PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuham adalah proses pertambahan volume secara irreversible (menuju satu titik dan tidak dapat kembali lagi). Adapun perkembangan adalah pertumbuhan menuju kedewasaan sutau organisme. Pertumbuhan selalu terjadi pada makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pertumbuhan secara kualitatif, artinya dari kecil tumbuh menjadi besar. Adapun pertumbuhan secara kuantitatif, maksudnya tumbuh dari satu menjadi banyak.
Cobalah sekali waktu anda amati pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan yang ada disekitar anda. Tumbuhan mengalami pertumbuhan yang mudah diamati sacara nyata. Pengamatan tersebut dilakukan dengan cara mengukur pertambahan panjang organ tubuh tumbuhan, yaitu batang, daun dan akar. Adapun alat yang diperlukan untu mengukur pertumbuhan itu adalah auksano-meter.
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi pada titih tumbuh primer (utama ), yaitu ujung batang dan ujung akar. Pertumbuhan primer terjadi secara vertical berupa pertambahan panjang ujung batang dan ujung akar adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi pada cambium. Pertumbuhan sekunder terjadi secara horizontal berupa pertambahan besar lingkaran batang tanaman.
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu poerkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Berikut ini diuraikan secara sederhana proses pertumbuhan suatu tanaman.
1. Perkecambahan
Anda tentu ingat bahwa Angiospermae digolongkan menjadi monokotil dan dikotil. Sama halnya dengan biji monokotil, biji pada tumbuhan dikotil juga memiliki kotiloden. Kotiloden merupakan kepingan biji yang merupakan daun pertama lembaga. Namun, kotiledon pada monokotil hanya berjumlah satu, sedangkan pada dikotil berjumlah dua. Biji juga mengandung embro. Letak embrio berada di atas perletakan kotiledon. Apabila lingkaran mendukung pertumbuhan suatu embrio maka embrio tersebut akan terus membelah. Akibatnya, massa dalam biji akan meningkat dan terjadi perkecambahan. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Berdasarkan tipenya, perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
a. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal ialah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, pada plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
b. Perkecambahan Hypogeal
Perkecambahan hypogeal ialah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapr (Pisum sativum), jagung (Zea mays) dan padi (Oryza sativa)
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
Setelah perkecambahan, tahap selanjutnya adalah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tumbuhan sebenarnya merupakan pertambahan panjang pada bagian tertentu, yaitu pada titik tumbuh yang terletak diujung batang (disebut titik tumbuh primer). Pertumbuhan dan perkembangan meliputi pemanjangan yang terjadi di ujung akar dan ujung batang secara diferensiasi. Diferensiasi merupakan perkembangan sel-sel tumbuhan menjadi berbagai jaringan tumbuhan, seperti kortexs, xylem, endodermis, floem, dan silinder pusat.
Perkembanga meristem apical pada Angiospermae dapat ditengkan dengan teori tunika-korpus sebagai berikut.
a. Teori Histogen
Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein (1868) menjelaskan bahwa setiap titik tumbuhan batang serta akar terdiri atas lapisan sel yang disebut histogen terdiri atas
1) Plerome, merupakan bagian pusat yang selanjutnya akan membentuk empulur dan jaringan pengangkut primer
2) Dermatogen, merupakan lapisan paling luar yang selanjutnya akan membentuk epidermis
3) Periblem, merupakan lapisan yang terletak antara plerome dan dermatogen. Lapisan ini akan membentuk korteks (jaringan kulit kayu)
b. Teori Tunika-Korpus
Teori tunika-korpus, dikemukakan oleh Schamid (1924), menyatakan bahwa titik tumbuh dari batang pada tumbuhan teridi atas dua zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus.
1) Tunika, merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Bagian ini terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel tersebut berkumpul membentuk lapisan-lapisan atau seludang. Selanjutnya berkembang membentuk jaringan primer. Sel-sel tersebut membelah, terutama pada bidang pembelahan antiklinal (tegak lurus dengan permukaan organ) sehingga lapisannya makin meluas.
2) Korpus, merupakan bagian pusat dari titik tumbuh. Sel-sel pada bagian ini bersifat merismatis dan membelah ke segala arah.
Pada tumbuhan, tidak semua bagian mengalami pertumbuhan yang sama, pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
a. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer terjadi di titik tumbuh apical. Letak titik tumbuh apical adalah didekat ujung akar dan batang
b. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi pada bagian cambium yang mengakibatkan batang bertambah besar (khususnya tanaman berkayu). Hal ini terjadi karena aktivitas cambium kea rah dalam membentuk kayu dan ke arah luar membentuk kulit batang.
3. Kurva Tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi, atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat dilihat melalui kurfa pertumbuhan.
Secara umum kurfa pertumbuhan berupa kurfa S (sigmoid). Pada kurva tersebut terdapat beberapa fase. Yaitu fase lag, fase logaritmik, fase pertumbuhan linear, dan fase stasioner.
a. Fase Lag
Pertumbuhan pada fase ini berjalan lambat, dengan sedikit atau bahkan tidak ada proses pembelahan sel atau perkembangan sel. Pada periode ini organisme dedang beradaptasi sumber daya kehidupan missal adaptasi terhadap cadangan makanan dalam biji.
b. Fase Logaritmik
Pertumbuhan berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat dan tak trkendali. Persediaan nutrisi/makanan masih lengkap dan tercukupi. Produk sisa belum terakumulasi.
c. Fase Pertumbuha Linear
Pada fase ini tingkat dan kecepatan pertumbuhan mulai stabil dan relative konstan. Pertumbuhan dibatasi oleh faktor internal maupun eksternal.
d. Fase Stasioner
Fase ini merupakan tingkat paling stabil dalam kurva pertumbuhan. Organisme dewasa telah terbentuk. Namun, pertumbuhan belum terhenti sepenuhnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
1. Suhu
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Umumnya suhu optimum bagi tumbuhan adalah 220C-370C. hal itu, berarti tumbuhan akan tumbuh dengan baik dan mampu berbunga/berbuah pada kisaran suhu 220C-370C. suhu tersebut biasanya terdapat di daerah tropis dan daerah tertentu pada musim-musim tertentu pula.
2. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan. Hal itu karena cahaya, terutama cahaya matahari, merupaakn faktor yang sangat penting untuk melakukan fotosintesis. Intensitas percahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang bervariasi disebut fotoperiodisme.respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan untuk mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembuanagn (masa pembentukan bunga dan pemasakan sel-sel kelamin), perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
Fotoperiodisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan netral.
a. Tumbuhan Berhari Pendek
Tumbuhan berhari pendek (short day plant) adalah tumbuhan yang berbunga pada akhir musim panas/musim gugur, yaitu pada periode penyinaran lebih pendek daripada periode panjang malam kritis. Tumbuhan berhari pendek dalam waktu sebentar. Tumbuhan jenis ini biasanya berbunga pada musim tertentu sehingga disebut juga bunga musimman, contohnya stroberi, dahlia, aster, dan krisan.
b. Tumbuhan Berhari Panjang
Tumbuhan berhari panjang (long day plant) adalah tumbuhan yang berbunga pada musim semi, yaitu jika periode penyinaran lebih panjang daripada periode pajang malam kritis. Tumbuhan berhari panjang berbunga pada musim yang tepat dan waktunya lama. Tumbuhan jenis ini lebih sering kita jumpai karena berbunganya lebih lama, contohnya gandum, kentang, bayam, dan selada.
c. Tumbuhan Netral
Tumbuhan netral (natural plant) adalah tumbuhan yang pembungaannya tidak bergantung pada perubahan penyinaran. Tumbuhan jenis ini selalu berbunga setiap saat atau tidak pernah kenal musim berbunga dan selalu trsedia bunga pada setiap musim, contohnya mawar, anelir, dan bunga matahari.
3. Kelembaban
Kelembaban merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap uap air. Akibatnya, sel-sel tumbuhan cepat mencapai maksimal. Kandungan uap air dalam uadar yang tinggi tersebut akan menyebabkan tumbuhan mengeluarkan air dalam bentuk titik-titik air di ujung daun (Gutasi). Tumbuhan juga berusaha mempertahankan diri dengan membuka stomatanya untuk mengeluarkan kelebihan air tersebut.
4. Nutrisi
Nutrisi berupa zat-zat hara, yaitu bahan-bahan kimia yang diperlukan oleh tumbuhan. Jika hidup ditempat yang banyak mengandung zat hara, tumbuhan dapat memanfaatkan zat-zat hara tersebut untuk pertumbuhan seluruh organ dengan cepat. Apabila zat hara yang tersdia di sekitar tempat tumbuhnya banyak, tumbuhan akan tumbuh makin baik. Namun, jika zat hara di lingkungan tersebut sedikit maka pertumbuhan tanaman akan terganggu.
5. Hormone Pertumbuhan Dan Perkembangan
Hormone merupakan faktor yang terdapat pad tubuh itu sendiri. Horomon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Macam hormone yang terdapat pada tumbuhan antara lain auksin, giberlin, sitokinin, etilen, dan asam absisat.
Hormon tumbuhan atau ftohormon adalah senyawa organic yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak fisiologis adalah akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Hormon buatan atau hormon yang dibuat organisme selain tumbuhan tidak dapat digolongkan sebagai hormon tumbuhan, melainkan disebut zat pengatur tumbuh.
a. Auksin
Auksin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada tumbuhan, contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa). Konsentrasi auksin lebih banyak terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari. Bagian tanaman (batang) yang tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat diabndingkan bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat anya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda.
Selain berpengaruh meningkatkan laju pemanjangan sel pada pertumbuhan seperti diuraikan di atas, auksin juga merupakan hormone pengatur proses fisiologi yang dapat digunakan untuk memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokarepi). Ada beberapa macam auksin, yaitu rizokalin, kaulokalin, filokalin, dan antokalin. Rizokalin merupakan hormone pengatur pertumbuhan akar (identik dengan vitamin B). Kaulokalin merupakan hormone pemacu pertumbuhan batang. Filokalin merupakan hormone pemacu pertumbuha daun. Antokalin merupakan hormone pemacu pembentukan bunga.
Berkat penelitian oleh Farits Went (1926-1928), sekarang kita mengetahui adanya zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan. Zat ini disebut auksin. Went menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah sejienis gandum (Avena sativa). Ternyata,auksin dapat ditemukan di ujung batang dan akar, serta tempat pembentukan bunga, buah, dan daun pada tumbuhan. Auksin ada yang telah diisolasi dari berbagai sumber, misalnya dari endosperma jagung, yaitu asam indol asesat (IAA = indole acetic acid). Isolasi adalah pemisahan dan pengambilan zat tertentu dari sumbernya.
Fungsi auksin antara lain mengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang merestem ujung. Pengaruh akusin yang lain adalah merangsang perkembangan akar lateral, dan menyebabkan pembengkokan batang.
Sel-sel yang mengandung lebih banyak auksin berukuran lebih panjang darppada yang mengandung sedikit auksin, akibatnya batang membengkok. Pembengkokan batang diakibatkan oleh arah datangnya cahaya ternyata juga berhubungan dengan penyebaran auksin. Batang yang terkena cahaya memiliki auksin yang lebih sedikit, karena auksin mengalami kerusakan jika terkena sinar, akibatnya batang membengkok menuju arah datangnya cahaya.
b. Giberelin
Giberlin merupakan hormone yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan oleh P. Kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi mengalami pertumbuhan cepat, batangnya tinggi, dan berwarna pucat. Setelah diisolasi, senyawa yang dihasilkan jamur tersebut dinamakan giberelin. Giberlin diproduksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar , daun muda dan embrio.
Giberelin ditemukan pada bagian tumbuhan, misalnya pucuk batang, ujung akar, bunga, buah, dan terutama pada biji. Peranan giberelin adalah merangsang pemnajnagn batang, perkecambahan, pertumbuhan tunas, mempercepat munculnya bunga, dan merangsang tumbuhnya buah secara partenokarpi (tanpa fertilisasi). Giberelin dapat menyebabkan tumbuhan kerdil tumbuh menjadi tumbuhan raksasa, umumnya tinggi tumbuhan mencapai 3 – 5 kali tinggi yang normal.
Fungsi giberlin antara lain :
1) Memacu pembentukan buah tanap biji (partenokarpi)
2) Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan eaksasa
3) Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4) Memacu pembentukan cambium pada tanamandikotil
5) Mematahkan dormansi buha dan biji.
c. Sitokinin
Sitokinin ditemukan pada batang tembakau oleh Skoog dan Miller. Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat dihasilkan di dalam akar dan akan di angkut ke organ yang lain.
Sitokinin berperan merangsang pembelahan sel (sitokinesis), pembentukan tunas ketiak batang dikotil dan tunas pada kalus, menghambat efek auksin, menunda penuaaan, dan mempertahankan kesegaran jaringan.
Pada tahun 1913, Gottlieb Haberlandt menemukan suatu senyawa yang memacu pembelahan sel pada umbi kentang yang terpotong. Pada tahun 1940, Johanes van Dverbeek menemukan bahwa air kelapa muda mengandung senyawa yang memacu pembelahan sel. Penemuan tersebut diperkuat oleh Folke Skoog dan kawan-kawan pada tahun 1950. selanjutnya, senyawa tersebut dikenal dengan nama sitokonin. Sitokinin alamiah yang umumnya adalah zeatin, yang pertama kali diambil dari endosperma biji jagung pada tahun 1964 oleh Letham. Sitokinin alami banyak terdapat pada organ muda tumbuhan (biji, buah, daun) dan ujung akar. Sitokinin disintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain. sitokinin buatan misalnya kinetin dan BAP (g-benzilaminopurin).
Fungsi sitokinin antara lain ;
1) Memacu pembelahan sel
2) Mempercepat pelebaran daun
3) Mempercepat tumbuhnya akar
4) Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang
5) Menunda pengguguran daun, bunga dan buah.
d. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen dapat mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk. Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau. Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai di tempat tujuan dalam keadaan masak. Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembuanagn. Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.
Pada tahun 1934, R.Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan berperan untuk mepercepat pematang buah. Etilen adalah gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua. Jika buah yang sudah tua diletakkan di suatu tempat tertutup, buah akan cepat masak. Hal itu karena buah tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pemasakan buah. Para pedagang sering memeram buah dengan gas etilen agar cepat masak. Namun dagang etilen adalah karbit.
Selain berperan dalam pemasakan buah, etilen juga menyebabkan batang menjadi tebal, untuk menahan pengaruh angina. Kombinasi etilen dengan hormon lain dapat memberikan efek yang menguntungkan. Misalnya, etilen dengan auksin dapat memacu pembungaan pada mangga dan nanas. Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.
e. Asam Traumalin
Sperti florigrn, asam traumalin sebenarnya merupakan hormone hipotetik, yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormon yang ada (auksin, geiberelin, sitokinin, etilrn, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau pelukaan karena gangguian fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pemebntukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormon luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormon pada tumbuhan yang disebut dengan resitusi (regenerasi). Awalnya lluka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormon luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormon giberelin. Selanjutnya, karena pengaruh horomon sitokinin, terbentuklah sl-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan.
Asam traumatin dianggap sebagai hormon luka, karena merangsang pembelahan sel-sel di bagian tumbuhan yang luka. Dengan demikian jaringan yang terluka akan tertutup kembali.
f. Asam absisat
Salah satu fungsi asam absisat adalah menhambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan t,m akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar, dan buah hijau.
Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi stelah kondisi lingkungan memungkinkan, ia akan tumbuh lagi dan muncul tinas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada musim kemarau.
Tidak semua hormon pada tumbuhan memacu pertumbuhan. Ada hormon yang justru menghambat pertumbuhan, misalnya asam absisat (absisin).
Secara umum, fungsi asam absisat adalah menghambat pembelahan dan pemanjangan sel, menunda pertumbuhan, dan membantu dormansi. Hal ini untuk membantu tumbuhan bertahan dalam kondisi yang buruk misalnya, merangsang penutupan stomata daun pada musim kering sehingga transpirasi (penguapan) berkurang, dan meluruhkan daun pada musim kering sehingga tumbuhan tidak kehilangan air melalui transpirasi.
Asam absisat ditemukan oleh F.I.Addicott (1963) yang mengamati absisi pada tanaman kapas. Asam absisat pada walnya disebut dormina.
6. Gen
Gen juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam pertumbuhan tumbuhan. Gen bersifat menurun. Tumbuhan yang memiliki gen yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik. Sebaliknya, gen yang jelek tentu akan menghasilkan keturunan yang jelek pula.
Penampakan gen yang dapat diamati dari luar disebut sebagai bentuk fenotipe (morfologinya). Dengan cara mengamati atau memiloih morfologi (fenitipe), kita dapat mennetukan pilihan, tumbuhan mana yang bersifat baik dan mana yang bsersifat jelek. Sifat fenotipe yang baik umumnya domain sehingga dengan memilih sifat yang baik, keturunan yang dipweroleh juga akan baik. Penurunan sifat akan tampak jelas apabila tanaman dikembangkan secara vegetatif. Selain mengatur sifat keturunan, gen juga mengatur metabolisme pada sel-sel tumbuhan.
7. Kalin
Kalin adalah hormon yang berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan. Kalin dibedakan menajdi mepat macam, yaitu rizokalin untuk merangsang pertumbuhan akar, kaulokalin merangsang pembentukan batang, filokalin merangsang pembentukan daun, dan antokalinb atau florigrn yang merangsang pembentukan bunga .
Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Hewan
Proses pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai dari proses pembelahan pada zigot. Zigot merupakan hasil fertilisasi (pembuahan) sel telur oleh sperma. Zigot akan berkmbang menjadi embrio.
1. Tahapan Perkembangan Hewan
Tahapan Perkembangan Hewan secara umum memiliki urutan sebagai berikut : pembelahan sel, gastrulasi, dan pembentukan organ (organogenesis)
a. Pembelahan sel
Zigot merupakan satu sel yang berasal dari peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Zigot mengalami pembelahan mitosis dari satu sel menjadi dua sel, kemudian menjadi empat sel, delapan sel, enambela sel, dan seterusnya.
Pembelahan terus berlanjut sampai berbentuk seperti bola padat yang disebut morula. Selanjutnya bagian tengah dari morula memebntuk lubang berisi cairan, dan lubang itu disebut blastosoel. Bentukan seperti ini disebut blastula (embrio).
b. Gastrulasi (pembentukan usus)
Sel-sel di satu kutub membelah lebihcepat daripada sel-sel di kutub lainnya, sehingga terbentuk lekukan ke dalam seperti sebuah bola yang ditekan di satu sisnya. Akhirnya blastula berbentuk seperti mangkuk yang memiliki dua lapisan, yaitu lapisan luar (ectoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Bentuk semacam ini disebut gastrula.endoderm membatasi lengkung usus (arkenteron).
Selama proses gastrulasi terjadi pembelahan sel-sel, dan terbentuk lapisan baru yang terletak di antara lapisan ectoderm dan endoderm. Lapisan tersebut adalah mesoderm. Dengan demikian pada tahapan gastrulasi terbentuk tiga lapisan, yaitu ektoder, endodermn, dan mesoderm.
c. Pembentukan organ
Setelah gastrulasi selesai, selanjutnya lapisan ektoder, endodermn, dan mesoderm berkembang menjadi jaringan khusus yang kemudian membentuk berbgai organ.
Ectoderm bagian dorsal mebentuk bumbung neural stelah notokord terbentuk. Bumbung neural ini berkembang menjadi saraf, otak, dan sumsum tulang belakang. Bagian tubuh lain yang merupakan perkembangan dari ectoderm adalah kulit luar, bola mata, lensa mata, hidung, telinga, rambut, kuku, system saraf, lapisan epithelium mulut dan rectum, serta medulla kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak di atas ginjal).
Notokord terbentuk dari mesoderm dorsal. Mesoderm berkembang membentuk dua lapisan, yaitu lapisan yang bersisian dengan lapisan ectoderm dan lapisan yang bersaisian dengan lapisan endoderm. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat rongga. Rongga ini akan berkembang menjadi rongga tubuh atau selom. Mesoderm lebih lanjut akan berkembang menjadi lapisan kulit dalam (dermis), otot, tulang, pembuluh darah, ginjal, lapisan rongga tubuh, ureter, testis, ovarium, oviduk, uterus, system limfa.
Endoderm membentuk usus primitive. Usus primitive berdiferensiasi menjadi faring, esophagus, lambung, usus, hati, dan pancreas. Lapisan endoderm juga berkembang menjadi organ trakea dan paru-paru.
Tiap hewan memiliki pola perkembangan yang berbeda-beda. Misalnya pada hewan berpori, embrionya memiliki dua lapisan saja, yaitu ectoderm dan endoderm; disebut organisme diploblastik. Serangga, Echinodermata, dan Chordata, embrionya memiliki tiga lapisan; disebut organisme triploblastik.
2. Metamorfosis
Ada hewan yang mengalami beberapa tahap perubahan bentuk selama pertumbuhan dan perkembangannya menjadi organisme dewasa. Perubahan bentuk seperti ini disebut metamorfosis.
a. Metamorfosis Pada Serangga
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan serangga dari telur menjadi dewasa ada dua tipe, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
Pada belalang, jangkrik, kecoa, capung dan laron, telur berkembang menjadi nimfa. Nimfa kemudian berkembang menjadi imago atau hewan dewasa setelah mengalami beberapa kali ganti kulit (ekdisis). Nimfa memiliki bentuk yang mirip dengan dewasanya tetapi belum memiliki organ yang lengkap dan alat repoduksinya belum berkembang sempurna. Misalnya nimfa belalang tidak memiliki sayap-sayap berkembang setelah memasuki fase imago. Perkembangan tersebut termasuk metamorfosis tidak sempurna.
b. Metamorfosis pada Katak
Metamorfosis katak berbeda dengan serangga, karena katak tidak mengalami pergantian kulit. Zigot mula-mula berkembang menjadi brudu (kecebong). Berudu tidak memiliki kaki tetapi memiliki ekor dan sirip. Selanjutnya, tumbuhlah kaki belakangnya. Pergantian organ pada metamorfosis katak disesuaikan dengan perubahan habitat dari air ke darat. Insang berubah bentuk dan fungsi menjadi paru-paru. Berudu yang mula-mula tidak berkaki, tumbvuh menjadi katak yang berkaki, dan ekor menghilang. Proses penghilangan ekor terjadi melalui autofogositosis, artinya lisosom di dalam sel-sel ekor memakan selnya sendiri.
Hormon tiroksin berperan dalam metamorfosis katak. Apabila fungsi kelenjar tiroid pada berudu dihambat, misalnya dengan cara memotongnya, metamorfosis gagal berlangsung sehingga berudu tetap menjadi berudu. Sebaliknya, jika berudu diberi tambahan tiroksin, akan mempercepat proses metamorfosis dan menghasilkan katak yang berukuran kecil.
Metagenesis
1. Metagenesis pada Tumbuhan
Dalam metagenesis tumbuhan berlangsung penggiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit adalah generasi yang menghasilkan gamet atau sel kelamin (generasi haploid), sedangkan generasi sporofit adalah generasi yang menghasilkan spora (generasi diploid)
a. Metagenesis pada tumbuhan lumut
Pada tumbuhan lumut, misalnya lumut daun, spora tumbuh menjadi protonema. Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Kedua organ ini dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu), dapat juga berada pada tumbuhan yang berseda (berumah dua). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan menghasilkan ovum (sel telur) oleh karena itulah tumbuhan lumut disebut gametofit atau tumbuhan penghasil gamet. Tumbuhan lumut bersifat haploid.
b. Metagenesis pada tumbuhan paku
Spora pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi protalium. Protalium tumbuh menghasilkan alat perkembangbiakan jantan dan betina, yakni anteridium dan arkegonium. Oleh karena itulah protalium disebut sebagai gametofit. Jika anteridium dan arkegonium dihasilkan dalam satu protalium maka disebut berumah satu, sedangkan jika dihasilkan pada protalium yang berbeda disebut berumah dua.
c. Metagenesis Pada Tumbuhan Biji
Tumbuhan biji yang tampak oleh kita adalah generasi sporofit. Generasi gametofit betina berkembang di dalam bakal biji dan masih melekat dengan tumbuhan induknya. Perkembangan gametofit jantan dimulai saat terbentuknya mikrospora, kemudian dilanjutkan pada saat setelah penyerbukan. Perbedaannya dengan tumbuhan paku adalah generasi gametofit tumbuhan biji lebih kecil. Perkembangannya lebih terlindung, dan ketergantungan hidup terhadap generasi sporofitnya (tumbuhan induknya) lebih tinggi.
Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari setelah keluar dari dalam kotak spora. Pada saat penyerbukan, serbuk sari yang jatuh di kepala putik akan berkembang membentuk buluh serbuk sari. Di dalam buluh serbuk sari akan terbentuk sel sperma. Pada angiospermae (tumbuhan biji tertutup), yang disebut dengan generasi mikrogametofit adalah buluh serbuk sari. Sedangkan yang disebut generasi megagametofit (makrogametofit) adalah kantong lembaga (kantong embrio)
2. Metagenesis pada Hewan
Beberapa jenis avertebrata juga mengalami pergiliran keturunan contohnya pada ubur-ubur. Ubur-ubur hidup di laut. Dalam daur hidupnya Ubur-ubur mengalami pergiliran keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.
Polop pada Ubur-ubur merupakan generasi vegetatif yang berkembangbiak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup. Medusa merupakan generasi generatif yang serkembangbiak secara seksual dengan peleburan eks kelamin jantan dan betina.
Tahapan Perkembangan Manusia
1. Perkembangan Manusia Dalam Kandungan
Tahapan embrio terjadi selama manusia masih di dalam kandungan. Coba ingat kembali proses pembentukan embrio yang telah kamu pelajari. Embrio berasal dari zigot yang dihasilkan pada peristiwa pembuahan. Zigot itu kemudian membelah berkali-kali ingga terbentuklah Embrio. Pada tahap perkembangan selanjutnya, Embrio akan dibungkus oleh berbagai selaput dan terbentuklah plasenta. Plasenta berfungsi untuk mendapatkan makanan dari ibunya. Embrio ini kemudian disebut janian (fetus). Masa janin berlangsung sampai dengan sesaat sebelum lahir. Pada masa janin terjadi proses penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-organ dalam serta terjadi pertumbuhan tubuh yang pesat.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dibagi dalam tiga tahapan utama, yaitu sebagai berikut.
a. Triwulan I, dimulai dari terbentuknya zigot sampai janin berusia tiga bulan. Pada tahap ini, perkembangan terpusat pada organ seperti otak, jantung, dan paru-paru.
b. Triwulan II, (bulan keempat, kelima, dan keenam), pertumbuhan terpusat pada anggota tubuh seperti kaki, tangan, dan jari-jari.
c. Triwulan III, pertumbuhan telah lengkap. Seandainya janin terpaksa dilahirkan, ia dapat hidup dan dibesarkan diluar rahim dengan menggunakan alat pemanas yang suhunya diatur seperti suhu di dalam kendungan ibunya.
2. Perkembangan Manusia Setelah Kelahiran
a. Masa Balita (0-4 Tahun)
Masa balita (bawah lima tahun) merupakan awal masa pertumbuhan di luar rahim. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Ketika masih di dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Akan tetapi setelah bayi berada di luar rahim, paru-paru mulai berfungsi sehingga pertukaran gas terjadi melalui paru-paru. Di dalam rahim, suhu tubuh konstan (tetap). Di luar rahim, bayi mendapat pengaruh dari suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kekebalan tubuh balita belum berkembang karena itu balita mudah terkena serangan penyakit. Oleh karena itu. Perawatan balita memperlukan perhatian khusus. Kekebalan tubuh balita dapat dibentuk melalui imunisasi.
b. Masa Kanak-Kanak (5-11 Tahun)
c. Masa Remaja (12-17 Tahun)
Pada usia 12-17 tahun telah terlihat jelas adanya perbedaan mencolok antara remaja pria dan remaja wanita. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan hormon.
Pada masa remaja, di dasar otak, yakni dikelenjar hipofesis, dilepaskan hormon yang mempengaruhi pembentukan hormon berikutnya.
1) Remaja Pria
Adanya hormon dari dasar otak memicu sel-sel khusus di dalam testis untuk memproduksi hormon seks androgen. Hormon androgen inilah yang bepengaruh, baik secara fisiologis, anatomis, maupun psikologis (kejiwaa), pada remaja pria. Akibat kerja hormon ini, suara membesar, rambut-rambut tumbuh di wajah, seperti kumis, dan jenggot, dan di bagian tubuh lain, testis dan penis tumbuh, serta otot-otot membesar. Produksi sperma juga dimulai. Sperma yang berlebihan akan dibuang melalui mimpi basah.
2) Ciri-Ciri Psikologi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa. Saat ini kalian termasuk dalam masa remaja. Perubahan hormonal di dalam tubuh remaja mempengaruhi psikologi dan tingkah lakunya. Beberapa psikologi itu antara lain sebagai berikut.
a) Mulai Tertarik Kepada Lawan Jenis
Ketertarikan kepada lawan jenis merupakan hal yang wajar. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa masa remaja adalah masa yang rawan akan berbagai pengaruh negative. Oleh karena itu, hindarilah hal-hal yang berbau ponografi, hindari narkoba, dan hindari pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa, jadi belum dapat dianggap dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Ini juga berarti seorang remaja belum siap untuk bereproduksi. Kehamilan yang terjadi pada usia remaja dapat berpengaruh negative baik padsa diri remaja itu sendiri, keluarga, maupun keturunan.
d. Masa Dewasa (18-40 Tahun)
Masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun. Secara biologis, masa dewasa ditandai dengan kesiapan bereproduksi dan secara psikologis memiliki kesiapan dan kematangan mental.
Pertumbuhan fisik secara memanjang (bertambah tinggi)masih berlangsung hingga mencapai usia 22 tahun. Biasanya tinggi dan berat badan konstan dan mulai bertambah berat setelah mencapai usia 32 tahun. Kematangan mental pria dicapai setelah usia 25 tahun, sedangkan pada wanita kematangan mental lebih cepat.
e. Masa Manula (> 40 Tahun)
Manula (manusia usia lanjut) dimuylai usia 40 tahun. Pada masa itu, pertumbuhan sel-sel tidak secepat pengausan sel-sel sehingga terjadi kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Organ tubuh yang sering mengalami kemunduran pertumbuhan adalah mata, telinga dan otot.
Pada wanita, biasanya estrogen dapat berpengaruh pula pada bagian tubuh lain. kekenyalan kulit wajah menurun dan terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Kekurangan estrogen dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan dari kedelai, misalnya tahu dan tempe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan Pesan/komentar anda..!!