Sabtu, 15 Oktober 2011

SISTEM TRANSPORTASI PADA HEWAN DAN MANUSIA

A. Sistem transportasi pada avertebrata

System transportasi oada advertebrata, misalnya Hidra, ringga gastrovaskulernya meluas masuk ke tentakel dari pusat tubuh. Pada planaria, makanan didistribusikan oleh rongga pencernaan yang bercabang-cabang dan kemudian bercabang-cabang lagi ke dalam semua bagian tubuh sehingga memberikan daerah permukaan yang luas. Daerah permukaan yang luas ini memungkinkan makanan dapat diabsorpsi lebih mudah. System ekskresi pada planaria juga bertindak sebagai system transportasi yang bercabang-cabang keseluruh bagian tubuh dan mengumpulkan zat-zat buangan yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Cacing mempunyai system transportasi yang berbeda-beda pula. Cacing mempunyai selom, yaitu rongga tubuh yang berisi cairan tubuh tempat organ-organ dapat bergerak secara bebas satu dengan lainnya. Selom memberikan ruangan untuk pembuluh darah dan tempat bagi jantung untuk bergerak saat memompa darah. System transportasi pada cacing tanah terdiri dari pembuluh darah punggung, pembulih darah perit, dan pembuluh-pembuluh darah samping dengan lima pasang lengkung aorta (pembesaran dari pembuluh darah) yang berfungsi sebagai jantung. Denyutan pembuluih darah punggung dan lima pasang lengkung aorta didalam selom mengalirkan darah walaupun hewan dalam keadaan istirahat.
Cacing tanah mempunyai system transportasi darah tertutup yang sederhana, yaitu darah tidak pernah keluar dari pembuluh-pembuluh darah. Dinding pembuluh darah sangat tipis, dan zat-zat dapat berdifusi dengan mudah antara darah dan cairan ekstraseluler. Darah cacing tanah mengandung hemoglobin yang terlarut dalam cairan darah dan berfungsi untuk mentransfor oksigen lebih banyak. Darah cacing tanah berbeda dengan darah vertebrata yang hemoglobinnya terdapat didalam sel-sel darah merah. Dinding kulit cacing tanah sangat tipis dan dapat mengabsorpsi oksigen masuk kedalam darah. Kemudian darah membawa oksigen melalui pembuluh-pembuluh kapiler menuju ke pembuluh darah punggung. Selanjutnya oksigen dan sari makanan dari usus, di edarkan melalui pembuluh-pembulh kapiler keseluruh bagian tubuh. Darah cacing tanah mengalir Karena denyutan 5 pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung.
Darah didalam pembuluh darah punggung mengalir dari belakang menuju kearah kepala. Dari pembuluh darah punggung ini darah mengalir menuju kepembuluh darah perut melalui lengkung aorta, yang letaknya dibagian depan. Dodalam pembuluh perut, darah mengalir dari depan menuju kebelakang. Aliran darah ini disebabkan karena denyut jantung aorta yang berperan sebagai jantung.
System transportasi pada insekta sangat menarik karena banyak insekta yang lebih aktif dari pada avertebrata lain dan pada umumnya insekta mempunyai system transportasi darah terbuka, misalnya pada beleleng.
System transportasi pada belalang hanya terdiri dari satu pembuluh yang memanjang dan terletak membujur diatas saluran makanan. Bagian belakang dari pembuluh terdiri dari beberapa gelembung disebut jantung pembuluh. Jantung pembuluh yang paling belakang tertutup. Bagian depan dari pembuluh darah merupakan aorta yang ujungnya terbuka. Jantung pembuluh dapat berdenyut sehingga darah terpompa mangalir menuju ke depan melalui aorta. Kemudian, darah dikeluarkan dari aorta masuk langsung kedalam jaringan-jaringan tubuh dan beredar bebas didalam tubuh tanpa melalui pembuluh-pembuluh. Selama beredar dalam jaringan-jaringan tubuh, darah memberikan sari-sari makanan kepada sel-sel dan mengambil hasil-hasil buangan dari metabolisme.
Tiap jantung pembuluh mempunyai lubang-lubang halus. Darah dan jaringan-jaringan tubuh kembali masuk kedalam jantung pembluh melalui luibang-lubang halus tersebut. Selanjutnya jantung pembuluh memompa darah yang masuk tadi kedalam melalui aorta dan dicurahkan kedalam rongga-rongga tubuh lagi untuk mengedarkan sari-sari makanan. System transportasi ini tidak mentranspor oksigen dan karbondioksoda. Oksigen mencapai sel-sel tubuh belalang dengan bantuan system trakea. System peredarah semacam ini dinamakan system transportasi darah terbuka.

B. system transportasi pada vertebrata
semua vertebrata mempunyai system transportasi darah tertutup. Kontraksi oto-otot jantung yang kuat diperlukan untuk mengalirkan darah melalui kapiler. Darah dari jantung dielirkan ke kapiler-kapiler melalui pembuluh-pembuluh yang disebut arteri dan kembali dari klepiler ke jantung melalui vena.
Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel bercabang menjadi dua aorta, tiap aorta membelok kekiri dan kekanan. Pada tiap pangkal, arteri-arteri bercabang sebagai berikut:
 arteri karotis yang mengalirkan darah kekepala;
 arteri pulmo kutaneus yang bercabang dua; cabang yang menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis dan yang menuju ke kulit disebut arteri kutanea.
Sistem tranportasi pada reptile, misalnya kadal.berbeda dengan system transportasi pada katak, kadal mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruangan. Atrium kanan dan kiri di pisahkan oleh sekat yang disebut sekat serambi. Sekat yang membatasi ventrikel (bilik) kanan dan kiri belum sempurna, sehingga dapat terjadi percampuran darah yang berasal dari kedua bilik jantung tersebut. Derajat pemisahan ventrikel ini makin menuju ke kesempurnaan pada reptile bertingkat tinggi. Pada buaya, sekat bilik jantungnya hamper sempurna, dan hanya terdapat kedua hubungan ventrikel pada suatu lubang yang di sebut foramen panizzae. Adanya foramen ini memungkinkan distribusi oksigen kea lat-alat pencernaan dan pemeliharaan keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.

Seperti halnya dengan system transportasi pada katak, reptile mempunyai dua aorta yang membelok ke kiri dan ke kanan. Dari kedua aorta ini bercabanglah arteri-arteri yang menuju ke daerah kepala dan tungkai depan dan arteri-arteri yang menuju ke organ-organ lain. System vena pada reptile sama dengan system vena pada katak.
System peredaran darah pada burung terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung burung adalah besar dan berbentuk kerucut dan di bungkus oleh suatu selaput yang di sebut pericardium

Jantung burung terbagi dalam 4 bagian, yaitu: atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium dan ventrikel dibatasi oleh skat bilik serambi yang mempunyai klep. Atrium kiri dan atrium kanan dibatasi dengan skat serambi, sedangkan skat yang membatasi ventrikel kiri dan kanan disebut skat bilik. Disini sudah ada pemisahan sempurna antara darah arteri dan darah vena. Pada burung, busur aorta di sebelah kiri sudah tidak ada, dan system portanya hanya terdiri dari system porta hepatikus.









C. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
Seperti halnya pada vertebrata, siatem transportasi pada manusia juga dilakukan oleh darah dan alat-alat transportasinya.

1. DARAH
Kita sering mengatakan bahwa darah manusia berwarna merah, padahal warna merah ini tidak tetap. Kadang-kadang warnanya merah tua, dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida. Bila darah didiamkan selama beberapa waktu, maka akan tinggal cairan yang berwarna kekuningan, sedangkan warna merah akan mengendap. Darah manusia terdiri dari 2 komponen, yaitu: sel-sel darah dan cairan darah atau plasma darah.

Volume darah didalam tubuh kurang lebih sepertigabelas berat badan pada orang dewasa yang sehat atau kurang lebih 4-5 liter. Bila cairan darah didalam tubuh terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka tubuh sendiri mengatur exspresi melalui keringat dan air kencing sehingga kadar larutan didalam darah dan tekanan osmosis darah akan tetap.

Fungsi utama darah adalah:

• Sebagai alat pengangkut sari-sari makanan dan oksigen keseluruh bagian tubuh, dan sebaliknya mengangkut hasil-hasil oksidasi yang tak digunakan dari jaringan tubuh ke alat-alat exskresi;

• Menjaga agar temperatur tubuh, yaitu dengan memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke bagian lain yang tidak aktif;
• Mengedarkan air ke seluruh bagian tubuh;

• Mengedarkan getah-getah hormon dari kelenjar buntu;


Selain fungsi utama darah sebagai sarana transportasi, fungsi lain adalah:

• Menghindarkan tubuh dari infeksi dengan antibodi.sel darah putih dan sel darah pembeku:

• Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan-jaringan tubuh.


a. Sel-sel Darah

Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Bila darah dipindahkan dari pembuluh darah (vena) ke dalam sebuah tabung reaksi, dan darah dijaga jangan sampai membeku, maka darah tersebut dapat di pisahkan menjadi dua lapisan. Lapisan bawah terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah atau sel darah pembeku (trombosit), Sel-sel darah ini merupakan 45% dari seluruh volume darah. dan sisanya sebanyak 55% berupa cairan darah (plasma darah). yang mengandung larutan berbagai macam zat anorganik dan organik.
Dalam fungsi transportasi, sel darah merah memegang peranan penting karena sel darah merah mengandung senyawa jenis protein yang disebut hemoglobin. Sedangkan sel darah putih berperan dalam hal kekebalan tubuh dan keping darah (trombosit) dalam hal penutupan luka.


1) Sel Darah Merah

Sel-sel darah merah atau eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm3 darah pada orang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta dan pada orang perempuan dewasa mengandung kira-kira 4 juta sel darah merah. Masing-masing sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Bentuk sel darah merah hikonkaf dan berwarna kekuning-kuningan. Warna merah yang dimilikinya, berasal dari hemoglobin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin.

Fungsi hemoglobin ialah untuk mengangkut oksigen dan menjaga keseimbangan asam dan basa didilam tubuh. Bila seseorang dalam sel-sel darah merahnya kekurangan zat besi maupun hemoglobin,maka hal ini dapat mengakibatkan warna pucat yang disebut kurang darah atau anemia. Orang yang darahnya kurang mengandung oksigen akan berwarna kebiru-biruan,yang disebut sianosis,. Misalnya, bila seorang tercekik atau batuk tidak henti-hentinya maka warna biru akan tampak jelas pada bibirnya.

Jumlah sel-sel darah merah didalam tubuh dapat pula menjadi berkurang karena luka yang banyak mengeluarkan darah, ataupun karena adanya kuman-kuman penyakit pemakan sel-sel darah merah, misalnya kuman malaria dan cacing tambang. Hal ini dapat pula disbabkan karena pembuatan sel-selnya terganggu, misalnya karena adanya gangguan pada sel-sel sumsum tulang belakang, bagian epifisis tulang pipa dan tulang-tulang pipih. Sel-sel darah merah dibentuk di dalam susunan tulang pipih, dan pada bayi dibentuk di dalam hati.

Sel darah merah yang telah tua dan mati diuraikan dalam limfe dan hati. Hemoglobin yang berwarna kemerahan dirombak dan di jadikan zat warna biru empedu (bilirubin).



2) Sel-sel Darah Putih

Sel darah putih atau leukosit lebih sedikit jumlahnya di bandingkan dengan jumlah sel darah merah. Pada orang dewasa L/P, setiap mm3 darahnya terdapat kira-kira 6.000-9.000 butir.

Jenis sel darah putih bermacam-macam. Umumnya sel-sel darah putih lebih besar dari pada sel darah merah. Sel darah putih berbentuk ameboit, dan berinti sel yang bulat atau cekung. Sel darah putih di buat dalam sumsum tulang merah, limfe, kelenjar limfe, dan jarinngan retikuloendotelium.

Tugas utama sel darah putih adalah untuk ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain yang ada di dalam tubuh. Oleh karena itu sel-sel darah putih juga sering disebut fagosit. Kadang-kadang juga berfungsi sebagai alat pengangkut zat lemak, sehingga sel darah putih lebih banyak terdapat dalam pembuluh kil dan pembuluh limfe.



Macam –macam sel darah putih

Sel darah darh putih terdiri dari agranulosit dan granulosit. Agranulosit terdiri atas monosit dan limfosit, sedangkan granulosit terdiri atas netrofil, basofil, dan eosinofil.

a) Monosit, berinti bulat atau bulat panjang dan besar bersifat fagosif dan bisa bergerak cepat.

b) Limfosit, ada yang kecil (hanya lebih besar sedikit dari sel darah merah) dan ada yang besar, berinti satu, dan tidak dapat bergerak. Berfungsi untuk kekebalan (imunitas)

c) Netrofil, dapat di bagi-bagi lagi menurut keadaan intinya; ada yang berinti seperti batang, beriti bengkok, dan ada pula yang berinti bercabang-cabang, sifatnya adalah fagosit.

d) Basofil, berbintik-bintik kebiruan dan bersifat fagosit.

e) Eosinofil. mengandung bintik-bintik warna kemerahan yang makin bertambah jumlahnya bila ada infeksi, dan bersifat fagosit.



3) Sel darah pembeku

Sel darah pembeku atau trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sel ini kecil-kecil dalam bentuk tidak teratur dan sering disebut sel darah pembeku. Pada umumnya setiap mm3 darah pada orang dewasa mengandung sejumlah 200.000-400.000 butir trombosit

Trombosit tidak berinti dan di buat didalam sumsum tulang. Pada penderita penyakit hemofili, darahnya sukar membeku sehingga terus mengalir dari setiap luka. Pembekuan darah itu sendiri merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit.

Jaringan dan alat-alat tubuh yang membuat sel-sel darah secara kontinu berbeda pada waktu masih embiro dan sudah dewasa. Pada waktu embiro dan bayi sel-sel darah dibuat di limfe dan hati. Eritoblas adalah tempat pembuatan sel-sel darah merah. Jaringan reticular adalah tempat pembuatan sel-sel darah putih , dan megakariosit adalah tempat pembuat sel-sel darah pembeku. Macam sel darah putih yang lain dibuat di dalam kelenjar limfe

b. Cairan darah

Cairan darah (Plasma darah) terdiri dari air dan larutan berbagai macam zat anorganik dan organic yang terlarut dalamnya lebih kuramg sejumlah 7-10%. Karena sifatnya sebagai pelarut bahan-bahan tersebut itulah, maka cairan darah berperan dalam transportasi zat-zat dalam tubuh.

Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain:
1) sari makanan dan mineral ynag terlarut dalam darah, misalnya glukosa, asam lemak, gliserin,kolesterol, dan asam amino, (sari makanan) dan garam-garam mineral;

2) enzim, hormone dan antibody, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel;

3) protein yang terlarut dalam darah, misalnya globulin, albumin dan fibrinogen;

4) urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme;

5) O2 CO2 dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.



Protein yang larut dalam darah disebut protein darah, terdiri atas albumin globulin dan fibrinogen. Molekul-molekul ini cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Albumin mempunyai pengaruh besar dalam tekanan osmosis darah. Fibrinogen diperlukan dalam proses pengumpulan darah.

Bila protein asing yang tidak sesuai masuk kedalam tubuh, maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan atau membinasakanya. Hal ini perlu diperhatikan dalam peristiwa transfusi darah. Transfuse darah di perlukan bila seseorang kekurangan darah dari volume normal darah. Kekurangan darah dapat disebabkan oleh penyakit atau dapat juga karena luka, baik luka kecelakaan maupun luka yang disemgaja(operasi), maka agar fungsi transportasi tidak terganggu, diperlukan penambahan darah atau transfuse darah . meskipun semua darah manusias tampaknya sama, tetapi kandungan proteinnya sangat berlainan. Protein asing itu disebut antigen, yaitu penyebab timbulnya zat penolak yang disebut zar anti atau antibodi.

Setiap antibodi dibentuk kusus untuk menghadapi adanya protein asing yang biasanya berbentuk kuman-kuman penyakit. Antibody yang dapat mengumpulkan antigen, disebut prespiyin; yang dapat menguraikan disebut lisin; dan yang dapat menawarkan racun disebut antioksin.

Dr. Karl Landsteiner, seorang ahli imunologi dan ilmu penyakit, kelahiran Australia (1868-1943), dan Donath menemukan perbrdaan-perbedaan antigen yang dikandung dalam darah manusia . Atas dasar inilah mereka membagi golongan darah manusia dalam 4 macam, yaitu golongan darah A; B; AB; dan O;

• Bila didalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin b, maka rumus darah orang tersebut adalah (A,b.) dan mempunyai golongan darah A.

• Bila sel darah seseorang mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin a, maka rumus darah orang tersebut adalah (B,a.) dan mempunyai golongan darah A.

• Bila sel darah seseorang mengandung aglutinogen A, dan aglutinogen B, tetapi serum darahnya tidak dapat membuat agglutinin, maka rumus darah orang tersebut (A,B,) dan mempunyai golongan darah A,B.

• Bila didlam sel darah seseorang tidak mengandung aglutinogen dan serum darahnya dapat membuat agglutinin a dan b, maka rumus darah orsng tersebut adalah (-,ab ) dan mempunyai golongan darah O.


Dalam transfusi darah, yang perlu diperhatikan bagi donor adalah jenis aglutinogennya didalam sel darah merah (eritrosit), sedangkan bagi resipien adalah jenis aglutininnya didalam plasma darah.
Orang yang mendapat darah, disebut penerima darah atau resipien, dan sebaliknya orang yang memberi darah disebut pemberi darah atau donor. Sel darah yang di berikan kepada resipien adalah senyawa protein. Bila senyawa ini tidak sesuai, maka senyawa tersebut akan bersifat sebagai antigen. Sel darah akan di gumpalkan atau mengalami aglutinasi. Masing-masing orang memiliki golongan darah tertentu. Ini berarti bahwa sel darah seseorang mengandung zat aglutinogen tertentu, dan plasma darahnya dapat membuat aglutinin tertentu pula.

Dari skema pindah tuang darah berikut tampak bahwa darah O dapat memberikan darahnya kesemua golongan darah. Sehingga golongan darah O disebut Donor universal, sebaliknya golongan darah AB disebut resipien universal. Pada umumnya orang Indomesia bergolongan darah B atau O, orang Eropa umumnya mempunyai golongan darah A atau AB. Orang Peru mempunyai golongan darah O dan orang Australia mempunyai golongan darah A dan O.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI nomor 1147/YAN MED/RSK/1991 Bab persyaratan Teknis kegiatan pengambilan pengamanan pengolahan penyimpangan serts penyamoaian Darah subbab C. No,5 a dan no 6 disebutkan bahwa

1) Penderita yang tidak diketahui golongan darah ABO nya dapat diberikan sel darah pekat golongan O.
2) Dalam menyiapkan plasma cair, plasma segar beku, kriopresipitat, dan trombosit pekat yang aman dan siap pakai untuk transfuse tidak perlu dilakukan reaksi silang, tapi harus sesuai golongan darah ABO nya dengan sel darah merah pasien.

Pada tahun 1940, Landsteiner menemukan golongan darah A, yang juga dapat diberikan kepada darah kera jenis Macaus rhesus, tetapi 15% lainnya tidak dapat di berikannya dan terjadilah aglutinasi.

Selanjutnya Philip Lavine, seorang serologi bangsa Amerika mengemukakan bahwa penyakit kuning pada bayi dapat disebabkan karena sel-sel darah bayi binasa oleh aglutinin yang berasal dari Ibunya. Pertolongan yang dapat diberikan ialah dengan ‘mengganti’ darah bayi seluruhnya. Dalam keadaan darurat, misalnya dalam peperangan, kekurangan darah yang di sebabkan karena luka-luka dapat diganti dengan pemberian plasma darah, bukan sel darah, plasma darah dapat dikringkan dan diencerkan kembali sebelum digunakan. Pada umumnya transfusi darah dilakukan kepada:

1) orang yang mengalami kecelakaan atau luka parah;
2) orang yang mengalami tubuh terbakar;
3) orang yang kehilangan banyak darah, misalnya karena dioperasi;
4) orang yang kekurangan darah yang akut;dan
5) orang yang mengidap penyakit kronis.


2. Alat-alat Peredaran Darah

a. Jantung

Jantung merupakan alat pemompa darah yang terletak didalam rongga dada dan diatas diafragma. Dinding jantung terdiri dari tiga lapis, yaitu pericardium sebagai selaput pembungkus jantung, miokardium sebagai otot jantung;dan endokardium sebagai selaput yang membatasi ruangan jantung.
Ruangan jantung terdiri dari 4 bagian, yaitu dua serambi ( atrium ) kanan dan kiri dan dua bilik ( ventrikl ) kanan dan kiri.
Otot jantung atau miokardium tersusun dari jenis otot kerdiak yang berkerja tidak kehendak kita. Pada sekat antara dua serambi jantung terdapat simpul srsf yang merupakan saraf tak sadar. Otot jantuing bagian bilik (ventrikel) lebih tebal dari pada otot jantung baagian serambi atau atrium. Dan bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari pada bagian kanan.
Jantung yang terus-menerus bekerja memompa darah keseluruh bagian tubuh mendapat makanan dan oksigen dari darah yang diangkutoleh nadi tajuk (arteri koronaria). Nadi ini kecil dan dapat tersumbat sehingga kerja jantung dapat terhenti. Peristiwa penyumbatan nadi jantung ini disebut koronariasis.
Bila serambi jantung mengembang, maka jantung menghisap darah dari pembuluh balik (vena kava supersior dan vena kava inferior) masuk ke dalam serambi kanan dan dari vena pulmonalis darah masuk ke serambi kiri. Vena pulmonalis mengandung darah yang kaya oksigen. Bila serambi jantung menguncup maka bilik jantung mengembang, darah mengalir dari serambi masuk ke dalam bilik. Bilik jantung merupakan bagian jantung yang berfungsi memompa darah meninggalkan jantung. Dari bilik kiri, darah arterial yang kaya oksigen di pompa ke seluruh bagian tubuh, sedangkan dari bilik kanan, drah yang kaya CO2 dipompa ke paru-paru. Setelah darah terpompa keluar otot bilik mengendor ( relaksasi ) maxsimum, dan tekanan ruangan jantung pada saat itu paling rendah. Peristiwa ini di sebut diastole.
Sesudah darah masuk ke dalam bilik, rangsang memulai berkas his terputus sebentar, kurang lebih sepersepuluh detik dan di gunakan oleh otot jantung untuk beristirahat. Kemudian mulailah otot bilik jantung menguncup dan darah di dalam bilik di pompakan ke pembuluh nadi paru-paru maupun aorta sama banyak, sehingga tekanan ruangan cenderung menjadi maksimum. Peristiwa ini di sebut sistole.

b. pembuluh darah

Sesudah darah keluar jantung, darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh nadi adalah pembuluh yang keluar dari jantung. Dinding ototnya tebal dan elastis, membantu tenaga pemompaan jantung dalam peredaran darah. Katup hanya ada sebuah, yaitu tepat di luar jantung. Umumnya arteri terletak di bagian dalam tubuh, hanya di beberapa tempat arteri terdapat di dekat permukaan tubuh sehingga dapat dirasakan denyutnya.
Pembuluh nadi tempat darah keluar jantung ada dua, yang satu menuju keseluruh bagian tubuh di sebut nadi besar (aorta). Aorta ini keluar dari bilik kiri, dimana darahnya mengandung banyak oksigen (darah arteri). Pembuluh nadi yang lain menuju ke paru-paru (arteri pulmanolis). Pembuluh ini keluar dari bilik kanan darahnya banyak mengandung karbondioksida serta uap air dan mengikat oksigen dari udara. Dari paru-paru darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik paru-paru (pulmonalis). Peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung ini di sebut peredaran darah kecil.
Arteri akan bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil yang di sebut arteriol. Arteri dan arteriol berdinding otot tebal. Arteriol bercabang-cabang halus menjadi kapiler. Dinding pembuluh kapiler hanya terdiri dari selapis sel dan sedemikian sempitnya sehingga sel-sel darah hanya dapat lewat satu persatu. Di dalam pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran gas. Darah dari kapiler kambali ke jantung melalui venula, kemudian ke pembuluh balik (vena). Umumnya pembuluh balik lebih tipis, tetapi lubang pembuluhnya lebih luas. Sepanjang pembuluh balik terdapat banyak katup-katup untuk mencegah agar darah tidak mengalir kembali. Peredaran darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung, di sebut peredaran darah besar.

c. Pembuluh limfe (getah bening)

Pembuluh limfe di sebut juga getah bening. Pembuluh limfe di mulai dari berbagai jaringan-jaringan tubuh. Semua cairan limfe yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan di kumpulkan dalam pembuluh limfe dan bersatu menjadi pembuluh limfe kanan (duktus limfatikus dekster). Pembuluh limfe ini bermuara di pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan.
Semua pembuluh limfe dari bagian lain dikumpulkan dalam pembuluh limfe dan bersatu menjadi pembuluh limfe dada (duktus torakikus) dan bermuara ke dalam vena di bawah tulang selangka kiri.

3. Sistem imunitas (kekebalan)

Virus kadang-kadang melewati kulit dan selaput lendir untuk menghindarkan diri dari sel-sel system kekebalan yang ada di dalam darah, dan masuk ke dalam sel tubuh. Kemudian sel-sel tubuh memprodusir interferon. Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di sekitarnya terhadap virus.
Respon kebal mempunyai tiga ciri, yaitu kekhususan, pengenalan terhadap benda asing, dan daya ingatan. Peranan system kekebalan adalah untuk mengenali dan membinasakan antigen asing yang masuk kedalam tubuh. Suatu antigen adalah setiap benda atau zat yang dapat memacu tubuh untuk meningkatkan repons kebal terhadapnya. Antigen yang paling umum adalah protein yang mengandung substansi dari organisme yang lain, seperti toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau lapisan protein penutup virus.

a. Anatomi system kekebalan
Banyak interaksi seluler yang terlibat dalam respons kebal berlangsung di dalam simpul-simpul limfe, di dalam limfe, dan di tempat-tempat utama di mana pathogen masuk ke dalam tubuh. Tempat-tempat utama itu antara lain: lapisan saluran alat pernafasan, alat pencernaan, genetalia, dan saluran alat kencing.
Kita ketahui bahwa getah bening mengalir secara lambat masuk ke dalam pembuluh limfe yang berdinding tipis dan mengalir kembali masuk ke dalam darah lewat pembuluh torakikus. Sewaktu-waktu sepanjang pembuluh limfe, getah bening masuk melalui simpul-simpul limfe yang di lapisi oleh sel-sel darah putih (leukosit). Simpul-simpul limfe menyaring benda-benda asing keluar dari limfe. Tonsil dan adenoid adalah simpul-simpul limfe di dalam tenggorokan dan hidung. Limfe bekerja menyerupai filter untuk darah.

b. Sel-sel system kekebalan

Kelompok utama leukosit yang berperan dalam respons kebal ialah:
1. fagosit, yang meliputi netrofil dan makrofag. Netrofil terdapat di dalam darah. Makrofag dapat meninggalkan system peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan dan rongga tubuh;
2. limfosit, yaitu sel-sel kecil dengan bentuk berubah-ubah yang mengenali antigen, menghasilkan antibody dan mengontrol respon kebal. Limfosit beredar ke seluruh bagian tubuh, dari aliran darah terus ke limfe dan kembali ke dalam darah. Limfosit mempunyai dua bentuk utama, yaitu T.limfosit dan B.limfosit. keduanya berasal dari sumsum tulang.
c. Vaksinasi
Vaksinasi terhadap suatu penyakit yang khusus menyebabkan system kekebalan, dapat meningkatkan respon kebal pertama dan menghasilkan sel-sel memori (sel system imun yang mengingat peristiwa imonologik tertentu) yang siap untuk memicu respon kebal kedua pada perlawanan tubuh yang pertama terhadap antigen penyakit .

d. Kegagalan system kekebalan

Sistem kekebalan adalah sangat vital dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Bila sesuatu berjalan salah dengan system kekebalan tubuh maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, bila kelenjar timus tidak normal kerjanya, maka T.limfosit gagal untuk berkembang.
Otomonitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh mengembangkan antibody pada antigennya sendiri. Secara wajar, tubuh “belajar” untuk mengenali proteinnya sendiri dan antigen lainnya selama perkembangan dan tidak dapat memprodusir antibody untuknya. Akan tetapi, kadang-kadang system pengenalan diri pecah. Dalam beberapa contoh, hal ini terjadi karena tubuh di pacu untuk memprodusir antibody dalam merespon antigen asing yang serupa dengan salah satu antigen tubuhnya sendiri. Dalam kasus semacam ini antibody dapat merusak protein tubuh yang serupa maupun antigen asing. Contohnya, antibody yang terbentuk selama demam rematik dapat menyebabkan reaksi otoimunitas yang menguraikan protein tubuh di kemudian hari, terutama di dalam jantung. Arthritis rematik, anemia pernisiosa, penyakit addeson dan sejumlah penyakit lain yang bersifat merusak juga di perkirakan di sebabkan oleh otoimunitas. Jadi, otoimunitas merupakan kegagalan daya diskriminasi endogen-endogen pada system kekebalan sehingga zat yang berasal dari tubuh sendiri di anggap sebagai zat atau benda asing dan terhadapnya di bentuk zat anti ( antibody).

C. Kelainan dan gangguan pada system transportasi darah

Beberapa kelainan pada system transportasi darah, yang disebabkan oleh factor-faktor keturunan, ataupun sebab-sebab yang belum diketahui.:
1. hemofili, adalah suatu penyakit keturunan dimana darah sukar membeku.
2. anemia atau penyakit kekurangan darah mungkin disebabkan karena hemoglobinnya kurang mengandung zat besi., atau karena memang kekurangan sel darah merah.
3. leukemia atau kangker darah disebabkan karena produksi sel-sel darah putih yang tidak dapat terkendalikan.
4. varises adalah pelebaran pembuluh vena, umumnya terdapat di bagian betis.
5. hipertensi adalah tekanan darah arteri yang abnormal tinggi.
6. hipotensi adalah tekanan darah yang abnormal rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan Pesan/komentar anda..!!