun dengan tanah. Dari bagian yang ditimbun dengan tanah akan tumbuh akar. Jika akar sudah cukup kuat, batang atau cabang yang menghubungkan anakan dengan tumbuhan induk dapat dipotong. Cara ini dapat dilakukan pada tanaman apel, anyelir, alamanda, dan anggur.<br /><br />4. Menempel<br />Menempel atau okulasi adalah menempelkan mata tunas suatu tumbuhan ke batang tumbuhan lain yang sejenis. Tujuannya adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul yang berbeda sehingga diperoleh tumbuhan dengan sifat-sifat yang diinginkan. Sebagai contoh, suatu jenis tanaman mangga yang berbatang dan berakar kuat, tetapi buahnya masam, diokulasi atau ditempeli dengan mata tunas tanaman mangga lain yang buahnya manis, tetapi berbatang dan berakar lemah dengan okulasi tersebut, diharapkan diperoleh jenis tanaman mangga yang berbatang dan berakar kuat serta menghasilkan buah yang manis.<br /><br />5. Menyambung<br />Sebutan lain untuk menyambung adalah mengenten atau grafting. Menyambung atau mengenten memiliki tujuan yang sama dengan menempel atau okulasi, yaitu menggabungkan dua sifat unggul tanaman untuk memperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang diharapkan. Tanaman yang dapat disambung adalah tanaman yang berkerabat dekat, misalnya satu famili. Contoh tanaman yang dapat disambungkan adalah jambu sukun dan jambu biji atau ketela rambat dan kangkung darat, singkong biasa dengan singkong karet.<br />Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan suatu jenis organisme agar tetap lestari. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan tingkat tinggi dilakukan secara alami atau buatan. Reproduksi vegetatif alami dilakukan dengan menggunakan stolon, rhizome, kormus, dan tuber. Reproduksi vegetatif buatan dilakukan dengan cara menyetek, merunduk, mencangkok, menyambung dan okulasi.<br />Reproduksi generatif pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu terbentuknya individu baru hasil peleburan sel telur dan sel sperma. Proses peleburan itu disebut fertilisasi yang sebelumnya didahului pleh proses penyerbukan (polinasi) polinasi adalah peristiwa menempelnya serbuk sari pada kepala putik berdasarkan asal serbuk sari, ada empat macam penyerbukan, yaitu otogami, geitonogami, allogami/xenogami, dan bastar/hibridisasi.<br />Ada empat faktor penyebab sampainya serbuk sari pada kepala putik, yaitu perantara air (hidrogami), perantara hewan (ziodiogami), perantara serangga (entomogami), dan perantara manusia (antropogami).<br />Fertilisasi pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) hanya terjadi satu kali peleburan (inti sperma dengan ovum), yang disebut pembuahan tunggal. Sedangkan fertilisasi pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terjadi dua kalui peleburan (inti sperma I dengan ovum dan inti sperma II dengan kandunga lembaga sekunder) yang disebut pembuahan ganda.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-64095204571076251452011-10-15T19:55:00.000-07:002011-10-15T19:56:08.436-07:00SISTEM EKSKRESISISTEM EKSKRESI<br />A. Sistem Ekskresi Pada Manusia<br />Proses pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh dibedakan atas defekasi, ekskresi dan sekresi. Defekasi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan makan yang tak berguna bagi tubuh disebut feses. Feses dikeluarkan melalui anus. Zat-zat sisa hasil pencernaan ini tidak mengalami metabolisme didalam di dalam sel. Jadi, feses bukan zat-zat sisa metabolisme sel. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dapat dikelurakan bersama urine, keringat atau pernapasan. Sekresi adalah proses pengeluaran getah oleh kelenjar dan berguna bagi tubuh. Getah tersebut umumnya mengandung enzim.<br />1. Eksresi Zat-zat Sisa Hasil Metabolisme<br />Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru dan saluran pencernaan. Proses pengeluaran karbon dioksida, adalah satu di antara zat sisa hasil metabolisme yang dikeluarkan melalui paru-paru. Demikian pula zat warna empedu, sebagai hasil pembongkaran hemoglobin dikeluarkan melalui hati. Pengeluaran zat-zat sisa senyawa logam dikeluarkan melalui kolon bersama feses. Pengeluaran zat-zat sisa lainnya adalah melalui kulit yang berbentuk keringat, dan melalui ginjal berbentuk urine.<br />Kulit mengandung kelenjar-kelenjar keringat dan minyak. Di seluruh permukaan kulit terdapat kurang lebih duah setengah juta kelenjar keringat. Bagian yang sedikit mengandung kelenjar keringat adalah telapak tangan, ujung jari dan kulit muka. Kelenjar minyak banyak terdapat di kulit muka dan kepala. Minyak ini dipergunakan untuk meminyaki rambut dan mencegah kekeringan kulit.<br />Metabolisme senyawa protein menghasilkan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen. Metabolisme protein akan menghasilkan asam amino, kemudian asam amino ini diuraikan lagi menjadi NH4OH dan senyawa NH3. Senyawa-senyawanya terakhir ini bersifat racun terhadap sel dan segera dibuang dari tubuh. NH3 ini dalam sel segera diikat oleh karbon diokasida dan sejenis asam amino yang disebut ornitin, membentuk asam amino kedua yang disebut sitrulin. Asam-asam amino ini tidak bersifat racun, molekulnya relative kecil sehingga masih dapat berdifusi meninggalkan sel dan masuk ke dalam aliran darah dan akhirnya masuk ke dalam hati. Oleh enzim arginase, arginin yang terdapat dala hati diuraikan kembali menjadi ornitin dan urea. Enzimarginse hanya terdapat dalam kelenjar hati, demikian juga senyawa arginin hanya dipecah dalam hati. Urea keluar dari hati bersama aliran darah dan kemudian akan disaring melalui glomerulus di dalam ginjal, dan keluar bersama urine.<br /><br />Ikhtisar proses di atas adalah sebagai berikut, asam amino disingkat menjadi AA.<br />Ornitin (AA1) + NH3 + CO2 menjadi AA2 (sitrulin)<br />Sitrulin (AA2) + NH3 menjadi AA3 (argini)<br />Arginin (AA3) menjadi AA1 (ornitin) + urea + H2O<br /> Arginase<br /><br />2. Alat-alat Eksresi<br />a. Paru-paru<br />Karbon dioksida dan air yang dihasilkan pada setiap metabolismee karbohidrat dan lemak dikeluarkan dari sel-sel jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah merah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbon dioksida ini dengan proses berantai yang disebut “pertukaran klorida”. Karbon dioksida larut menjadi asam karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase. Asam karbonat akan terpisah lagi menjadi ion HCO3 – ion H+. ion hydrogen ini bersifat racun karena dapat mengubah pH darah. Oleh karena itu ion hydrogen segera diikat oleh hemoglobin. Ion berkarbonat keluar dari sel darah dan digantikan kedudukannya oleh ion klorid dalam darah. Dengan demikian CO2 akan diangkut sebagian besar HCO3 – dalam plasma darah, dan sebagian lagi (25%) diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbomino hemoglobin dan sedikit sekali sebagai H2CO3 yang larut dalam plasma darah.<br />Kebalikan proses ini berlangsung di paru-paru. Di paru-paru karbon dioksida (CO2) dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam sel darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap air.<br />b. Hati <br />Hati (hepar) merupakan “kelenjar” yang terbesar yang terdapat di dalam tubuh kita. Sebagai kelenjar eksresi, hati menghasilkan empedu. Kecuali itu, hati juga berfungsi untuk : 1) menyimpan gula dalam bentuk glikogen, 2) tempat berlangsungnya pembentukan protein tertentu maupun perombakannya, 3) menetralkan racun-racun yang ada dan ikut dalam pembentukan maupun perombakan sel darah merah. <br />Hati memperoleh darah dari aorta melalui cabang aorta yang disebut pembuluh nadi hati dan pembuluh vena yang membawa sari makanan dari usus, yang disebut vena porta hepatis. Pada bagian luar hati terdapat selaput tipis, disebut selaput hati (kapsula hepatis). Dalam jaringan hati tampak beberapa pembuluh yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, dan pembuluh empedu yang dipersatukan oleh selaput jaringan ikat yang disebut kapsula glison. Sel-sel hati berhubung-hubungan, merupakan deretan sel yang dipisahkan satu dengan deretan-deretan lainnya oleh ruang-ruang lacuna.<br />Jumlah eritrosit yang setiap detik dilepas dari tempat pembuatannya kurang lebih ada 10 juta sel, dan sebanyak itu pula yang rata-rata harus dirombak lagi. Eritrosit yang telah tua menjadi rusak dan tidak lagi berinti dibinasakan di dalam hati. Ada sel-sel khusus yang “menangkap” atau merombak eritrosit tua tersebut yang disebut histiosit. Hemoglobin dari sel-sel darah merah diuraikan (dipecah) menjadi hemin + Fe + Globulin. Zat besi diambil dan disimpan dalam hati, yang kemudian dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan lagi, baik untuk metabolisme protein maupun untuk pembentukan hemoglobin baru. Hemin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), kemudian dikeluarkan ke usus dan seterusnya keluar tubuh bersama feses. Bilirubin yang berwarna hijau-biru ini selanjutnya dioksidasi lagi menjadi urobilin yang berwarna kuning-coklat. Warna inilah yang umumnya member warna pada feses dan urine.<br />Bila pembuluh empedu tersumbat oleh batu empedu, empedu tidak dapat masuk ke dalam usus, melainkan masuk ke dalam darah sehingga warna darah menjadi kekuning-kuningan. Sebaliknya warna feses menjadi coklat-abu-bu. Penyumbatan tersebut umumnya disebabkan oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu.<br /><br /><br /> <br /><br />c. Kulit <br />Kulit merupakan lapisan terluar tubuh. Kulit tidak henti-hentinya menerima berbagai rangsangan mekanis dari luar tubuh. Oleh karena itu tidak mengherankan bila setiap hari jutaan sesl-sel kulit rusak dan harus diperbarui.<br />Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas, zat kimia danlain-lain. Kecuali itu, kulit juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu badan, menerima rangsangan dari luar dan ekskresi.<br />Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis danlapisan dalam yang disebut dermis. Lapisan luar berlapis=lapis, terdiri dari : korneum yang mati dan selalu mengelupas, stratum lusidum, stratum granulosum yang mengandung pigmen, dan stratum germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru kea rah luar. Dibawah lapisan epidermis, terdapat dermis yang mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan syaraf. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak yang bertugas menghalangi pengaruh perubahan suhu di luar tubuh.<br />Di dekat akar rambut, terdapat kelenjar minyak (glandula sebacea) yang menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan dan mengerutkan kulit serta rambut.<br />Kelenjar kringat tersebar di kulit tubuh kita. Kelenjar ini berbentuk sederhana, sebagai pembuluh panjang dari lapisan Malpighi, masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjar ini menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah serta serabut saraf simpatik. Dari kapiler darah tersebut, kelenjar keringat akan menyerap air dengan larutan garam (terutama garam dapur) dan sedikit urea. Air beserta larutannya dikeluarkan melalui pembuluh darah ke permukaan kulit dimana air diuapkan dan merupakan penyerap panas tubuh kita. Pengeluaran keringat yang berlebihan, seperti pada orang-orang yang bekerja keras akan menyebabkan lebih cepat merasa haus dan sering “lapar garam”. Demikian pula bila orang terkena terik matahari,keringat yang mengucur mengandung banyak larutan garam. Kehilangan garam-garam dari larutan darah ini dapat menimbulkan kekejangan dan pingsan.<br />Aktivitas kelenjar keringat ada di bawah pengaruh pusat pengatur sushu badan dari system syaraf pusat. Sistem ini dirangsang oleh perubahan-perubahan suhu di dalam pembuluh darah, kemudian rangsang dipindahkan oleh syaraf simpatik menuju ke kelenjar keringat. Oleh karena itu jumlah kandungan larutan maupun banyaknya keringat yang dikeluarkan selalu berbeda, semuanya ditujukan agar suhu badan selalu tetap.<br />Pengeluaran keringat yang rutin tidak dipengaruhi oleh syaraf. Keluarnya keringat akibat pengaruh rangsang syaraf menghasilkan keringat lebih banyak. Hal ini berhubungan dengan warna kulit yang makin merah akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis. Bila pengaliran darah lebih banyak, maka lebih banyak pula lemungkinan penyaringan oleh kelenjar keringat. Pelebaran pembuluh darah ini juga merupakan hasil pengaruh saraf simpatik pusat pengatur suhu di hipotalamus otak, dengan enzim brandikinin. Sebaliknya saraf simpatik ini juga dirangsang akibat emosi, misalnya karena ketakutan, sehingga pembuluh darah menyempit dan kulit menjadi pucat.<br />d. Ginjal <br />Ginjal adalah alat ekskresi yang penting. Dalam tubuh terdapat sepasang ginjal terletak di dekat tulang-tulangan pinggang. Dari masing-masing ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh oreter ke kandung urine (vesika urania) dan melalui uretra dikeluarkan dari tubuh.<br />Ginjal terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks. Korteks ini mengandung jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi (badan renalis) dan tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus. Lapisan ginjal sebelah dalam disebut sumsum ginjal atau medulla yang mengandung banyak pembulu-pembuluh tubula pengumpul hasil ekskresi. Tubula ini bermuara pada tonjolan di ruang ginjal.<br />Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses penyaringan (filtrasi) zat-zat sisa yang beracun, penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan lagi dan tidak disimpan dalam tubuh (augmentasi) <br />Proses pembentukan urine dimulai dengan penyaringan yang terjadi di badan Malpighi. Di dalam badan ini, glomerolus di kelilingi sangat dekat oleh kapsul bowman. Darah dalam glomerolus yang mengandung air, garam, gula, urea dan lain-lain zat mengalami penyaringan, kecuali yang bermolekul besar seperti sel-sel darah dan molekul protein. filtrate masuk keruangan kapsul bowman, menjadi filtrate glomerulus atau urine primer. Jumlah darah yang mengalir melalui ginjal ini ada 1,2 liter setiap menit, yang merupakan seperempat dari seluruh jumlah darah yang dipompakan oleh jantung. Proses penyaringan ini terutama disebabkan oleh tekanan darah, dan dipengaruhi pula oleh pengerutan dan pengembangan arteriol yang menuju glomerulus akan menambah jumlah filtrate dan selalu diikat oleh pengembangan arteriol yang meninggalkan glomerulus (arterial eferen). Filtrate glomerulus ini masih mengandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam dan asam amino. Dari glomerulus, filtrate dibawa melalui tubulus kontorti.<br />Yang dikelilingi oleh pembuluh darah. Dalam tubulus terjadi reabsorpsi zat-zat yang masih berguna. Setelah reabsorpsi kadar urea menjadi lebih tinggi, sehingga terbentuk lagi zat-zat lain yang sementara waktu tidak digunakan lagi. Selesai filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi ini, barulah terbentuk urine yang sesungguhnya, yang dikumpulkan melalui tubula kolekta ke pelvis renalis.<br />Di dalam bdana Malpighi,kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus, dan terbentuklah filtrate glomerulus. Di dalam tubulus Kontorti proksimal, zat-zat yang berguna diserap kembali oleh pembuluh darah dari urine primer. Terbentuklah filtrate tubulus (urine sekunder). Dalam tubulus Kontorti distal, pembuluh darah menambahkan lagi zat-zat yang pada waktu itu tidak digunakan lagi dan menyerap kelebihan air sehingga terbentuklah urine yang sesungguhnya.<br />Kapsul Bowman sampai tubula merupakan satu saluran. Saluran tersebut hanya mempunyai dinding berupa satu lapis sel, sehingga memungkinkan terjadinya filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi sebaik mungkin. Pada orang dewasa panjang seluruh tubula diperkirakan 7.500.000 sampai 15.000.000 cm atau kurang lebih 7.,5 sampai 15 km. Hampr sepanjang tubula diliputi oleh kapiler darah. Berbeda dengan jaringan lain, kapiler darah pada ginjal lebih banyak. <br />Protein disaring dengan sempurna. Dari sejumlah 7-9% protein di dalam darah, sama sekali tidak ada lagi protein dalam urine. Demikian juga halnya dengan glukosa.<br />Jumlah urea 0.03% dalam plasma darah, meningkat menjadi 0.5% dalam tubula kontorti proksimal, dan naik dengan cepat menjadi 2% dalam tubula kontorti distal. Hal ini terjadi karena adanya penyerapan air kembali.<br />Proses augmentasi tampak pada kadar garam-garaman. Dalam plasma darah maupun dalam tubula kontorti proksimal (sesudah terjadinya filtrasi) adalah sama, ettapi meningkat dengan cepat pada tubula kontorti distal. <br />Volume urine yang dikelurakan tidak hanya tergantung pada berapa banyak cairan yang diminum, tetapi juga tergantung pada jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah, agar tekanan osmosis tetap. Pada penyakit kencing manis, penegluaran glukosa dari darah juga diikuti oleh kenaikan volume urine. Kecuali itu, banyaknya urine juga dikendalikan oleh hormone antidiuretik, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Hormone ini mempengaruhi penyerapan air dari tubula kontorti. Bila kekurangan hormone ini, jumlah urine dapat naik 20 hingga 30 kali lipat. Keadaan demikian disebut diabetes insipidus.<br />Dalam urine tidak lagi terdapat protein dan glukosa. Bila terdapat senyawa-senyawa tersebut dalam urine menunjukkan adanya gangguan dalam ginjal. Penyakit albuminuria dapat diketahui melalui adanya molekul albumiun dan protein lain dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi dalam ginjal.<br />Penyakit diabetes mellitus mengakibatkan adanya gula dalam urine. Nefritis adalah kerusakan pada glomerulus akibat adanya infeksi kuman, yang menyebabkan urea dan asam urine masuk kembali ke dalam darah (uremia); kemampuan peneyrapan air terganggu pula sehingga terjadi penimbunan air di kaki (edema).<br />Dari ginjal, untuk sementara waktu urine ditampung dalam kandung urine (vesika urinaria) sampai sejumlah 300cc. pengeluaran urine diautr oleh otot sfinkter.<br /><br /><br />B. Sistem ekskresi pada hewan<br />1. Invertebrata<br />Alat ekskresi pada cacing pipih, misalnya Planaria, berupa sel-sel yang mempunyai rambut-rambut getar. Zat-zat sisa diserap melalui alat sekresi ini. Karena rambut-rambut getar ini tampak seperti nyala api, maka sel-sel tersebut dinamakan sel api. Cairan tubuh disaring di dalam sel-sel api dan zat-zat sisa diserap, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.<br />Pada cacing tanah dan juga pada sebagian besar invertebrata lain, alat ekskresinya dinamakan nefridia, berupa corong (cerobong) yang mempunyai saluran berliku-liku.<br />Pada tiap-tiap segmen tubuh terdapat sepasang nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong (cerobong) yang disebut nefrostom dan terdapat pada sekat pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang mempunyai saluran berliku-liku di dalam segmen berikutnya.<br />Nefrostom yang merupakan corong terbuka dan berambut getar menarik dan mengambil cairan tubuh masuk ke dalam pembuluh yang panjang dan tipis. Pada waktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia, zat-zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen dan garam-garam yang tidak diperlukan lagi dikeluarkan dari tubuh.<br />Seperti pada cacing, umumnya invertebrata lain mempunyai nefridia, tetapi pada insekta alat ekskresinya telag mengalami perkembangan lebih sempurna yang disebut tubula (pembuluh) Malpighi. Pembuluh Malpighi melekat pada satu atau kedua ujung akhir usus.<br />Zat-zat sisa yang berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat yang kemudian dipindahkan ke pembuluh Malpighi masuk ke usus di belakang lambung untuk dikeluarkannya. Sel-sel pada rektum mengabsorpsi air dari zat-zat sisa sebelum dikeluarkan dari tubuh sebagai butir-butir feses.<br /><br />2. Vertebrata<br />Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang terletak di belakang anus. Ikan-ikan lain mempunyai kloaka. Ikan dan vertebrata lain yang hiudp di air laut harus menjaga jangan sampai kehilangan tekanan osmotiknya terhadap lingkungan hipertoniknya dan mencegah pengambilan terlalu banyak daram melalui difusi. Tetapi ikan dan vertebrata yang hidup di air tawar mempunyai masalah yang sebaliknya, mereka haurs mencegah kehilangan garam dengan difusi dan pengambilan air melalui osmosis. Ikan melakukan hal ini dengan cara mengekskresikan sejumlah besar urine, tetapi ikan harus juga menghemat garam selain membersihkan tubuhnya dari zat-zat sisa senyawa nitrogen.<br />Pada amfibi, misalnya katak, alat ekskresi utama ialah sepasang ginjal yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat-coklatan yang memanjang dari muka ke belakang. Ginjal merupakan alat penyaringan yang mengeluarkan zat-zat sisa yang dapat larut (terutama urine), garam-garam mineral yang kelebihan dan air yang berkumpul dari sel-sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus, masing-masing bermuara di kloaka.<br />Kandung kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melalui kandung kencing ke kloaka.<br />Pada reptile, alat ekskresinya juga berupa ginjal. Zat-zat sisa diekskresikan dari ginjal dan bermuara pula di kloaka. Kelenjar kulit menghasilkan asam urine dan berguna untuk mengusir musuh.<br />Pada burung, alat ekskresinya terdiri dari ginjal, paru-paru dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usu (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran ginjal, saluran kelenjar kelamin dan usus. Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat ti tunggingnya, yang berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.<br />Pada mamalia, alat ekskresinya terdrii dari ginjal, hati, paru-paru dan kulit seperti manusia.<br /><br />C. Kelainan dan Gangguan pada Sistem Ekskresi<br /><br />Dalam bab ini disajikan beberapa contoh kelainan dan gangguan pada saluran kencing dan kulit.<br />1. Saluran Kencing<br />a. Kegagalan Fungsi Ginjal yang Akut dapat menyebabkan nefritis, luka, pendarahan, fungsi jantung terhenti secara tiba-tiba. Gejala yang umum adalah tidak adanya pembentukan urine yang disebut anuria. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan uremia. Uremia adalah suatu kondisi beracun dimana darah mengandung zat-zat sisa urine seperti urea karena ginjal tidak berfungsi untuk mengeluarkannya. Gejala yang disebabkan uremia antara lain : pusing, nausea (rasa muak), muntah dan dalam keadaan kritis menjadi pingsan dan dapat pula meninggal.<br />b. Sistitis adalah radang pada membrane mukosa yang melapisi kandung kemih. Hal ini dapat disebabkan karena infeksi bakteri atau peradangan ginjal yang meluas ke kandung kemih.<br />c. Nefritis adalah radang pada ginjal yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal untuk melakukan ekskresi terganggu.<br />d. Nefritis yang akut biasanya terjadi pada anak-anak dan para remaja, yang disebabkan penyakit menular, terutama disebabkan penyakit jengkering (scarlet fever). Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua, yang ditandai tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah ginjal atau mungkin glomerolus dan tubuhnya telah rusak cukup lama.<br />e. Batu ginjal bila stagnasi urine terjadi, Kristal kalsium fosfat dapat menggumpal membentuk batu ginjal.<br />2. Kulit<br />a. Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak yang umumnya dialamai anak-anak masa remaja.<br />b. Eksim merupakan penyakit kulit yang sering akut atau kronis. Kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal dan bersisik.<br />c. Gangrene merupakan nekrosis atau kematian sel-sel jaringan tubuh setempat yang disebabkan karena pemblokiran peredaran darah untuk suatu bagian tertentu.<br />d. Pruritus kutanea ialah penyakit kulit yang menyebabkan rasa gatal, yang dipacu oleh iritasi dari saraf sensori perifer. Diabetes mellitus, gangguan kelenjar tiroid dan penyakit hati dapat menyebabkan pruritus.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-47015791948986006272011-10-15T19:53:00.001-07:002011-10-15T19:53:37.158-07:00RESPIRASI DAN PENGELUARANRESPIRASI DAN PENGELUARAN<br /><br />Respirasi<br /><br />Suatu simpanan oksigen harus senantiasa terdapat dalam air atau udara untuk memungkinkan respirasi dijalankan. Tanpa respirasi hewan akan naik. Keadaan ini telah diperhatikan untuk pertama kalinya oleh Joseph Priestly pada tahun 1774, yang telah mengumpulkan oksigen dengan memanaskan merkurik oksida merah. Rekan sejawatnya seorang berbangsa Prancis bernama Atione Lavoisier telah membuat kesimpulan dengan tepat bahwa pembakaran oleh lilin yang menyala dan respirasi oleh hewan menghilangkan oksigen dari udara. Inilah pertama kalinya proses-proses fisiologi diterangkan dengan cara yang sama seperti mekanisme untuk benda mati<br />Pertukaran gas terjadi melalui proses fisikal yang dinamakan peresapan. Untuk memungkinkan proses peresapan menjadi peresapan yang berarti, terjadinya pertukaran gas harus (1) lembab (2) tipis, dan (3) besar dalam hubungan dengan tubuh. Kita akan membandingkan bagaimana kebutuhan tubuh dapat terpenuhi pada hewan air dan daratan.<br /><br />Hewan air<br /><br />Air yang tertepu sepenuhnya dengan udara mengandung kira-kira 20 kali lipat lebih rendah olsigen dibandingkan denga udara. Hal tersebut membuktikan bahwa hewan air perlu mempunyai cara mendapatkan oksigen yang lebih berarti daripada hewan daratan. Namun demikian sebagian organ tidak mempunyai satu bagian yang khusus untuk pertukaran gas. Organisasinya adalah sedemikian serupa sehingga organisme tersebut mempunyai luas permukaan yang luas dibandingkan dengan ukuranya dengan. demikaian seperti juga pada hydra dan planaria setiap sel dapat menjalankan pertukaran gas dengan limgkungan air.<br />Kebanyakan organisme air mempunyai suatu bagian yang khusus untuk pertukaran gas. Sebagian besar bernafas melalui insang bervaskular, yang terdapat di bagian dalam atau luar. Dikalangan invertebrate insang biasanya merupakan suatu pertumbuhan keluar dari permukaan tubuh. Insang tersebut menjadi sederhana seperti pada tapak sulaiman, ataupun terbagi seperti pada kekima. Dikalangan ivertbrata insang ikan merupakan ujuran dari saluran pencernaan. Air memasuki faring dan memasuki celah insang yang mungkin dilindungi oleh kelopak luar yang dinamakan operculum. Insangnya terdiri dari filament, yang terlipat sendiri menjadi lamella seperti piring. Dalam kapilari setiap lamella darah mengalir dalam arah yang bertentangan dengan pergerakan air melalui insang. Aliran lawan arus tersebut meningkatkan jumlah oksigen yang dapat dibawa ; apabila darah dalam setiap lamella meningkat kandungan oksigen yang lebih tinggi. Walaupun hal tersebut merupakan suatu cara untuk mendapatkan oksigen dengan cara paling berarti namun ikan-ikan menggunakan 25% daripada tenaga untuk bernafas. Dibandingkan 1 hingga 2% pada mamalia daratan. Karena air begitu berat dan tidak kaya oksigen dibandingkan dengan udara.<br /><br />Hewan Daratan<br /><br />Cacing tanah merupakan hewan invertebrate daratan yang menggunakan permukaan tubuhnya untuk respirasi. Dengan demikian permukaan tubuhnya harus senantiasa tipis dan lembab dan tidak dapat berfungsi sebagai suatu perlindungan terhadap kekeringan. Sewaktu cacing tanah tetap tertimbun dalam tanah yang lembab , maka ia akan mengalami sedikit bahaya. Apa yang pasti cacing tanah tidak dapat bergerak pada hari yang panas dan kering tanpa mengalami arti yang sangat buruk. Kehilangan air yang terlalu banyak pada permukaan tubuh akan mengakibatkan kematian.<br />Serangga dan artropod daratan lain yang tertentu mempunyai system respirasi yang sederhana tetapi khusus yang dikenal sebagai system tralea. Oksigen memasuki spirakel yaitu libang seperti inja yang terdapat di kedua sisi dan bergerak terus ke semua sel tubuh melalui tiub-tiub. (traea) yang bercabang berulang-ulang ke semua bagian tubuh. Trakea berakhir dalam saluran yang kecil(trakeol) yang tersentuh secara langsung dengan tubuh sel. Serangga yang lebih besar memompa udara kedalam dan keluar dari system tubuh melalui pergerakan tubuh. Namun demikian kemampuan sistem ini adalah terhad. Perhatikan bahwa penggunaan suatu system penyebaran gas menggantikan darah bagi fungsi tersebut. Darah serangga tidak berwarna karena oksigen disebarkan melalui system respirasi dan bukan oleh system peredaran. <br />Vertebrata daratan terutama telah mengevolusi rongga dalam bervaskular yang dikenal sebagai paru-apru. Paru- paru tersebut tidak ter bentuk dengan sempurna pada amfibia, karena pada amfibia juga menggunakan kulit sebagai pertukaran gas. Sewaktu musim memikat katak jantan berbulu ( astylosternus robustus ) membentuk ujuran doral yang menyerupai bulu. Oksigen tambah diperlukan karena proses memikat ini mengambil beberpa wktu lamany. Kulit amfibia seperti juga pada cacing tanah harus senanriasa tipis dan lembab ntuk pertukaran gas; dengan demikian hewan-hewan tersebut hanya terhad tehadap linkungan yang lembab.<br />Lapisan sebelah dalam paru-paru diperoleh lebih terbagi pada reptilia dibandingkan amfibia. Paru-paru burung dan mamalia dibagikan dengan lebih terperinci kepada jalan-jalan dan ruang yang kecil. Telah dianggarkan bahwa paru-paru manusia mempunyai jumlah permukaan yang sekurang-kurangnya 30 kali lipat daripada luas permukaan kulit. Luas permukaan paru-paru yang besar ini memasti kan pertukaran gas yang mencukupi.<br />Vertebrata daratan memventilasi paru-paru dengan menggerakan udara ke dalam dan keluar dan kedalam dari saluran pernafasan. Udara dilembabkan apabila bergerak di sepanjang tib yang bersambung dengan paru-paru, yang melindungi paru-paru dari kkekeringan udara. Katak maenggunakan tekanan positif untuk menolak udara kedalam saluran pernafasan dengan lubang hidung yang tertutup rapat. Lantai mulut terangkat dan menolak udara kedalam paru-pru. Reptilian, burung, dan mamalia menggunakan tekanan negative. Paru-paru mengembangakan dan udara masuk dengan banyaknya. Reptilian mempunyai tulang rusuk yamg dapat terangkat untuk mengembangkan paru-paru. Mamalia mempunyai tulang rusuk yang terangkat keatas dan keluar dan suatu diafragma berotot yang datar. Kedua tindakan trsebut meningkatkan isi paru-paru. Dan dengan hal tersebut udara dihisap kedalam sewaktu penyedutan. Setelah penyedutan penghembusan juga terjadi, sewaktu penghembusan udara ditolak keluar dari paru-paru. Pada reptilian merendahkan rusuk akan mengadakan suatu tekanan yang menolak udara keluar. Pada mamalia tulang rusuk bukan hanya direndahkan, tetapi diafragmanya terangkat untuk menolak udara keluar dari paru-paru.<br /><br />Paru-paru amfibia, reptilian, dan mamalia tidak kosong sepenuhnya dan diisi semula sewaktu setiap lingkungan pernafasan. Sebaliknya juga udara yang masuk bercampur dengan udara yang digunakan yang masih terdapat didalam paru-paru. Walaupun membantu menyimpan air namun proses ini juga mengurangi kemampuan pertukaran gas. Keperluan oksigen oleh burung yangukuran badanya harus senantiasa kecil tidak dapat dilaksanakan oleh system ventilasi tak lengkap tersebut. Dengan demikian burung mengadakan suatu system ventilasi lengkap. Udara segar yang kaya oksigen bergerak melalui paru-paru dalam satu arah dan tidak bercampur dengan udara yang telah digunakan. Udara yang masuk dibawa melalui paru-paru oleh bronkus yang membawa ke satu set kantung udara posterior. Udara kemudian bergerak kedepan melalui paru-paru kedalam satu set kantung udara anterior. Dalam hal ini udara kemudian dibuang.<br />Pada kebanyakan bagian pertukaran udara adalah sangat bervaskular. Karena mempunyai simpanan berkapilari darah yang sangat banyak . oksigen dibawa dari permukaan pertukaran ke baggian dalam tubuh melalui system peredaran darah . darah vertebrata mempunyai pigmen respirasi yang dinamakan hemoglobin yang membantu membawa oksigen. Hemoglobin yang menyebabkan darah berwarna merah.<br /><br />System Pertukaran Gas Manusia<br /><br />Jalan Udara <br />System pertukaran gas manusia (respirasi) termasuk semau struktur yang membawa udara ke paru-paru dan dari paru-paru. Paru-paru letak disebelah rongga torasik (dada) tempat paru-paru tersebut dilindungi dari kekeringan. Apabila udara bergerak melalui hidung trakea, dan bronkus, udara disaring agar bebas dari puing, panas dan lembab agar berada pada suhu tubuh, dan jenih air apabila telah sampai ke paru-paru. Didalam bulu hidung, dan silium bertindak sebagai alat penyaring.dalam trakea dan bronkus silium bergerak keatas , membawa debu, muskus dan kadangkala kelebihan makanan yang bergerak kebawah dengan cara yang salah kedalam takak atau farink tempat bahan yang berkumpul tersebut ditelan atau dimuntahkan.<br />Langit-langit yang keras dan lembut memisahkan rongga hidung dari mulut, tetapi udara dan makana bergerak melalui faring. Langit-langit ini nampaknya tidak mampu, tetapi dikuatorkan tercekik jika makanan masuk ketrakea dangan tidak sengaj; namun demikian susunan tersebut mempunyai kebaikan karena mmemungkimkam seseorang bernafas melalui mulut sekiranya mulut tersumbat. Selain itu juga memungkin kan penghisapan udara yang lebih banyak sewaktu berolahraga apabila pertukaran gas yang lebih banyak daiperlukan.<br />Udara bergerak dari faring melalui glottis, suatu lubang kedalam larink atau kotak suara. Dipinggir glottis, peti suara terbenam dalam membrane mucus. Ligament tersebut bergetar dan menghasikkan bunyi apabila udara dikeluarkan melalui glottis ke larink.<br />Larink dan trakea selalu terbuk untuk menerima udara. Larink selalu terbuka oleh rawan kompleks yang membentuk saluran makanan. Trakea selalu terbuka ole rangkaian cincin berawa yang berbentuk C yang tidak bertaut benar dibagian ujungnya. Apabila makanan ditela, laring terangkat dan glottis tertutup oleh suatu jaringan yang dinamakan epiglottis.pergerakan langit-langit lembut kearah belakang manutup kemasukan jalan hidung kedalam farinks <br />Trakea terbagi menjadi dua bronkus yang memasuki paru-paru kanan dan kiri;masing masing bercabang kedalam jalan yang lebih kecil yang terdapat banyak sekali yang dinamakan bronkiol kedua bronkus menyerupai trakea dari segi struktur, tetapi apabila tiub bronkus membagi menjadi sub bagian, dinding menjadi lebih tipis dan cincin rawan tidak terdapat lagi.<br /><br />RESIKO MEROKOK DIBANDING DENGAN KEBAIKAN BERHENTI MEROKOK<br /><br />Berdasarkan statistic yang terdapat, persatuan kanker amerika memberikan peringatan pada kita bahwa merokok mengakibatkan resiko yang tinggi diantara resiko merokok adalah sebagai berikut :<br />Jangka hidup yang pendek seseorang yang berumur 25 tahun yang menhisap 2 kotak rokok sehari mempunyai harapan hidup 8.3 tahun lebih pendek daripada mereka yang tidak merokok. Lebih banyak kotak rokok yang dihisap, semakin pendek harapan hidupnya<br /><br />Kanker paru-paru menghisap rokok merupakan penyebab utama terjadinya kanker paru-paru pada pria dan wanita. Keseringan terjadinya kanker paru-paru telah meningkat kepada wanita sekarang karena semakin banyak wanita yang merokok. Autopsy terhadap penghisap penghisap rokok telah menunjukan terjadinya kanker paru paru yang perkembanganya secara berangsur angsur. Kejadian yang pertama merupakan penebalan sel yang melapisi bronkus. Kemudian silium akan hilang dan menyebabkan sulitnya menghindari debu dan kotoran berkumpul didalam paru paru.setelah ini sel dengan nucleus atipikal muncul dalam lapisan yang menebal. Hal tersebut mengakibatkan sel sel dengan nucleus yang atipikal mungkin dianggap sebagai kanker in situ (pada satu kedudukan).stadium akhir tersebut terjadi apabila sebagian sel mengurai dan menembus jaringan lain, yaitu suatu proses yang dikenal sebagai metastasis, ini merupakan kanker sebenarnya.<br /><br />Kanker larink,mulut,isofakus,pundit dan pancreas.peluang terjadinya kanker tersebut ialah dari 2 hingga 17 kali lipat lebih tinggi pada mereka yang merokok dibandigkan dengan mereka yang tidak merokok.<br /><br />Emfisema.perhisap rokok mempunyai resiko 4 hingga 25 kalilipat lebih tinggi bagi terjadinya efisema.kerusakan dapat dilihat dalam paru paru penghisap rokok yang muda.merokok menyebabkan lapisan bronkiol menjadi tebal.jika bronkiol tersumbat, udara dalam alveolus akan terperangkap.udara yang terperangkap tersebut selalu menyebabkan dinding alveolus akan pecah, dan dinding saluran udara yang kecil dibagian tersebut menjadi tebal.jiak sebagian besar paru paru terkena, paru paru tetap mengembang dan dadanya pun mengmbang akibat udara yang terperangkap. Mengakibatkan sulit bernafas dan batuk oleh karena luas permukaan bagi pertukaran gas mengecil, maka tidak cukup oksigen yang sampai ke jantung dan otak.jantung memompa dengan sangat kuat untuk menolak lebih banyak darah ke paru paru, yng mengakibatkan sakit jantung.kekurangan oksigen ke otak menyebabkan seseorang merasa tertekan,lembab dan tak menyenangkan.<br /><br />Penyakit jantung koroner.menhisap rokok merupakan factor utama yang menyebabkan 120.000 kematian tambahan di amerika serikat akibat penyakit jantung koroner setiap tahun <br /><br />Akibat pembiakan. Ibu ibu yang merokok mempunyai anak yang lahir mati dan berat badan yang rendah dan lebih mudah dihinggapi penyakit dan kematian. Anak anak yang dilahirkan oleh ibu ibu yang merokok berperawakan lebih kecil, dan tidak tumbuh secara sempurna secara fisik dan social walaupun setelah berumur 7 tahun setelah dilahirkan<br /><br />Dengan cara yang sama, Persatuan Kanker Amerika juga memberitahu penghisap rokok mengenai kebaikan berhenti merokok kebaikan ini termasuk yang berikut : <br />Berkurangnya resiko kematian sebelum waktunya. Jangan merokok selama 10 hingga15 tahun, dan semua resiko kematian akibat dari salah satu kanker yang dinyatakan hamper sama dengan mereka yang tidak merokok <br /><br />Kesehatan system respirasi semakin baik. Batuk dan dahak yang berlebihan hilang sewaktu beberapa minggu pertama setelah berhenti merokok. Sewaktu kanker masih belum terjadi maka semua akibat yang buruk dapat dihentikan dan paru-paru akan sehat seperti semula. Pada orang sakit yang mengalami emfisema, kadar kerusakan alveolus dikurangi dan fungsi paru-paru menjadi bertambah baik.<br /><br />Resiko penyakit jantung koroner banyak berkurang. Setelah satu tahun, factor resiko tersebut banyak berkurang, dan setelah 10 tahun resiko mereka yang telah berhenti merokok sama dengan mereka yang tidak merokok.<br /><br />Tidak adanya resiko melahirkan bayi yang akhirnya meninggal dan anak-anak yang tidak tumbuh sempurna. Bagi wanita yang tidak berhenti merokok sekalipun sampai bulan ke 4 kehamilannya resiko seperti itu berkurang kepada bayi<br /><br />Orang muda yang merokok harus bertanya pada diri sendiri apakah kebaikan berhenti merokok mengatasi resiko merokok. Berakhir pada suatu ruang yang panjang yang dilindungi oleh banyak suku atau kantung udara yang dinamakan alveolus yang membentuk paru-paru.<br /><br />Pernafasan<br /><br />Manusia bernafas melalui mekanisme yang sama seperti yang digunakan oleh semua mamalia yang lain. Kapasitas rongga toraks dan paru-paru meningkat melalui kontraksi otot yang merendahkan diafragma dan menaikkan tulang rusuk. Pergerakan tersebut menimbulkan suatu tekanan negative didalam rongga toraks dan paru-paru, dantekanan atmosfir kemudian menolak udara kedalam paru-paru. Apabila rusuk dan otot diafrgma mengendur, udara dihembuskan akibat tekanan yang meningkat didalam rongga toraks dan paru-paru.<br />Eksperimen yang dijalankan secara luas menunjukkan bahwa kepekatan karbondioksida ( CO2 ) dan ion hydrogen (H ) yang tinggi merupakan rangsangan utama untuk meningkatkan kadar pernafasan. Kandungan gas darah dikendalikan oleh kemoresptor yang dikenal sebagai aorta dan tubuh karoyid yaitu struktur yang khusus yang terletak didalam dinding auorta dan arteri karoid. Resptor tersebut sangat peka terhadap perubahan kepekatan CO2 dan H tetapi hanya sidikit peka terhadap O2 yang lebih rendah. Perintah dari komoreseptor bergerak dari pusat respirasi dibagian medulla oblongata otak, yang kemudian meningkatkan kadar pernafasan. Pusat respirasi tersebut peka terhadap kamdungan kimia darah yang sampai ke oatak.<br /><br />Pertukaran Gas Dan Pengangkutan<br /><br />Peresapan terutama mengakibatkan pertukaran gas yang terjadi antara udara didalam alveolus dan darah. Didalam kapiler pulmonary. Udara atmosfer hanya mengandung sedikit CO2 tetapi darah yang mengalir kedalam kapiler darah diperoleh hamper junuh dengan gas. Dengan demikian CO2 meresap keluar dari darah kedalam alveolus. Hal seperti ini terjadi sebaliknya bagi oksigen. Darah yang mengalir masuk kapiler pulmonary memiliki kandungan oksigen yang rendah dan udara alveolus mengandung banyak oksigen.; sehingga O2 meresap kedalam kapiler.<br /><br />Pengangkutan O2 dan CO2<br /><br />Sebagin besar oksigen yang masuk kedalam darah bergabung dengan hemoglobin dalam sel darah merah untuk membentuk oksihemoglobin.<br /><br />Hb+O2 menjadi HbO2<br /><br />Setiap molekul hemoglobin mengandung empat rantai polipeptida, dan setiap rantai terlipat dalam sekeliling sutuu struktur yng mengndung ferum bernm heme. Ferum inilah yang sebenarnya membentuh suatu kesatuan yang tidak kut dengan oksigen. Oeh sebab terdapat kira kira 280 juta molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah, maka setip sel darah merah , maka setiap sel berkemampuan membawa lebih dari satu milyar molekul oksigen.<br />Karbon monoksida yang keluar dari knalpot kendaraan, lebih mudah bergabung dengan hemoglobin disbanding dengan oksigen, dan harus terus bergabung selam beberapa jam tanpa harus mempedulikan keadaan lingkungan kemetian mendadak ataupun membunuh diri akibat keracunan karbon monoksida terjadi karena tidak terdapat hemoglobin darah bagi pengangkutan oksigen.<br />Cirri pengikatan oksigen bagi hemoglobin dapat kaji dengan meneliti lengkung pemisahan oksihemoglobin. Lengkung tersebut menunjukkan persentase tapak pengikatan oksigen hemoglobin yang membawa oksigen yang membawa oksigen yang membawa oksigen pada tekanan separuh ksigen (PO2) yang berbeda. Tekanan separuh bagi sesuatu gas merupakan jumlah tekanan yang diwujudkan oleh gas tersebut diantara semua gas yang ada. Pada tekanan separuh O2 di dalam paru-paru. Hemoglobin menjadi jenuh dengan O2 tetapi pada tekanan separuh di dalam jaringan, hemoglobin dengan cepat mengeluarkan sebagan besar dari oksigennya.<br />Penceraian (pemecahan) ini juga di tingkatka oleh pH berasam dengan suhu jaringan yang lebih panas. Hemoglobin yang telah membebaskan oksigen dikenal sebagai Hemoglobin terturun.<br /> Dalam jaringan, hemoglobin terturun bergabung dengan karbon dioksida untuk membentuk karbaminoHemoglobin<br /><br />Hb+CO2 menjadi HbCO2<br /><br />Sebagian besar karbon dioksida diangkut sebagai ion bikar bonat. HCO3<br /><br />CO2+H2 menjadi H2CO3 menjadi H4+H CO3<br /><br />Karbondioksida bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonik; asam karbonik tersebut terurai menjadi suatu ion menjadi suatu ion hydrogen dan ion bikarbonat<br /> Sejenis enzim didalam sel mera, yaitu karbonit anhidrase mempercepat reaksi tersebut. Ion hydrogen yang dibebaskan ini yang dpat mengbah pH darah secara cepat, diserap oleh bagian globin hemoglobin, dan ion bikarbonat meresap keluar dari sel merahuntuk dibawa ke dalam plasma.hemoglobin terturun yang dapat bergabung dengan suatu ion hydrogen dapat dituliskan sebagai HHb.HHb tersebut memainkan peranan yang sangat penting untuk memelihara pH darah.<br /> Apabila darah memasuki kapilari pulmonary, sebagian besar karbondiksidanya ada dalam plasma sebagai ion bikarbonat, sedikit karbon dioksida bebas yang masih terdapat mulai meresap keluar, dan reaksi yang berikutnya mengarah ke kanan.<br /> <br /> H+HCO3 mrnjadi H2CO3 menjadi H2O+CO2<br /><br />Karbonik anhidrase yang mempercepat reaksi. Sewaktu reaksi tersebut hemoglobin membebaskan ion hydrogen yang dibawa, dan HBB manjadi Hb.<br /><br />Jenis – jenis hemoglobin<br /><br />Sel otot memiliki suatu pigmen mengikatoksigen yang dinamakan mioglobin. Yang mempunyai keafinan yang lebih tinggi bagi oksigen dibandingkan hemoglobin, dan berkecinderungan mengikat oksigen sehingga PO2 turn sa,pai kadar yang sangat rendah. Mioglobin menyediakan sumber persediaan oksigen yang sangat banyak bagi sel otot apabila berkontraksi dan menjalankan metabolisne dengan cepat.<br /><br />Hemoglobin fetus mempunyai keafinan yang lebih tinggi untuk oksigen dibandingkan hemoglobin orang dewasa pada kadar PO2 yang terdapat didalam plasenta. Hal tersebut memudah kan pemindhan oksigen dari darah ibu ke darah fetus. Setelah kelahiran, hemoglobin fetus digantikan secara berangsur – angsur dengan hemoglobin jenis dewasa.<br /><br />Pengeluaran<br /><br />Kita telah lihat bahwa bagian pencernaan dan pengeluaran gas pada hewan memungkinkan mlekul masuk dan keluar(bagi karbon dioksida ) dari lingkungan luar.ekarang mari kita bicarakan bagai mana orang lain yang tertentu menyingkirkan bahan buanagn bernitrogen, ion dan air dari linkungan dalam. Pengeluaran merupakan pembuangan molekul yang telah mengambil bagian dalam reaksi metabolisma yang tidak harus dikeluarkan dengan peninjaan, yang merupakan pembuangan bahan tidak tercerna, sel mati, dan bakteri dari saluran makanan.<br /><br />Bahan buangan bernitrogen<br /><br />Pemecahan berbagai molekul, termasuk asam nukleik dan asam amino menghasilkan bahan buangan bernitrogen. Untuk lebih memudahkan kita hanya akan membatasi pembicaraan kita pada metabolisme asam amino. Asam amino yang dibuat melalui protein dalam makanan dapat digunakan oleh sel untuk mensintesa tubuh protein yang baru atau molekul yang mengandung nitrogen yang lain. Asam amoni yang tidak digunakan dalam sintesa dioksidakan untuk menghasilkan tenaga atau ditukarkan kepada lemakatau karbohidrat yang dapat disimpan. Dalam kedua keadaan, kumpulan amini ( -NH2 ) harus dibuang, karena tidak diperlukan lagi. Sebaiknya asam amino telah dikeluarkan dari asam amino, asam amino tersebut mungkin dibuang dari dalam tubuh dalam bentu ammonia, urea, atau asam urik, tergantung kepada spesies. Pengeluaran kumpulan amino dari asam amino memerlukan jumlah tenaga yang agak tetap. Walaupun dvemikian keperluan tenaga bagi penukaran pengeluaran amino kepada ammonia, urea, atau asam urik berbeda seperti yang ditunjukkan di dalam.<br /><br />Ammonia <br />Kumpulan amino dikeluarkan dari asam amino menjadi ammonia melalui penambahan hydrogen yang ketiga. Dengan demikian, hanya sedikit atau tidak langsung tenaga yang diperlukan untuk menukarkan suatu kumpulan amino kepada ammona. Gas ammonia adalah agak toksik dan hanya dapat digunakan sebagai suatu hasil pengeluaran bernitrogen jika terdapat air yang secukupnya untuk membuang bahan tersebut dari tubuh. Keterlarutan ammonia yang tinggi memungkinkan pengeluaran seperti ini terjadi pada ikan bertulang,<br /><br />invertebrata air, dan amfibia yang insang dan permukaan kulitnya bersentuhan secara langsung dengan lingkungan air.<br /><br />Urea<br /><br />Amfibia darat dan mamalia selalu membuang urea sebagai bahan buangan kotoran bernitrogen yang utama. Urea tidak terlau toksik disbanding dengan ammonia yang dapat dibuang dalam larutan yang agak pekat. Hal tersebut memungkinkan jasad air terpelihara, yaitu sesuatu yang baik bagi hewan daratan yang persediaan airnya terbatas.<br /> Namun demikian , untuk menghasilkan urea membutuhkan penggunaan tenaga. Urea dihasilkan didalam hati oleh serangkian reaksi berenzim yang dikenal sebagai lingkungan urea. Dalam lingkungan ini, sebagian reaksinya membutuhkan ATP, molekul pengambil karbon dioksida dan dua molekul ammoni dan akhirnya membebaskan urea.<br /> <br /><br />Asam urik <br /><br />Asam urik dibuang oleh serangga, reptilian, burung dan sebagian anjing (misalnya Dalmatian). Asam urik tidak begitu toksik dan kurang larut dalam air. Daya larut yang rendah nerupakan suatu yang baik bagi pemeliharaan.air karena asan urik dapat manjadi lebih mudah pekat dari urea. Pada reptilian dan burung suatu larutan asam urik yang cair bergerak melalui ginjal ke kloaka, suatu penampung bagi hasil pencernaan, urinari dan system pembiakan. Setelah air diserap kloaka, asam urik dikeluarkan sebagai kotoran\tinja.<br />Pembuangan asam urik oleh reptilian dan burung dikaitkan dengan kebutuhan air sewaktu pertumbuhan. Enbrio reptilian dan burung berkembang dalam telur yang dikelilingi seluruhnya. Semua nutrient dan air bagi metabolisme dan pertumbuhan harus terjadi didalam telur sebelum dimulai pertumbuhan embrio. Disamping itu juga, semua bahan bahan brnitrotrogen harus disimpan sampai terjadinya penetasan. Dangan demikian asm lurik tak larut dan tidak terlalu tosik bermanfaat bagi embrio tersebut. Asan lirik tersimpan dalam sangat pekat dalam sayu kantung yang melekat pada tubuh embrio sewaktu pertumbuhan. Apabila menetas, embrio mamutuskan hubungan dengan kantung dan maninggalkan kantung dan asam urik didalam kulit telur yang pecah.<br />Asam urik disintesa oleh suatu rangkaian reaksi berenzim yang panjang dan komplek yang mambutuhkan lebih banyak ATP dibandingkan dnegan yang disintesa olaeh urea. Sekali lagi kita lihat seolah – olah adanya suatu hubungan antara manfaat pemeliharaan air dan keburukan penggunaan tenaga untuk sintesa molekul pengeluaran.<br /><br />Pengaturan kembali Osmosis<br /><br />Organ pembuangan memiliki fungsi yang penting untuk mengatur air dengan imbangan garam dalam tubuh menunjukkan bahwa dikalangan hewan hanya invertebrate marin dengan ikan berawan saja yang mempunyai lender tubuh yang hamper isotonic dengan air laut. Organisme ini menghadapi sedikit kesulitan untuk menjaga garam normalnya dengan imbangan air. Apa yang mengejutkan adalah, perhatian ini menijukkan bahwa walaupun lautan ini isotonic, nmaun lender tubuh ikan berawan tidak memiliki jumlah garam yang sama seperti laut. Jawaban tersebut ialah darahnyamengandaung kapakaan urea yang cukup tinggi untuk menyamai ketonikan laut. Bagi beberapa sebab yang tidak diketahui jumlah urea ini diperolah tidak tosikkepada ikan – ikan tersebut.<br />Lendir tubuh semua ikan bertulang mempunyai jumlah kepekaan garam yang agak sederhana. Jelaskan ialah leluhurnya yang umm terevolusi dalam air tawar dan kemudian barulah sebagian kumpulan meneobos kedalam laut. Ikan laut bertulang cenderung kehilangan air dan menjadi terhidrasi. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, kan ikan tersebut sering meminum air. Secara rata rata, ikan laut bertulang menelan sejumlah air yang diperkirakan sama dengan 1% dari berat badan dalam setiap jam. Hal tersebut sama dengan manusia yang meminum kira kra 700 ml air setiap jam selama 24 jam. Disamping memperoleh air meminum, perilaku tersebut menyebebkan ikan memperoleh garam. Ikan ikan tersebut mengangkut ion ionn natrium (Na+) dengan klorida (Cl-) secara aktif ke dalam permukaan air laut di insang dan tidak membentuk urine hipertonik.<br />Dengan demikian, mudah bagi kita melihat bahwa ikan bertulang air tawar mempunyai masalah osmosis yang sangat bertentangan dengan ikan laut bertulang. Lender tubuhnya adalah hipertonik terhadap air tawar, dan ikan ikan tersebut cenderung untuk memperoleh lebih banyak air. Ikan-ikan tersebut tidak akan pernah minum air, tetapi sebaliknya mengeluarkan air yang berlebihan melalui sejumlah besar urine yang cair. Sejumlah urine dikeluarkan yang banyaknya sama dengan satu pertiga dari berat tubuhnya setiap hari. Oleh karena ikan-ikan tersebut cenderung kehilangan garam, maka garam diangkut secara aktif melalui membran insangnya.<br />Perbedaan adaptasi di antara ikan laut dan ikan tawar bertulang menakjubkan karena sebagian ikan sebenarnya dapat bergerak di antar dua lingkungan semasa hidupnya. Ikan salmon misalnya mengawali hidupnya dalam anak sungai dan sungai air tawar, dan kemudian berpindah ke laut dalam suatu waktu tertentu dan akhirnya kembali lagi ke air tawar untuk berkembang biak. Ikan tersebut mampu mengganti kelakuannya dan insang serta ginjalnya berfungsi sebagai reaksi terhadap perubahan osmosis yang terjadi apabila bergerak dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain.<br />Invertebrata air tawar juga harus membuang air yang berlebihan dari tubuhnya. Planaria memiliki suatu jaringan saluran pengeluaran bertubul yang terbuka di bagian luar tubuh melalui lubang. Terletak di sepanjang saluran terdapat sel nyala seperti bawang, yang masing-masing memiliki suatu kelompok silium yang bergerak-gerak; apabila dilihat di bawah mikroskop, silium tersebut kelihatan seperti suatu sinar yang berkelap-kelip. Silium sel nyala yang bergerak-gerak tersebut menolak lender melalui saluran pengeluaran dan keluar dari tubuh.<br />Seperti ikan laut bertulang, sebagian hewan yang dapat terevolusi di darat juga dapat minum air laut, walaupun ketoksikannya tinggi. Burung dan reptile yang hidup di laut memiliki suatu kelenjar garam nasal yang dapat membuang kapasitas larutan garam yang sangat pekat. Mamalia yang hidup dilaut seperti ikan paus, lumba-lumba, dan anjing laut kemungkinan besar dapat dapat memekat urinnya untuk memungkinan meminum air garam. Manusia tidak berbuat demikian, dan mereka akan mati jika hanya meminum air laut.<br />Kebanyakan hewan daratan perlu sering minum air, tetapi tikus kanguru dapat hidup tanpa perlu meminum air langsung. Hewan tersebut membentuk urin yang sangat pekat dan bahan keluaran hamper kering. Kemempuan tersebut memungkinkan berdiri sendiri dengan menggunakan air metabolisme yang diperoleh dari pemecehan molekul nutrient saja.<br /><br /><br /><br /><br />Organ Pengeluaran<br /><br />Kebanyakan hewan memiliki suatu organ khusus yang mengeluarkan bahan buangan bernitrogen dan juga terlibat dalam hemeostasisi lender tubuh. Kita akan membicarakan beberapa organ tersebut, termasuk ginjal manusia.<br /><br />Nefridium Cacing Tanah<br /><br />Badan cacing tanah terdiri dari dari segmen, dan hamper setiap segmen badannya memiliki satu pasangan struktur pembuangan yang di namakan nefridium. Setiap nefridium merupakan suatu tubul dengan lubang bersilium dengan dan suatu lubang pengeluaran. Apabila lender dari rongga tubuh ditolak melalui tubul oleh silium yang bergerak, terdapat bahan bahan tertentu yang diserap semula dan diangkut oleh suatu jaringan kapiler yang mengelilngi tubul. Proses tersebut mengakibatkan pembentukan urine yang hanya mengandung bahan buangan dan ion meta bolismeb yang tidak di kehendaki <br /><br />Tubul Malpigi<br /><br />Serangga mempunyai system pengeluaran yang terdiri dari tubul panjang dan tipis yang dinamakan tubul malpigi yang melekat pada dubur. Oleh sebab itu serangga memiliki di suatu system peredaran yang terbuka, maka tubul di kelilingi oleh darah. Air dan asam urine mengalir dari darah di sekelilingnya ke dalam air dan serangga yang memakan suatau sejumlah besar makanan lembab hanya menyerap lagi sedikit air. Akan tetapi serangga yang hidup di lingkungan akan menyerap kembali sebagian besar dari air dan membuang benda Lumpur asam urik yang kering dan sebaian benda pejal. Larva kumbang yang hidup dalam tepung yang kering menghasilkan suatu bahan pengeluaran yang sangat kering menyerap air dari udara yang sangat lembab.<br /><br />Ginjal Manusia<br /><br />Ginjal manusia terdiri dari satu pasang organ berbentuk kacang yang panjangnya kira-kira 11 aytau 12 cm, dan terletak di bagian belakang rongga abdomen. Ginjal tersebut merupakan sebagian darisistem urinari manusia yang bukan hanya terdiri dari ginjal yang membentuk urine, tetapi juga terdiri dari organ yang mengalirkan urine keluar dari tubuh. Setiap ginjal dihubungkan kepada suatu ureter, yaitu suatu duktus yang membawa urine dari ginjal ke pundit kencing : urine disimpan dalam pundit kencing tersebut sehingga dikeluarkan dari tubuh melalui uretra tunggal. <br /><br />Struktur<br /><br />Apabila suatu ginjal dikerat secara memanjang 3 bagian utama dapat dibedakan. Bagian luar merupakan korteks yang mempunyai suatu bentuk agak bergerandul. Medulla terletak dibagian dalam kortetks dan bersusun dalam bentuk suatu kelompok sebagian berbentuk pyramid; setiap 1 bagian tersebut mempunyai bentuk berjalur. Bagian ginjal yang paling dalam terdiri dari suatu tabung berongga yang dinamakan pelvis. Urin yang terbentuk di dalam ginjal terkumpul dalam pelvis. Urin yang terbentuk di dalam ginjal terkumpul dalam pelvis sebelum memasuki ureter.<br /><br />Nefron<br /><br />Jika dilihat dengan mikroskop, setiap ginjal terdiri dari kira-kira satu juta tubul halus yang dinamakan nefron. Sebagian nefron terletak terutama dalam korteks. Tetapi yang lain-lainnya terdapat jauh di dalam medulla. Setiap nefron terdiri dari beberapa bagian. Bagian ujung tubul bertolak ke dalam membentuk suatu struktur seperti cawan yang dinamakan kapsul Browman. Selanjutnya terdapat suatu bagian yang dikenal sebagai tubul berlingkar proksimal yang membawa kepada suatu lengkungan U yang sempit yang dikenal sebagai gelung Henle. Hal tersebut diikuti oleh tubul berlingkar distal. Beberapa tubul berlingkar distal memasuki satu duktus pengumpul. Duktus pengumpul mengangkut urin ke bawah melaui medulla dan menghantamnya ke pelvis. Gelung Henle dan duktus pengumpul memberikan pyramid medulla rupa berjalur.<br />Setiap tubul memiliki persediaan darahnya sendiri. Seelah arteri meninggalkan aorta untuk memasuki ginjal, tubul tersebut bercabang menjadi arteri kecil yang banyak arteri kecil disebut nefron setiap arteriol yang dinamakan arteriol aferen membagi untuk membentuk suatu kelompok kapiler, yaitu glomelurul yang di kelilingi oleh kapsul bowman. Kapiler glomerulurul bercabang ke dalam arteriol eferon yang selanjutnya bercabang ke dalam suatu jaringan kapiler kedua di sekeliling bagian bertubul nefron, kapiler tersebut dinamakan kapiler eritubul menghasilkan venul yang menghubungkan vena renal, yaitu saluran yang memasuki vena kava.<br />Pembentukan urine<br /><br />Nefron manusia berfungsi seperti nefridum cacing tanah yaitu nefron tersebut menukarkan molekul dengan darah. Pembentukan urine memerlukan tiga proses utama.<br />1. penapisam kapsul di bowman<br />2. penyerapan kembali, termasuk penyerapan kembali pilihan.khususnya di tubul berlingkar proksimal.<br />3. remesan bertubul khususnya di tubul berlingkar distal.<br /><br />Penapisan tekanan <br /><br />Apabila darah memasuki glomelurul, teknan darahmya cukup untuk bergerak untuk menyebabkan molekul kecil seperti nutrien, air, garan dan bahan buangan untuk bergerak untuk glomelurul ke bagian dalam kapsul bowman, terutama karena bagiana dinding ghlomelurul kali lipat lebih mudah ditembus dari dinding kebanyakan kapiler di bagian lain tubuh. Molekul yamg meninggalkan darah dan memasuki kapsul bowman dinamakan hasil tapis glomelurul. Protein darah dan sel darah terlalu besar untuk menjadi sebagian hasil tapis, dan terus berada dalam darah apabila bergerak ke dalm anteriol efern. Hasil tapis glomelurul. Protein darah dan sel darah terlalu besar untuk menjadi sebagian dari hasil tapis, dan terus berada dalam darah apabila bergerak ke dalam anteriol eferen. Hasil tapis glomelurus mempunyai kandungan yang sama seperti jaringan lender, dan jika kandungan tersebut tidak berubah dalam bagian lain nefron, kematian akibat kehilangan air (pendehidrasian) kehlangan nutrein (kelaparan) dan tekanan darah yang rendah akan terjadi selanjutnya. Namun demikian, penyerapan kembali pilihan mencegah terjadinya keadaan tersebut.<br /><br />Penyerapan kembali <br /><br />Kedua proses penyerapan kembali pasif, aktif dan nefron kedalam darah terjadi molekul melalui dinding tubul berlingkaar proksimal. Nutrien, air dan juga sebagian molekul buangan meresap kembali seacra pasif kedalam jaringan kapiler peritubul. Tekanan osmosis selanjutnya mempengaruhi pergerakan air. protein Yang tidak dapat ditapis tersebut berada dalam darah dengan mewujudkan suatu tekanan osmosis. Disamping itu juga setelah natrium(Na+) diserap kembali secara aktif, dan diikuti oleh klorin(CL+); kedua ikon tersebut meningkatkan tekanan osmosis darah.<br /> Penyerapan kembali pilihan molekul nutrient terjadi melalaui pengangkutan aktif sel-sel tubuh berlingkar proksimal memiliki mikrovilus yang sangat banyak yang meningkatkan luas permukaan dan mitrokondion yang banyak yang menyimpan tenaaga yang dibututhkan bagi penyerapan kembali. Penyerapan kembali terjadi dengan pilihan karena, hanya molekul yang dikenal pasti saja yang diangkut oleh molekull pembawa secarara aktif dari tubuh kedarah. Biasanya, hampir 100% molekul nutrient diserap lagi.<br /> Ginjal memiliki batas ambang bagi setiap bahan yg diserap kembali. Batas ambang suatu bahan berada pada kadar normalnya, di dalam darah, dan penyerpan terjadi kembali sehingga batas ini tercapai. Setelah itu bahan tidak lagi diserap kembali dan akan muncul dalam urin. Misalnya, batas ambang bagi glukosa ialah,1,8 gram/glukosa/1oo ml darah. Setelah jumlah tersebut diserap kembali, jumlah lainnya yang berlebihan yg ada di dalam hasil penapisan, akan muncul di dalam urine. Berbeda sengan batas glukosa yang tinggi , urea memiliki batas ambang yang sangat rendah yang dapat diperoleh dengan cepat, dan hampir semua urine terdapat dalam urine.<br /><br />Rembesan tubul<br /><br />Rembesan tubul merupakan cara bagaimana bahan buangan yang ridak dapat ditapis akan ditambahkan ke lendir apabila bergerak melaui tubul. Bahan bahan toksik seperti asam dan dan larutn asing yang telah diserap di dalam saluran makanan dibuang melalui rembesan tubul. Penisiilin dan beberapa baahan lain juga dibuang melalui cara ini. Walaupun demikian, proses rembesan tubuh ini tidak terlalu penting bagi pembentukan urine sebagaimana pada kedua langkah pertama.<br /><br />Urin hipertonik<br /><br />Reptilia dan burung terutama tergantung kepada saluran makanan yang menyerap kembali air, tetapi manusia mamalia tergantung kepada ginjal. Susunan gelung henle ini dalam hubungannya dengan duktus pengumpul memungkinkan mamalia merembeskan suatu urine hipertonik. Suatu kepekatan yang ekstrin diwujudkan dibagian dalam medulla yang meningkatkan penyerapan kembali air dari lengan menurun gelang henle dan duktu pengumpul. Cerun tersebut kini tampaknya terbentuk diakibatkan oleh pengeluaraan garam Na+cl- oleh bagian atas lengan menaik (gelang henle) dan melalui peresapan orea dari duktus pengumpul. Oleh karena lengan menurun, gelang henle kehilangan air , maka lengan naik memiliki kepekaan, garam yang tinggi. Anda mungkin menganggap bahwa keadaan tersebut menyebabkan gelung henle menyerap air, sebaliknya, lengan tersebut mulai kehilangan garam melalui peresapan dan kemudian melalui pengeluaran aktif.<br /> Lengan menurun kehilanga air secara tiba-tiba tapi jumlah air yang meninggalkan duktus pengumpul di atur oleh kegiatan hormone. Hormon ADH (Hormon Antidiuresis) Dilepaskan oleh Lobus Posterior Pituitari. Meningkatkan ketembusan duktus pengumpul agar lebih banyak air meninggalkan gelung Henle dan diserap kembali ke dalam darah. Jika tekanan osmosis darah meningkat, lobusposterior pituitary membebasakan ADH. Lebih banyak air di serap kembali dan dengan hal tersebut terdapat kurang urin. Sebaliknya juga jika tekanan osmosis darah menurun, lobusposterior pituitary tidak membebaskan ADH. Ketidak tembusan duktus pengumpul yang dihasilkan menyebabkan lebih banyak air di buang dan lebih banyak urin yang terbentuk. Meminum Alkohol juga menyebabkan diuresis (meningkatkan aliran urin) karena perembesan ADH ditahan. Meminum bir menyebabkan diuresis terutama disebabkan oleh pengambilan lender yang meningkat. Bahan obat yang dinamakan Diureptik selalu merupakan obat yang ditentukan bagi tekanan darah tinggi. Bahan obat tersebut juga meningkatkan pembuangan urinari dan dengan hak tersebut merendah kan kapasitas darah dan tekanan darah. <br />Ginjal membantu memelihara pH tetap darah dalam jangka yang sempit, dan seluruh Nefron ikut ambil bagian dalam proses tersebut. Pembuangan Ion Hidrogen dan Amonia, bersamaan dengan penyarapan kembali Ion Natrium dan bikarbonat diselaraskan untuk memelihara pH dalam lingkungan yang normal. Jika darah berasam, Maka Ion Hidrogen di keluarkan bersama dengan Amonia, Apabila Ion natrium dan Bikarbonat diserap kembali. Hal ini akan memelihara pH karena Natrium Merangsang pembentukan Ion Hidroksil.<br /> Na+ + HOH menjadi Na+ OH- + H +<br />Ketika bikarbonat mengambil Ion hydrogen apabila asam karbonat terbentuk.<br /> HCO- 3 + H+ menjadi H2CO3 <br />Jika darah merupakan larutan, maka semakin sedikit ion hydrogen dibuang dan semakin sedikit ion natrium dan bikarbonat yang diserap kembali. <br /> Penyerapan kembali dan / atau pengeluaran ion atau garam oleh ginjal menggambarkan kemampuan homeostatisnya : ginjal bukan menjaga pH darah, tetapi juga keosmolarannya.<br /><br /><br /><br />Kegagalan Ginjal<br /><br />Saluran urinari terbuka terhadap serangan dari beberapa bakteri yang berbeda. Jika berjangkitnya terjadi setempat dalam uretra, ia dinamakn uritritis. Jika bakteri menyerang kantung kencing, ia dikenal sebagai sistitis. Dan akhirnya, jika ginjal diserang, maka ia dinakamakan nefritis. Nefritis selalu terjadi setelah berjangkitnya strep pada sebagiab tubuh lain. Komplek antigen - anti body sampai ke glomehorulus dari arteriol dan terperangkap disitu, dan menyebabkan kelemahan yang mengakibatkan perradangan dan kerusakan glomerulus. Membra glomerulus kemudian menjadi lebih tertembus dari biasa. Dengan demikian, albuming, sel darah putih ataupun sel darah merah mungkin muncul dalam urin. Selain itu juga, kerusakan glomerulus kadang kala mengakibatkan penyubatab glomerulus supaya tidak ada lender yang bergerak kedalam tubul..<br /><br />Ginjal Tiruan<br /><br />Seseorang yang menderita akibat kegagaln sementara atau tetap renal dapat dirawat dengan suatu mesin ginjal tiruan. Darah beredar dalam suatu arteri pada lengan yang sakit kemesin ginjal dan kembali ke vena. Dalam proses tersebut, darah pesakit bergerak melalui suatu tiup bermembra sebagai tertembus air yang bersentuhan suatu larutan garam yang seimbang, atau lender dialysis. Bahan-bahan yang lebih pekat didalam darah meresap kedalam dialysis. Sebaliknya, bahan-bahan yang lebih pekat dalam dialysis meresap kedalam darah. dengan demikian, ginjal tiruan dapat digunakan baik untuk mengekstrak bahan-bahan dari dalam darah (termasuk hasil buangan atau bahan kimia toksin dan bahan obat) maupun menambah bahan-bahan seperti ion kedalam darah. Sewaktu perawatan dialysis selama 6 jam, sebanyak 50 hingga 250 gram urea dapat dikeluarkan dari seseorang yang sakit, yaitu sangat melebihi nilai pembersihan urea dari ginjal normal dengan demikian, orang yang sakit tersebut hanya butuh menjalankan perawatan dua kali seminggu.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-49230793954642635942011-10-15T19:52:00.001-07:002011-10-15T19:52:40.558-07:00PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN<br />Pertumbuham adalah proses pertambahan volume secara irreversible (menuju satu titik dan tidak dapat kembali lagi). Adapun perkembangan adalah pertumbuhan menuju kedewasaan sutau organisme. Pertumbuhan selalu terjadi pada makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pertumbuhan secara kualitatif, artinya dari kecil tumbuh menjadi besar. Adapun pertumbuhan secara kuantitatif, maksudnya tumbuh dari satu menjadi banyak.<br />Cobalah sekali waktu anda amati pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan yang ada disekitar anda. Tumbuhan mengalami pertumbuhan yang mudah diamati sacara nyata. Pengamatan tersebut dilakukan dengan cara mengukur pertambahan panjang organ tubuh tumbuhan, yaitu batang, daun dan akar. Adapun alat yang diperlukan untu mengukur pertumbuhan itu adalah auksano-meter.<br />Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi pada titih tumbuh primer (utama ), yaitu ujung batang dan ujung akar. Pertumbuhan primer terjadi secara vertical berupa pertambahan panjang ujung batang dan ujung akar adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi pada cambium. Pertumbuhan sekunder terjadi secara horizontal berupa pertambahan besar lingkaran batang tanaman.<br />Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu poerkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Berikut ini diuraikan secara sederhana proses pertumbuhan suatu tanaman.<br /><br />1. Perkecambahan<br />Anda tentu ingat bahwa Angiospermae digolongkan menjadi monokotil dan dikotil. Sama halnya dengan biji monokotil, biji pada tumbuhan dikotil juga memiliki kotiloden. Kotiloden merupakan kepingan biji yang merupakan daun pertama lembaga. Namun, kotiledon pada monokotil hanya berjumlah satu, sedangkan pada dikotil berjumlah dua. Biji juga mengandung embro. Letak embrio berada di atas perletakan kotiledon. Apabila lingkaran mendukung pertumbuhan suatu embrio maka embrio tersebut akan terus membelah. Akibatnya, massa dalam biji akan meningkat dan terjadi perkecambahan. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Berdasarkan tipenya, perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.<br /><br /><br />a. Perkecambahan Epigeal<br />Perkecambahan epigeal ialah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, pada plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).<br /><br />b. Perkecambahan Hypogeal<br />Perkecambahan hypogeal ialah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapr (Pisum sativum), jagung (Zea mays) dan padi (Oryza sativa)<br /><br />2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan<br />Setelah perkecambahan, tahap selanjutnya adalah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tumbuhan sebenarnya merupakan pertambahan panjang pada bagian tertentu, yaitu pada titik tumbuh yang terletak diujung batang (disebut titik tumbuh primer). Pertumbuhan dan perkembangan meliputi pemanjangan yang terjadi di ujung akar dan ujung batang secara diferensiasi. Diferensiasi merupakan perkembangan sel-sel tumbuhan menjadi berbagai jaringan tumbuhan, seperti kortexs, xylem, endodermis, floem, dan silinder pusat.<br />Perkembanga meristem apical pada Angiospermae dapat ditengkan dengan teori tunika-korpus sebagai berikut.<br /><br />a. Teori Histogen<br />Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein (1868) menjelaskan bahwa setiap titik tumbuhan batang serta akar terdiri atas lapisan sel yang disebut histogen terdiri atas <br />1) Plerome, merupakan bagian pusat yang selanjutnya akan membentuk empulur dan jaringan pengangkut primer<br />2) Dermatogen, merupakan lapisan paling luar yang selanjutnya akan membentuk epidermis<br />3) Periblem, merupakan lapisan yang terletak antara plerome dan dermatogen. Lapisan ini akan membentuk korteks (jaringan kulit kayu)<br /><br /><br /><br />b. Teori Tunika-Korpus<br />Teori tunika-korpus, dikemukakan oleh Schamid (1924), menyatakan bahwa titik tumbuh dari batang pada tumbuhan teridi atas dua zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus. <br />1) Tunika, merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Bagian ini terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel tersebut berkumpul membentuk lapisan-lapisan atau seludang. Selanjutnya berkembang membentuk jaringan primer. Sel-sel tersebut membelah, terutama pada bidang pembelahan antiklinal (tegak lurus dengan permukaan organ) sehingga lapisannya makin meluas.<br />2) Korpus, merupakan bagian pusat dari titik tumbuh. Sel-sel pada bagian ini bersifat merismatis dan membelah ke segala arah.<br />Pada tumbuhan, tidak semua bagian mengalami pertumbuhan yang sama, pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.<br />a. Pertumbuhan primer<br />Pertumbuhan primer terjadi di titik tumbuh apical. Letak titik tumbuh apical adalah didekat ujung akar dan batang<br /><br />b. Pertumbuhan sekunder<br />Pertumbuhan sekunder terjadi pada bagian cambium yang mengakibatkan batang bertambah besar (khususnya tanaman berkayu). Hal ini terjadi karena aktivitas cambium kea rah dalam membentuk kayu dan ke arah luar membentuk kulit batang.<br /><br />3. Kurva Tumbuhan <br />Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi, atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat dilihat melalui kurfa pertumbuhan.<br />Secara umum kurfa pertumbuhan berupa kurfa S (sigmoid). Pada kurva tersebut terdapat beberapa fase. Yaitu fase lag, fase logaritmik, fase pertumbuhan linear, dan fase stasioner.<br />a. Fase Lag <br />Pertumbuhan pada fase ini berjalan lambat, dengan sedikit atau bahkan tidak ada proses pembelahan sel atau perkembangan sel. Pada periode ini organisme dedang beradaptasi sumber daya kehidupan missal adaptasi terhadap cadangan makanan dalam biji.<br /><br /><br />b. Fase Logaritmik<br />Pertumbuhan berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat dan tak trkendali. Persediaan nutrisi/makanan masih lengkap dan tercukupi. Produk sisa belum terakumulasi.<br /><br />c. Fase Pertumbuha Linear<br />Pada fase ini tingkat dan kecepatan pertumbuhan mulai stabil dan relative konstan. Pertumbuhan dibatasi oleh faktor internal maupun eksternal.<br /><br />d. Fase Stasioner<br />Fase ini merupakan tingkat paling stabil dalam kurva pertumbuhan. Organisme dewasa telah terbentuk. Namun, pertumbuhan belum terhenti sepenuhnya.<br /><br /><br />Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan<br />1. Suhu<br />Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Umumnya suhu optimum bagi tumbuhan adalah 220C-370C. hal itu, berarti tumbuhan akan tumbuh dengan baik dan mampu berbunga/berbuah pada kisaran suhu 220C-370C. suhu tersebut biasanya terdapat di daerah tropis dan daerah tertentu pada musim-musim tertentu pula.<br /><br />2. Cahaya<br />Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan. Hal itu karena cahaya, terutama cahaya matahari, merupaakn faktor yang sangat penting untuk melakukan fotosintesis. Intensitas percahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang bervariasi disebut fotoperiodisme.respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan untuk mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembuanagn (masa pembentukan bunga dan pemasakan sel-sel kelamin), perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.<br />Fotoperiodisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan netral.<br /><br /><br /><br />a. Tumbuhan Berhari Pendek<br />Tumbuhan berhari pendek (short day plant) adalah tumbuhan yang berbunga pada akhir musim panas/musim gugur, yaitu pada periode penyinaran lebih pendek daripada periode panjang malam kritis. Tumbuhan berhari pendek dalam waktu sebentar. Tumbuhan jenis ini biasanya berbunga pada musim tertentu sehingga disebut juga bunga musimman, contohnya stroberi, dahlia, aster, dan krisan.<br /><br />b. Tumbuhan Berhari Panjang<br />Tumbuhan berhari panjang (long day plant) adalah tumbuhan yang berbunga pada musim semi, yaitu jika periode penyinaran lebih panjang daripada periode pajang malam kritis. Tumbuhan berhari panjang berbunga pada musim yang tepat dan waktunya lama. Tumbuhan jenis ini lebih sering kita jumpai karena berbunganya lebih lama, contohnya gandum, kentang, bayam, dan selada.<br /><br />c. Tumbuhan Netral<br />Tumbuhan netral (natural plant) adalah tumbuhan yang pembungaannya tidak bergantung pada perubahan penyinaran. Tumbuhan jenis ini selalu berbunga setiap saat atau tidak pernah kenal musim berbunga dan selalu trsedia bunga pada setiap musim, contohnya mawar, anelir, dan bunga matahari.<br /><br />3. Kelembaban <br />Kelembaban merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap uap air. Akibatnya, sel-sel tumbuhan cepat mencapai maksimal. Kandungan uap air dalam uadar yang tinggi tersebut akan menyebabkan tumbuhan mengeluarkan air dalam bentuk titik-titik air di ujung daun (Gutasi). Tumbuhan juga berusaha mempertahankan diri dengan membuka stomatanya untuk mengeluarkan kelebihan air tersebut.<br /><br />4. Nutrisi<br />Nutrisi berupa zat-zat hara, yaitu bahan-bahan kimia yang diperlukan oleh tumbuhan. Jika hidup ditempat yang banyak mengandung zat hara, tumbuhan dapat memanfaatkan zat-zat hara tersebut untuk pertumbuhan seluruh organ dengan cepat. Apabila zat hara yang tersdia di sekitar tempat tumbuhnya banyak, tumbuhan akan tumbuh makin baik. Namun, jika zat hara di lingkungan tersebut sedikit maka pertumbuhan tanaman akan terganggu.<br />5. Hormone Pertumbuhan Dan Perkembangan<br />Hormone merupakan faktor yang terdapat pad tubuh itu sendiri. Horomon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Macam hormone yang terdapat pada tumbuhan antara lain auksin, giberlin, sitokinin, etilen, dan asam absisat.<br />Hormon tumbuhan atau ftohormon adalah senyawa organic yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak fisiologis adalah akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.<br />Hormon buatan atau hormon yang dibuat organisme selain tumbuhan tidak dapat digolongkan sebagai hormon tumbuhan, melainkan disebut zat pengatur tumbuh.<br /><br />a. Auksin <br />Auksin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada tumbuhan, contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa). Konsentrasi auksin lebih banyak terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari. Bagian tanaman (batang) yang tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat diabndingkan bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat anya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda.<br />Selain berpengaruh meningkatkan laju pemanjangan sel pada pertumbuhan seperti diuraikan di atas, auksin juga merupakan hormone pengatur proses fisiologi yang dapat digunakan untuk memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokarepi). Ada beberapa macam auksin, yaitu rizokalin, kaulokalin, filokalin, dan antokalin. Rizokalin merupakan hormone pengatur pertumbuhan akar (identik dengan vitamin B). Kaulokalin merupakan hormone pemacu pertumbuhan batang. Filokalin merupakan hormone pemacu pertumbuha daun. Antokalin merupakan hormone pemacu pembentukan bunga. <br />Berkat penelitian oleh Farits Went (1926-1928), sekarang kita mengetahui adanya zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan. Zat ini disebut auksin. Went menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah sejienis gandum (Avena sativa). Ternyata,auksin dapat ditemukan di ujung batang dan akar, serta tempat pembentukan bunga, buah, dan daun pada tumbuhan. Auksin ada yang telah diisolasi dari berbagai sumber, misalnya dari endosperma jagung, yaitu asam indol asesat (IAA = indole acetic acid). Isolasi adalah pemisahan dan pengambilan zat tertentu dari sumbernya.<br />Fungsi auksin antara lain mengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang merestem ujung. Pengaruh akusin yang lain adalah merangsang perkembangan akar lateral, dan menyebabkan pembengkokan batang.<br />Sel-sel yang mengandung lebih banyak auksin berukuran lebih panjang darppada yang mengandung sedikit auksin, akibatnya batang membengkok. Pembengkokan batang diakibatkan oleh arah datangnya cahaya ternyata juga berhubungan dengan penyebaran auksin. Batang yang terkena cahaya memiliki auksin yang lebih sedikit, karena auksin mengalami kerusakan jika terkena sinar, akibatnya batang membengkok menuju arah datangnya cahaya.<br /><br />b. Giberelin<br />Giberlin merupakan hormone yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan oleh P. Kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi mengalami pertumbuhan cepat, batangnya tinggi, dan berwarna pucat. Setelah diisolasi, senyawa yang dihasilkan jamur tersebut dinamakan giberelin. Giberlin diproduksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar , daun muda dan embrio.<br />Giberelin ditemukan pada bagian tumbuhan, misalnya pucuk batang, ujung akar, bunga, buah, dan terutama pada biji. Peranan giberelin adalah merangsang pemnajnagn batang, perkecambahan, pertumbuhan tunas, mempercepat munculnya bunga, dan merangsang tumbuhnya buah secara partenokarpi (tanpa fertilisasi). Giberelin dapat menyebabkan tumbuhan kerdil tumbuh menjadi tumbuhan raksasa, umumnya tinggi tumbuhan mencapai 3 – 5 kali tinggi yang normal.<br />Fungsi giberlin antara lain :<br />1) Memacu pembentukan buah tanap biji (partenokarpi)<br />2) Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan eaksasa<br />3) Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)<br />4) Memacu pembentukan cambium pada tanamandikotil<br />5) Mematahkan dormansi buha dan biji.<br /><br />c. Sitokinin<br />Sitokinin ditemukan pada batang tembakau oleh Skoog dan Miller. Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat dihasilkan di dalam akar dan akan di angkut ke organ yang lain.<br />Sitokinin berperan merangsang pembelahan sel (sitokinesis), pembentukan tunas ketiak batang dikotil dan tunas pada kalus, menghambat efek auksin, menunda penuaaan, dan mempertahankan kesegaran jaringan.<br />Pada tahun 1913, Gottlieb Haberlandt menemukan suatu senyawa yang memacu pembelahan sel pada umbi kentang yang terpotong. Pada tahun 1940, Johanes van Dverbeek menemukan bahwa air kelapa muda mengandung senyawa yang memacu pembelahan sel. Penemuan tersebut diperkuat oleh Folke Skoog dan kawan-kawan pada tahun 1950. selanjutnya, senyawa tersebut dikenal dengan nama sitokonin. Sitokinin alamiah yang umumnya adalah zeatin, yang pertama kali diambil dari endosperma biji jagung pada tahun 1964 oleh Letham. Sitokinin alami banyak terdapat pada organ muda tumbuhan (biji, buah, daun) dan ujung akar. Sitokinin disintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain. sitokinin buatan misalnya kinetin dan BAP (g-benzilaminopurin).<br />Fungsi sitokinin antara lain ;<br />1) Memacu pembelahan sel<br />2) Mempercepat pelebaran daun<br />3) Mempercepat tumbuhnya akar<br />4) Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang<br />5) Menunda pengguguran daun, bunga dan buah.<br /><br />d. Etilen<br />Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen dapat mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk. Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau. Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai di tempat tujuan dalam keadaan masak. Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembuanagn. Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.<br />Pada tahun 1934, R.Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan berperan untuk mepercepat pematang buah. Etilen adalah gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua. Jika buah yang sudah tua diletakkan di suatu tempat tertutup, buah akan cepat masak. Hal itu karena buah tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pemasakan buah. Para pedagang sering memeram buah dengan gas etilen agar cepat masak. Namun dagang etilen adalah karbit.<br />Selain berperan dalam pemasakan buah, etilen juga menyebabkan batang menjadi tebal, untuk menahan pengaruh angina. Kombinasi etilen dengan hormon lain dapat memberikan efek yang menguntungkan. Misalnya, etilen dengan auksin dapat memacu pembungaan pada mangga dan nanas. Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.<br /><br />e. Asam Traumalin<br />Sperti florigrn, asam traumalin sebenarnya merupakan hormone hipotetik, yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormon yang ada (auksin, geiberelin, sitokinin, etilrn, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau pelukaan karena gangguian fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pemebntukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormon luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormon pada tumbuhan yang disebut dengan resitusi (regenerasi). Awalnya lluka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormon luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormon giberelin. Selanjutnya, karena pengaruh horomon sitokinin, terbentuklah sl-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan.<br />Asam traumatin dianggap sebagai hormon luka, karena merangsang pembelahan sel-sel di bagian tumbuhan yang luka. Dengan demikian jaringan yang terluka akan tertutup kembali.<br /><br />f. Asam absisat<br />Salah satu fungsi asam absisat adalah menhambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan t,m akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar, dan buah hijau.<br />Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi stelah kondisi lingkungan memungkinkan, ia akan tumbuh lagi dan muncul tinas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada musim kemarau.<br />Tidak semua hormon pada tumbuhan memacu pertumbuhan. Ada hormon yang justru menghambat pertumbuhan, misalnya asam absisat (absisin).<br />Secara umum, fungsi asam absisat adalah menghambat pembelahan dan pemanjangan sel, menunda pertumbuhan, dan membantu dormansi. Hal ini untuk membantu tumbuhan bertahan dalam kondisi yang buruk misalnya, merangsang penutupan stomata daun pada musim kering sehingga transpirasi (penguapan) berkurang, dan meluruhkan daun pada musim kering sehingga tumbuhan tidak kehilangan air melalui transpirasi.<br />Asam absisat ditemukan oleh F.I.Addicott (1963) yang mengamati absisi pada tanaman kapas. Asam absisat pada walnya disebut dormina.<br /><br />6. Gen <br />Gen juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam pertumbuhan tumbuhan. Gen bersifat menurun. Tumbuhan yang memiliki gen yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik. Sebaliknya, gen yang jelek tentu akan menghasilkan keturunan yang jelek pula.<br />Penampakan gen yang dapat diamati dari luar disebut sebagai bentuk fenotipe (morfologinya). Dengan cara mengamati atau memiloih morfologi (fenitipe), kita dapat mennetukan pilihan, tumbuhan mana yang bersifat baik dan mana yang bsersifat jelek. Sifat fenotipe yang baik umumnya domain sehingga dengan memilih sifat yang baik, keturunan yang dipweroleh juga akan baik. Penurunan sifat akan tampak jelas apabila tanaman dikembangkan secara vegetatif. Selain mengatur sifat keturunan, gen juga mengatur metabolisme pada sel-sel tumbuhan.<br /><br />7. Kalin<br />Kalin adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan. Kalin dibedakan menajdi mepat macam, yaitu rizokalin untuk merangsang pertumbuhan akar, kaulokalin merangsang pembentukan batang, filokalin merangsang pembentukan daun, dan antokalinb atau florigrn yang merangsang pembentukan bunga .<br /><br />Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Hewan<br />Proses pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai dari proses pembelahan pada zigot. Zigot merupakan hasil fertilisasi (pembuahan) sel telur oleh sperma. Zigot akan berkmbang menjadi embrio.<br /><br /><br />1. Tahapan Perkembangan Hewan <br />Tahapan Perkembangan Hewan secara umum memiliki urutan sebagai berikut : pembelahan sel, gastrulasi, dan pembentukan organ (organogenesis)<br /><br />a. Pembelahan sel<br />Zigot merupakan satu sel yang berasal dari peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Zigot mengalami pembelahan mitosis dari satu sel menjadi dua sel, kemudian menjadi empat sel, delapan sel, enambela sel, dan seterusnya.<br />Pembelahan terus berlanjut sampai berbentuk seperti bola padat yang disebut morula. Selanjutnya bagian tengah dari morula memebntuk lubang berisi cairan, dan lubang itu disebut blastosoel. Bentukan seperti ini disebut blastula (embrio).<br /><br />b. Gastrulasi (pembentukan usus)<br />Sel-sel di satu kutub membelah lebihcepat daripada sel-sel di kutub lainnya, sehingga terbentuk lekukan ke dalam seperti sebuah bola yang ditekan di satu sisnya. Akhirnya blastula berbentuk seperti mangkuk yang memiliki dua lapisan, yaitu lapisan luar (ectoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Bentuk semacam ini disebut gastrula.endoderm membatasi lengkung usus (arkenteron).<br />Selama proses gastrulasi terjadi pembelahan sel-sel, dan terbentuk lapisan baru yang terletak di antara lapisan ectoderm dan endoderm. Lapisan tersebut adalah mesoderm. Dengan demikian pada tahapan gastrulasi terbentuk tiga lapisan, yaitu ektoder, endodermn, dan mesoderm.<br /><br />c. Pembentukan organ<br />Setelah gastrulasi selesai, selanjutnya lapisan ektoder, endodermn, dan mesoderm berkembang menjadi jaringan khusus yang kemudian membentuk berbgai organ.<br />Ectoderm bagian dorsal mebentuk bumbung neural stelah notokord terbentuk. Bumbung neural ini berkembang menjadi saraf, otak, dan sumsum tulang belakang. Bagian tubuh lain yang merupakan perkembangan dari ectoderm adalah kulit luar, bola mata, lensa mata, hidung, telinga, rambut, kuku, system saraf, lapisan epithelium mulut dan rectum, serta medulla kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak di atas ginjal).<br />Notokord terbentuk dari mesoderm dorsal. Mesoderm berkembang membentuk dua lapisan, yaitu lapisan yang bersisian dengan lapisan ectoderm dan lapisan yang bersaisian dengan lapisan endoderm. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat rongga. Rongga ini akan berkembang menjadi rongga tubuh atau selom. Mesoderm lebih lanjut akan berkembang menjadi lapisan kulit dalam (dermis), otot, tulang, pembuluh darah, ginjal, lapisan rongga tubuh, ureter, testis, ovarium, oviduk, uterus, system limfa.<br />Endoderm membentuk usus primitive. Usus primitive berdiferensiasi menjadi faring, esophagus, lambung, usus, hati, dan pancreas. Lapisan endoderm juga berkembang menjadi organ trakea dan paru-paru.<br />Tiap hewan memiliki pola perkembangan yang berbeda-beda. Misalnya pada hewan berpori, embrionya memiliki dua lapisan saja, yaitu ectoderm dan endoderm; disebut organisme diploblastik. Serangga, Echinodermata, dan Chordata, embrionya memiliki tiga lapisan; disebut organisme triploblastik.<br /><br />2. Metamorfosis <br />Ada hewan yang mengalami beberapa tahap perubahan bentuk selama pertumbuhan dan perkembangannya menjadi organisme dewasa. Perubahan bentuk seperti ini disebut metamorfosis.<br />a. Metamorfosis Pada Serangga<br />Tahapan pertumbuhan dan perkembangan serangga dari telur menjadi dewasa ada dua tipe, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.<br />Pada belalang, jangkrik, kecoa, capung dan laron, telur berkembang menjadi nimfa. Nimfa kemudian berkembang menjadi imago atau hewan dewasa setelah mengalami beberapa kali ganti kulit (ekdisis). Nimfa memiliki bentuk yang mirip dengan dewasanya tetapi belum memiliki organ yang lengkap dan alat repoduksinya belum berkembang sempurna. Misalnya nimfa belalang tidak memiliki sayap-sayap berkembang setelah memasuki fase imago. Perkembangan tersebut termasuk metamorfosis tidak sempurna.<br /><br />b. Metamorfosis pada Katak<br />Metamorfosis katak berbeda dengan serangga, karena katak tidak mengalami pergantian kulit. Zigot mula-mula berkembang menjadi brudu (kecebong). Berudu tidak memiliki kaki tetapi memiliki ekor dan sirip. Selanjutnya, tumbuhlah kaki belakangnya. Pergantian organ pada metamorfosis katak disesuaikan dengan perubahan habitat dari air ke darat. Insang berubah bentuk dan fungsi menjadi paru-paru. Berudu yang mula-mula tidak berkaki, tumbvuh menjadi katak yang berkaki, dan ekor menghilang. Proses penghilangan ekor terjadi melalui autofogositosis, artinya lisosom di dalam sel-sel ekor memakan selnya sendiri.<br />Hormon tiroksin berperan dalam metamorfosis katak. Apabila fungsi kelenjar tiroid pada berudu dihambat, misalnya dengan cara memotongnya, metamorfosis gagal berlangsung sehingga berudu tetap menjadi berudu. Sebaliknya, jika berudu diberi tambahan tiroksin, akan mempercepat proses metamorfosis dan menghasilkan katak yang berukuran kecil. <br /><br />Metagenesis <br />1. Metagenesis pada Tumbuhan <br />Dalam metagenesis tumbuhan berlangsung penggiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit adalah generasi yang menghasilkan gamet atau sel kelamin (generasi haploid), sedangkan generasi sporofit adalah generasi yang menghasilkan spora (generasi diploid)<br /><br />a. Metagenesis pada tumbuhan lumut<br />Pada tumbuhan lumut, misalnya lumut daun, spora tumbuh menjadi protonema. Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Kedua organ ini dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu), dapat juga berada pada tumbuhan yang berseda (berumah dua). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan menghasilkan ovum (sel telur) oleh karena itulah tumbuhan lumut disebut gametofit atau tumbuhan penghasil gamet. Tumbuhan lumut bersifat haploid.<br /> <br />b. Metagenesis pada tumbuhan paku<br />Spora pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi protalium. Protalium tumbuh menghasilkan alat perkembangbiakan jantan dan betina, yakni anteridium dan arkegonium. Oleh karena itulah protalium disebut sebagai gametofit. Jika anteridium dan arkegonium dihasilkan dalam satu protalium maka disebut berumah satu, sedangkan jika dihasilkan pada protalium yang berbeda disebut berumah dua.<br /><br />c. Metagenesis Pada Tumbuhan Biji<br />Tumbuhan biji yang tampak oleh kita adalah generasi sporofit. Generasi gametofit betina berkembang di dalam bakal biji dan masih melekat dengan tumbuhan induknya. Perkembangan gametofit jantan dimulai saat terbentuknya mikrospora, kemudian dilanjutkan pada saat setelah penyerbukan. Perbedaannya dengan tumbuhan paku adalah generasi gametofit tumbuhan biji lebih kecil. Perkembangannya lebih terlindung, dan ketergantungan hidup terhadap generasi sporofitnya (tumbuhan induknya) lebih tinggi.<br />Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari setelah keluar dari dalam kotak spora. Pada saat penyerbukan, serbuk sari yang jatuh di kepala putik akan berkembang membentuk buluh serbuk sari. Di dalam buluh serbuk sari akan terbentuk sel sperma. Pada angiospermae (tumbuhan biji tertutup), yang disebut dengan generasi mikrogametofit adalah buluh serbuk sari. Sedangkan yang disebut generasi megagametofit (makrogametofit) adalah kantong lembaga (kantong embrio)<br /><br />2. Metagenesis pada Hewan <br />Beberapa jenis avertebrata juga mengalami pergiliran keturunan contohnya pada ubur-ubur. Ubur-ubur hidup di laut. Dalam daur hidupnya Ubur-ubur mengalami pergiliran keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.<br />Polop pada Ubur-ubur merupakan generasi vegetatif yang berkembangbiak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup. Medusa merupakan generasi generatif yang serkembangbiak secara seksual dengan peleburan eks kelamin jantan dan betina.<br /><br />Tahapan Perkembangan Manusia<br />1. Perkembangan Manusia Dalam Kandungan<br />Tahapan embrio terjadi selama manusia masih di dalam kandungan. Coba ingat kembali proses pembentukan embrio yang telah kamu pelajari. Embrio berasal dari zigot yang dihasilkan pada peristiwa pembuahan. Zigot itu kemudian membelah berkali-kali ingga terbentuklah Embrio. Pada tahap perkembangan selanjutnya, Embrio akan dibungkus oleh berbagai selaput dan terbentuklah plasenta. Plasenta berfungsi untuk mendapatkan makanan dari ibunya. Embrio ini kemudian disebut janian (fetus). Masa janin berlangsung sampai dengan sesaat sebelum lahir. Pada masa janin terjadi proses penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-organ dalam serta terjadi pertumbuhan tubuh yang pesat.<br />Pertumbuhan dan perkembangan janin dibagi dalam tiga tahapan utama, yaitu sebagai berikut.<br />a. Triwulan I, dimulai dari terbentuknya zigot sampai janin berusia tiga bulan. Pada tahap ini, perkembangan terpusat pada organ seperti otak, jantung, dan paru-paru.<br />b. Triwulan II, (bulan keempat, kelima, dan keenam), pertumbuhan terpusat pada anggota tubuh seperti kaki, tangan, dan jari-jari.<br />c. Triwulan III, pertumbuhan telah lengkap. Seandainya janin terpaksa dilahirkan, ia dapat hidup dan dibesarkan diluar rahim dengan menggunakan alat pemanas yang suhunya diatur seperti suhu di dalam kendungan ibunya.<br /><br />2. Perkembangan Manusia Setelah Kelahiran<br />a. Masa Balita (0-4 Tahun)<br />Masa balita (bawah lima tahun) merupakan awal masa pertumbuhan di luar rahim. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Ketika masih di dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Akan tetapi setelah bayi berada di luar rahim, paru-paru mulai berfungsi sehingga pertukaran gas terjadi melalui paru-paru. Di dalam rahim, suhu tubuh konstan (tetap). Di luar rahim, bayi mendapat pengaruh dari suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kekebalan tubuh balita belum berkembang karena itu balita mudah terkena serangan penyakit. Oleh karena itu. Perawatan balita memperlukan perhatian khusus. Kekebalan tubuh balita dapat dibentuk melalui imunisasi.<br /><br />b. Masa Kanak-Kanak (5-11 Tahun)<br />c. Masa Remaja (12-17 Tahun)<br />Pada usia 12-17 tahun telah terlihat jelas adanya perbedaan mencolok antara remaja pria dan remaja wanita. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan hormon.<br />Pada masa remaja, di dasar otak, yakni dikelenjar hipofesis, dilepaskan hormon yang mempengaruhi pembentukan hormon berikutnya.<br /><br />1) Remaja Pria<br />Adanya hormon dari dasar otak memicu sel-sel khusus di dalam testis untuk memproduksi hormon seks androgen. Hormon androgen inilah yang bepengaruh, baik secara fisiologis, anatomis, maupun psikologis (kejiwaa), pada remaja pria. Akibat kerja hormon ini, suara membesar, rambut-rambut tumbuh di wajah, seperti kumis, dan jenggot, dan di bagian tubuh lain, testis dan penis tumbuh, serta otot-otot membesar. Produksi sperma juga dimulai. Sperma yang berlebihan akan dibuang melalui mimpi basah.<br /><br /><br /><br />2) Ciri-Ciri Psikologi Remaja<br />Masa remaja adalah masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa. Saat ini kalian termasuk dalam masa remaja. Perubahan hormonal di dalam tubuh remaja mempengaruhi psikologi dan tingkah lakunya. Beberapa psikologi itu antara lain sebagai berikut.<br /><br />a) Mulai Tertarik Kepada Lawan Jenis<br />Ketertarikan kepada lawan jenis merupakan hal yang wajar. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa masa remaja adalah masa yang rawan akan berbagai pengaruh negative. Oleh karena itu, hindarilah hal-hal yang berbau ponografi, hindari narkoba, dan hindari pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa, jadi belum dapat dianggap dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Ini juga berarti seorang remaja belum siap untuk bereproduksi. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja dapat berpengaruh negative baik padsa diri remaja itu sendiri, keluarga, maupun keturunan.<br /><br />d. Masa Dewasa (18-40 Tahun)<br />Masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun. Secara biologis, masa dewasa ditandai dengan kesiapan bereproduksi dan secara psikologis memiliki kesiapan dan kematangan mental.<br />Pertumbuhan fisik secara memanjang (bertambah tinggi)masih berlangsung hingga mencapai usia 22 tahun. Biasanya tinggi dan berat badan konstan dan mulai bertambah berat setelah mencapai usia 32 tahun. Kematangan mental pria dicapai setelah usia 25 tahun, sedangkan pada wanita kematangan mental lebih cepat.<br /><br />e. Masa Manula (> 40 Tahun)<br />Manula (manusia usia lanjut) dimuylai usia 40 tahun. Pada masa itu, pertumbuhan sel-sel tidak secepat pengausan sel-sel sehingga terjadi kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Organ tubuh yang sering mengalami kemunduran pertumbuhan adalah mata, telinga dan otot.<br />Pada wanita, biasanya estrogen dapat berpengaruh pula pada bagian tubuh lain. kekenyalan kulit wajah menurun dan terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Kekurangan estrogen dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan dari kedelai, misalnya tahu dan tempe.Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6497484044515289583.post-35345044081487729622011-10-15T19:51:00.001-07:002011-10-15T19:51:35.933-07:00REPRODUKSI SELREPRODUKSI SEL <br /><br />Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah sel. Kata “sel” itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hoole yang berarti “kotak-kotak kosong” setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. <br />Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. <br />Robert Brown mengemukakan bahwa nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel. Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (omnis cellula E cellula). <br /><br />ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL <br /><br />Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : <br />1. Selaput plasma (membrane plasma). <br />2. Sitoplasma dan organel sel. <br />3. Inti sel (nukleus).<br /><br />1. Selaput plasma atau plasma lemma yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak (lipid) dan senyawa protein). <br />Lipoprotein ini tersusun atas tiga lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah : <br />Protein – lipid – protein p trilaminer layer. <br />Lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat hidrofilik (larut dalam air) oleh karena itu selaput plasma bersifat selektif permeable atau semi permeabel (teori dari overton). <br />Selektif permeabel berarti hanya dapat dilewati molekul tertentu saja. <br />Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. <br />Khusus pada sel tumbuhan selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut dinding sel. <br />Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa selulosa, diantara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan lamel tengah yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti lignin, chitine, pectin, suberin, dan lain-lain. <br />Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut noktah. Pada noktah sering terdapat penjuluran sitoplasma yang disebut plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan. <br />2. Sitoplasma dan organel sel bagian yang cair dalam sel dinamakan sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam intisel dinamakan nukleoplasma, sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu dinamakan organel sel. <br />Penyusun utama sitoplasma terdiri dari air (90%) berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. <br />Organel sel adalah benda-benda yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi kehidupan). <br />Organel sel tersebut antara lain: <br />a. Retikulum endoplasma yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. <br />Dikenal dua jenis RE yaitu : <br />- RE granular <br />- RE Agranular<br />Fungsi RE : adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur RE hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. <br />b. Ribosom <br />Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang RE dan ada pula yang soliter. <br />Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tarsuspensi di dalam sel. <br />c. Mitokondria <br />Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran lapisan di dalamnya berlekuk-lekuk yang dinamakan Krista. <br />Fungsi mitokondria : sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi. Karena itu mitokondria diberikan julukan “the Power House”. <br />d. Lisosom <br />Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama lisozim. <br />e. Badan golgi <br />Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sex dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. <br />Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi eksresi misalnya ginjal. <br />f. Sentrosom <br />Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. <br />Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop electron. <br />g. Plastida <br />Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. <br />Dikenal 3 jenis plastid, yaitu : <br />1. Lekoplas (plastid berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpanan makanan). <br />- Amiloplas (menyimpan amilum). <br />- Elaioplas (menyimpan lemak). <br />- Proteoplas (untuk menyimpan protein). <br />2. Kloroplas yaitu plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.<br />3. Kromoplas yaitu plastid yang mengandung pigmen, misalnya : <br />- Karotin (kuning) <br />- Fikodanin (biru)<br />- Fikosantin (kuning) <br />- Fikoeritrin (merah)<br /><br />h. Vakuola (Rongga sel)<br />Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. <br />Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut tonoplas. <br />Vakuola berisi : <br />- Garam-garam organik. <br />- Glikosida <br />- Tanin (zatpenyamak)<br />- Minyak eteris<br />- Alkaloid <br />- Enzim <br />- Butir-butir pati <br />Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola non kontraktil. <br />i. Mikrotubulus <br />Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rongga sel”. <br />Contoh : benang-benang gelembung pmbelahan selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, plagela, dan silia. <br />j. Mikrofilamen seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrifilamen berperan dalam pergerakan sel. <br />k. Periksosom <br />Ukurannya sama seperti lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).<br />3. Inti sel (nucleus) <br />Inti sel terdiri dari bagian-bagian, yaitu : <br />- Selaput inti (karioteka) <br />- Nukleoplasma (kariolimfa) <br />- Kromatin/kromosom <br />- Nukleolus (anak inti) <br />Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel, yaitu : <br />- Sel prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti) <br />- Sel eukariotik (sel yang memiliki selaput inti)<br />Fungsi dari inti sel mengatur semua aktivitas sel karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi AND yang mengatur sintesis protein. <br />Kita mengenal tiga jenis reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis (pembelahan reproduksi). <br />Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. <br />Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. <br />Mitosis adalah cara reproduksi sel di mana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu profase – metaphase – anaphase – telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinamakan interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel) pada tahap interfase, inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti. <br />Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut : <br />1. Profase : pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid. <br />2. Metafase : pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur di bidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom/kromatid mudah diamati dan dipelajari. <br />3. Anafase : pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel. <br />4. Telofase : pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua bagian) dan SITIKINESIS (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). <br />Meiosis (pembelahan reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom). <br />Meiosis terjadi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan meiosis II baik meiosis I maupun II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. <br />Berbeda dengan pembelahan mitosis pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat. <br />Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat. <br /><br />PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS <br /><br />Aspek yang membedakan mitosis meiosis. <br />Tujuan untuk pertumbuhan untuk mempertahankan diploid hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak sifat sel anak diploid (2n) haploid (n) tempat terjadinya sel somatis sel gonad. <br />Pada hewan terkenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu oogenesis dan speatogenesis. Sedangkan pada tumbuhan dikenal (Mega sporogenesis) dan mikro sporogenesis). <br />Metosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel hanya mencakup 5 – 10% dari siklus sel. <br />Prosentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. <br />Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1). <br />Perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. <br />Organisme prokariot tidak mengalami pembelahan sel berupa mitosis ataupun meiosis, ia hanya mengalami pembelahan sel berupa amitosis, salah satu contohnya adalah pembelahan biner. <br />Organisme eukariot mengalami pembelahan sel secara mitosis pada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya. <br />Organisme eukariot membutuhkan kemampuan untuk dapat tumbuh dan proses ini dapat terjadi melalui pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang merupakan hasil dari satu atau komponen lain saja, tetapi sering terjadi juga bahwa pertumbuhan sel dan perkembangan sel tergabung dalam suatu proses yang dinamakan siklus sel.s <br />Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi padafase 5 (S= sintesis), yang menghabiskan 10 – 12 jam dan merupakan separih waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M= Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit (kurang dari 1 jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang mengalami kondensasi. <br />Kebanyakan sel membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menggandakan massa protein dan organel-organelnya daripada untukmereplikasi DNA dan mengalami pembelahan fase G adalah fase yang di dalamnya terjadi proses-proses di atas. Fase G dibagi menjadi 2, yaitu fase G1 yang terjadi diantara fase M dan fase S danfase G2 yang terjadi diantara fase S dan mitosis. Jadi, eukariotik mengalami siklus sel yang dibagi menjadi 4 fase, yaitu G1, S, G2, dan M. <br />Gabungan dari faseG1, s, da G2 merupakan interfase pada sel manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah mitosis. <br />Kedua fase G memberikan waktu sel memonitoring lingkungan luar dan dalam, untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya tersebut sesuai dan persiapan telah selesai sebelum sel tersebut memutuskan untuk memasuki fase 5 dan melakukan mitosis. Fase G1 sangat berperan dalam hal tersebut. <br />Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam fase ini bisa sangat lama tergantung kondisi luar dan sinyal ekstra seluler dari sel lain. Jika kondisi luar sel buruk, maka sel dapat menunda kelangsungan fase G1 dan masuk ke dalam fase istirahat yang disebut sebagai fase GO, fase GO dapat menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun sebelum melanjutkan proliferasi. Pada kenyataannya sel menghabiskan waktu terlama di fase GO sampai sel atau organisme tersebut mati. <br />Fase miotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis. Mitosis terbagi menjadi 4 fase, yaitu profase, metaphase, anafase dan telofase. <br />Pada profase yang terjadi di mitosis, membrane nucleus menghilang, kromosom terlihat dan setiap sentriol di sentrosom bergerak menuju kutub berlawanan dan menjadi aster. Setiap aster terdiri dari sentriol dan mikrotubulus. Pada profase akhir beberapa mikrotubulus membentuk benang-benang spindel. Sepanjang profase, kromosom mengalami penebalan, dan pemendekan, kromosom mengalami penggandaan yang terdiri dari kromatid dan sister kromatid. Penggandaan tersebut merupakan hasil replikasi DNA pada interfase. <br />Setelah mengalami penebalan, kromosom akan tersusun di bidang ekuator dan terikat pada mikrotubulus yang terletak di kedua kutub, saat ini disebut dengan metaphase. Salah satu kromatid dari setiap kromosom terpisah dari pasanganya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan, hal ini terjadi pada anafase. <br />Selanjutnya sel akan mengalami telofase yang ditandaioleh adanya kromosom yang telah berada di kutubnya masing-masing, kemudian kromosom tersebut mulai terurai menjadi kromatin. Kariokinesis atau pembelahan inti akan terjadi setelah plasma membrane mulai terbentuk. Setelah mengalami kariokinesis sel tersebut akan mengalami sitokinesis yang akan ditandai dengan pembentukan cleauage turrow pada hewan dan cell plate pada tumbuhan. <br />Tujuan dari pembelahan mitosis adalah regenerasi dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, karena mitosis menghasilkan sel anak yang identik. <br />Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nucleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda dengan induknya. <br />Terjadi 2 jenis pembelahan pada meiosis yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis II melakukan pembelahan sel layaknya mitosis, karena itulah perbedaan antata mitosis dan meiosis lebih terlihat pada meiosis I. <br />Meiosis I :<br />Profase I :<br />Profase I memiliki kejadian unik yaitu sinapsis. Sinapsis adalah suatu proses penghubungan kromosom yang telah tereplikasi. Hasil dari sinapsis tersebut adalah kromosom tetrad yang terdiri dari dua kromatid dari setiap kromosom. Crossing over sering terjadi pada saat sinapsis. Selama crossing over, kromatid akan patah dan menempel pada kromosom homolog yang berbeda. Adanya crossing over ditandai dengan struktur khusus berupa chiasma. Pada akhir profase I, kromosom homolog akan mulai terpisah, tetapi ia tetap menempel pada chiasmata. Kejadian-kejadian lain pada profase I (selain sinapsis dan crossing over) sama dengan profase pada mitosis, seperti kromatin yang terkondensasi menjadi kromosom, membran inti yang hilang dan terbentuknya spindle apparatus. <br />Metafase 1<br />Metafase 1 terjadi ketika tetrad berjajar di bidang ekuatorial dan benang-benang spindel menempel pada sentromer dari setiap pasangan kromosom yang homolog. <br />Anafase 1 <br />Anafase 1 terjadi ketika tetrad terpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan dengan bantuan benang-benang spindel. Sentromer pada anaphase 1 tetap utuh. <br />Telofase 1<br />Telofase 1 memiliki kesamaan dengan telofase mitosis, tetapi hanya satu set kromosom yang berada di dalam sel anak. Membran inti baru mempunyai kemungkinan terbentuk atau tidak, hal tersebut tergantung pada jenis spesies. Beberapa sel hewan mempunyai kemungkinan untuk mengalami pemisahan sentriol pada tahap ini. <br />Meiosis II memiliki kesamaan dengan tahapan pada mitosis. Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germline (2n). spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu (testis). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma. <br />Pembentukan sperma terjadi saat manusia memasuki tahap pubertas, laki-laki dewasa normal dapat memproduksi 200.000.000 sperma perharinya. Setelah sperma terbentuk, maka ia akan bergerak ke epidemisis dan mengalami pematangan. <br />Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di organ tertentu, yaitu ovarium. Sel tumbuhan melakukan oogenesis secara mitosis pada gametofit. Jika spermatogenesis menghasilkan 1 sel anak (sel telur). Hal tersebut terjadi karena tiga badan polar yang dihasilkan tidak mengalami perkembangan ketika baru lahir, setiap wanita membawa simpanan oosit yang akan berkembang menjadi oosit sekunder dan akan dikeluarkan sebagai sel telur setiap bulannya sejak pubertas sampai menopause.<br />Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomere, dan sentrosom. Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein non-histon, protein dapat ditemukan di nucleus sel eukariot. <br />Kromatid adalah dupliat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer. <br />Sister chromatid adalah 2 kromatid identik hasil proses duplikasi kromosom adalah salah satu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme. <br />Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama. <br />Kinetokor adalah protein yang terletak di sentromer tiap kromosom. <br />Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomere berasal dari bahasa Yunani yaitu telos: ujung. Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA. <br />Sentrosom terletak di tengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebagai kutub spindel selama proses mitosis. <br /> <br />REPRODUKSI SEL <br /><br />Makhluk hidup dicirikan oleh bermetabolisme dan bereproduksi. Sel merupakan unit terkecil tempat berlangsungnya proses metabolisme dan reproduksi. Kedua proses ini dikendalikan oleh bahan genetik, yaitu DNA yang menyusun keseluruhan gen. bahan genetik akan mengendalikan pembentukan enzim yang menjalankan metabolisme, dan mampu bereplikasi memperbanyak diri dalam proses reproduksi. Dari jenis selnya makhluk selular dibagi menjadi prokariot dan eukariot. Pada sel eukariot terdapat pembagian ruang menjadi inti dan sitoplasma; pada inti terdapat bahan genetik (kromosom), sedangkan pada sitoplasma terdapat organel-organel tempat berlangsungnya proses metabolisme. Sel prokariot tidak terdapat pembagian sel menjadi inti dan sitoplasma sehingga material genetik dapat langsung kontak dengan organel. Tubuh virus tidak memenuhi syarat untuk disebut sel, hanya terdiri dari bahan genetik yang dibungkus mantel. Oleh karena itu, virus tidak dapat melakukan metabolisme, kecuali kalau berada di dalam sel inang. <br /><br />Reproduksi Sel <br />Bakteri bereproduksi melalui pembelahan biner, satu sel membelah menjadi dua, yang dimulai dengan replikasi kromosom bersamaan dengan pembesaran sel yang diikuti dengan pembelahan sel. Virus akan bereproduksi di dalam sel inang melalui dua siklus, siklus litik dan siklus lisogenik. Pada siklus litik virus setelah menginfeksi inang langsung akan menggandakan bahan genetiknya yang kemudian disusul dengan pembentukan virus-virus utuh. Pada virus lisogenik bahan genetik virus akan berintegrasi dengan kromosom inang, dan ikut bereproduksi bersamaan dengan reproduksi sel inang. Siklus repropduksi sel eukariot mempunyai tahapan G1? S? G2? M. pada tahapan S dilakukan replikasi kromosom dan pada tahapan M terjadi pembelahan sel, yaitu melalui proses mitosis atau proses meiosis. Proses mitosis berlangsung terutama pada perbanyakan vegetatif, yaitu pembelahan sel untuk membentuk dua sel baru yang sama. Pada mitosis setiap kromosom akan membentuk kromatid bersaudara, yang selanjutnya kedua kromatid tersebut akan berpisah menjadi dua kromosom, kemudian yang masing-masing akan bermigrasi ke dua kutub yang berbeda dan akhirnya menjadi dua sel yang berbeda. Pada meiosis selain masing-masing kromosom membentuk dua kromatid juga terjadi perpasangan kromosom homolog. Pada meiosis I akan terjadi pemisahan kromosom homolog, kemudian pada meiosis II terjadi pemisahan kromatid bersaudara. Pada akhir meiosis akan terbentuk empat sel dengan jumlah kromosom separuh dari kromosom tetua, dan antarsel terdapat perbedaan genetik. <br /><br />Daur Hidup dan Penentuan Jenis Seks<br />Daur hidup eukariot dapat dipenuhi dengan reproduksi vegetatif (siklus aseksual) atau reproduksi generative (siklus seksual). Pada reproduksi vegetatif tidak dilibatkan proses pembentukan gamet dan perkawinan. Adanya pembentukan gamet dan perkawinan menyebabkan adanya fase haploid dan fase diploid dalam siklus hidup. Makhluk yang sebagian besar dari siklus hidupnya berada pada fase haploid disebut haplobion, sedangkan yang fase diploidnya yang lebih panjang disebut diplobion. Cendawan merupakan akhluk hablobion, sedangkan tumbuhan dan hewan merupakan diplobion. Khamir merupakan cendawan uniselular, dapat berkembang secara aseksual maupun seksual. Dua sel dengan tipe perjodohan yang berbeda dapat melakukan perkawinan membentuk sel diploid, selanjutnya bermeiosis membentuk sel haploid yang selanjutnya akan berkembang menjadi cendawan baru. Sel diploid juga dapat bertahan, berkembang secara vegetatif menghasilkan cendawan diploid. Neurospora crassa merupakan cendawan multiselular, mempunyai siklus seksual dan aseksual. Pada siklus aseksualkonidium akan berkecambah membentuk hifa, yang kemudian dapat berkembang menghasilkan konidium. Konidium ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk perkawinan. Konidium apabila jatuh ke dalam askogonium dengan tipe perjodohan yang berbeda akan berkembang menjadi sel induk spora diploid. Melalui proses meiosis akan dihasilkan spora yang tersusun dan askus. <br />Askospora ini akan berkecambah menjadi individu baru. Tumbuhan dan hewan merupakan eukariot multiselular diplobion. Tumbuhan dewasa diploid akan menghasilkan bunga yang mengandung anter dan putik. Pada anter terdapat sel induk mikrospora yang melalui proses meiosis akan menghasilkan polen haploid. Sedangkan pada putik terdapat sel induk megaspora, yang melalui proses meiosis akan dihasilkan sel telur haploid. Melalui proses perkawinan akan terjadi penggabungan inti polen dengan sel telur, menghasilkan zigot diploid. Zigot ini akan berkembang menjadi biji, yang selanjutkan akan berkembang menjadi individu dewasa. Hewan mempunyai siklus yang sama dengan tumbuhan, dengan keistimewaan bahwa sebagian terbesar hewan ada pemisahan seks menjadi individu jantan dan individu betina. Jenis seks organisme diatur dengan berbagai sistem. Pada bakteri jenis seks diatur dengan adanya plasmid F, yang membedakan bakteri menjadi F+ dan F-. Adanya perbedaan tersebut memungkinkan suatu bakteri melakukan konjugasi, setara dengan perkawinan. Pada cendawan dan tumbuhan jenis seks ditentukan oleh satu atau beberapa lokus (gen). perbedaan alel pada lokus-lokus tersebut menyebabkan organisme menjadi jantan atau betina. Pada hewan jenis seks ditentukan oleh jenis kromosom seks. Komposisi kromosom seks tertentu menentukan jenis seks betina, sedangkan komposisi yang lain menjadi jantan. Pada lebah jenis ditentukan oleh perbedaan tingkat ploidi. Jantan berasal dari telur yang tidak dibuahi (haploid), dan betina berasal dari telur yang dibuahi (diploid). Pada ikan dan cacing laut tertentu jenis seks ditentukan oleh lingkungan, seperti hormon yang dikeluarkan induknya. <br /><br />HUKUM PEWARISAN MENURUT MENDEL<br />Hukum Segresi <br />Sifat organisme dikendalikan oleh gen yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap sifat dikendalikan oleh sepasang alel yang terdapat pada satu lokus dari suatu kromosom. Antara dua alel pada satu lokus mungkin mempunyai hubungan dominan-resesif atau kodominan. Pada persilangan antara dua tetua homozigot yang berbeda akan diperoleh F1 yang bersifat heterozigot. Dalam kasus alel dominan-resesif, fenotipe F1 akan sama dengan fenotipe tetua dominan, tetapi dalam kasus alel kodominan genotipe F1 yang berbeda dari kedua genitipe tetuanya akan menghasilkan fenotipe yang berbeda pula. Persilangan sendiri antara F1 akan menghasilkan generasi F2. Pada percobaan monohibrid atau persilangan dengan pembeda satu sifat atau satu lokus, akan diperoleh nisbah genotype AA :Aa : aa sama dengan 1 : 2 : 1, bila F1nya bergenotipe Aa atau tetua-tetua awalnya AA dan aa. Dalam kasus alel dominan-resesif dari nisbah genotip tersebut akan dihasilkan nisbah fenotipe 3 : 1 untuk dominan (A-) : resesif (aa), sedangkan dalam kasus alel kodominan akan diperoleh tiga fenotipe yang mewakili fenotipe tetua11 (homozigot), F1 (heterozigot), tetua-2 (homozigot) dengan nisbah sama dengan nisbah genotipe. Dari data F2 monohibrid, Mendel Menyusun Hukum Segregasi yang bermakna bahwa pasangan alel yang bergabung melalui perkawinan akan bersegregasi dengan bebas dalam proses pembentukan gamet. Kebebasan ini ditunjukkan oleh nisbah yang sama antara gamet F1 beralel A dengan yang beralel a atau 1/2A dan 1/2a sehingga melalui proses penggabungan gamet secara acak dalam pembentukan populasi F2 akan diperoleh genotipe AA, Aa, dan aa dengan perbandingan AA, 1/2Aa, dan 1/4 aa. <br /><br />Hukum Perpaduan Bebas <br />Berdasarkan data F2 dihibrid, Mendel menyusun hukum perpaduan bebas yang berisi bahwa segregasi alel-alel pada suatu lokus, bebas dari pengaruh segregasi alel-alel lokus lainnya. Dari F1 bergenotipe AaBb dalam proses pembentukan gametalel A dapat bebas berpadu dengan B atau b, juga a bebas memilih B atau b. akibat perpaduan bebas inimaka setiap gamet yang terbentuk, yaitu AB, Ab, aB, dan ab akan mempunyai frekuensi yang sama. Dalam kasus dihibrid akan mempunyai frekuensi masing-masing 0,25. Akibat perpaduan bebas dari alel-alel dalam pembentukan gamet, dan penggabungan bebas gamet-gamet dalam perkawinan maka dalam kasus alel dominan-resesif, F2 akan mempunyai fenotipe dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Untuk membuktikan Hukum Perpaduan Bebas dilakukan uji silang dihibrid dengan menyilangkan F1 terhadap tetua resesif. Terbukti kebenaran hukum ini dengan munculnya turunan uji silang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1 untuk femotipe yang menggambarkan gamet AB, Ab, aB, dan ab. Kebenaran Hukum Mendel diperkuat oleh hasil pengamatan kromosom yang memperlihatkan kesetaraan Hukum Mendel dengan perilaku kromosom dalam proses meiosis. Kesetaraan tersebut terlihat sebagai berikut : kesetaraan perpasangan alel dengan perpasangan kromosom homolog, kesetaraam segregasi sepasang alel dengan perpisahan pasangan kromosom homolog menuju kutub yang berbeda, dan kesetaraan antara perpaduan bebas alel-alel dengan kebebasan berbagai kromosom dalam memilih kutub yang dituju dalam meiosis.<br /><br />Pengembangan Teori Mendel <br />Dengan kemajuan penemuan genetika terlihat adanya berbagai fenomena yang menyimpang dari kaidah Mendel. Penyebab pertama dari penyimpangan tersebut karena adanya interaksi alel-alel antar lokus dan ekspresi pembentukan fenotipe. Interaksi seperti ini secara umum disebut epistasis, yang terbagi atas interaksi komplementasi, modifikasi, dan duplikasi. Penyebab kedua adalah terjadinya pautan antar lokusatau segregasi alel-alel suatu lokus yang dipengaruhi oleh segregasi pada lokus yang lain pada kromosom yang sama. Dan yang terakhir disebabkan oleh gen yang bersangkutan terletak pada organel di luar inti (ekstrakromosom). Migrasi organel pada waktu pembelahan sel berbeda dengan proses migrasi kromosom pada saat meiosis sehingga pewarisannya tidak mengikuti kaidah Mendel. <br /><br />PEMETAAN KROMOSOM <br />Peta Genetika Ekuariot Diploid <br />Penentuan posisi gen pada kromosom dilakukan dengan melihat pada kromosom mana gen-gen tersebut terletak, dan bagaimana jaraknya satu dengan yang lain. Pengelompokan gen pada kromosom dilihat dengan keterpautan antara satu lokus dengan yang lainnya. Bila dua lokus berpautan maka disimpulkan bahwa kedua lokus tersebut terletak pada satu kromosom. Bila lokus tersebut bersegregasi bebas kemungkinan lokus-lokus tersebut terpisah pada kromosom yang berbeda. Pada satu kromosom jarak antara satu lokus dengan lokus yang lainnya diukur dengan menghitung persentase rekombinasi, yaitu banyaknya gamet tipe rekombinan dibandingkan dengan total gamet. Bila rekombinan bernilai lebih besar atau sama dengan 0.5 maka kedua lokus dinyatakan bebas, dan lebih kecil dari 0.5 maka dinyatakan berpautan. Semakin besar jarak antara dua lokus maka akan semakin besar frekuensi pindah silang dan akan semakin meningkatkan persentase gamet rekombinan. <br /><br />Peta Genetika Ekuariot Haploid <br />Cendawan merupakan makhluk haplobion sehingga analisis genetik dapat langsung dilakukan terhadap spora hasil meiosis. Spora yang terdapat dalam askus merupakan tetrad, atau sel-sel hasil dari satu meiosis. Susunan spora pada suatu askus ada yang teratur (disebut tetrad teratur) dan ada pula yang tidak teratur (tetrad tidak teratur). Pada cendawan dengan tetrad teratur, susunan spora pada askus dapat menggambarkan proses meiosis yang terjadi. Apabila tidak terjadi pindah silang akan dihasilkan askus tipe DP, dan akan muncul tipe T bila terjadi pindah silang. Dalam kasus analisis untuk dua lokus akan muncul tipe DR yang merupakan hasil pindah silang dua pasang kromatid atau akibat perpaduan bebas. Jarak satu lokus terhadap sentromernya dihitung dengan rumus r = (0.5T/Total) 100%; dan jarak antara dua lokus dihitung dengan rumus r = {(DR + 0.5T)/Total} 100%. Dalam kasus cendawan dengan tetrad tidak teratur jarak antar lokus dihitung dengan persentase spora rekombinan terhadap total spora. Jarak dihitung berdasarkan persamaan r = (n-spora rekombinan/total spora) 100%. <br /><br />Peta Sitologis <br />Peta sitologis merupakan peta fisik berdasarkan pengamatan pada kromosom di bawah mikroskop. Untuk memperoleh gambar kromosom dilakukan pengambilan sampel dari jaringan dengan sel yang sedang aktif membelah. Gambar kromosom diperoleh dari pengamatan kromosom saat metafase, kemudian kromosom tersebut diatur berdasarkan tipenya. Gambar seperti ini disebut kariotipe. Dalam analisis akan dihitung jumlah kromosom tiap sel, kemudian dari masing-masing kromosom dipelajari morfologinya, seperti letak sentromer, keberadaan satelit, dan pita kromatin. Pita-pita menunjukkan kondensasi DNA, yang dapat diartikan sebagai posisi gen. hubungan pita dengan gen dipelajari dengan melihat keberadaan atau kehilangan pita (delesi) dengan untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut ! kehilangan sifat tertentu dari organisme. Kepararelan antara peta sitologi dengan peta genetik dilakukan dengan membandingkan urutan-urutan gen yang dihasilkan oleh kedua pita tersebut. <br /><br />STRUKTUR DAN REPLIKASI BAHAN GENETIK<br />Struktur Bahan Genetik <br />Melalui kejadian transformasi genetik pada bakteri telah dibuktikan bahwa DNA merupakan unsur genetik atau penentu sifat makhluk hidup. DNA merupakan suatu makromolekul yang tersusun oleh nukleotida sebagai molekul dasarnya, sedangkan nukleotida itu sendiri tersusun oleh tiga komponen, yaitu gula (deoksiribonukleotida), fosfat, dan basa. Ada empat jenis basa pada DNA, yaitu Sitosin, Guanin, Adenin, dan Timin. Di samping DNA ada asam nukleat lain, yaitu RNA yang dibedakan dari DNA oleh gula dan basanya. Pada RNA terdapat Ribosa sebagai pengganti Doksiribosa, dan Urasil sebagai pengganti Timin pada DNA. Nukleotida yang satu dirangkaikan dengan nukleotida lain oleh ikatan 3’ – 5’ fosfodiester membentuk suatu rantai polinukleotida. Dalam satu molekul DNA terdapat dua utas polinukleotida yang diikat oleh ikatan hidrogen yang terbentuk antara basa-basanya. Perpasangan A-T diikat oleh dua ikatan hidrogen dan perpasangan G-C oleh tiga ikatan hidrogen. Pasangan kedua utasan tersebut berpilin membentuk heliks ganda; pada satu pilinan terdapat 10 pasang basa dengan jarak antar nukleotida sebesar 3.4 A0 atau satu pilinan mempunyai panjang sekitar 34 A0. <br />Pilinan heliks ganda mempunyai garis tengah 20 A0. Struktur heliks ganda dengan gula fosfat yang terletak di bagian luar heliks dan basa di bagian dalam heliks, menjamin kestabilan struktur DNA. Kestabilan ini meliputi, pertama ketahanan DNA terhadap kerusakan akibat keadaan lingkungannya, dan yang kedua kestabilan genetik yang berhubungan dengan ketepatan dalam proses replikasi. Struktur heliks-ganda memungkinkan adanya replikasi semokonservatif yang menjamin ketepatan proses replikasi. Untuk lebih menjaga kestabilan DNA, di dalam sel DNA berasosiasi dengan protein, seperti histon pada eukariot. Besarnya DNA yang menyusun genom beragam dari satu organisme ke organisme lain. Genom virus berkisar dari 3 103 sampai 105 pasang basa, bakteri dari 5 105 sampai 107 pasang basa, eukariot dari 107 sampai 1011 pasang basa. Genom bakteri terdiri dari kromosom dan plasmid; dan sebagian besar bakteri mempunyai satu kromosom. Genom eukariot terdiri dari gen inti yang disusun oleh sejumlah kromosom, dan gen sitoplasma yang terdapat dalam bentuk DNA mitokondria dan DNA kroloplas. <br /><br />Replikasi DNA <br />Replikasi DNA mengikuti pola semikonservatif yang melibatkan sejumlah enzim dan protein di dalamnya. Heliks ganda akan diudar menjadi utas tunggal dengan bantuan helikase, girase, dan protein SSB. Utas tunggal yang terbentuk akan membentuk percabangan replikasi dan akan digunakan sebagai utas model cetakan. Karena pertumbuhan sintesis DNA berjalan dengan arah 5-3 maka pada utas leading (berujung 3’OH) sintesis akan bergerak dari ujung ke pangkal replikasi. Sebaliknya pada utas lagging (berujung 5’P), sintesis berjalan dari pangkal ke ujung percabangan. Sintesis ini berjalan secara bertahap dalam bentuk fragmen Okazaki. Plomerase DNA mempunya tingkat ketepatan yang tinggi karena dilengkapi dengan perangkat baca ulang. Dengan situs eksonuklease 3-5 nukleotida yang salah akan dibuang dan diganti dengan yang seharusnya. Dalam replikasi kromosomnya, bakteri menggunakan replikasi model q yang dimulai dari satu titik Ori, yaitu Ori-C. replikasi kromosom eukariot dimulai dari banyak titik Ori, dan berjalan dwi arah. Virus menggunakan cara replikasi lingkaran berputar dalam proses replikasi. <br /><br />EKSPRESI GEN<br />Transkripsi : Informasi dari Gen ke RNA <br />Gen diekspresikan melalui peranan dalam pengendalian sifat-sifat organisme. Peran ini dijalankan melalui pengendalian proses pembentukan protein dan enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi kimia pada berbagai tahapan metabolisme. Gen diekspresikan melalui dua tahapan, yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah penyalinan informasi dari gen ke dalam molekul RNA, yang dalam pelaksanaannya adalah berupa penyusunan basa-basa pada rantai RNA dengan menggunakan runtunan basa DNA gen sebagai modelnya. Translasi adalah penterjemahan informasi berupa runtunan basa RNA menjadi rangkaian asam-amino pada protein. Dalam transkripsi terdapat dua perangkat, yaitu ruas DNA yang menjadi model dan enzim transkriptase yang mengkatalisis proses sintesis RNA. Ruas DNA yang dijadikan model juga disebut ruas penyandi ialah ruas yang dibatasi oleh promoter dan terminator. Promotor ialah segmen DNA yang berfungsi sebagai tanda bagi enzim transkriptase untuk mengawali proses transkripsi atau penyalinan basa DNA menjadi basa RNA. Terminator ialah segmen DNA yang menjadi tanda untuk berakhirnya proses transkripsi. Panjang ruas antara promoter dan terminator (ruas penyandi) akan sama dengan panjang RNA yang dihasilkan. Terdapat empat jenis RNA hasil transkripsi, yaitu mRNA, tRNA, rRNA, dan snRNA. Tiga RNA selain snRNA berperan dalam proses translasi atau sintesis protein. mRNA berperan sebagai model untuk menyusun runtunan asam-amino rantai polipeptida atau protein. Trna berperan sebagai pengangkut asam-amino dan penterjemah rangkaian kodon-kodon yang terdapat pada mRNA menjadi rangkaian asam-amino. rRNA berfungsi sebagai rangka ribosom dan mengenali tRNA dan mRNA. <br /><br />Protein dan Sandi Genetik <br />Protein merupakan makromolekul dengan asam-amino sebagai molekul dasarnya semua asam-amino mempunyai rumus bangun molekul yang sama, kecuali prolin, terdiri dari gugus R, Ca, gugus-NH2, dan gugus –COOH. Perbedaan satu asam-amino dengan yang lainnya terletak pada gugus R-nya. Dikenal dua puluh jens asam-amino yang terlibat pada tahap translasi. Asam-amino dirangkaikan satu dengan yang lain membentuk rantai polipeptida, yang berbentuk liniear. Struktur polipeptida yang linear merupakan struktur primer protein, yang kemudian akan berkembang menjadi struktur sekunder berkat terbentuknya ikatan hydrogen antara asam-amino pada jarak tertentu. Terdapat dua jenis struktur sekunder yaitu heliks-a dan lembaran-b. pada tahap akhir akan terjadi lagi pelipatan dari struktur sekunder membentuk struktur tersier, yang merupakan bentuk tiga dimensi. Pada struktur tersier sudah terdapat situs-situs fungsional protein. Untuk protein monomer (disusun oleh satu polipeptida) struktur tersier merupakan bentuk akhir protein yang menentukan fungsinya, sedangkan pada protein oligomer (disusun beberapa polipeptida) bentuk akhirnya adalah struktur kuartener, yang merupakan gabungan dari struktur tersier. Struktur akhir protein menentukan fungsinya, perubahan struktur dapat menyebabkan protein kehilangan fungsinya. Berdasarkan fungsinya protein terbagi menjadi enzim (berperan sebagai katalisator), proten cadangan, protein sistem pengangkut, protein sistem kekebalan, hormon, dan protein struktur. Hubungan antara protein dengan gen diatur melalui sandi genetik, yaitu suatu aturan yang menghubungkan antara suatu kodon pada rRNA dengan asam-amino pada polipeptida. Satu kodon akan menyandikan satu jenis asam-amino, sehingga dengan begitu satu gen akan menyandikan satu jenis polipeptida. Perubahan pada kodon akan menyebabkan terjadinya perubahan pada protein.<br /><br /><br />Translasi : RNA menjadi Protein<br />Translasi adalah proses peterjemahan informasi genetik berupa rangkaian kodon mRNA menjadi rangkaian asam-amino polipeptida. Ada tiga unsur yang terlibat proses translasi tersebut, yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. Unsur pertama, mRNA berperan sebagai model untuk menyusun runtunan asam-amino polipeptida. Pada mRNA terdapat ruas penyandi, yaitu bagian yang dibatasi oleh kodon awal dan kodon akhir yang akan menjadi model untuk penyusunan protein. Unsur kedua, tRNA berperan menterjemahkan kodon-kodon mRNA menjadi asam-amino polipeptida dan mengangkut asam-amino ke kompleks translasi. Kemampuan menterjemahkan dipunyai tRNA berkat adanya simpul antikodon, sedangkan kemampuan sebagai pengangkut karena ada ujung penerima asam-amino sehingga tRNA dapat berasosiasi dengan asam-amino membentuk aminoasil-tRNA. Ribosom berperan sebagai tempat pertemuan mRNA dengan tRNA serta peterjemahan kodon serta reaksi perangkaian asam-amino. Pada ribosom terdapat berbagai situs yang berfungsi untuk mendukung peran di atas; situs tersebut ialah situs mRNA, situs P dan situ A untuk tRNA, serta situs peptidil-transferase. Translasi dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu inisiasi, perpanjangan polipeptida, dan proses akhir. Inisiasi dimulai dengan sub unit ribosom kecil mengenali mRNA berkat kemampuan rRNA16S berpasangan dengan ruas Shine Dalgarno di hulu kodon awal, selanjutnya tRNA inisiator akan menempel pada kodon awal yang terdapat pada mRNA, terakhir sub unit ribosom besar akan bergabung menghasilkan ribosom sempurna.<br />Setelah insisasi pada ribosom akan menempel mRNA dan aminoasil-tRNA-inisiator pada situs P yang juga tepat pada posisi kodon awal, kemudian ke situs A akan menempel satu aminoasil-tRNA yang cocok dengan kodon yang terdapat pada situs tersebut. Setelah ada dua tRNA pada ribosom akan terjadi reaksi transpeptidasi yang memindahkan asam-amino dari situs P merangkai dengan asam-amino pada situs A, membentuk aminoasil-tRNA dan terjadi penambahan satu asam-amino pada rantai polipeptida. Selanjutnya terjadi pergeseran ribosom satu kodon ke arah hilir mRNA yang menyebabkan polipeptidil tRNA dari situs A pindah ke situs P dan situs A kosong siap menerima aminoasil-tRNA berikutnya. Proses akan terus berulang sampai ribosom menemukan kodon akhir. Ketika Ribosom mencapai kodon akhir tidak akan ada Aminoasil tRNA yang masuk ke situs A dan muncul protein FR yang akan memisahkan ribosom, tRNA, mRNA, dan Polipeptida. Sub unit ribosom kecil akan terpisah dari sub unit besar, mRNA akan terurai menjadi nukleotida bebas, polipeptida siap masuk ke proses berikutnya untuk membentuk protein yang berfungsi. Untuk dapat mencapai struktur akhir protein yang fungsional polipeptida hasil translasi kadang-kadang harus melewati suatu proses modifikasi pasca translasi, yang dapat berupa pemotongan rantai polipeptida, perubahan asam-amino tertentu atau penambahan senyawa-senyawa tertentu. Berbagai protein hasil translasi menurut fungsinya, yaitu enzim, hormone, protein pengangkut, protein toksin, antibody, protein penyimpan dan cadangan, protein kontraksi, serta protein penyangga struktur. <br /><br />Mutasi Tingkat Gen<br />Mutasi ialah perubahan struktur DNA kromosom atau gen-gen yang menyebabkan perubahan pada tingkat ekspresi. Perubahan ada struktur gen akan menyebabkan terjadinya perubahan kodon yang menentukan dalam translasi protein. Oleh karena itu, mutasi akan menyebabkan terjadinya perubahan proses metabolisme, yang dikatalisis oleh enzim-enzim yang disandikan oleh gen-gen yang termutasi tersebut. Perubahan struktur dan ekspresi gen serta perubahan metabolisme tersebut dapat terlihat pada perubahan morfologi, perubahan kimia atau perubahan pertumbuhan dan daya adaptasi. Ukuran perubahan struktur dapat dilihat dari banyaknya basa yang berubah; apabila hanya satu basa yang berubah maka disebut mutasi titik, dan apabila sejumlah basa yang berdampingan yang berubah disebut mutasi ganda. Mutasi basa ganda dapat mengenai satu gen atau melebihi satu gen. mutasi yang hanya mengenai satu gen disebut mutasi gen, dan apabila mengenai lebih dari satu gen biasa disebut mutasi kromosom. Mutasi titik terjadi akibat adanya pergantian (substitusi) suatu pasangan basa pada DNA dengan pasangan basa lainnya atau akibat terjadinya penyisipan atau pengurangan satu pasang basa. Substitusi pasangan basa dapat berupa transisi (purin diganti oleh purin atau pirimidin diganti oleh pirimidin) atau transfersi (purin diganti oleh pirimidin atau pirimidin diganti oleh purin). Pasangan TA melalui transisi akan diganti oleh CG dan melalui transfersi diganti oleh AT atau GC. Akibat perubahan satu basa in maka akan terjadi perubahan satu kodon pada mRNA dan perubahan satu asam-amino pada rantai polipeptida. Ada tiga kemungkinan jenis kodon baru yang muncul, kodon sinonim (disebut mutasi bisu), kodon lain bukan sinonim (mutasi ubah arah), dan kodon akhir (mutasi hilang arah). Penambahan atau pengurangan basa DNA akan menyebabkan perubahan sejumlah kodon yang terdapat di belakang tempat penyisipan atau pengurangan tersebut. <br />Perubahan kodon tersebut dapat juga memunculkan kodon akhir di posisi baru. Oleh karena itu, mutasi akibat penambahan atau pengurangan akan menyebabkan terjadinya perubahan sejumlah asam-amino di belakang titik mutasi serta mengubah ukuran panjang rantai polipeptida. Mutasi ini dapat terjadi secara spontan atau akibat adanya rangsangan dari luar. Mutasi spontan terjadi karena adanya fenomena kimia tautomerik, yaitu perubahan konfigurasi molekul akibat perubahan kondisi larutan. Perubahan tautomerik menyebabkan Adenin menjadi Aimino, Sitosin menjadi Cimino, Guanin menjadi Genol, dan Timin menjadi Tenol. Dalam proses replikasi turunan-turunan basa tersebut dapat membentuk pasangan berikut Aimino-Sitosin, Cimino-Adenin, Genol-Timin, Tenol-Guanin. Sejumlah senyawa kimia (seperti hidroksilamin, EES, EMS, Akridin) dapat merangsang terjadinya perubahan basa DNA. Perubahan basa ini dapat menyebabkan terjadinya perpasagan basa atau basa tersebut dilewati dalam replikasi atau basa tersebut dibuang dari DNA. Sinar dengan gelombang tertentu dapat merupakan bahan yang meransang terjadinya perubahan struktur DNA dan memunculkan mutasi. <br /><br />Mutasi Tingkat Kromosom <br />Mutasi kromosom ialah mutasi basa ganda yang lingkupannya melebihi rentang suatu gen. mutasi kromosom terbagi menjadi perubahan struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom. Perubahan struktur kromosom terdiri dari duplikasi (pertambahan atau penggandaan segmen kromosom tertentu). Delesi (kehilangan segmen kromosom), inversi (perubahan arah segmen kromosom), dan translokasi (perpindahan posisi segmen baik dalam satu kromosom maupun antar kromosom). Rekombinasi merupakan kekuatan utama terjadinya perubahan struktur kromosom, yaitu akibat terjadinya penyimpangan dari proses rekombinasi homolog. Rekombinasi antara pasangan kromosom homolog pada situs yag bukan situs aslinya dapat memunculkan duplikasi atau delesi. Rekombinasi antar dua situs yang terdapat dalam satu kromosom yang sama dapat memunculkan delesi atau infers. Rekombinasi nirhomolog dapat menyebabkan terjadinya translokasi intrakromosom. Rekombinasi antara dua kromosom hiterolog dapat memunculkan translokasi antar kromosom. Perubahan jumlah kromosom terdiri dari perubahan aneuploid (penambahan kromosom tertentu) dan perubahan euploid (penambahan dengan semua kromosom satu ploid). Terjadinya penyimpangan dalam proses mitosis dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom. Perubahan euploid terbagi menjadi alopoliploid (penambahan dengan ploid yang berbeda) dan autopoliploid (penambahan dengan ploid yang sama). <br /><br />REGULASI EKSPRESI GEN<br />Regulasi Ekspresi Gen pada Mikrobia<br />Ekspresi suatu gen dapat diatur, “dinyalakan atau dimatikan” melalui suatu sistem yang disebut ekspresi gen. pada makhluk bersel tunggal terdapat berbagai tipe atau tingkat regulasi, antara lain regulasi pada tingkat inisiasi ternskripsi (operon laktosa), regulasi pada tingkat RNA translasi (operon triptofan), regulasi pada tingkat struktur promoter (pada pergantian protein permukaan flagella S. typhimurium) dan regulasi pada tingkat struktur gen (pada perubahan tipe perjodohan Saccahromyces cereviseae). Pada operon laktosa terdapat tiga gen structural yang salah satunya ialah lak-Z yang menyandikan enzim b- galaktosidase, yang berperan mengkatalisis penguraian laktosa menjadi glukosa atau galaktosa. Enzim b-galaktosidase akan diekspresikan apabila tersedia laktosa dan tidak ada glukosa, dan ekspresinya harus dihentikan bila glukosa cukup tersedia atau tidak tersedia laktosa. Ekspresi operon laktosa diatur dengan dua cara yaitu dengan protein repressor yang berinteraksi dengan laktosa atau dengan protein activator yang berinteraksi dengan glukosa. Gen regulator lak-I akan menyandikan protein repressor, yang bila tidak ada laktosa akan mencegah transcriptase melakukan inisiasi transkripsi. Bila ada laktosa senyawa ini akan mengubah konfigurasi protein repressor sehingga tidak dapat menghalangi transcriptase menginisiasi transkripsi. Protein activator CAP yang dsediakan oleh gen regulator crp berfungsi mengaktifkan transkriptase. Protein CAP dapat berperan sebagai activator bila berasosiasi dengan cAMP, yang ketersediannya dalam sel ditentukan oleh keberadaan glukosa. <br />Apabila kuantitas glukosa tinggi, cAMP rendah maka CAP tidak dapat mengaktifkan transkriptase, dan sebaliknya bila glukosa rendah cAMP tinggi maka CAP dapat mengaktifkan transkriptase. Operon triptofan keberlangsungan ekspresinya diatur pada tingkat RNA yang ditranskripsikan; dan pengaturan tersebut dilakukan oleh triptofan hasil metabolisme. Pada operon triptofan terdapat lima gen structural dan satu gen regulator (trp-L); dengan trp-L berada tepat di belakang promoter. Inisiasi transmisi akan berjalan dengan lancar, dan transkriptase akan memasuki wilayah trp-L. Regulasi berlangsung pada saat enzim transkriptase berada pada ruas trp-L, yaitu dengan menentukan apakah transkripsi akan berhenti pada trp-L atau dilanjutkan ke ruas gen yang ada di belakangnya (trpE sampai trpA).Dunia Bio - Sainshttp://www.blogger.com/profile/17245859043942707168noreply@blogger.com0